Jenis jenis bacaan anak

Jadi secara keseluruhan dari pengertian diatas tentang bacaan anak dapat ditarik kesimpulan, bahwa bacaan anak adalah sebuah bacaan yang dibuat untuk anak dengan tata bahasa yang mudah dimengerti oleh anak disertai dengan ilustrasi yang menarik agar anak ingin membacanya. Bacaan anak dapat dikelompokkan menjadi enam kategori: 1. Buku bergambar pra-sekolah, seperti buku pengenalan huruf, angka, warna, dan sebagainya. 2. Sastra tradisional, seperti mitos, dongeng, cerita rakyat, legenda, dan sajak. 3. Fiksi, seperti fantasi, fiksi modern, dan fiksi sejarah. 4. Biografi dan Autobiografi. 5. Ilmu pengetahuan atau ensiklopedi 6. Puisi dan Syair. 2

B. Jenis jenis bacaan anak

Bacaan anak banyak jenisnya, tiap-tiap jenis bacaan memiliki ciri masing- masing 3 . Jenisnya antara lain adalah 1. Buku bergambar atau picture book Buku bergambar memiliki dua golongan besar yaitu, buku bergambar yang menyuguhkan informasi atau buku bacaan bergambar picture book , dan buku bergambar yang bercerita atau buku cerita bergambar picture story book . Pada buku cerita bergambar, jalan cerita berkesinambungan antara cerita dan gambar, sehingga antara gambar dan teks diseluuh halaman buku selalu berhubungan dan tokoh-tokoh yang ada pun sering muncul kembali. 2 ibid 3 Murti Bunanta, “ Buku, Mendongeng dan Membaca “. Jakarta : Pustaka Tangga, 2004. Sedangkan pada buku bacaan bergambar karena bersifat informasi dan membentuk cerita, setiap halamannya mampu berdiri sendiri. Ada pula buku bergambar yang dinamakan buku konsep. Buku jenis ini mengajarkan suatu ide abstrak pada anak, misalnya tentang warna, ukuran, kata-kata yang berlawanan dan lain-lain. Penyajian kisah pada cerita bergambar dibantu oleh gambarilustrasi. Maksud pemuatan gambar adalah untuk melukiskan peristiwa, situasi dsb. Cerita bergambar dapat dimuat didalam surat kabar, majalah, atau dalam bentuk buku. Cerita bergambar berbeda dengan komik, karena cerita pada komik benar-benar disampaikan oleh gambar. Sedangkan pada cerita bergambar, rangkaian cerita tidak dijalin oleh gambar-gambar. Sifat dari gambar ini hanya membantu pembaca untuk memahaminya. Bahkan seandainya gambar pada cerita bergambar ditiadakan, maka tidak akan mengganggu jalan cerita 4 . Buku bergambar ada juga yang diperuntukan bagi anak pra sekolah, yaitu paticipation book, toy book, pop-up book, dan wordless picturebook. Sesuai dengan namanya, buku partisipasi participation book dimaksudkan agar anak mengikuti jalan cerita yang ada pada buku. Toy book adalah buku yang berbentuk mainan seperti kereta api, mobil, bus, atau rumah. Pop-up book adalah buku tiga dimensi yang bila dimana buku tersebut dibuka, maka ilustrasi yang ada pada buku mencuat keluar. Wordless picturebook adalah buku bacaan bergambar tanpa teks, yang berfungsi menigkatkan kemampuan anak berbahasa dengan cara meminta anak bercerita tentang ilustrasi yang dilihatnya. 4 Tim Penyusun Bahasa Indonesia. Ensiklopedi Sastra Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. 2000. h 153 . 2. Komik Secara umum pengertian buku bergambar dan komik sering dikacaukan. Meskipun sama-sama bergambar, segi penyajian ceritanya sangat berbeda. Secara sederhana dapat dikatakan pada setiap halaman buku komik terdapat banyak gambar yang disusun vertikal dan horisontal dengan balon teks didalamnya yang bisa terdiri dari berbagai bentuk untuk menunjukan berbagai maksud. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komik Memiliki pengertian cerita bergambar yang terdapat didalam surat kabar, majalah, atau berbentuk yang mudah dicerna Pengertian lain dari cerita komik adalah Cerita bergambar sebagai perpaduan seni gambar dan seni sastra. Komik berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita. Gambar- gambar itu umumnya dilengkapi balon – balon ucapan dan ada kalanya disertai narasi sebagai penjelasan. Komik dimuat secara tetap sebagai sebuah cerita bersambung dimajalah dan surat kabar. Komik juga diterbitkan dalam bentuk buku dan majalah. Kata komik berasal dari bahasa perancis comique. Kata itu merupakan kata sifat yang artinya lucu atau menggelikan. Sebagai kata benda kata itu bermakna pelawak atau badut. Pada masa lampau, cerita pada komik mengacu kepada cerita humor atau satiris untuk menghibur khalayak. Cerita pada komik sangat digemari terutama oleh anak – anak. Beberapa tokoh komik menjadi legenda dan dibuat dalam berbagai bentuk permainan dan hiburan. Sejak tahun 1960-an, orang – orang diseluruh dunia sudah mengenal tokoh komik seperti Superman, Mickey Mouse dan lain – lain. Tokoh – tokoh ini bahkan dibuat dalam bentuk film kartun atau film animasi dan film layar lebar. Komik pernah pula mendapat tempat di Indonesia. Di era tahun 1970-an, komik ciptaan pengarang komik atau disebut komikus Indonesia beredar sangat luas. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Gundala, Si Buta dari Gua Hantu dll. Komikus di era tahun 1970-an ini antara lain Jan Mintarja, Th Ganes. Saat ini komik kembali menjadi bacaan anak-anak yang digemari, akan tetapi, komik yang beredar adalah komik karya komikus Jepang. –427-428, Ensiklopedi Sastra Indonesia Pada komik juga terdapat beberapa adegan yang ditulis seperti adegan pukulan yang dilambangkan dengan bunyi “ BUK “, dan beberapa adegan lainya yang dapat memancing tawa sang pembacanya. 3. Sastra tradisional Cerita-cerita yang termasuk jenis sastra tradisional adalah legenda, mite, dongeng, fabel, cerita tentang asal-usul, cerita tentang sipandir, epos, dan lain- lain. Mite bercerita tentang dewa-dewi, makhluk setengah dewa, asal-usul dunia, asal-usul manusia dan lain-lain. Misalnya cerita tentang Dewi Sri yang menurut cerita mite jenazahnya menitis menjadi padi. Sehingga Dewi Sri dipercaya sebagai dewi kesuburan. Sedangkan legenda yang isi cerita yang bersifat keduniawian dan peristiwa yang terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat didunia yang kita kenal sekarang. Ada empat golongan legenda, pertama legenda keagamaan, misalnya cerita tentang orang-orang saleh seperti Wali Sanga, Syech Siti Djenar, dan lain-lain. Legenda setempat, legenda ini bercerita tentang suatu tempat, asal usul, bentuk suatu permukaan suatu tempat, dan lain-lain. Misalnya legenda tangkuban perahu, telaga warna. Ada juga legenda alam gaib, legenda jenis ini bercerita tentang makhluk gaib, hantu, siluman, gejala-gejala alam gaib, dan sebagainya. Legenda perseorangan yang bercerita tentang tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar ada seperti cerita si pitung yang berasal dari betawi. Dongeng adalah salah satu jenis dari sastra tradisional. Dongeng termasuk dalam sastra tradisional karena penyampaian ceritanya secara lisan. Pada dongeng isi ceritanya berkisah tentang manusia atau binatang, ceritanya pun bisa dianggap tidak benar-benar terjadi, walaupun ada banyak yang melukiskan kebenaran dan banyak berisikan pesan moral. 4. Fiksi modern Berlainan dari cerita yang dulunya diturunkan dari mulut ke mulut dan dianggap sebagai milik bersama suatu masyarakat tak diketahui pengarangnya, cerita yang termasuk golongan fantasi modern adalah cerita yang ditulis oleh seorang pengarang, cerita ini bisa berupa : 1 “dongeng-dongeng modern” yang banyak mengambil elemen-elemen cerita rakyat, 2 fantasi ilmiah; 3 cerita- cerita fantasi-fantasi lain mengenai binatang atau manusia, robot, dan sebagainya. Fantasi modern jenis fairy tales atau umumnya disebut modern fantasi saja mengambil motif-motif dan pola-pola naratif cerita rakyat. 5. Fiksi Realistis Isi fiksi relistis antara lain cerita tentang perjuangan, detektif, humor, cerita tentang masalah pribadi, dan sebagainya. Dalam golongan fiksi realisti ada cerita yang disebut sebagai fiksi realistis kotemporer. Isi dari fiksi ini banyak bercerita mengenai masalah-masalah masa kini yang dulu tabu dibicarakan, seperti perceraian, kematian, persoalan, persoalan seksual, masalah homo seksual, masalah pemakaian obat-obatan terlarang, dan sebagainya. 6. Fiksi Sejarah Cerita sejarah biasanya tidak merekam nama rakyat biasa, jadi buku-buku sejarah hampir selalu menceritakan tentang “orang-orang besar saja”, misalnya Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan lain-lain. Sedangkan fiksi sejarah bercerita tentang rakyat biasa, di mana peristiwa sejarah menjadi latar belakang dan sumber inspirasi ceritanya. 7. Puisi Puisi yang menarik bagi anak-anak adalah puisi yang berkaitan dengan pengalaman dan minat anak-anak. Pada puisi yang terdapat elemen irama rhythm dan rima. Puisi juga bercerita tentang binatang, puisi yang lucu. humouris poem, dan puisi-puisi yang berisi tentang keajaiban, hantu-hantu, dan naga. Puisi yang bertujuan untuk memberikan instruksi biasanya tidak disukai anak-anak. 8. Buku Informasi Buku informasi untuk anak- anak bisa “dibungkus dalam cerita”, meskipun demikian informasi harus akurat, autentik dan menggunakan fakta-fakta. Buku informasi bisa saja membicarakan lingkungan misalnya tentang hutan, alam, binatang, dan sebagainya, bagian-bagian tubuh manusia, mekanisme, dan kegunaan suatu alat, penciptaan suatu benda, dan lain-lain. 9. Buku Biografi Buku jenis ini memperluas kesempatan anak-anak untuk identifikasi, tidak biografi orang yang masih hidup sekarang, tetapi juga dengan yang hidup dimasa lalu. Biografi mengisi kebutuhan anak-anak untuk identifikasi dengan seseorang yang lebih “besar” dari mereka. Yang paling banyak didapatkan di sini cerita tentang para pahlawan. Anak-anak untuk mengetahui, mengenal orang-orang dimasa lampau, biografi biasanya menceritakan tentang pahlawan, penemu,dan orang-orang penting. Namun khusus buku biografi anak bahasa yang dipergunakan yaitu bahasa yang mudah dimengerti anak. Buku biografi juga memiliki ilustrasi yang dapat menarik minat baca anak. Sedangkan menurut Wenny Widajatmi Pustakawan DIA menyatakan pembagian buku anak menurut usia terbagi menjadi 1. Anak usia 0 - usia 2 tahun Buku untuk anak usia ini terbuat dari bahan yang tidak mudah robek, aman, jumlah halaman tidak lebih dari 10 halaman. 2. Anak usia 2 – 3 tahun Pada usia ini berilah buku-buku bergambar dengan ilustrasi dan warna yang menarik. Buku cerita bergambar tentang kehidupan sehari-hari yang akan mereka alami seperti pergi ke dokter gigi, kesekolah, dan lain-lain. 3. Anak usia 3 – 4 tahun Anak pada usia ini berilah buku-buku cerita fantasi, cerita rakyat, dan dongeng yang alur cerita cepat dan sederhana. Pada masa ini anak sudah dapat berimajinasi, karena itu terkadang berilah anak buku bergambar tanpa teks agar anak dapat mengembangkan cerita sesuai dengan gambar yang ada atau mintalah anak menceritakan kembali isi buku dengan gaya bahasa anak. 4. Anak usia 5 tahun Berilah buku yang mempunyai tokoh cerita sentral atau yang alur ceritanya sedikit rumit agar mereka dapat menebak akhir cerita. 5. Anak usia 6 -8 tahun Berilah buku yang antara teks dan gambar berimbang agar anak tertarik pada cerita bukan pada gambar yang ada pada buku. 6. Anak usia 9 – 11 tahun Berilah buku pada anak yang bercerita tentang petualangan agar anak ingin mengetahui isi cerita sampai akhir. Pada masa ini anak sudah dapat memahami cerita yang sedikit agak rumit serta tampilan teks yang agak banyak seperti buku yang diterbitkan oleh balai pustaka 5

C. Minat Membaca 1.Pengertian Membaca