2. Pembagian Status Fungsi Serangga pada Areal TM
Status fungsi serangga pada areal tanaman kelapa sawit menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pembagian status fungsi serangga pada areal TM
No. Ordo
Status Serangga
merugikan Parasitoid
Predator Serangga
berguna Tidak
diketahui 1
Coleoptera
1. Chrysomelidae
1. Carabidae
2. Scarabaeidae
2. Coccinelidae
2
Dermaptera
3. Forfuculidae
3 Diptera
4. Chloropidae
5. Sarcopagidae
4 Hemiptera
3. Alydidae
4. Coreidae
5. Miridae
6. Pentatomidae
5
Homoptera
7. Cicadelidae
1. Cixlidae 6
Hymenoptera
1. Ichneumonidae
6. Formicidaae
2. Roproniidae
7. Vesvidae
7
Isoptera
8. Rhinotermitidae
8 Lepidoptera
9. Geometridae
1. Danaidae
10. Hesperiidae
2. Satyridae
11. Mimallonidae
12. Pyralidae
13. Tortricidae
9
Odonata
8. Cordulegastridae
9. Libellulidae
10
Orthoptera
14. Acridiidae
15. Blattidae
16. Gryllidae
17. Tettigonidae
Total 17
2 9
2 1
Sumber: Analisis Data 2009 dan Susilo 2007. Dari Tabel 2. di atas status serangga sebagai hama yang kemungkinan
dapat merusak tanaman kelapa sawit adalah ordo Coleoptera Scarabaeidae, ordo
Universitas Sumatera Utara
Isoptera Rhinotermitidae, ordo Lepidoptera Geometridae, Hesperidae dan odo Orthoptera Acridiidae, Tettigonidae.
Dari Tabel 2. diketahui status serangga yang berperan sebagai hama terdiri dari 19 famili, parasitoid 2 famili, predator 12 famili, serangga berguna 2 famili
dan yang tidak diketahui statusnya 1 famili. Dari keberadaan status serangga tersebut dapat diketahui bahwa jumlah family serangga merugikan lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah serangga lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada areal tanaman menghasilkan semakin sedikit keanekaraagaman tumbuh-tumbuhan
dan campur tangan manusia masih tetap ada dan cenderung meningkat, misalnya dalam mengendalikan gulma dan hama tersebut manusia menggunakan pestisida
kimia guna mendapatkan hasil yang maksimal. Susilo 2007 mengatakan peledakan hama dapat dikaitkan dengan aplikasi pestisida yang intensif pada
agroekosistem. Pestisida yang diaplikasikan diduga lebih efektif terhadap musuh alami dari pada hama sehingga musuh alami tidak mampu lagi mengendalikan
hama secara alami. Hama yang terbebas dari musuh alami itu kemudian mampu merekoloni, apalagi bila menjadi resisten tehadap pestisida itu, populasinya
meningkat sangat cepat. 3. Kelimpahan Serangga pada Areal TBM
Pengkajian terhadap kelimpahan serangga pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan menunjukkan nilai-nilai kerapatan mutlak, kerapatan relatif,
frekuensi mutlak, dan frekuensi relatif yang dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil pengamatan yang didapat menunjukkan bahwa selama pengamatan,
jumlah serangga yang tertangkap dengan menggunakan berbagai jenis perangkap
Universitas Sumatera Utara
pada areal TBM adalah sebanyak 10 ordo, yang terdiri dari 36 famili, dengan jumlah populasi serangga sebanyak 448
ekor. Dari Tabel 3. diketahui nilai KM tertinggi adalah ordo Hymenoptera
Formicidae yaitu sebanyak 38 ekor dengan nilai KR sebesar 8,482 , sedangkan yang terendah adalah ordo Isoptera Rhinotermitidae dan ordo Lepidoptera
Pieridae dan Satyridae yaitu sebanyak 2 ekor dengan nilai KR sebesar 0,446 . Nilai FM tertinggi adalah, ordo Coleoptera Carabidae, Dysticidae, ordo
Homoptera Cicadellidae ordo Hymenoptera Formicidae, ordo Odonata Coenagrionodae dan ordo Orthoptera Gryllidae yaitu sebanyak 5 dengan nilai
FR sebesar 4,032 . Nilai FM terendah adalah ordo Isoptera Rhinotermitidae dan ordo Lepidoptera Satyridae yaitu sebanyak 1 dengan nilai FR sebesar
0,806 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Jumlah serangga yang tertangkap pada areal TBM
No. SERANGGA
Pengamatan KM
KR FM
FR 1
2 3
4 5
1 COLEOPTERA :
1. Carabidae
4 2
5 2
3 16
3.571 5
4.032 2.
Cicindelidae 4
5 4
13 2.902
3 2.419
3. Ciidae
5 6
5 16
3.571 3
2.419 4.
Colydiidae 4
7 2
5 18
4.018 4
3.226 5.
Curculionidae 3
5 7
2 17
3.795 4
3.226 6.
Dermastidae 4
4 8
6 22
4.911 4
3.226 7.
Dysticidae 5
8 3
3 8
27 6.027
5 4.032
2 DIPTERA :
8. Cecidomyiidae
2 2
3 2
9 2.009
4 3.226
9. Syrphidae
2 3
2 2
9 2.009
4 3.226
10. Sepsidae
2 1
2 5
1.116 3
2.419
3 HEMIPTERA :
11. Coreidae
4 9
5 3
21 4.688
4 3.226
12. Lygaeidae
2 3
3 3
11 2.455
4 3.226
13. Nabidae
4 3
3 10
2.232 3
2.419 14.
Pyrrhocoridae 4
4 5
13 2.902
3 2.419
15. Reduviidae
2 5
4 11
2.455 3
2.419
4 HOMOPTERA :
16. Cicadellidae
3 3
5 3
4 18
4.018 5
4.032 17.
Cicadidae 1
1 1
3 0.670
3 2.419
5 HYMENOPTERA:
18. Formicidae
6 9
8 7
8 38
8.482 5
4.032 19.
Heloridae 4
3 2
1 10
2.232 4
3.226 20.
Repronidae 1
2 1
4 0.893
3 2.419
21. Vespidae
2 2
1 5
1.116 3
2.419
6 ISOPTERA :
22. Rhinotermitidae
2 2
0.446 1
0.806
7 LEPIDOPTERA :
23. Danaidae
2 2
2 6
1.339 3
2.419 24.
Lycaenidae 2
3 3
3 11
2.455 4
3.226 25.
Noctuidae 3
3 5
11 2.455
3 2.419
26. Nymphalidae
2 2
4 0.893
2 1.613
27. Pieridae
3 3
6 1.339
2 1.613
28. Sphingidae
2 2
2 6
1.339 3
2.419 29.
Satyridae 2
2 0.446
1 0.806
8 MECOPTERA :
30. Panorbidae
2 3
2 7
1.563 3
2.419
9 ODONATA :
31. Coenagrionodae
2 3
4 3
5 17
3.795 5
4.032 32.
Cordulegastridae 2
3 4
1 10
2.232 4
3.226 33.
Libellulidae 2
2 2
6 1.339
3 2.419
10 ORTHOPTERA :
34. Gryllidae
7 5
7 6
7 32
7.143 5
4.032 35.
Tetrigidae 7
4 6
17 3.795
3 2.419
36. Tettigonidae
5 6
4 15
3.348 3
2.419
Total 96
92 89
75 96
448 100
124 100
Sumber : Kalshoven 1981, Sulthoni dan Subiyanto 1980, dan Borror 1992
Universitas Sumatera Utara
4. Pembagian Status Fungsi Serangga pada TBM