Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Baca Kuartet
Kuartet. Kemudian pada perjalanannya koleksi pun bertambah mulai dari komik, majalah, serta buku-buku umum. Walaupun ini hanya Rumah Baca anak tetapi
koleksinya tidak hanya untuk anak-anak saja tetapi juga semua usia. Pada rak referensi terdapat skripsi, laporan penelitian, serta kliping yang berkaitan dengan
dunia perpustakaan. Dalam perjalanannya Rumah Baca Kuartet mendapat antusias yang besar dari
masyarakat seperti memberikan bantuan berupa dana dan buku-buku. Anak-anak yang menjadi anggota Rumah Baca Kuartet pada dasarnya sangat pemalu namun
setelah bergabung dengan rumah baca mereka lebih percaya diri, berani tampil, dan lebih kreatif. Dari sinilah lahir sekelompok anak yang menamakan dirinya Group
Orkes ” Rhoma Merana ”. Setiap acara 17 Agustusan Group Orkes ini sering memparodikan raja dangdut Rhoma Irama, dibawah asuhan Kang Edi Dimyati sang
pendiri Rumah Baca. Group ini sangat lucu, kocak, dan menggemaskan karena para anggota group ini adalah pelajar Sekolah Dasar yang pada awalnya mereka pemalu
tetapi sekarang menjadi orang yang sangat lucu ketika tampil dipanggung. Group Orkes ini pernah diundang untuk tampil pada acara WORLD BOOK DAY
pada tahun 2007 dan 2008, ini merupakan sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Rumah Baca Kuartet dan para anggota Rumah baca.
Setelah ini banyak media massa baik cetak maupun elektronik mengabadikan kegiatan dan profil Rumah Baca Kuartet. Media yang elektronik antara lain adalah
Global TV, DAAI TV. Sedangkan media cetak yang pernah meliput berbagai
kegiatan Rumah Baca Kuartet adalah HER WORLD, SUARA PEMBARUAN, ANNIDA. Dari sinilah kemudian rumah baca ini dikenal secara luas dan banyak juga
yang menyumbangkan koleksi-koleksi pribadinya dan dana untuk Rumah Baca Kuartet.
Rumah Baca Kuartet mendapat perhatian dari MC Donald’s dalam mengembangkan gedung rumah baca, perusahaan ini menyumbangkan keramik utnuk
lantai rumah baca sehingga membuat ruangan rumah baca menjadi nyaman. beberapa penerbit lokal yang menyumbangkan koleksinya antara lain adalah Dastan Book,
Pustaka Lebah, Erlangga, Mizan, Tiga Serangkai, Elex Media Komputindo, Gramedia dan juga dari Komunitas 1001 buku. Karena dari penerbit-penerbit dan
komunitas tersebut koleksi rumah baca menjadi beragam dan meningkat jumlahnya. Dari penerbit itu juga koleksi yang diberikan tidak semuanya buku penulis lokal
ada juga buku terjemahan bahkan ada juga buku berbahasa jepang dengan tulisan kanji. buku-buku yang diberikan semakin lama semakin meningkat, apalagi sejak
Rumah Baca Kuartet mengikuti acara World Book Day eksistensinya makin dilirik oleh beberapa komunitas yang mengajak Rumah Baca Kuartet untuk bertukar pikiran
dalam meningkatkan minat baca. Karena kesibukan para pendiri Rumah Baca untuk penjaga atau pustakwan rumah
baca ini diserahkan kepada anak-anak atau anggota rumah baca. Jika kita berkunjung Rumah Baca ini, kita akan bertemu dengan Pustakawan cilik dan pada papan
pengumuman tertulis dicari pustakawan cilik dengan kriteria suka buku dan suka membaca.
Pada pertengahan tahun 2006 Rumah Baca Kuartet membuat sebuah situs pustaka bernama wisata-buku.com, dimana situs tersebut berisi tentang referensi-referensi
buku yang pernah diterbitkan. Situs ini pun juga mengajak bagi para pengguna internet untuk menjadi penulis atau pengamat sebuah buku yang baik. Karena jika
menjadi penulis atau mengirimkan tulisan tentang referensi sebuah buku akan mendapatkan hadiah. Situs ini merupakan hasil karya dari sang pendiri Rumah Baca
Kuartet dan merupakan saran promosi bagi keduanya yaitu Rumah Baca Kuartet dan Wisata-buku.com.