Pembinaan Mental Rohani Islam

Pembinaan hampir sama dengan bimbingan. Bimbingan secara harfiah dapat diartikan sebagai memajukan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang. 13 Di sini penulis akan melihat persamaan yang sama dari kata pembinaan dan bimbingan. Bimbingan secara bahasa merupakan terjemahan dari kata guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti “menunjukan”, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa yang akan datang. 14 Di bawah ini akan dipaparkan beberapa pengertian yang lebih jelas dari para ahli. Menurut Prayitno, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada orang lain, baik secara perorangan individu maupun secara kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, yaitu mengenal diri sendiri dan lingkunganya, menerima diri sendiri dan lingkunganya secara positif dan dinamis, mengambil keputusan diri sendiri, mengarahkan diri sendiri dan mewujudkan diri sendiri. Sebagaimana yang dikutip dari John M. Brewer, ahli guidance and counceling dari Amerika Serikat, memandang bahwa pendidikan itu sebenarnya merupakan pekerjaan mendidik, yaitu pendidikan yang baik good education, karena anak didikanak bimbing adalah makhluk yang mendambakan kehidupan masa datang yang lebih baik. 15 13 HM. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta: Bulan Bintang, 1985. Cet. Ke-4, h. 18. 14 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Agama Jakarta: PT Golden Terayon Press. Cet. Ke-1,h. 1. 15 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Bandung: Pustaka Setia, 1998. Cet. Ke-1, h. 72. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri urusan orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan diwarisi, tetapi harus dikembangkan. 16 Menurut Bimo Walgito mengatakan bimbingan adalah “pemberian bantuan dan pertolongan kepada individu atau kelompok individu dalam mengatasi segala permasalahan yang dihadapi agar individu atau kelompok individu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. 17 Sedangkan pembinaan merupakan suatu tujuan untuk merubah pola hidup manusia dengan membangun, mengembangkan kemampuan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Di dalam buku berjudul “Pokok-Pokok Pikiran Tentang Agama” juga di sebutkan bahwa pembinaan hampir sama juga dengan bimbingan dan penyuluhan. Bimbingan secara harfiah dapat diartikan sebagai memajukan, memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang. 18 Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian pendapat orang-orang di atas tentang pembinaan yang berhubungkan dengan pengertian bimbingan, yaitu mengarahkan seseorang terhadap sesuatu yang lebih baik. 16 Prayitno, dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004. Cet. Ke-2, h. 95. 17 Bimo Walgito, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah Yogyakarta: Andi Offset, 1993, Cet. Ke-2, h. 4. 18 Hamdani Jabir, “Model Pembinaan Mental Terhadap Gelandangan dan Pengemis Di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi, ” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011, h. 19. 2. Pengertian Mental Setelah membahas tentang apa itu pembinaan dan bagaimana korelasi antara pembinaan dengan bimbingan serta penyuluhan, di bawah ini penulis akan membahas tentang pengertian mental dan bagiannya. Menurut Notosoedirjo dan Latipun, kata mental diambil dari Bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa Latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Istilah mental hygiene dimaknai sebagai kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha peningkatan. 19 Pada istilah lain, H.M Arifin menyatakan bahwa, “arti mental adalah sesuatu kekuatan yang abstrak tidak tampak serta tidak dapat dilihat oleh pancaindra tentang wujud dan zatnya, melainkan yang tampak adalah hanya gejalanya saja dan gejala inilah yang mungkin dapat dijadikan sasaran penyediaan ilmu jiwa atau lainnya. 20 Kata mental berasal dari “Kamus Besar Bahasa Indonesia” yang berarti bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan, melainkan juga pembangunan batin dan watak. 21 Pengertian lain juga menyebutkan, mental juga diartikan sebagai kepribadian yang merupakan kebulatan yang dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotornya. Dalam ilmu psikiatri dan psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai ganti 19 Riana Amelia, “Metode Bimbingan Mental Spiritual Terhadap Penyandang Masalah Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011, h. 21. 20 Ibid., h. 22. 21 Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta:T.pn., t.t., h.733. dari kata personality kepribadian yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap attitude dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya. 22 Para ahli dalam bidang perawatan jiwa, dalam permasalahan mental telah membagi manusia menjadi dua golongan besar yaitu 1 golongan yang sehat mentalnya dan 2 golongan yang idak sehat mentalnya. a. Golongan yang sehat mentalnya Kartini Kartono juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki mental yang sehat adalah yang memiliki sifat-sifat yang khas antara lain: mempunyai kemampuan bertindak secara efisien, memiliki tujuan hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordinasi antara segenap potensi dengan saha- usahanya, memiliki regulasi diri dan integrasi kepribadian dan memiliki batin yang tenang. Disamping itu juga kesehatan mental tidak hanya terhindarnya diri dari gangguan batin saja, tetapi juga posisi pribadinya seimbang dan baik, selaras dengan dunia luar, dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya. 23 Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” dikatakan bahwa “ kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara 22 ”Pengertian Pembinaan Mental,” artikel ini di akses pada jam 22.29 tanggal 5 Juli 2011 dari situs http:www.masbied.com20091224pengertian-pembinaan-mental 23 Ibid. resignasi penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan”. 24 Zakiah Daradjat mendefenisikan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri terhadap individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika mental sehat dapat dicapai, maka individu memiliki hubungan, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku. 25 b. Golongan yang kurang sehat mentalnya Golongan yang kurang sehat adalah orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan karena ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental dalam dirinya. Gejala-gejala umum yang kurang sehat mentalnya, yakni dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain perasaan, pikiran dan kelakuannya. 26 Dapat dipahami bahwa mental merupakan bagian dari diri manusia yang tercermin dalam bentuk perilaku dan terbentuk dari lingkungan yang ia tempati, serta menciptakan efek tertentu sesuai pengaruh lingkungan sekitar. Kesehatan mental adalah tujuan yang dicapai bagi orang yang memiliki kepribadian yang normal, terkadang kepribadian yang normal pun belum mampu 24 Pengertian Pembinaan Mental, http:www.masbied.com20091224pengertian- pembinaan-mental 25 Pengertian Pembinaan Mental, http:www.masbied.com20091224pengertian- pembinaan-mental 26 Pengertian Pembinaan Mental, http:www.masbied.com20091224pengertian- pembinaan-mental memiliki mental yang sehat di mata orang yang mengetahui apa itu mental yang sebenarnya. 27 Maka dari itu penulis mengemukakan tentang kesehatan mental sebagai informasi sematam yang terkait dengan pembentukan mental. Kesehatan mental merupakan tuntutan yang perlu di miliki oleh manusia karena mental yang sehat dapat mempengaruhi kondisi jiwa dan sosial yang baik. Kesehatan mental pun di jelaskan dalam buku “Kesehatan Mental 1”, yaitu sebagaimana yang telah dijelaskan dari Alexander ba hwa “Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencagah gangguan mental serta ketidakmampuan menyesuaikan diri” 28 . Dapat dipahami bahwa mental adalah gambaran kepribadian manusia yang tergambar dari psikomotorik, sifat dan karakter yang di aplikasikan oleh seseorang dalam hidup dan lingkungan sekitarnya. Untuk membangun mental yang sehat, maka mental dibina agar terwujudnya keselarasan antara fungsi kejiwaan dan terwujudnya penyesuaian diri terhadap individu dengan dirinya sendiri, serta lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia. Pembinaan mental yang efektif dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Pembinaan mental yang dilakukan meliputi pembinaan moral, pembentukan sikap dan mental yang pada umumnya dilakukan sejak dini. Pembinaan mental merupakan salah satu cara untuk membentuk akhlak 27 Imad Abdurrahim Az-Zaghul, Psikologi Militer. Penerjemah Ahmad Rivai Usman, Jakarta: Khalifa, 2004, h. 23. 28 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010. Cet. Ke. 5, h. 23. manusia agar memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, sehingga seorang dapat terhindar dari sifat yang tercela. 29 3. Pengertian Rohani Pengertian rohani secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang berarti “ruh” dan dalam kamus bahasa Indonesia arti rohani adalah roh yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani. 30 Dalam “Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer ” dijelaskan bahwa rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang dimana terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya. 31 Menurut Imam al-Ghazali yang dikutip oleh Jamaludin Kafie menyatakan bahwa roh itu mempunyai dua pengertian, yaitu roh jasmani dan roh ruhani. Roh jasmani yaitu zat halus yang berpusat di ruang hati dan menjalar ke seluruh ruang urat nadi pembuluh darah selanjutnya tersebar ke seluruh tubuh, karenanya manusia dapat bergerak hidup dan dapat merasakan berbagai macam perasaan serta dapat berpikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. Sedangkan roh rohani adalah bagian dari yang ghaib, dengan roh ini manusia dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhan, serta menyadari keberadaan orang lain berkepribdian, berketuhanan, dan berkeprimanusiaan, serta tanggung jawab atas segala tingkah lakunya. 32 4. Pengertian Islam 29 Ibid., h. 23. 30 Dep, Dik, Bud, Kamus Besar Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet. Ke -1, h. 850. 31 Salim dan Yenny, Kamus Bahas Indonesia Kontemporer Jakarta: Modern English, 1991, h. 12-13. 32 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah Surabaya: Penerbit Indah, 1993, h.16. Islam ditinjau dari bahasa berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata salama yang berarti “selamat, penyerah, damai dan sentosa”. 33 Sedangkan dari istilah Islam adalah agama yang ajaran-ajaranya diwahyukan Tuhan melalui Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. 34 Islam diturunkan sebagai pedoman agar manusia dapat menekankan mana yang baik dan mana yang buruk serta yang hak dan yang batil. Sejak awal penciptaan manusia, Allah SWT telah menurunkan agama bagi manusia, yang dibawa oleh seorang Rasul pada setiap masa tertentu. Hal itu terus berlangsung sampai datang Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul terakhir yang diutus membawa agama bagi seluruh umat manusia dan berlaku untuk sepanjang zaman. 35 Dari semua teori yang dibahas seperti pengertian pembinaan mental rohani Islam di atas, maka dapat dipahami secara keseluruhan dari masing-masing pengertian tersebut yakni membangun kesehatan karakter yang mencakup psikomotorik dan kognisi individu untuk menjalin keharmonisan yang sehat antara individu dengan dirinya sendiri sekaligus dengan lingkungannya, serta memantapkan keimanan kepada Allah SWT dan mencintai kehidupan sekitar dengan pendidikan yang berlanjut hingga menjadi diri yang lebih sehat jiwanya, kuat fisiknya dan semakin mempertebal keimanan kepada Allah SWT. 33 Fakhrudin, Ensiklopedia Al- Qur’an Jakarta: Rineka Cipta, 1992, h. 521. 34 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jakarta: UI Press, 1979 Jilid 1, h. 24. 35 H. Hafidz Anshari, dkk. Ensiklopedi Islam Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,t.t.. Jilid Ke-2, h. 247. 37

BAB III GAMBARAN UMUM BINTALDAM JAYA

A. Latar Belakang dan Sejarah

Pada pembahasan ini, penulis akan menjabarkan gambaran umum dari lembaga pemerintah yang dijadikan tempat penelitian penulis yang berlokasikan di Cawang Jakarta Timur yaitu Markas Pusat militer Kodam JayaJayakarta. Namun tidak seluruhnya yang akan di bahas dalam pembahasan ini. Penulis berfokus kepada bagian Bintal Kodam JayaJayakarta atau Bintaldam jaya yang menaungi pembinaan mental rohani Islam Bintaldam JayaJayakarta. Bintaldam Jaya atau Pembinaan Mental Kodam Jaya adalah satuan yang bertugas membantu Kodam Jaya untuk melaksanakan : 1. Fungsi Rohani Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Yakni bertugas Memelihara dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mempertinggi moralakhlak yang luhur.

2. Mental Ideologi. Yakni pembinaan ideologi Pancasila dalam kehidupan

prajurit dan PNS Kodam Jaya sebagai insan prajurit Pancasila yang berjiwa Sapta Marga dan memegang teguh Sumpah Prajurit dan Panca Prasetya Korpri.

3. Mental Kejuangan. Yakni Membangkitkan dan memelihara semangat

kejuangan, pengabdian, pengorbanan dan kepahlawanan berdasarkan nilai kejuangan serta tradisi dalam rangka memelihara identitas jati dirinya. 1 1 Wawancara Pribadi dengan Mayor Inf. Alfiyan Fauzan, kepala pembinaan rohani Islam Kabinrohis Kodam JayaJayakarta Cawang, 19 Mei 2012. Dengan demikian jadi tujuan yakni agar prajurit dan PNS Kodam Jaya Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME agar memiliki moral dan akhlak yang tinggi, memiliki jiwa nasionalisme dan militansi yang tinggi. Untuk pembahasan yang berkaitan dengan sejarah bintaldam, penulis hanya merincikan informasi tentang awal berdirinya Kodam JayaJayakarta dan lembaga pembinaan mental Kodam JayaJayakarta. Munculnya lembaga pembinaan mental TNI diawali dari prinsip Jenderal Soedirman yang ingin menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan TNI. Oleh karenanya nilai-nilai agama yang dipahami Jenderal besar Soedirman sangat banyak menjadi acuan dalam pembentukan lembaga pembinaan mental yang berdasarkan skep Kasad nomor: skep691VII1986 tanggal 30 November 1986 ditetapkan hari jadinya jatuh pada tanggal 25 Mei 1946, dengan tugas pokok mempertinggi moral dan moril tentara melalui pidato keagamaan, memberikan keterangan keagamaan tertulis, mengadakan pelajaran-pelajaran dan kursus keagamaan, yang semuanya diperuntukkan dan ditujukan kepada segenap anggota angkatan perang. 2 Pembahasan di atas merupakan acuan lembaga pemerintah untuk satuan angkatan bersenjata seluruh Indonesia dalam melaksanakan kegiatan moril bahwa prajurit berkewajiban dalam beragama sebagai manusia biasa. Awal berdirinya Bintaldam Jaya seiring dengan lahirnya Kodam Jaya yakni pada tanggal 24 Desember 1949, namun saat itu masih bernama Rohdam atau Rohani Kodam meliputi Rohami Islam, Protestan dan Katolik yang secara tugas bertanggung jawab kepada induk yakni Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat Disbintalad sekarang di Berlan Jaktim yang kala itu bernama Pusroh Pusat Rohani. Namun 2 Asren Nasution, Religiositas TNI Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 131. perkembangan organisasi TNI AD Bintaldam Jaya berada di bawah Kodam masing-masing wilayah. Dan pada tahun 1986 dinyatakan bahwa tanggal 25 Mei 1946 dijadikan sebagai hari Bintal Angkatan Darat yang juga diperingati seluruh Bintaldam seluruh Indonesia karena saat itu merupakan peristiwa penting, dimana terjadi peristiwa pelantikan anggota tentara. 3

B. Visi dan Misi Bintaldam

Visi bintaldam jaya yakni bintal yang solid dan profesional serta dicintai rakyat menjadi motor penggerak terbentuknya prajurit sapta marga yang bermental tangguh. Sedangkan Misi Bintaldam jaya yakni membentuk prajurit dan PNS Kodam Jaya beserta keluarganya memiliki Imtaq, akhlak, kejuangan dan militansi yang tinggi.

C. Organisasi dan Pengelolaan

Organisasi pengelola Bintaldam Jaya, secara structural, bertanggung jawab langsung kepada Pangdam Jaya Kodam, namun secara fungsi ke Disbintalad dinas pembinaan mental angkatan darat. Untuk organisasi Binrohis di Seksi Pembinaan Mental Rohani Islam Mayor inf Alfiyan Fauzan S.Ag adalah Kepala Seksinya yang harus dijabat oleh Perwira yang berpangkat Mayor dari Sarjana Agama, di seksi ini saya dibantu oleh 3 orang Kepala Urusan yang berpangkat Kapten atau PNS golongan III B sd D, 1 orang Penata berpangkat Letnan atau PNS golongan III A s.d B dan 1 orang Bintara dan 1 orang PNS golongan II. 3 Wawancara dengan Mayor Inf. Alfiyan Fauzan, Kabinrohis Kodam JayaJayakarta Cawang, 19 Mei 2012. Tiga orang Kepala Urusan Kaur di antaranya Kaur Bimbingan, Kaur Penyuluhan dan Kaur Perawatan. 4

D. Program Bintaldam Jaya

Bintaldam JayaJayakarta memiliki program yang berkaitan dengan kerohanian, dimana kegiatan tersebut menjadi program tetap bintaldam JayaJayakarta. Program dari Bintaldam Jayajayakarta tersebut antara lain : 1. Pembinaan Rohani Islam Penyuluhan, Bimbingan dan Perawatan 2. Pembinaan Rohani Protestan Penyuluhan, Bimbingan dan Perawatan 3. Pembinaan Rohani Katolik Penyuluhan, Bimbingan dan Perawatan 4. Pembinaan Rohani Hindu dan Budha Penyuluhan, Bimbingan dan Perawatan 5. Pembinaan mental Ideologi Santiaji dan Santikarma 6. Pembinaan Mental Kejuangan Santiaji dan Santikarma 5

E. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana Bintaldam Jaya mengambil kurikulum dari buku- buku referensi umum dan buku petunjuk bintal, Kitab suci masing-masing agama, Hadits, Barco dan slide untuk paparan, perlengkapan Simulasi Pancasila dan lain- lain serta masih banyak lagi untuk mendukung kegiatan satuan bintal. 6 4 Wawancara dengan Mayor Inf. Alfiyan Fauzan, Kabinrohis Kodam JayaJayakarta Cawang, 19 Mei 2012. 5 Kodam JayaJayakarta, Pedoman Kerja Bintaldam JayaJayakarta. 6 Wawancara dengan Mayor Inf. Alfiyan Fauzan, Kabinrohis Kodam JayaJayakarta Cawang, 19 Mei 2012.