Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga

Dari Tabel 1. dapat dilihat serangga yang paling banyak ditemukan adalah dari ordo Isoptera Rhinotermitidae, sedangkan bila dilihat dari statusnya pada Tabel 2. tergolong kedalam serangga merugikan hama, oleh karena itu perlu penanganan yang khusus untuk mengendalikan serangga ini. Pahan 1996 dan Gurning 1997, menyatakan bahwa rayap merupakan salah satu hama utama tanaman kelapa sawit di lahan gambut. Selain menyerang di pembibitan, rayap juga menyerang tanaman kelapa sawit tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan. Serangan hama rayap merupakan problem yang perlu penanggulangan secara rutin. Dari Tabel 1 dan 3. menunjukkan serangga dari ordo Dermaptera Forfoculidae terdapat di areal TM namun di areal TBM tidak ada dan sebaliknya ordo Mecoptera Panorpidae terdapat di areal TBM namun di areal TM tidak ada. Dari hasil pengamatan dilapangan ordo Dermaptera biasanya hidup dan memangsa serangga lain di tandan kelapa sawit sehingga hanya terdapat di areal TM dan ordo Mecoptera biasanya memangsa serangga-serangga yang hidup di areal terbuka sehingga hanya terdapat di areal TBM.

5. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga

Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga dari dua lokasi Pengkajian di areal Perkebunan PT. Bilah Plantindo pada Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan TM dan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan TBM dapat dilihat dalam tabel 5-7. Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Nilai Indeks keanekaragaman jenis serangga pada kedua areal. NO Lokasi Indeks Keanekaragaman Jenis Keterangan 1. TM 2,962 Sedang 2. TBM 3,385 Tinggi Menurut Michael 1995 ada 3 kriteria keanekaragaman jenis serangga yaitu, bila H`1 berarti keanekaragaman serangga tergolong rendah., bila H’ 1-3 berarti keanekaragaman serangga tergolong sedang, bila H`3 berarti keanekaragaman serangga tergolong tinggi. Berdasarkan kriteria tersebut maka keanekaragaman jenis serangga pada areal TM sedang, hal ini menunjukkan keadaan ekosistem yang ada di lapangan antara hama dan musuh alaminya adalah stabil. Sedangkan pada areal TBM tergolong tinggi, hal ini menunjukkan keadaan ekosistem yang ada di lapangan antara hama dan musuh alaminya hampir seimbang. Dalam hal ini, keseimbangan populasi suatu organisme dalam komunitasnya dapat menurun akibat adanya gangguan terhadap ekosistem tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Indeks keragaman jenis serangga pada areal TM No. SERANGGA Jumlah pi ln pi H 1 COLEOPTERA : 1. Carabidae 11 0.031 -3.483 0.107 2. Chrysomelidae 6 0.017 -4.089 0.069 3. Coccinelidae 9 0.025 -3.683 0.093 4. Dysticidae 6 0.017 -4.089 0.069 5. Scarabaeidae 9 0.025 -3.683 0.093 2 DERMAPTERA : 6. Forfoculidae 11 0.031 -3.483 0.107 3 DIPTERA : 7. Chloropidae 6 0.017 -4.089 0.069 8. Sarcophagidae 8 0.022 -3.801 0.085 4 HEMIPTERA : 9. Alydidae 6 0.017 -4.089 0.069 10. Coreidae 6 0.017 -4.089 0.069 11. Miridae 7 0.020 -3.935 0.077 12. Pentatomidae 8 0.022 -3.801 0.085 5 HOMOPTERA : 13. Cixlidae 8 0.022 -3.801 0.085 14. Cicadelidae 16 0.045 -3.108 0.139 6 HYMENOPTERA : 15. Formicidae 15 0.042 -3.172 0.133 16. Ichneumonidae 3 0.008 -4.782 0.040 17. Vespidae 8 0.022 -3.801 0.085 7 ISOPTERA : 18. Rhinotermitidae 103 0.288 -1.246 0.358 8 LEPIDOPTERA : 19. Danaidae 7 0.020 -3.935 0.077 20. Geometridae 8 0.022 -3.801 0.085 21. Hesperiidae 5 0.014 -4.271 0.060 22. Mimallonidae 12 0.034 -3.396 0.114 23. Pyralidae 5 0.014 -4.271 0.060 24. Satyridae 5 0.014 -4.271 0.060 25. Tortricidae 16 0.045 -3.108 0.139 9 ODONATA : 26. Cordulegastridae 5 0.014 -4.271 0.060 27. Libellulidae 6 0.017 -4.089 0.069 10 ORTHOPTERA : 28. Acridiidae 6 0.017 -4.089 0.069 29. Blattidae 9 0.025 -3.683 0.093 30. Gryllidae 18 0.050 -2.990 0.150 31. Tettigonidae 15 0.028 -3.578 0.100 Total 358 1 2.962 Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Indeks keragaman jenis serangga pada areal TBM No. SERANGGA Jumlah pi ln pi H 1 COLEOPTERA : 1. Carabidae 16 0.036 -3.332 0.119 2. Cicindelidae 13 0.029 -3.540 0.103 3. Ciidae 16 0.036 -3.332 0.119 4. Colydiidae 18 0.040 -3.214 0.129 5. Curculionidae 17 0.038 -3.272 0.124 6. Dermastidae 22 0.049 -3.014 0.148 7. Dysticidae 27 0.060 -2.809 0.169 2 DIPTERA : 8. Cecidomyiidae 9 0.020 -3.908 0.079 9. Syrphidae 9 0.020 -3.908 0.079 10. Sepsidae 5 0.011 -4.495 0.050 3 HEMIPTERA : 11. Coreidae 21 0.047 -3.060 0.143 12. Lygaeidae 11 0.025 -3.707 0.091 13. Nabidae 10 0.022 -3.802 0.085 14. Pyrrhocoridae 13 0.029 -3.540 0.103 15. Reduviidae 11 0.025 -3.707 0.091 4 HOMOPTERA : 16. Cicadellidae 18 0.040 -3.214 0.129 17. Cicadidae 3 0.007 -5.006 0.034 5 HYMENOPTERA: 18. Formicidae 38 0.085 -2.467 0.209 19. Heloridae 10 0.022 -3.802 0.085 20. Repronidae 4 0.009 -4.718 0.042 21. Vespidae 5 0.011 -4.495 0.050 6 ISOPTERA : 22. Rhinotermitidae 2 0.004 -5.412 0.024 7 LEPIDOPTERA : 23. Danaidae 6 0.013 -4.313 0.058 24. Lycaenidae 11 0.025 -3.707 0.091 25. Noctuidae 11 0.025 -3.707 0.091 26. Nymphalidae 4 0.009 -4.718 0.042 27. Pieridae 6 0.013 -4.313 0.058 28. Sphingidae 6 0.013 -4.313 0.058 29. Satyridae 2 0.004 -5.412 0.024 8 MECOPTERA : 30. Panorbidae 7 0.016 -4.159 0.065 9 ODONATA : 31. Coenagrionodae 17 0.038 -3.272 0.124 32. Cordulegastridae 10 0.022 -3.802 0.085 33. Libellulidae 6 0.013 -4.313 0.058 10 ORTHOPTERA : 34. Gryllidae 32 0.071 -2.639 0.189 35. Tetrigidae 17 0.038 -3.272 0.124 36. Tettigonidae 15 0.033 -3.397 0.114 Total 448 1 3.385 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa indeks keanekaragaman serangga pada areal tanaman kelapa sawit menghasilkan tergolong sedang. Hal ini dapat terjadi karena ketersediaan sumber makanan sangat terbatas serta adanya usaha kultur teknis perkebunan dalam hal pengaruh dan pengendalian jasad-jasad pengganggu tanaman dengan menggunakan pestisida. Untung 1996 mengatakan bahwa hambatan lingkungan merupakan faktor biotik dan abiotik di ekosistem yang cendrung menurunkan fertilitas dan kelangsungan hidup individu-individu dalam populsi organisme. Faktor tersebut menghalangi suatu organnisme untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi biotiknya. Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa indeks keanekaragaman serangga pada areal tanaman kelapa sawit belum menghasilkan tergolong tinggi. Hal ini dapat terjadi karena ketersediaan sumber makanan masih tinggi sehingga mendukung untuk perkembangan serangga baik serangga merugikan maupun musuh alaminya. Michael 1995 mengatakan bahwa semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna disuatu tempat tersebar dan semakin tinggi keragaman jenisnya. Universitas Sumatera Utara

6. Jumlah Tanaman Kelapa Sawit yang Terserang Rayap Per Tahun Tanam

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

0 37 81

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Plastik Polipropilena Terhadap Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering

0 38 90

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Studi keanekaragaman serangga di Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineenis Jack.) di PTPN III, Huta Padang, Kabupaten Asahan

2 51 76

Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

6 115 51

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76