Dampak dari Trafficking PENUTUP terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

seksual, tetapi sekitar separuh dari anak- anak yang dilacurkan pernah mendapatkan kekerasan seksual. 60 4. Kondisi sosial budaya, kondisi keluarga dan masyarakat indonesia masih patriarkis, posisi perempuan masih belum setara dengan laki- laki- laki baik dalam keluarga maupun di berbagai bidang strategis. 61

D. Dampak dari Trafficking

Dampak yang ditimbulkan dari trafficking tidak sedikit, di satu sisi dampak psikologis, namun di sisi lain adalah mencari keuntungan sosial ekonomi bagi para korban tersebut. 62 Perlakuan yang dialami oleh korban seringkali sangat buruk, meliputi kekerasan non-fisik termasuk penipuan, ancaman, pemaksaan, dimarahi, dipaksa melakukan hal-hal yang tidak masuk akal seperti mandi kembang tujuh warna. Kekerasan fisik meliputi pemukulanpenganiayaan, penyekapan di barak-barak penampungan, terkadang korban juga dipaksa menjadi pengedar dan pemakai obat-obatan terlarangnarkotika dan menjual minuman keras. Kekerasan seksual seperti diperkosa oleh collector, dipaksa duduk diruang etalase ruang kaca semacam ruang pameran agar pria hidung belang bisa memilih perempuan yang mereka suka , dan mereka dipaksa bergaya dan berpakaian seronok. Perempuan 60 Ibid, h. 32 61 Ibid, h. 32 62 Nur rofiah,Nu Menyikap Trafficking kompas 04062006 yang sedang hamil juga harus tetap melayani tamu, bahkan yang sedang menstruasi pun harus melayani tamu. 63 Kekerasan demikian di atas akan menimbulkan berbagai dampak bagi korban, seperti dampak non-fisik seperti perasaan bersalah, rasa takut terutama kepada keluarga, pacarsuami, sering merasa kesepian dan kebingungan, kehilangan harapan hidup dan harga diri, sehingga terkadang korban tidak lagi memiliki arah tujuan yang jelas dan cenderung melanjutkan kegiatan melacurkan diri. Dampak fisik seperti luka, lecet, bahkan kecacatan. Dampak secara seksual rasa nyeri, pembengkakan dan pendarahan dari vagina, memar pada bagian-bagian tertentu, infeksi penyakit kelamin terutama infeksi menular seksual IMS dan bahkan terinfeksi HIVAIDS, kehamilan, dll. Korban-korban trafficking biasanya adalah perempuan dewasa usia 18-35 tahun, anak perempuan usia 7-18 tahun ke bawah. Korban-korban ini umumnya berasal dari keluarga berekonomi menengah kebawah dengan kata lain keluarga miskin yang berdomisili di daerah pedesaan dan perkotaan. Anak-anak putus sekolah atau baru saja menamatkan pendidikan, anak perempuan dari keluarga miskin, perempuan yang mencari pekerjaan dan perempuan yang akan habis kontrak kerjanya juga cenderung menjadi korban trafficking.

E. Trafficking Menurut Islam