Peran bacaan anak pada rumah baca kuartet dalam meningkatkan minat baca

(1)

PERAN BACAAN ANAK PADA RUMAH BACA KUARTET DALAM

MENINGKATKAN MINAT BACA

Oleh

Agil Purba Sandika NIM : 104025000852

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi gelar Sarjana Ilmu Pepustakaan

Oleh

Agil Purba Sandika NIM : 104025000852

Di Bawah Bimbingan

Drs. Zaenal Arifin Toy, M.Sc. NIP. 19441108 196205 001

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “ Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet Dalam Meningkatkan Minat Baca” telah diujikan dalam siding ujian skripsi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 24 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan.

Jakarta, 13 Januari 2011 Sidang Munaqasyah

Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Sekretaris Jurusan Ilmu Pepustakaan

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo. M.LIS NIP.19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005

Penguji Dosen Pembimbing

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Drs. Zaenal Arifin Toy, MLS NIP.19530319 199504 1 001 NIP. 19441108 196205 1 001


(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperolah gelar sarjana strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Januari 2011


(5)

i ABSTRAK

Agil Purba Sandika

Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet Dalam Meningkatkan Minat Baca.

Koleksi bacaan anak adalah koleksi yang diperuntukan untuk anak. Gaya bahasa dan ilustrasinya pun sangat mudah dikenali mana buku khusus untuk anak atau bukan. Banyak ragam jenis buku anak mulai dari komik, novel, buku bergambar, cerita rakyat serta buku informasi.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kondisi Rumah Baca Kuartet khususnya bacaan anak memiliki keberagaman jenis dan judul. Keberagaman ini dapat meningkatkan minat baca. Meskipun secara kuantitas jumlah koleksi beragam, Rumah Baca Kuartet memiliki kendala dalam pengembangan minat baca. Salah satunya adalah berdirinya rental video game yang lokasinya berdekatan dengan rumah baca.


(6)

ii

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan kesejahteraan serta cinta bagi umatnya, atas izin dan bimbingan serta kasih sayang yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam yang penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, dan para sahabat-sahabat Nabi yang setia menemani hingga akhir zaman. Alhamdulillah, penulis ucapkan setelah terlepas dari beban pikiran. Penulisan skripsi ini adalah sebagian dari syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh ujian kesarjanaan strata satu (S1) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini bermula dari gagasan yang timbul dari pemikiran

penulis, tema yang diangkat pada tulisan ini adalah “ Ketersediaan dan Pengunaan Literatur Anak Pada Rumah Baca Kuartet ”. Penulis sadar bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, maka sumbangsih dan pemikiran dalam bentuk kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Ucapan terima kasih pula kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan, kekuatan, dan kesabaran dalam berbagai aktifitas yang penulis lakukan

2. Kedua orang tua, Bapak (almarhumah) dan ibu yang memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.


(7)

iii

3. Bapak Dr. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA, selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

5. Pungki Purnomo, M.LIS, selaku sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakan dan Informasi

6. Drs. Zaenal Arifin Toy, M.S.c selaku pembimbing skripsi, atas kebaikan dan kesabaran saat memberi dukungan serta memompa semangat penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Edi Dimyati, Gunawan, Sigit, dan Dewi selaku pendiri Rumah Baca Kuartet yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data dan analisa koleksi Rumah Baca.

8. Kepada teman-teman semuanya terima kasih atas dukungannya dalam penulisan skripsi ini.

Penelitian ini bukanlah sebuah karya tanpa cela. Banyak pelajaran yang masih dibutuhkan bagi penulis dan ditelaah kembali. Namun setetes pengetahuan yang penulis cari dan berusaha menggali serta memindahkannya dalam lembaran kertas berjilid ini, mudah-mudahan sedikit banyaknya dapat memberikan pengetahuan dan juga untuk dijadikan referensi dalam pengembangan selanjutnya.

Jakarta, 13 Januari2011

Penulis


(8)

v

KATA PENGANTAR……….………..ii

DAFTAR ISI……….. . …….v

DAFTAR TABEL………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………...3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitan………...4

E. Metode Penelitian………...4

E. Sistematika Penulisan………...……...6

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Bacaan Anak……….….……… 8

1. Pengertian Bacaan Anak……….. 8

B. Jenis-jenis Bacaan Anak……….………… 9

1. Buku Bergambar ……….……… 9

2. Komik ……….……… 10

3. Sastra Tradisional……….. 11

4. Fiksi Modern ………. 12

5. Fiksi Realistis ……….. 12


(9)

vi

7. Puisi………. . 13

8. Buku Informasi ……… ….13

9. Buku Biografi……….13

C. Minat Membaca ………...………. 15

1.Pengertian Membaca ……….……… 15

2. Fungsi Pembinaan Minat Baca... 19

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca...20

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH BACA KUARTET A. Tentang kuartet………... 24 1. Tentang Kuartet………..……… 24

B. Visi, Misi, dan Tujuan ……….…....27

1. Visi………...27

2. misi………....27

3. Tujuan ……… 28

C. Layanan Rumah Baca Kuartet……….……...28

1. Sistem Layanan………...28

2. Jam Layanan ………. 29

3. Jenis Layanan……….. 29 D. Koleksi Rumah Baca Kuartet………….……….……… 29

1. Koleksi Umum ...30

2. Koleksi Islam...30


(10)

vii

7. Koleksi Non Cetak ...31

E. Organisasi Koleksi...31

F. Peraturan Rumah Baca...33

G.Kegiatan Yang Pernah Diadakan ……...………...33

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Koleksi Rumah Baca……….. .. 36

B. Ketersediaan Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuarte...……….... 38

C. Peran Bacaan Anak dan Minat Baca...……… 52

D. Kendala Dalam Pengembangan Minat Baca...………. 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. 54

B. Saran………. 55

DAFTAR PUSTAKA


(11)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Daftar Majalah Anak...………36

2. Tabel 2 Daftar koleksi majalah populer...37

3. Tabel 3 Koleksi Bacaan Anak...……….38

4. Tabel 4 Daftar Judul Komik...………...40

5. Tabel 5 Daftar Judul Novel...44

6. Tabel 6 Daftar Judul Cerita Rakyat...45

7. Tabel 7 Daftar Judul Fabel...47

8. Tabel 8 Daftar Judul Cerita Bergambar...48

9. Tabel 9 Daftar Judul Dongeng...49


(12)

1 A. Latar Belakang masalah

Secara umum definisi perpustakaan adalah tempat buku dan koleksi lainnya dikumpulkan berdasarkan suatu sistem tertentu. Dalam perkembangannnya perpustakaan menjadi berkembang jenisnya, yang membedakan pada koleksi dan layanan yang diberikan kepada penggunannya.

Pada perpustakaan umum misalnya layanan tidak hanya diberikan kepada satu golongan saja tetapi kepada masyarakat yang ada disekitar perpustakaan, termasuk anak-anak. Dalam kenyataan pada perpustakaan umum sering kali bacaan untuk anak-anak ini diabaikan atau kurang sesuai dengan usia anak1.

Pada perpustakaan umum biasanya disediakan pojok khusus anak serta bacaan khusus anak, tetapi hal ini masih dirasakan kurang bagi anak-anak pengguna perpustakaan, sehingga mendorong dibukanya perpustakaan anak. Dibeberapa tempat tumbuh perpustakaan khusus anak yang dimana koleksinya sebagian besar adalah literatur anak dan sesuai dengan anak lokasinya pun sangat terpencil dan jauh dari perpustakaan umum berskala besar.

Pada perpustakaan umum yang memiliki layanan anak, koleksi bacaaan anak yang dimiliki harus memiliki kriteria yang baik dari segi isi dan tampilan dengan tujuan agar anak yang berkunjung ke perpustakaan memilih kemudian

1


(13)

2

membacanya. Karena secara umum layanan anak pada perpustakaan umum bertujuan untuk:

1. Sebagai sarana mengembangkan imajinasi 2. Meningkatkan minat membaca

3. Sebagai sarana rekreasi yang edukatif

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa layanan anak merupakan bagian terbesar dalam perkembangan seorang anak dalam membaca.

Bacaan anak merupakan salah satu jenis koleksi yang dimiliki oleh sebuah Rumah Baca atau perpustakaan khusus anak. Bacaan anak bukanlah bacaan yang secara umum dapat dibaca oleh orang dewasa, melainkan sebuah buku yang dimana tampilan dan isi cerita atau informasinya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Bahasa yang mudah dimengerti anak pada sebuah buku adalah bahasa yang mudah dimengerti dan tidak terlalu berbelit-belit dan yang terpenting pada sebuah buku bahasanya tidak terlalu menggurui. Pada buku anak biasanya informasi yang ditampilkan diimbangi dengan menggunakan ilustrasi yang menarik anak agar mereka ingin membuka kemudian membacanya.

Namun pada perjalanan pengembangan minat baca masyarakat direpotkan dengan adanya arus informasi dan arus hiburan yang deras dan membuat anak-anak malas untuk membaca. Contoh yang secara nyata dapat dilihat arus hiburan yang membuat anak malas membaca pada anak. Anak lebih cenderung bermain video game daripada membaca.

Mengingat pentingnya keberadaan perpustakaan anak dan keterkaitannya dengan minat baca anak, maka penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan


(14)

kegiatan Rumah Baca Kuartet Jakarta Timur, keterpakaian literatur yang ada pada Rumah Baca, serta keterkaitan antara ketersediaan buku anak dengan minat baca.

Oleh sebab itu penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang pengembangan minat baca pada anak. Untuk itu penulis memberi judul skripsi ini

yang berjudul “ Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca KUARTET Dalam Meningkatkan Minat Baca “

B. Pembatasan Dan Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini membahas tentang peran bacaan anak dalam meningkatkan minat baca serta kiat-kiat Rumah Baca Kuartet untuk meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anak-anak.

Perumusan masalah difokuskan pada :

1. Jenis literatur anak apa saja yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet?

2. Mengetahui bagaimana buku atau koleksi yang dimiliki dapat menarik minat baca ?

3. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi rumah baca dalam meningkatkan minat baca anak ?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

Penelitian ini membahas mengenai peran bacaan anak dalam prosesnya sebagai alat untuk mengembangakan kreatifitas melalui membaca. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran umum tentang kegiatan pada Rumah Baca Kuartet dalam meningkatkan minat baca.


(15)

4

2. Mengetahui bagaimana bacaan anak dapat menarik minat baca 3. Mengetahui perkembangan bacaan anak

Manfaat penelitian ini adalah :

1.Secara akademis, penelitian ini menjadi masukan bagi pengembangan ilmu perpustakaan, khususnya mengenai literatur anak

2. Dapat menambah wawasan bagi peneliti khususnya, serta menambah wawasan masyarakat umumnya.

3. Sebagai salah satu prasyarat dalam meraih gelar kesarjanaan strata satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kajadian dengan mengajukan data-data dan teri-teori yang relevan. Deskripsi yang diinginkan adalah pendapat pengguna Rumah Baca Kuartet serta hambatan-hambatan yang dialami oleh perpustakaan dalam melaksanakan kegiatannya. kemudian penulis melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan data dengan cara :

1. Metode Penelitian Kepustakawan

Mempelajari dan mengidentifikasi serta menganalisis buku-buku, majalah, artikel-artikel, dan sumber-sumber lain yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan permasalahan yang akan dibahas.


(16)

2. Metode Penelitian lapangan ( field research )

Peneliti mengadakan pendekatan langsung kepada objek yang diteliti, metode penelitian ini menggunakan berbagai cara antara lain :

a. Dokumentasi yaitu dengan melihat arsip atau data yang dijadikan data utama seperti daftar koleksi, buku peminjaman, serta dokumentasi kegiatan

b. Wawancara ( interview ), adalah Teknik pengumpulan data dengan Tanya jawab anatara pihak pencari informasi dengan responden yang berlangsung lisan guna memperoleh datat yang diperlukan. Wawancara disini dilakukan dengan mengajuan beberapa pertanyaan kepada pendiri rumah baca tentang kuartet dan pengunjung Rumah Baca tentang buku yang mereka senangi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang ketersediaan koleksi bacaan anak yang ada pada rumah baca. Tujuan wawancara ini jug ingin mengetahui lebih dalam tentang Rumah Baca Kuartet dan keterkaitannya antara minat baca dengan ketersediaan bacaan anak.

c. Survei Deskriptif / observasi, dengan mengadakan pengamatan langsung kepada objek penelitian, observasi dilakukan pada Rumah Baca Kuartet dengan melihat daftar peminjaman buku, buku yang sering digunakan, daftar kunjungan, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.


(17)

6

d. Pengolahan data

Data yang diperoleh kemudian diolah dan disederhanakan strukturnya agar memudahkan dan mempercepat analisa data. Data-data diperoleh dari arsip, dokumentasi Rumah Baca Kuartet, dan wawancara pendiri Rumah Baca kuartet dan para anggota atau pengguna Rumah Baca Kuartet tentang ketersediaan literatur anak serta keterkatiannya dengan minat baca.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan, penulis menguraikan secara sistematis kajian penulisan skripsi dan dibagi dalam lima bab, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai teori-teori tentang minat membaca, serta jenis-jenis literatur yang cocok bagi anak

BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian, sejarahnya, tentang banyaknya koleksi yang dimiliki, kegiatan yang pernah dilakukan.


(18)

BAB IV METOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diterangakan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan. Analisis dilakukan dengan cara pengelompokan, diantaranya : jumlah bacaan anak, pemakai taman bacaan, literatur-literatur yang berhubungan dengan anak, serta hasil analisis penelitian yang berkaitan dengan minat baca.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir penulis mengemukakan suatu kesimpulan dari pembahasan skripsi ini dilengkapi saran dan lampiran.


(19)

8

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. BACAAN ANAK

1. Pengertian Bacaan Anak

Secara umum bacaan anak adalah salah satu genre sastra yang ditulis dan diterbitkan khusus untuk anak-anak. Namun tidak menutup kemungkinan bacaaan anak ini juga dibaca oleh remaja dan orang dewasa. Menurut Asosiasi Perpustakaan Amerika, buku anak adalah buku yang sesuai dengan kemampuan membaca dan minat anak dari kelompok usia tertentu atau tingkatan pendidikan tertentu misalnya pra sekolah hingga kelas enam.

Pada bacaan anak pada umumnya ditulis dengan kalimat yang singkat, serta pilihan kosakata dan tata bahasa yang lebih sederhana agar mudah dimengerti oleh anak yang membacanya. Buku teks juga dibacakan keras-keras oleh orang dewasa untuk anak yang belum bisa membaca1. Ilustrasi pada bacaan anak sangat penting dan merupakan satu kesatuan dengan cerita. Anak yang belum bisa membaca sangat memperhatikan gambar-gambar dalam buku.

Selain buku yang berisi teks dan ilustrasi, bacaan anak juga ada yang berisi gambar dan tanpa kata-kata atau disebut juga picture book. Pada buku jenis ini jumlah ilustrasi yang ada lebih banyak dibandingkan jenis bacaan anak lainnya. Buku jenis ini berfungsi untuk mengasah imajinasi anak untuk terjun langsung pada cerita yang ada pada buku.

1

Tim Penyusum Bahasa Indonesia. Ensiklopedi Sastra Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. 2000. h 100


(20)

Jadi secara keseluruhan dari pengertian diatas tentang bacaan anak dapat ditarik kesimpulan, bahwa bacaan anak adalah sebuah bacaan yang dibuat untuk anak dengan tata bahasa yang mudah dimengerti oleh anak disertai dengan ilustrasi yang menarik agar anak ingin membacanya.

Bacaan anak dapat dikelompokkan menjadi enam kategori:

1. Buku bergambar pra-sekolah, seperti buku pengenalan huruf, angka, warna, dan sebagainya.

2. Sastra tradisional, seperti mitos, dongeng, cerita rakyat, legenda, dan sajak. 3. Fiksi, seperti fantasi, fiksi modern, dan fiksi sejarah.

4. Biografi dan Autobiografi.

5. Ilmu pengetahuan atau ensiklopedi 6. Puisi dan Syair.2

B. Jenis jenis bacaan anak

Bacaan anak banyak jenisnya, tiap-tiap jenis bacaan memiliki ciri masing-masing3. Jenisnya antara lain adalah

1. Buku bergambar atau picture book

Buku bergambar memiliki dua golongan besar yaitu, buku bergambar yang menyuguhkan informasi atau buku bacaan bergambar ( picture book ), dan buku bergambar yang bercerita atau buku cerita bergambar ( picture story book ). Pada buku cerita bergambar, jalan cerita berkesinambungan antara cerita dan gambar, sehingga antara gambar dan teks diseluuh halaman buku selalu berhubungan dan tokoh-tokoh yang ada pun sering muncul kembali.

2 ibid

3Murti Bunanta, “ Buku, Mendongeng dan Membaca “


(21)

10

Sedangkan pada buku bacaan bergambar karena bersifat informasi dan membentuk cerita, setiap halamannya mampu berdiri sendiri. Ada pula buku bergambar yang dinamakan buku konsep. Buku jenis ini mengajarkan suatu ide abstrak pada anak, misalnya tentang warna, ukuran, kata-kata yang berlawanan dan lain-lain.

Penyajian kisah pada cerita bergambar dibantu oleh gambar/ilustrasi. Maksud pemuatan gambar adalah untuk melukiskan peristiwa, situasi dsb. Cerita bergambar dapat dimuat didalam surat kabar, majalah, atau dalam bentuk buku. Cerita bergambar berbeda dengan komik, karena cerita pada komik benar-benar disampaikan oleh gambar. Sedangkan pada cerita bergambar, rangkaian cerita tidak dijalin oleh gambar-gambar. Sifat dari gambar ini hanya membantu pembaca untuk memahaminya. Bahkan seandainya gambar pada cerita bergambar ditiadakan, maka tidak akan mengganggu jalan cerita4.

Buku bergambar ada juga yang diperuntukan bagi anak pra sekolah, yaitu paticipation book, toy book, pop-up book, dan wordless picturebook. Sesuai dengan namanya, buku partisipasi ( participation book ) dimaksudkan agar anak mengikuti jalan cerita yang ada pada buku. Toy book adalah buku yang berbentuk mainan seperti kereta api, mobil, bus, atau rumah. Pop-up book adalah buku tiga dimensi yang bila dimana buku tersebut dibuka, maka ilustrasi yang ada pada buku mencuat keluar. Wordless picturebook adalah buku bacaan bergambar tanpa teks, yang berfungsi menigkatkan kemampuan anak berbahasa dengan cara meminta anak bercerita tentang ilustrasi yang dilihatnya.

4

Tim Penyusun Bahasa Indonesia. Ensiklopedi Sastra Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. 2000. h 153 .


(22)

2. Komik

Secara umum pengertian buku bergambar dan komik sering dikacaukan. Meskipun sama-sama bergambar, segi penyajian ceritanya sangat berbeda. Secara sederhana dapat dikatakan pada setiap halaman buku komik terdapat banyak gambar yang disusun vertikal dan horisontal dengan balon teks didalamnya yang bisa terdiri dari berbagai bentuk untuk menunjukan berbagai maksud.

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komik Memiliki pengertian cerita bergambar yang terdapat didalam surat kabar, majalah, atau berbentuk yang mudah dicerna

Pengertian lain dari cerita komik adalah Cerita bergambar sebagai perpaduan seni gambar dan seni sastra. Komik berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita. Gambar-gambar itu umumnya dilengkapi balon – balon ucapan dan ada kalanya disertai narasi sebagai penjelasan. Komik dimuat secara tetap sebagai sebuah cerita bersambung dimajalah dan surat kabar. Komik juga diterbitkan dalam bentuk buku dan majalah. Kata komik berasal dari bahasa perancis comique. Kata itu merupakan kata sifat yang artinya lucu atau menggelikan. Sebagai kata benda kata itu bermakna pelawak atau badut. Pada masa lampau, cerita pada komik mengacu kepada cerita humor atau satiris untuk menghibur khalayak.


(23)

12

Cerita pada komik sangat digemari terutama oleh anak – anak. Beberapa tokoh komik menjadi legenda dan dibuat dalam berbagai bentuk permainan dan hiburan. Sejak tahun 1960-an, orang – orang diseluruh dunia sudah mengenal tokoh komik seperti Superman, Mickey Mouse dan lain – lain. Tokoh – tokoh ini bahkan dibuat dalam bentuk film kartun atau film animasi dan film layar lebar. Komik pernah pula mendapat tempat di Indonesia. Di era tahun 1970-an, komik ciptaan pengarang komik atau disebut komikus Indonesia beredar sangat luas. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Gundala, Si Buta dari Gua Hantu dll. Komikus di era tahun 1970-an ini antara lain Jan Mintarja, Th Ganes. Saat ini komik kembali menjadi bacaan anak-anak yang digemari, akan tetapi, komik yang beredar adalah komik karya komikus Jepang. –(427-428, Ensiklopedi Sastra Indonesia)

Pada komik juga terdapat beberapa adegan yang ditulis seperti adegan

pukulan yang dilambangkan dengan bunyi “ BUK “, dan beberapa adegan lainya

yang dapat memancing tawa sang pembacanya.

3. Sastra tradisional

Cerita-cerita yang termasuk jenis sastra tradisional adalah legenda, mite, dongeng, fabel, cerita tentang asal-usul, cerita tentang sipandir, epos, dan lain-lain. Mite bercerita tentang dewa-dewi, makhluk setengah dewa, asal-usul dunia, asal-usul manusia dan lain-lain. Misalnya cerita tentang Dewi Sri yang menurut cerita mite jenazahnya menitis menjadi padi. Sehingga Dewi Sri dipercaya sebagai dewi kesuburan.


(24)

Sedangkan legenda yang isi cerita yang bersifat keduniawian dan peristiwa yang terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat didunia yang kita kenal sekarang. Ada empat golongan legenda, pertama legenda keagamaan, misalnya cerita tentang orang-orang saleh seperti Wali Sanga, Syech Siti Djenar, dan lain-lain. Legenda setempat, legenda ini bercerita tentang suatu tempat, asal usul, bentuk suatu permukaan suatu tempat, dan lain-lain. Misalnya legenda tangkuban perahu, telaga warna.

Ada juga legenda alam gaib, legenda jenis ini bercerita tentang makhluk gaib, hantu, siluman, gejala-gejala alam gaib, dan sebagainya. Legenda perseorangan yang bercerita tentang tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar ada seperti cerita si pitung yang berasal dari betawi.

Dongeng adalah salah satu jenis dari sastra tradisional. Dongeng termasuk dalam sastra tradisional karena penyampaian ceritanya secara lisan. Pada dongeng isi ceritanya berkisah tentang manusia atau binatang, ceritanya pun bisa dianggap tidak benar-benar terjadi, walaupun ada banyak yang melukiskan kebenaran dan banyak berisikan pesan moral.

4. Fiksi modern

Berlainan dari cerita yang dulunya diturunkan dari mulut ke mulut dan dianggap sebagai milik bersama suatu masyarakat (tak diketahui pengarangnya), cerita yang termasuk golongan fantasi modern adalah cerita yang ditulis oleh seorang pengarang, cerita ini bisa berupa : (1) “dongeng-dongeng modern” yang


(25)

14

banyak mengambil elemen-elemen cerita rakyat, (2) fantasi ilmiah; (3) cerita-cerita fantasi-fantasi lain mengenai binatang atau manusia, robot, dan sebagainya.

Fantasi modern jenis fairy tales (atau umumnya disebut modern fantasi saja) mengambil motif-motif dan pola-pola naratif cerita rakyat.

5. Fiksi Realistis

Isi fiksi relistis antara lain cerita tentang perjuangan, detektif, humor, cerita tentang masalah pribadi, dan sebagainya. Dalam golongan fiksi realisti ada cerita yang disebut sebagai fiksi realistis kotemporer. Isi dari fiksi ini banyak bercerita mengenai masalah-masalah masa kini yang dulu tabu dibicarakan, seperti perceraian, kematian, persoalan, persoalan seksual, masalah homo seksual, masalah pemakaian obat-obatan terlarang, dan sebagainya.

6. Fiksi Sejarah

Cerita sejarah biasanya tidak merekam nama rakyat biasa, jadi buku-buku

sejarah hampir selalu menceritakan tentang “orang-orang besar saja”, misalnya Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan lain-lain. Sedangkan fiksi sejarah bercerita tentang rakyat biasa, di mana peristiwa sejarah menjadi latar belakang dan sumber inspirasi ceritanya.

7. Puisi

Puisi yang menarik bagi anak-anak adalah puisi yang berkaitan dengan pengalaman dan minat anak-anak. Pada puisi yang terdapat elemen irama (rhythm) dan rima. Puisi juga bercerita tentang binatang, puisi yang lucu. (humouris poem), dan puisi-puisi yang berisi tentang keajaiban, hantu-hantu, dan


(26)

naga. Puisi yang bertujuan untuk memberikan instruksi biasanya tidak disukai anak-anak.

8. Buku Informasi

Buku informasi untuk anak-anak bisa “dibungkus dalam cerita”, meskipun demikian informasi harus akurat, autentik dan menggunakan fakta-fakta. Buku informasi bisa saja membicarakan lingkungan (misalnya tentang hutan, alam, binatang, dan sebagainya), bagian-bagian tubuh manusia, mekanisme, dan kegunaan suatu alat, penciptaan suatu benda, dan lain-lain.

9. Buku Biografi

Buku jenis ini memperluas kesempatan anak-anak untuk identifikasi, tidak biografi orang yang masih hidup sekarang, tetapi juga dengan yang hidup dimasa lalu. Biografi mengisi kebutuhan anak-anak untuk identifikasi dengan seseorang

yang lebih “besar” dari mereka. Yang paling banyak didapatkan di sini cerita

tentang para pahlawan.

Anak-anak untuk mengetahui, mengenal orang-orang dimasa lampau, biografi biasanya menceritakan tentang pahlawan, penemu,dan orang-orang penting. Namun khusus buku biografi anak bahasa yang dipergunakan yaitu bahasa yang mudah dimengerti anak. Buku biografi juga memiliki ilustrasi yang dapat menarik minat baca anak.

Sedangkan menurut Wenny Widajatmi Pustakawan DIA menyatakan pembagian buku anak menurut usia terbagi menjadi


(27)

16

1. Anak usia 0 - usia 2 tahun

Buku untuk anak usia ini terbuat dari bahan yang tidak mudah robek, aman, jumlah halaman tidak lebih dari 10 halaman.

2. Anak usia 2 – 3 tahun

Pada usia ini berilah buku-buku bergambar dengan ilustrasi dan warna yang menarik. Buku cerita bergambar tentang kehidupan sehari-hari yang akan mereka alami seperti pergi ke dokter gigi, kesekolah, dan lain-lain.

3. Anak usia 3 – 4 tahun

Anak pada usia ini berilah buku-buku cerita fantasi, cerita rakyat, dan dongeng yang alur cerita cepat dan sederhana. Pada masa ini anak sudah dapat berimajinasi, karena itu terkadang berilah anak buku bergambar tanpa teks agar anak dapat mengembangkan cerita sesuai dengan gambar yang ada atau mintalah anak menceritakan kembali isi buku dengan gaya bahasa anak. 4. Anak usia 5 tahun

Berilah buku yang mempunyai tokoh cerita sentral atau yang alur ceritanya sedikit rumit agar mereka dapat menebak akhir cerita.

5. Anak usia 6 -8 tahun

Berilah buku yang antara teks dan gambar berimbang agar anak tertarik pada cerita bukan pada gambar yang ada pada buku.

6. Anak usia 9 – 11 tahun

Berilah buku pada anak yang bercerita tentang petualangan agar anak ingin mengetahui isi cerita sampai akhir. Pada masa ini anak sudah dapat


(28)

memahami cerita yang sedikit agak rumit serta tampilan teks yang agak banyak seperti buku yang diterbitkan oleh balai pustaka5

C. Minat Membaca 1.Pengertian Membaca

Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata yang tertulis pada sebuah buku atau bahan bacaan6. Sedangkan arti lain dari membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan7

Membaca merupakan penafsiran dan pemberian makna tentang lambang-lambang oleh seorang pembaca dan usahanya untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui kegiatan bahasa yang ada pada sebuah buku. Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dilakukan guna memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan. Melalui membaca juga, seorang pembaca dapat belajar dan memperluas wawasan, memperoleh informasi dan juga menghibur diri.

Adapun faedah dari membaca yang dapat mempengaruhi pribadi si pembaca

5Wenny Widajatmi, “ Memperkenalkan Bacaan Kepada Anak“. Jurnal Anak, April 1998. 6

Ibid, hal 62

7

Kosam Rimbarawa, “ Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca dan Menulis ” Perpustakaan sebagai center for Learning Society. Ed : Sudarnoto Abdul Hakim ( Jakarta : Fakultas Adab Dan Humaniora, 2006 ) h. 23


(29)

18

1. Merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari suatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan.

2. Dapat menambah pengetahuan umum secara aktual yang terjadi di lingkungannya

3. merupakan sarana pengembangan diri

4. Sebagai sarana rekreasi dan hiburan yang murah 5. Mengisi waktu luang.8

Banyak manfaat yang dapat diambil dari membaca, contoh umum kita dapat mengetahui dunia yang luas melalui membaca. Menambah serta membuka wawasan ilmu pengetahuan. Membaca merupakan bentuk intrinsik yang menjadi eksisrensi seseorang sebagai manusia yang berbudaya. Apabila kegiatan membaca menjadi sesuatu yang berharga dalam kehidupan sehari-hari, maka pada umumnya anak tidak sulit dalam belajar membaca, bahkan sejak dini anak ingin belajar membaca9. Anak secara tidak langsung dapat belajar membaca sejak usia dini jika didukung dengan situasi yang dapat menciptakan suasana belajar membaca.

Sedangkan pengertian minat adalah sebuah perhatian yang kuat, intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk melakukan sebuah pekerjaan atau aktifitas. Secara operasional Lilawati mengartikan minat membaca anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

8

Mudjito, Pembinaan Minat Baca ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2001 ) h. 62.

9Prof. Dr. Conny Semiawan, “

Belajar Membaca dan Menulis Bagi anak Usia Dini Ditinjau Dari segi Pedagogi, Psikologi, dan Filologi Agama“. Jurnal Fasilitator Edisi 3 2006.


(30)

mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melalukan suatu aktivitas.

Jadi pengertian minat baca adalah suatu perhatian yang kuat untuk membaca serta menafsirkan sebuah bacaan. Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Sedangkan minat membaca anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri.

Minat baca tidak muncul sendiri harus ada yang merangsangnya, minat baca harus mulai dari lingkungan keluarga, bahan bacaan yang tersedia, hingga lingkungan tempat anak tinggal10. Pada masa anak berada pada lingkungan keluarga, orang tua harus berpran aktif dalam merangsang kebiasaan membaca anak dengan cara mengajak ke toko buku atau membacakan cerita sebelum tidur. Biasanya kebiasaan ini yang membuat anak untuk gemar membaca.

Sedangkan pada lingkungan tempat anak tinggal, biasanya terdapat perpustakaan umum atau taman bacaan. Peran orang tua juga yang harus memberitahukan atau mengajak anak untuk mengunjungi perpustakaan yang dekat dengan rumah tinggalnya.

10Wahyuningsih Usadiati, “

Perkembangan bahasa pada Anak” Jurnal Anak No. 29 tahun VIII


(31)

20

Minat membaca harus diperhatikan sejak anak usia dini karena membaca merupakan kemampuan dasar untuk belajar dan memperoleh kesenangan. Membaca juga merupakan alat bagi orang melek huruf untuk memperoleh kesenangan, informasi dan menambah pengalaman yang luas dalam benutk karya tulis 11. Minat anak juga didapat dari orang tuanya ketika orang tua sedang membaca, secara otomatis anak ikut membaca walaupun anak tidak dapat membaca. Seperti membuka-buka buku, membalik-balik buku, terkadang membaca terbalik. Dari sinilah kecintaan anak tentang buku mulai terbentuk.

Bagi anak yang belum bisa membaca peran orang tua sangat besar untuk mengenalkan bacaan dengan memberikan bahan bacaan yang dapat merangsang anak untuk membaca. Tidak jarang pula orang tua tidak perduli terhadap minat baca anak dengan cara memberikan bahan bacaan yang tidak sesuai dengan tahapan membaca anak. Misalnya anak yang belum dapat membaca diberikan buku yang seharusnya untuk anak usia yang sudah bisa membaca.

2. Fungsi Pembinaan Minat Baca

Pembinaan minat baca dewasa ini telah menjadi salah satu yang sangat urgen. Baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat. Langkah-langkah untuk pembinaan minat baca sebagai upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan mencerdaskan masyarakat.

Pembinaan minat baca adalah serangkaian kegiatan sebagai suatu sistem yang meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian,penilaian, dan pengembangan minat baca. Mengingat pentingnya pembinaan minat baca

11


(32)

yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan perhatian dan kesukaan membaca, maka fungsi pembinaan minat baca sebagai :

a. Sumber terhadap pelaksanaan kegiatan penumbuh kembangan minat baca.

b. Pedoman terhadap kegiatan dalam menumbuhkembangkan minat baca. c. Sebagai alat ukur dalam pengembangan minat baca.

Berikut kiat-kiat menumbuhkan minat baca pada anak usia prasekolah : 1. Orang tua harus sesering mungkin anak pergi keperpustakaan dan

toko buku sejak anak masih kecil

2. Orang tua harus membeli buku bergambar bagi anak

3. Orang tua harus seign mengajak anak untuk membaca dan menjadikan membaca menjadi kesengan tersendiri

4. Orang tua jangan terlalu sering membacakan cerita kepada anak yang menyebabkan anak jadi malas untuk membaca12.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca

Dalam pembinaan minat baca terdapat motivasi yang mendukung dalam peningkatan minat baca seseorang. Motivasi tersebut terbagi dalam dua golongan, yaitu motivasi internal dan eksternal. Yang dimaksud motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.

Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi internal antara lain:

1. Adanya kebutuhan seoarng pembaca terhadap bahan bacaan ini merupakan keinginan dasar dalam minat baca.

12

Mary Leonhardt, 99 Cara Membuat Anak Anda Keranjingan Membaca ( Bandung : Kaifa, 2000 ) h.44


(33)

22

2. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri

3. Adanya cita-cita, karena dengan membaca cita-cita yang ingin kita raih dapat dicapai13.

Selain motivasi internal, peningkatan minat baca juga perlu motivasi eksternal. Motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar seseorang. Ada juga yang menyebutkan insentif atau perangsang. Hal-hal yang menimbulkan motivasi eksternal adalah :

1. Hadiah adalah alat yang representative dan menjadikan hadiah sebagai motivasi untuk menjadikan lebih giat membaca lagi

2. Hukuman dapat menjadikan seseorang lebih giat membaca 3. Persaingan atau kompetisi 14

Selain motivasi, terdapat juga faktor yang dapat mendukung peningkatan minat baca. Dalam peningkatan minat baca terdapat faktor pendukung dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan minat baca diantaranya adalah :

1. Adanya lembaga-lembaga yang mengembangkan minat baca anak 2. Adanya berbagai jenis perpustakaan

3. Media massa yang selalu mendukung adanya pengembangan minat baca

4. Tumbuhnya penerbitan buku serta lahirnya penulis-penulis buku khusus anak

13

Ibid h.86

14


(34)

Pengembangan minat baca tidak selamanya berjalan mulus dalam prakteknya terdapat beberapa faktor penghambat pelaksanaannya minat baca seperti

1. Derasnya arus hiburan seperti film, permainan elektronik 2. Kurangnya mutu perpustakaan, baik dari koleksi dan pelayanan

3. Faktor ekonomi yang menyebabkan daya beli terhadap bahan pustaka tidak menjadi prioritas utama

4. Lingkungan keluarga yang kurang mengerti tentang pentingnya membaca.

Jika dikaitkan antara minat baca dan sebuah perpustakaan yang dapat mempengaruhi minat baca antara lain koleksi yang sesuai dengan pemakai (pembaca), tingkat pelayanan dari pustakawa, sikap pustakawan, tata letak antara ruang baca dan koleksi,dan faktor dana untuk mengelola perpustakaan.15 Namun dari beberapa hal tersebut terdapat beberapa usaha yang harus dilakukan oleh sebuah perpustakaan untuk meningkatkan minat baca misalnya mengadakan acara yang berkaitan dengan buku contohnya pemutaran film di perustakaan, dan mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku seperti pemberitahuan tentang adanya buku baru, membuat daftar buku yang harus dibaca, mengadakan pameran buku, berekreasi ke museum dan tempat-tempat edukatif lainnya.16

15

Ibid h. 27

16 ibid


(35)

(36)

24

RUMAH BACA KUARTET

A. Tentang Kuartet

1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Baca Kuartet

Tanggal 30 Juli 2005 rumah baca kuartet mulai dibuka. Pada mulanya Rumah Baca kuartet terwujud dari kecintaan sang pendiri Rumah Baca pada dunia literasi. Minimnya minat baca dan mahalnya harga buku juga yang melatari untuk segera merealisasikan sebuah sarana untuk mengatasi semua ini. Diberi nama Kuartet dikarenakan pendirinya berjumlah empat orang yaitu Edy Dimyati, Gunawan, Sigit, dan Dewi. Mereka ber-empat kemudian berkumpul untuk mengumpulkan semua bahan pustaka yang mereka miliki untuk disimpan di Rumah Baca. Koleksi yang ada pada waktu itu adalah koleksi-koleksi umum atau buku-buku yang mereka miliki selama kuliah serta bahan bacaan anak seperti komik dan lainnya.

Rumah Baca yang berlokasi di Jalan Taruna Jaya , Gang Karya Bakti Rt.02/05 No.04 Cibubur Jakarta Timur ini merupakan rumah baca satu-satunya yang ada di Kelurahan Cibubur. Pada awal-awal berdiri rumah baca ini hanya memiliki koleksi berkisar 300 eksemplar buku yang kesemuanya itu berasal dari pendiri Rumah Baca


(37)

25

Kuartet. Kemudian pada perjalanannya koleksi pun bertambah mulai dari komik, majalah, serta buku-buku umum. Walaupun ini hanya Rumah Baca anak tetapi koleksinya tidak hanya untuk anak-anak saja tetapi juga semua usia. Pada rak referensi terdapat skripsi, laporan penelitian, serta kliping yang berkaitan dengan dunia perpustakaan.

Dalam perjalanannya Rumah Baca Kuartet mendapat antusias yang besar dari masyarakat seperti memberikan bantuan berupa dana dan buku-buku. Anak-anak yang menjadi anggota Rumah Baca Kuartet pada dasarnya sangat pemalu namun setelah bergabung dengan rumah baca mereka lebih percaya diri, berani tampil, dan lebih kreatif. Dari sinilah lahir sekelompok anak yang menamakan dirinya Group Orkes ” Rhoma Merana ”. Setiap acara 17 Agustusan Group Orkes ini sering memparodikan raja dangdut Rhoma Irama, dibawah asuhan Kang Edi Dimyati sang pendiri Rumah Baca. Group ini sangat lucu, kocak, dan menggemaskan karena para anggota group ini adalah pelajar Sekolah Dasar yang pada awalnya mereka pemalu tetapi sekarang menjadi orang yang sangat lucu ketika tampil dipanggung.

Group Orkes ini pernah diundang untuk tampil pada acara WORLD BOOK DAY pada tahun 2007 dan 2008, ini merupakan sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Rumah Baca Kuartet dan para anggota Rumah baca.

Setelah ini banyak media massa baik cetak maupun elektronik mengabadikan kegiatan dan profil Rumah Baca Kuartet. Media yang elektronik antara lain adalah Global TV, DAAI TV. Sedangkan media cetak yang pernah meliput berbagai


(38)

kegiatan Rumah Baca Kuartet adalah HER WORLD, SUARA PEMBARUAN, ANNIDA. Dari sinilah kemudian rumah baca ini dikenal secara luas dan banyak juga yang menyumbangkan koleksi-koleksi pribadinya dan dana untuk Rumah Baca Kuartet.

Rumah Baca Kuartet mendapat perhatian dari MC Donald’s dalam mengembangkan gedung rumah baca, perusahaan ini menyumbangkan keramik utnuk lantai rumah baca sehingga membuat ruangan rumah baca menjadi nyaman. beberapa penerbit lokal yang menyumbangkan koleksinya antara lain adalah Dastan Book, Pustaka Lebah, Erlangga, Mizan, Tiga Serangkai, Elex Media Komputindo, Gramedia dan juga dari Komunitas 1001 buku. Karena dari penerbit-penerbit dan komunitas tersebut koleksi rumah baca menjadi beragam dan meningkat jumlahnya.

Dari penerbit itu juga koleksi yang diberikan tidak semuanya buku penulis lokal ada juga buku terjemahan bahkan ada juga buku berbahasa jepang dengan tulisan kanji. buku-buku yang diberikan semakin lama semakin meningkat, apalagi sejak Rumah Baca Kuartet mengikuti acara World Book Day eksistensinya makin dilirik oleh beberapa komunitas yang mengajak Rumah Baca Kuartet untuk bertukar pikiran dalam meningkatkan minat baca.

Karena kesibukan para pendiri Rumah Baca untuk penjaga atau pustakwan rumah baca ini diserahkan kepada anak-anak atau anggota rumah baca. Jika kita berkunjung Rumah Baca ini, kita akan bertemu dengan Pustakawan cilik dan pada papan


(39)

27

pengumuman tertulis dicari pustakawan cilik dengan kriteria suka buku dan suka membaca.

Pada pertengahan tahun 2006 Rumah Baca Kuartet membuat sebuah situs pustaka bernama wisata-buku.com, dimana situs tersebut berisi tentang referensi-referensi buku yang pernah diterbitkan. Situs ini pun juga mengajak bagi para pengguna internet untuk menjadi penulis atau pengamat sebuah buku yang baik. Karena jika menjadi penulis atau mengirimkan tulisan tentang referensi sebuah buku akan mendapatkan hadiah. Situs ini merupakan hasil karya dari sang pendiri Rumah Baca Kuartet dan merupakan saran promosi bagi keduanya yaitu Rumah Baca Kuartet dan Wisata-buku.com.

B. Visi, Misi, dan Tujuan

1.Visi

Rumah Baca Kuartet berfungsi sebagai sarana yang dapat menghibur, mengasuh dan memberi informasi serta tempat berkreasi dan interaksi bagi remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya

2. Misi

Menjadikan Rumah Baca Kuartete sebagai wadah interaksi para pencinta buku

a. Menjadikan Rumah Baca Kuartet sebagai pusat informasi bagi mereka


(40)

mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, rumah baca bisa dijadikan sebagai tempat untuk bertanya.

b. Rumah Baca Kuartet sebagai tempat untuk menumpahkan segala

kreatifitas dalam bentuk karya apapun. Disini, nantinya bakat anak-anak akan dengan sendirinya, pada intinya bebas berkarya tanpa batas.

c. Menjadikan Rumah Baca Kuartet tempat rekreasi yang mendidik. Tidak

hanya belajar serius, anak-anak juga membutuhkan hiburan yang penuh canda. Setipa akhir bulan pada malam minggu, Rumah Baca Kuartet menggelar acara nonton bareng film-film yang diputar tentu saja pilihan. Temanya lebih banyak pendidikan dan film dokumenter. Selain itu, game-game kelompok serta acara sulap menjadi hibuarn yang mendorong pengujung untuk datang.

3. Tujuan

Secara umum tujuan Rumah Baca Kuartet adalah menjadikan Rumah Baca Kuartet sebagai tempat mancari ilmu, tempat bermain, serta sarana mencurahkan kreatifitas anak-anak pada umumnya.

C. Layanan Rumah Baca Kuartet

1. Sistem Layanan

Rumah Baca Kuartet menerapakan sistem layanan terbuka, di mana setiap pengunjung dapat mengakses secara langsung ke koleksi yang ada pada Rumah Baca


(41)

29

Kuartet. Dengan sistem seperti ini diharapkan pengunjung dapat mencari informasi secara maksimal.

2. Jam Layanan

Jadwal layanan Rumah Baca Kuartet buka setiap hari dari hari senin-minggu

dengan dua sesi mulai jam 08.00 – 11.00 WIB dan 14.00 - 20.00 WIB. Kecuali hari

libur nasional dan keagamaan.

3.Jenis layanan

a. Layanan Sirkulasi

Rumah Baca Kuartet memiliki layanan peminjaman dan pengembalian buku, dimana bagi anggota dan pengunjung Rumah Baca yang ingin meminjam buku atau koleksi hanya diwajibkan mengembalikan dengan tepat waktu dan tidak rusak. Apabila koleksi rusak diwajibkan untuk menggatinya.

b. Layanan Referensi

Rumah Baca Kuartet juga menyediakan sumber referen meliputi kamus, ensiklopesi, sumber biografi, sumber geografi, direktori, dan sumber referen lainnya. Sumber referen yang dimiliki dibagi dua khsusus anak dan orag dewasamyang dimana layanan ini diletakan berdampingan

c. Layanan Audia-Visual

Koleksi layanan Audio Visual Rumah Baca Kuartet disimpan dirumah sang pendiri Rumah Baca. Koleksi ini biasanya digunakan pada malam minggu akhir bulan sebagai acara nonton bareng.


(42)

D. Koleksi Rumah Baca Kuartet

Koleksi atau sumber informasi yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet terdiri atas beberapa jenis koleksi umum, koleksi referen, koleksi skripsi, koleksi anak ( komik, novel, cerita rakyat, fabel, dongeng, cerita bergambar) , majalah anak, serta koleksi bahan-bahan non-cetak.

Khusus untuk koleksi umum dan keislaman Rumah Baca Kuartet menggunakan sistem klasikasi DDC sedangkan pada subjek Islam menggunakan sistem klasifikasi keislaman yang diterbitkan oleh Departemen Agama.

1) Koleksi umum

Koleksi umum pada Rumah Baca Kuartet ini dapat dipinjam dengan jangka waktu tertentu. Saat ini Rumah Baca Kuartet menyediakan tidak kurang dari 650 eksemplar koleksi yang siap dipinjamkan kepada para pengguna.

2) Koleksi Islam

Selain koleksi umum Rumah Baca Kuartet juga memiliki koleksi islam, subjeknya pun beragam mulai dari kelas 2X0 sampai 2X9. jumlah koleksi islam kurang lebih 68 eksemplar yang kesemuanya mencakup keseluruh subyek islam.

3) Koleksi Referen

Koleksi referen ( bahan rujukan ) adalah koleksi yang hanya bisa digunakan atau dibaca di Rumah Baca. Hingga saat ini Rumah Baca Kuartet memiliki kurang lebih 300 judul buku referen yang meliputi beberapa bisang ilmu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan. Serta biografi beberapa tokoh dunia.


(43)

31

4) Skripsi

Walaupun Rumah Baca Kuartet ini ditujukan untuk anak-anak. Ada juga beberapa koleksi skripsi yang berasal dari pendiri dan teman-teman sang pendiri. Jumlah koleksi skripsi ada 3 eksemplar

5) Koleksi Anak

Rumah baca Kuartet sebagai rumah baca anak dimana sebagian koleksi yang dimiliki adalah koleksi anak seperti komik, novel, cerita rakyat, fabel, cerita bergambar, serta koleksi permainan.

Tabel 1

Jumlah Koleksi Anak

No Jenis Koleksi Judul Jumlah

1 Komik 303 996 eksemplar

2 Novel 112 166 eksemplar

3 Cerita Rakyat 14 14 eksemplar

4 Fabel 63 63 eksemplar

5 Cerita Bergambar 54 54 eksemplar

6 Koleksi permainan 25 25 permainan


(44)

6) Majalah

Koleksi ini terdiri dari 3 kategori yaitu anak-anak,remaja, dan dewasa. Untuk

majalah anak diantaranya adalah bobo, xy-kids, mombi,Hot Gmae, Donald Bebek,

dan bee Magazine. Untuk koleksi majalah remaja diantaranya adalah Hai, Kawanku, Gadis, dan Gaul . sedangkan majalah dewasanya sendiri adalah Motor, Femina, komputer aktif, dan Pulsa . Majalah-majalah ini tidak berlangganan melainkan didapatkan dari donatur atau dari tempat kerja sang pendiri atau teman-teman pendiri.

7) Koleksi Non-Cetak

Rumah Baca Kuartet memiliki koleksi non-cetak berupa Audio Visual. Jenis koleksi ini hanya digunakan bersama pada saat nonton bareng pada malam minggu akhir bulan. Jumlah koleksi ini berjumlah 35 keping VCD.

E. Organisasi Koleksi

Koleksi buku pada Rumah Baca Kuartet disusun berdasarkan masin-masing disiplin ilmu dengan menggunakan klasifikasi Dewey Desimal ( Dewey Decimal Classification ) untuk koleksi umum, sedangkan untuk koleksi ke-islaman menggunakan klasifikasi ke-islaman yang di terbitkan oleh perpustakaan nasional. Namun untuk koleksi komik Rumah Baca Kuartet memiliki peraturan sendiri yaitu menerapkan aturan menulis tiga huruf pertama judul dari komik.


(45)

33

F. Peraturan pengguna rumah baca

1. pengguna rumah baca sebagai pustakwan yang menjaga kerapihan buku

2. anggota rumah baca hanya boleh meminjam maksimal 2 judul atau

eksemplar buku dan waktu maksimal peminjaman adalah 2 hari

3. jika ingin meminjam buku lagi harus mengembalikan buku yang dipinjam

4. buku yang dipinjam dapat diperpanjang dengan syarat membawanya

G. Kegiatan-kegiatan yang pernah diadakan

Salah satu tujuan Rumah Baca Kuartet adalah menjadi wadah untuk berkreatifitas bagi anak-anak dan warga sekitar. Pada awal berdirinya Rumah Baca Kuartet mengadakan acara yaitu Gitar dan Bass Klinik yang bertujuan mengajarkan kepada anak-anak yang datang agar dapat bermain gitar dan bass. Acara yang diadakan pada sore hari ini dapt antusias yang sangat besar dari anak-anak maupun orang dewasa. Rumah Baca Kuartet mengadakan acara Senam Jari. Acara ini mendapat antusias dari anak-anak dan sebuah media elektronik nasional untuk mengabadikan moment ini.

Acara yang tidak kalah seru adalah tebak kata dimana kita atau peserta diajak untuk meng-eja huruf pada kata yang disepakati namun secara cepat. Seperti kata rumah dieja dengan R-U-M-A-H, walau terlihat mudah namun pada pelaksanaanya sangat sulit dan memancing tawa dari anak-anak yang mengikuti acara ini.


(46)

Rumah Baca Kuartet juga pernah mengunjungi sebuah penerbit dimana anak-anak diajak untuk mengenal bagaimana proses penerbitan sebuah buku. Penerbit Pustaka Lebah yang mengundang anak-anak anggota Rumah Baca Kuartet bagaimana menggambar komik, mewarnai, hingga mengeditnya pada sebuah majalah.

Rumah Baca Kuartet seirng sekali mengajak anggotanya untuk berkunjung kemuseum. Museum yang pernah Rumah Baca Kuartet adalah Museum Nasional, Museum Sejarah Nasional dan monumen nasional, meseum reptil ( TMII ), museum Bank Indonesia. Dari semua museum yang pernah dikunjungi yang sangat menarik adalah saat berkunjunng ke Museum Bank Indonesia, karena hampir setengah dari anggota aktif yang ada di Rumah Baca Kuartet ikut serta. Selain itu Rumah Baca juga mengunjungi Museum Polri yang terletak di sekitar Mabes Polri pada museum ini anak-anak anggota Rumah Baca yang ikut serta mendapat pengalaman tentang bagaimana sejarah polisi secara keseluruhan. Pada museum ini terdapat juga ruang aktifitas yang mengajak anak-anak yang mengunjunginya untuk bermain dan belajar. Musuem ini juga menyimpan foto dan reka adegan Bom Bali, anak-anak sangat menyukai perjalanan kemusuem ini.

Rumah Baca Kuartet jug mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan kreatifitas seperti bermain Origami yaitu seni melipat kertas dari Jepang pada kegiatan ini anak-anak diajak untuk belajar membuat burung dengan kertas Origami.


(47)

35

Belajar bermain sulap, serta belajar bermain balon panjang dan membentuknya menjadi beragam bentuk seperti jearapah,motor dan pedang.

Acara besar yang pernah diikuti oleh Rumah Baca Kuartet adalah World Book Day ( WBD ) yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Membaca. Keikut sertaan Rumah Baca Kuartet pada acara WBD sendiri baru pada tahun kedua yaitu tahun 2007 yang diadakan di Gedung Mendiknas di Senayan. Pada acara ini rumah baca Kuartet ridak hanya ikut serta sebagai komunitas bacaan saja tetapi menampilkan sebuah parodi dengan judul Rhoma Merana. Dari keikutertaan ini Rumah Baca Kuartet dikenal oelh seluruh komunitas seindonesia. Karena pada acara World Book Day berkumpul berbagai komunitas seperti komunitas layang-layang indonesia, komunitas pecinta bacaan anak, komunitas star wars, dan lain-lain. Dan pada tahun 2008 juga ikut serta pada acara ini namun lokasi acaranya berpindah di Museum Bank Mandiri. Ini dikarenakan lokasinya berdekatan dengan sekretariat Forum Indonesia Membaca sendiri. Pada tahun ini juga Rumah Baca Kuartet juga ikut serta sebagai pengisi acara pameran komunitas literasi.

Acara besar yang diikuti oleh Rumah Baca Kuartet adalah Olympiade Taman Baca, acara yang diadakan di Mall Mega Glodok Kemayoran ini mengriimkan 20 anak atau anggota Rumah Baca. Pada acara ini Rumah Baca Kuartet mengikuti lomba marathon kreatifitas diantaranya adalah membuat origami, membuat layang-layang, cerdas cermat seputar cerita rakyat, tebak gaya, menghias layang-layang, menyelesaikan cerita dan membuat majalah dinding.


(48)

Acara paling akhir yang diadakan oleh Rumah Baca Kuartet adalah nonton

bareng Film ” Laskar Pelangi ”. Film yang mendapat antusias dari masyarakat

Indonesia itu akhirnya diputar juga di rumah baca. Anggota rumah baca yang mayoritas adalah anak-anak banyak yang hadir dan tidak banyak juga ibu-ibu warga sekitar rumah baca yang ikutan untuk menyaksikan film tersebut. Pada acara tersebut anak-anak Rumah Baca Kuartet sangat serius karena pada akhir acara terdapat kuis yang mendapat hadiah menarik. Tidak sedikit juga dari mereka berebut untuk menjawab dan mendapatkan hadiah.


(49)

36 BAB IV

KOLEKSI LITERATUR ANAK DI RUMAH BACA KUARTET

A. Koleksi Rumah Baca Kuartet

Sebagai perpustakaan umum, rumah baca ini memiliki koleksi yang ditujukan untuk masyarakat umum. Namun pada perjalanannya, pengunjung rumah baca akhirnya didominasi oleh anak-anak.

Pada awal berdirinya Rumah Baca Kuartet, koleksi buku yang dimiliki tidaklah bervariasi seperti saat ini. Namun untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, sang pendiri rumah baca mulai menambah jumlah koleksi yang dimiliki.

Karena pengguna Rumah Baca Kuartet lebih dominan anak-anak. Penambahan koleksi lebih banyak pada koleksi anak. Mulai dari komik, fabel, cerita rakyat hingga ensiklopedi anak.

Pada Rumah Baca Kuartet, jumlah koleksi yang dimiliki pada saat ini berjumlah 2848 buah atau setara kurang lebih 1200 judul baik buku dan terbitan berkala. Dari jumlah tersebut, 1418 eksemplar adalah koleksi anak. Jumlah ini meliputi koleksi komik, novel anak, fabel, cerita bergambar, cerita rakyat,dongeng, hingga buku informasi.

Khusus untuk koleksi majalah atau terbitan berkala. Rumah Baca Kuartet memiliki koleksi yang terbagi dua yaitu majalah anak. Berikut ini adalah beberapa judul majalah anak yang dikoleksi oleh Rumah Baca Kuartet yaitu Bobo, Mombi, Hot Game, XY Kids, Bee Magazines dan Donald Bebek. Untuk mengetahui


(50)

keberadaan koleksi majalah anak yang dikoleksi oleh Rumah Baca Kuartet dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Koleksi Majalah Anak

No Judul Status

1 Bobo Berlangganan

2 Mombi Tidak berlangganan

3 Xy kids Berlangganan

4 Bee Magazines Tidak berlangganan

5 Hot Games Tidak berlangganan

6 Donald bebek Tidak berlangganan

Dari tabel diatas dapat kira lihat bahwa koleksi majalah anak Rumah Baca Kuartet sangatlah beragam dimana beberapa judul diantaranya merupakan terbitan terbaik. Tetapi ada kekurangan dari beberapa judul diatas adalah tidak berlangganan, maka informasi yang ada didalamnya ada yang sudah tidak uptodate lagi. Untuk majalah remaja dan dewasa dapat dilihat pada tabel 2


(51)

38

Tabel 2

Koleksi Majalah Populer

No Judul Status

1 Motor Tidak berlangganan

2 Kawanku Berlangganan

3 Hai Berlangganan

4 Forsel Tidak berlangganan

5 Hidayah Tidak berlangganan

6 Auto Bild Tidak berlangganan

Sama dengan majalah anak, majalah yang dikhususkan bagi remaja dan dewasa ini juga banyak dari segi jumlah dan judul. Namun dibalik jumlah itu terdapat kekurangan dalam hal up to date informasi dan beberapa diantaranya tidak berlangganan.

B. Ketersediaan Bacaan anak pada Rumah Baca Kuartet

Sedangkan untuk jenis dan jumlah koleksi literatur anak yang dimiliki oleh Rumah Baca dapat kita lihat pada tabel 3


(52)

Tabel 3

Koleksi Rumah Baca Kuartet

No Jenis Koleksi Judul Persentase Eksemplar Persentase

1 Komik 303 49.1% 996 70,24 %

2 Novel 112 18.15% 166 11,71 %

3 Buku Informasi 50 8.1% 104 7,33 %

4 Fabel 63 10.2% 63 4,44 %

5 Cerita Bergambar 54 8.75% 54 3,81 %

6 Dongeng 21 3.4% 21 1,48 %

7 Cerita Rakyat 14 2.2% 14 0,99%

Jumlah 617 N=P/J

100%

1418 N= P/E

100 %

Dari 49,79% dari jumlah keseluruhan atau 1418 eksemplar bacaan anak yang dimiliki oleh rumah baca, pada tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa koleksi anak jenis komik berjumlah 996 eksemplar (70,24%) dengan 303 judul yang sangat beragam, untuk jenis novel berjumlah 166 eksemplar (11,71%) dengan 112 judul, cerita rakyat berjumlah 14 eksemplar (0,99%) dengan 14 judul, fabel berjumlah 63 eksemplar (4,44 %) dengan 63 macam judul, cerita bergambar berjumlah 54 eksemplar (3,81%) dengan 54 macam judul, buku informasi berjumlah 104 eksemplar (7,33%) dengan 50 judul, dan untuk koleksi dongeng berjumlah 21 eksemplar (1,48%) dengan 21 macam judul. Dari data tersebut dapat


(53)

40

disimpulkan bahwa koleksi yang paling dominan yang dimiliki Rumah Baca Kuartet adalah komik yaitu 996 eksemplar (70,24%).

Dari jumlah 1418 eksemplar buku anak, hampir seluruhnya adalah komik, jumlah komik sendiri mencapai 996 eksemplar. Komik merupakan cerita bergambar yang disukai anak-anak karena gambar yang disajikan terkadang menampilkan adegan yang secara nyata dan ada juga adegan lucu. Tapi dibalik itu beberapa komik juga pernah difilmkan jadi ini merupakan salah satu hal kenapa komik menjadi disukai. Berikut judul-judul komik ang dimilik oleh Rumah Baca Kuartet diantaranya adalah Doraemon, Kungfu Boy, Sailor Moon, Break Shot, Dragon Ball, Crayon Shincan, Detective Conan, Get Becker, Shaolin, Princes Army, Pokemon, Kimigure Orange Road, Ichigo Chanel, Monster, Kings Of Bandit, Ufo Baby, Baby Love, Dream Kiss, Golden Fish, Jendela Orpheus, dan Aurora. Komik ini merupakan kesukaan anak yang berkunjung ke rumah baca. Daftar Judul komik dapat dilihat pada lampiran 1.

Untuk koleksi Novel yang dimiliki oleh rumah baca, merupakan Novel lama seperti Novel yang berjudul Lupus, Lima Sekawan, Goosebumps dan Jembatan Madison County. Sedangkan untuk koleksi jenis novel yang baru diantaranya Kambing Jantan, Tentang Dia, Eiffel I’m In Love, Gege Mengejar Cinta, Ada Apa Dengan Cinta, Macarin Anjing, dan Cewek Komersil.

Daftar Judul novel dapat dilihat pada lampiran 2.

Khusus untuk cerita rakyat, rumah baca memiliki beberapa judul diantaranya adalah Cerita Rakyat dari Kedu, Cerita Rakyat dari Australia, Cerita


(54)

Rakyat dari Lampung, Sumur Lembusura, Patung Dewa Bertopi Jerami( Cerita Rakyat Dari Jepang ), Putri Mandalika dan Bujang Permai.

Daftar judul cerita rakyat dapat dilihat pada lampiran 3.

Fabel merupakan cerita anak yang menampilkan binatang sebagai tokoh utamanya, mampu menarik anak-anak untuk membacanya. Buku jenis ini menarik dan baik untuk anak-anak karena binatang pada buku ini dapat bertingkah laku seperti manusia, berikut judul koleksi fabel yang dimiliki oleh rumah baca, diantaranya adalah Si Cerdik Kancil: Sirang Kok Kena Batunya, Beruang Teddy Patricia Chare, Bramble Beruang: Seandainya Aku, Laba-laba Penolong, The little mermaid,Aku Tiger, dan Bergembiralah, ee Yore.

Daftar judul fabel dapat dilihat pada lampiran 4.

Untuk anak yang belum dapat membaca, buku cerita bergambar merupakan alternatif bacaan. Karena pada buku jenis ini, teks dan gambar yang letaknya berdampingan sangat menarik untuk dibaca. Berbagai unsur yang ada, seperti pewarnaan dan teks yang besar merupakan salah satu kebaikan buku ini, untuk anak yang belum dan yang baru bisa membaca. Beberapa judul diantaranya adalah Cerita Nabiku: dibakar Hidup-hidup Dari Kisah Nabi Ibrahim, Aku Suka Memberi, Empat Sekawan Pengamen, Waldo dan Pesta Hutan, Aku Berani Bertanya, Aku Senang Sekolah, Aku Sayang Guru dan Mengenal Bilangan.

Daftar judul Cerita Bergambar dapat dilihat pada lampiran 5.

Buku dongeng yang dimiliki oleh rumah baca, merupakan buku-buku terjemahan dari luar negeri. Tidak hanya dari luar negeri, beberapa judul yang di miliki juga merupakan terbitan dalam negeri. Judul buku cerita dongeng


(55)

42

diantaranya adalah Seri Dongeng Terkenal: Ratu Salju, Si Cantik dan Pangeran Buruk Rupa, A Famous Tales retold: Trojan Wars, Kamu Hebat Anemon, Thumbelina, Alice di Negeri Ajaib, dan Muni Peniup Terompet.

Daftar Judul Dongeng dapat dilihat pada Lampiran 6

Dari beberapa jenis buku diatas belum lengkaplah koleksi rumah baca tanpa koleksi buku informasi. Dimana buku jenis ini menampilkan informasi yang disampaikan kepada anak dengan gaya bahasa anak, dengan beberapa variasi bentuk cerita agar anak ingin membacanya terus menerus sampai halaman terakhir. Beberapa judul dianataranya adalah : Menjelejah dan Mempelajari Atlas Dunia, Seri Mengenal Dunia Ikan: Kembang Biak Ikan, Kreasi Daur Ulang Tutup Botol, Dari Mana Asalku? Kupu-Kupu, Menjaga Kebersihan Tubuh, Aneka Bangsa Aneka Peristiwa, Seri Panduan Berkreatifitas: Benda alampun Berguna, Ensiklomini: Olah Ragaku, dan Start Science: Forces and Moiton.

Daftar judul buku informasi, dapat dilihat pada lampiran 7.

Jenis-jenis buoku diatas adalah buku yang sudah dikoleksi oleh Rumah Baca Kuartet, dimana kesemuanya itu adalah buku-buku khusus anak. Pada jenis komik, isi cerita dan adegan yang ditampilkan pada komik ada yang menampilkan adegan kekerasan seperti perkelahian seperti pada Dragon Ball. Tetapi ada juga yang menampilkan adegan persahabatan seperti pada Doraemon. Buku yang baik bagi anak adalah buku yang menampilkan unsur pendidikan, namun tidak terlalu rumit dalam bahasa yang disampaikan. Dari buku-buku jenis inilah minat baca anak dapat dikembangkan, karena anak pada usia tertentu lebih menyukai gambar daripada teks.


(56)

C. Peran Bacaan Anak dan Minat Baca.

Dalam proses pengembangan minat baca, buku memiliki daya tarik tersendiri kepada pembacanya. Buku yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet sangat menarik baik dari bentuk dan isi. Namun, tidak semua buku dapat menarik minat baca seseorang, tanpa adanya peran serta orang lain. Dalam perkembangannya, minat baca seseorang dimulai dari usia dini. Pentingnya ketersediaan bahan bacaan yang dapat merangsang minat baca dapat meningkatkan minat seseorang dalam membaca.

Semakin banyak berdirinya rumah baca, mampu mendorong tumbuhnya minat baca. Keberagaman buku yang dimiliki pada rumah baca dapat merangsang perkembangan minat baca. Karena rumah baca adalah sebuah tempat dimana ilmu dan masyarakat dapat membaca, serta memperoleh bahan bacaan yang tersedia pada tempat tersebut tanpa harus membeli. Maka dari itu, rumah baca sekarang ini sangat berperan dalam meningkatkan minat baca, tapi perlu diperhatikan, bahwa hal yang dapat menunjang dalam meningkatkan minat baca yaitu keberagaman koleksi.

Keberagaman tersebut diantaranya adalah buku umum, buku agama serta buku yang dikhususkan untuk anak. Buku yang dikhususkan untuk anak diantaranya adalah komik, novel, buku cerita bergambar, fabel, dan lain-lain. Buku bacaan anak yang tersedia pada Rumah Baca Kuartet sangat beragam dan jumlahnya cukup banyak. Komik, novel, fabel, cerita bergambar, dongeng, dan ensiklopedi anak merupakan jenis koleksi yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet.


(57)

44

Salah satu jenis bacaan anak yakni komik, merupakan buku bergambar yang memiliki cerita pendek dan dapat dibaca dalam waktu yang singkat pula oleh pembacanya, dalam hal ini anak-anak Rumah Baca Kuartet. Beberapa judul diantaranya adalah Doraemon, Detective Conan, Crayon Sincan, Dragon Balls, Sailor Moon, Kungfu Boy, Dragon Ball, Get Becker, Shaolin, Princes Army, Pokemon, Kimigure Orange Road, Ichigo Chanel, Monster, Kings Of Bandit, Ufo Baby, Baby Love, Dream Kiss, Golden Fish, dan Jendela Orpheus.

Selain itu, pada ketika sedang membaca komik. Pembaca diajak untuk berimajinasi kedalam cerita yang dibacanya. Pada tiap halaman komik dilengkapi dengan balon-balon kata yang berada diatas gambar. Serta pembaca dapat menerka arti kata yang terdapat dalam komik, apabila hanya terdapat gambarnya saja. Apakah tokoh cerita dalam komik sedang sedih atau gembira. Pasalnya dalam komik ekspresi sang tokoh dijelaskna dalam gambar. Tentunya, hal ini juga dapat melatih daya imajinasi dan kreatifitas anak dalam merangkai, dan memahami cerita yang di paparkan dalam sebuah komik.

Selain hal itu komik juga memiliki daya tarik lain. Selain adanya balon kata, penggambaran karakter komik yang lucu dapat memancing tawa pembacanya. Misalnya pada saat karakter menangis, tokoh pada komik seperti memancurkan air yang banyak, padahal pada kenyataannya itu tidak mungkin terjadi. Hal inilah yang menjadi daya tarik dari komik, namun tidak hanya hal itu yang menjadikan komik sebagai sebuah bahan bacaan yang menarik untuk dibaca. Tidak semua komik menyajikan sisi hiburan, terdapat juga komik yang mengedepankan unsur edukatif.


(58)

Gambar 1

Contoh adegan yang ada pada komik Doraemon yang menarik anak untuk membacanya

Perbedaan antara novel yang diperuntukan bagi orang dewasa dan anak-anak hanyalah pada penggunaan bahasa yang lebih sederhana, terkadang cerita yang dan tokohnya hampir sama. Pada novel anak, penggunaan bahasa yang dipergunakan sedikit mudah untuk dimengerti. Novel anak biasanya bercerita tentang kegiatan sehari-hari, seperti bercerita tentang sekolah, teman bermain, dan pada beberapa novel teenlit ceritanya tentang kehidupan remaja seperti percintaaan.

Judul-judul novel yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet merupakan koleksi yang diperuntukan pembaca remaja. Tokoh ceritanya pun lebih banyak usia remaja, ini menjadikan novel khususnya novel remaja menjadi bacaan yang menarik. Beberapa judul diantaranya Gege Mengejar Cinta, Lupus, Lima


(59)

46

Sekawan, Goosebump, Kambing Jantan, Tentang Dia, Ada Cewek Komersil, Ada Apa Dengan Cinta, Macarin Anjing, dan Eiffel I’m In Love. Dari judul tersebut memang ditujukan untk remaja usia 12 tahun keatas. Namun pembaca pada Rumah Baca Kuartet justru pembacanya banyak yang berusia 9-12 tahun. Meskipun begitu, novel sangat menarik untuk dibaca. Karena seting cerita, karakter, dan jalan cerita merupakan kejadian sehari-hari.

Cerita rakyat biasanya menceritakan tentang kejadian di masa lampau, tentang suatu daerah atau tempat, dan ada juga cerita rakyat yang menceritakan tentang asal muasal suatu tempat. Dalam cerita rakyat juga menyediakan jendela pengetahuan tentang keyakinan, kultur serta budaya yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Selain itu cerita rakyat juga terdapat legenda seperti Legenda Banyuwangi, Legenda Si Malin Kundang, semua ini bercerita tentang kehidupan dimasa lampau yang dapat kita petik pelajarannya.

Pada cerita rakyat biasanya cerita yang disampaikan berupa pesan moral agar kita tidak bebuat semena-mena, berbuat baik kepada orang tua dan sebagainya, yang menjadikan cerita rakyat sebagai bahan pelajaran untuk bertindak.

Kehadiran cerita rakyat sebagai literatur anak dapat membantu anak-anak menjadi lebih mengenal kebudayaan, cerita yang disampaikan secara turun temurun, yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga cerita rakyat yang berasal dari seluruh dunia.

Berbeda dengan cerita rakyat, fabel adalah genre cerita anak yang menampilkan binatang sebagai tokoh ceritanya. Walau tokohnya binatang, tetapi


(60)

dapat berbuat seperti manusia seperti makan dengan alat makan, memiliki rumah, berjalan dengan dua kaki, dan banyak lagi.

Cerita yang ditampilkan pada fabel biasanya tentang persahabatan. Fabel merupakan cerita anak yang menampilkan binatang sebagai tokoh utamanya ini mampu menarik anak untuk membacanya. Buku jenis ini menarik dan baik untuk anak karena binatang pada buku ini dapat bertingkah laku seperti manusia, berikut judul koleksi fabel yang dimiliki oleh rumah baca diantaranya adalah Si Cerdik Kancil: Sirang Kok Kena Batunya, Beruang Teddy Patricia Chare, Bramble Beruang: Seandainya Aku, Laba-laba Penolong, The little mermaid, Aku Tiger, dan Bergembiralah, ee Yore.

Hal yang sama dapat ditemui pada kategori bacaan anak jenis buku cerita bergambar. Buku jenis ini dapat menarik minat baca karena gambar lebih berperan daripada teks. Anak-anak sangat menyukainya karena pada buku ini jalan ceritanya berdasarkan kejadian sehari-hari yang dialami anak, dengan gaya penceritaan yang ringan mampu mengajak anak untuk terlibat didalamnya.

Walau anak belum dapat membaca, tetapi gambar yang ada mampu mengajak anak untuk mengerti isi cerita yang ada. Karena pada buku bergambar, teks dan gambar yang letaknya berdampingan sangat menarik untuk dibaca. Berbagai unsur yang ada seperti pewarnaan dan teks yang besar merupakan salah satu kebaikan buku ini untuk anak yang belum atau yang baru bisa membaca. Beberapa judul diantaranya adalah Cerita Nabiku: dibakar Hidup-hidup Dari Kisah Nabi Ibrahim, Aku Suka Memberi, Empat Sekawan Pengamen, Waldo dan


(61)

48

Pesta Hutan, Aku Berani Bertanya, Aku Senang Sekolah, Aku Sayang Guru, dan Mengenal Bilangan.

Buku dongeng yang dimiliki oleh rumah baca merupakan buku-buku terjemahan dari luar negeri, tetapi ada juga beberapa judul dari terbitan dalam negeri. Judul buku cerita dongeng diantaranya adalah Seri Dongeng Terkenal: Ratu Salju, Si Cantik dan Pangeran Buruk Rupa, A Famous Tales retold: Trojan Wars, Kamu Hebat Anemon, Thumbelina, Alice di Negeri Ajaib, dan Muni Peniup Terompet.

Tersedia pula buku yang menampilkan informasi, yang disampaikan kepada anak dengan gaya bahasa anak, dengan beberapa variasi bentuk cerita agar anak ingin membacanya terus menerus sampai halaman terakhir, tanpa mengesampingkan isi dari informasi yang disampaikan. Tidak hanya dari segi bentuk, penggunaan isi cerita yang mengarah permainan sangatlah disukai oleh anak-anak. Jenis buku seperti ini sangat disukai oleh anak-anak karena menyenangkan, selain bermain juga mendapatkan informasi yang diperoleh dari buku.

Beberapa judul diantaranya adalah : Menjelejah dan Mempelajari Atlas Dunia, Seri Mengenal Dunia Ikan : Kembang Biak Ikan, Kreasi Daur Ulang Tutup Botol, Dari Mana Asalku? Kupu-Kupu, Menjaga Kebersihan Tubuh, Aneka Bangsa Aneka Peristiwa, Seri Panduan Berkreatifitas: Benda alampun Berguna, Ensiklomini: Olah Ragaku, dan Start Science: Forces and Moiton.


(62)

Masalah awal dalam minat membaca adalah kurangnya perhatian orangtua tentang tujuan akhir membaca yaitu selain memperolah wawasan. Tidak hanya itu, berdirinya rental game (dalam hal ini rental Play Station) juga menjadi salah satu faktor penghambat minat baca.

Harga buku yang mahal menjadi kendala dalam pengembangan minat baca anak. Maka dengan berdirinya rumah baca dan beragamnya koleksi yang dimiliki sudah dapat menarik minat baca anak. Tapi itu tidak langsung, karena berdirinya rumah baca, anak-anak yang datang tidak langsung membaca buku, melainkan hanya ingin bermain. Dari bermain inilah peran rumah baca untuk menarik anak untuk membaca.

Tersedianya literatur anak yang sangat beragam pada Rumah Baca Kuartet dan beberapa faktor pendorong minat baca lainnya, membuat anak-anak yang ada disekitar rumah baca menemukan tempat untuk membaca, tanpa harus membeli karena untuk membaca anak-anak tidak perlu mengeluarkan uang untuk membaca, dan meminjamnya untuk dibaca dirumah.

Karena pengguna rumah baca yang terbanyak adalah anak-anak, maka sangat penting tersedianya literatur anak. Tidak hanya literatur yang bersifat mendidik, tapi perlu juga literatur yang dapat menghibur, dan dapat mengembangkan daya kreativitas anak-anak. Selain itu, anak anak juga sebagai pengguna perpustakaan dapat kita jadikan sebagai sumber informasi sebagai pustakawan, tentang apa saja yang kita perlu ketahui tentang literatur anak. Sebagai sarana pemenuhan akan kebutuhan informasi anak-anak, Rumah Baca Kuartet memiliki tugas untuk menyediakan literatur anak dengan jumlah yang


(63)

50

cukup banyak. Menyediakan berbagai macam karya-karya fiksi dan non fiksi, berkaitan dengan dunia anak-anak. Dengan adanya Rumah Baca Kuartet, maka ketersediaan koleksi literatur anak juga harus terus berkembang sesuai dengan perkembangan pola pikir dari anak-anak sekitar lingkungan Rumah Baca Kuartet.


(64)

60 A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan yang berkaitan dengan Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet (RBK), penulis menarik kesimpulan bahwa koleksi yang dimiliki oleh RBK sudah sangat beragam, dari segi bentuk dan isi. Walaupun secara umum rumah baca ini ditujukan untuk anak-anak, juga memiliki koleksi untuk remaja dan dewasa. Dari jenis koleksi yang dimiliki terbagi menjadi 5 jenis yaitu koleksi umum, koleksi ke-Islaman, koleksi anak, majalah anak, dan majalah remaja.

Jumlah koleksi Rumah Baca Kuartet berjumlah 1418 eksemplar. Yang terdiri dari komik, novel, cerita bergambar, cerita rakyat, fabel, dongeng, dan buku informasi. Dari jumlah tersebut, koleksi komiklah yang memiliki jumlah paling banyak yaitu 996 eksemplar dari berbagai macam judul baik itu berseri atau tidak. Sedangkan untuk novel berjumlah 166 eksemplar, cerita bergambar 166 eksemplar, cerita rakyat 14 eksemplar, fabel 63 eksemplar, buku dongeng 21eksemplar, dan buku informasi sebanyak 104 eksemplar.

Komik merupakan koleksi yang paling sering digunakan oleh pengguna rumah baca, diantara berbagai macam jenis koleksi yang dimiliki.


(65)

61

Selain itu untuk koleksi majalah yang tidak up to date, tidak menjadikan minat baca anak terhadap koleksi ini surut, hanya saja beberapa dari anggota rumah baca mengeluhkan tentang ini. Trik dan cara yang dilakukan oleh rumah baca untuk meningkatkan minat baca terhadap penggunanya sangat baik, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap minat baca pengguna. Trik diantaranya adalah mengajak anak untuk menyampul buku, menyetempel buku, dan merapihkannya ke dalam rak, merupakan cara jitu untuk mengajak anak mencintai buku.

SARAN

Beberapa masukan kepada pengurus Rumah Baca Kuartet diantaranya adalah :

1. Rumah baca harus menambah kegiatan yang berkaitan dengan membaca seperti story telling, karena dapat merangsang minat anak terhadap buku.

2. Perlunya rak khusus atau memisahkan koleksi anak dan koleksi remaja dan dewasa, karena beberapa koleksi anak tercampur dengan koleksi yang lain.

3. Perlunya peng-uptodate majalah yang bersifat informasi, khususnya majalah anak, karena banyak majalah yang dikoleksi sudah lama.


(66)

4. Harus ada peraturan tentang pengembalian buku yang dipinjam, karena fakta dilapangan banyak buku yang dipinjam namun belum kembali.


(67)

63

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1997

Arani, Salma. “ Pemanfaatan Layanan Anak di Pepustakaan Umum Jakarta Selatan : Analisis Survei Pemakai Jasa.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003

Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Pepustakaan, Jakarta : Universitas Terbuka. 1993 Broto, A.S. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar

Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarta : Bulan Bintang.1978 Bunanta, Murti. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta : Pustaka Tangga.

2004

_______. Problematika Penulisan Cerita Rakyat : Untuk Anak di Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.1998

Ensiklopedi Sastra Indonesia,

Farkhan, Muhammad. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Cella. 2006. Harhasujana, A.S. Membaca, Jakarta : Karunika Jakarta. 1998.

Leonhardht. Mery. 99 Cara Membuat Anak Keranjingan Membaca. Bandung : Kaifa.1999

Minat Baca Anak Harus di Pupuk Dari Keluarga. Media Indonesia. 27-08-97. Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Universitas Terbuka. 1999.


(68)

Mustafa, Badollahi. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.1996. Nasuki, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, dan Disertasi

). Jakarta : Universitas Islam Negeri, 2007.

Purawijaya, Ipon Sukarsih. Penyusunan Laporan. Jakarta : Universitas Terbuka. 1994.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos.1999.

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. 2001. Tarigan, HG. Membaca Ekspresif, Bandung : Angkasa Media. 1987.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990

Tampubolon. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung : Angkasa. 1991

Wenny Widajatmi, “ Memperkenalkan Bacaan Kepada Anak “. Jurnal Anak, April

1998


(1)

cukup banyak. Menyediakan berbagai macam karya-karya fiksi dan non fiksi, berkaitan dengan dunia anak-anak. Dengan adanya Rumah Baca Kuartet, maka ketersediaan koleksi literatur anak juga harus terus berkembang sesuai dengan perkembangan pola pikir dari anak-anak sekitar lingkungan Rumah Baca Kuartet.


(2)

60 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan yang berkaitan dengan Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet (RBK), penulis menarik kesimpulan bahwa koleksi yang dimiliki oleh RBK sudah sangat beragam, dari segi bentuk dan isi. Walaupun secara umum rumah baca ini ditujukan untuk anak-anak, juga memiliki koleksi untuk remaja dan dewasa. Dari jenis koleksi yang dimiliki terbagi menjadi 5 jenis yaitu koleksi umum, koleksi ke-Islaman, koleksi anak, majalah anak, dan majalah remaja.

Jumlah koleksi Rumah Baca Kuartet berjumlah 1418 eksemplar. Yang terdiri dari komik, novel, cerita bergambar, cerita rakyat, fabel, dongeng, dan buku informasi. Dari jumlah tersebut, koleksi komiklah yang memiliki jumlah paling banyak yaitu 996 eksemplar dari berbagai macam judul baik itu berseri atau tidak. Sedangkan untuk novel berjumlah 166 eksemplar, cerita bergambar 166 eksemplar, cerita rakyat 14 eksemplar, fabel 63 eksemplar, buku dongeng 21eksemplar, dan buku informasi sebanyak 104 eksemplar.

Komik merupakan koleksi yang paling sering digunakan oleh pengguna rumah baca, diantara berbagai macam jenis koleksi yang dimiliki.


(3)

Selain itu untuk koleksi majalah yang tidak up to date, tidak menjadikan minat baca anak terhadap koleksi ini surut, hanya saja beberapa dari anggota rumah baca mengeluhkan tentang ini. Trik dan cara yang dilakukan oleh rumah baca untuk meningkatkan minat baca terhadap penggunanya sangat baik, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap minat baca pengguna. Trik diantaranya adalah mengajak anak untuk menyampul buku, menyetempel buku, dan merapihkannya ke dalam rak, merupakan cara jitu untuk mengajak anak mencintai buku.

SARAN

Beberapa masukan kepada pengurus Rumah Baca Kuartet diantaranya adalah :

1. Rumah baca harus menambah kegiatan yang berkaitan dengan membaca seperti story telling, karena dapat merangsang minat anak terhadap buku.

2. Perlunya rak khusus atau memisahkan koleksi anak dan koleksi remaja dan dewasa, karena beberapa koleksi anak tercampur dengan koleksi yang lain.

3. Perlunya peng-uptodate majalah yang bersifat informasi, khususnya majalah anak, karena banyak majalah yang dikoleksi sudah lama.


(4)

62

4. Harus ada peraturan tentang pengembalian buku yang dipinjam, karena fakta dilapangan banyak buku yang dipinjam namun belum kembali.


(5)

63

Anas, Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1997

Arani, Salma. “ Pemanfaatan Layanan Anak di Pepustakaan Umum Jakarta Selatan : Analisis Survei Pemakai Jasa.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003

Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Pepustakaan, Jakarta : Universitas Terbuka. 1993 Broto, A.S. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar

Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarta : Bulan Bintang.1978 Bunanta, Murti. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta : Pustaka Tangga.

2004

_______. Problematika Penulisan Cerita Rakyat : Untuk Anak di Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.1998

Ensiklopedi Sastra Indonesia,

Farkhan, Muhammad. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Cella. 2006. Harhasujana, A.S. Membaca, Jakarta : Karunika Jakarta. 1998.

Leonhardht. Mery. 99 Cara Membuat Anak Keranjingan Membaca. Bandung : Kaifa.1999

Minat Baca Anak Harus di Pupuk Dari Keluarga. Media Indonesia. 27-08-97. Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Universitas Terbuka. 1999.


(6)

64

Mustafa, Badollahi. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.1996. Nasuki, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, dan Disertasi

). Jakarta : Universitas Islam Negeri, 2007.

Purawijaya, Ipon Sukarsih. Penyusunan Laporan. Jakarta : Universitas Terbuka. 1994.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos.1999.

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. 2001. Tarigan, HG. Membaca Ekspresif, Bandung : Angkasa Media. 1987.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990

Tampubolon. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung : Angkasa. 1991

Wenny Widajatmi, “ Memperkenalkan Bacaan Kepada Anak “. Jurnal Anak, April 1998