j. Mengarahkan Directing
Yaitu  teknik  untuk  mengajak  dan  mengarahkan  klien  melakukan sesuatu.  Misalnya  menyuruh  klien  untuk  bermain  peran  dengan  konselor  atau
menghayalkan sesuatu.
k. Menyimpulkan Sementara Summarizing
Yaitu  teknik  untuk  menyimpulkan  sementara  pembicaraan  sehingga arah  pembicaraan  semakin  jelas.  Tujuan  menyimpulkan  sementara  adalah
untuk  :  1  memberikan  kesempatan  kepada  klien  untuk  mengambil  kilas balik  dari  hal-hal  yang  telah  dibicarakan;  2  menyimpulkan  kemajuan  hasil
pembicaraan  secara  bertahap;  3  meningkatkan  kualitas  diskusi;  4 mempertajam fokus pada wawancara konseling.
36
B. Pengertian Perdagangan Anak Trafficking
Trafficking  atau  perdagangan  digunakan  untuk  pengistilahan  tindakan perdagangan  manusia.  Terminologi  istilah  Trafficking  merupakan  issu  baru  di
Indonesia.  Sampai  saat  ini  belum  ada  terjemahan  yang  tepat  dalam  bahasa Indonesia  dan  dapat  dengan  jelas  membedakan  dari  “trading”  Trading,
Meskipun  dengan  penggunaan  persamaan  kata  yang  kurang  tepat,  istilah perdagangan digunakan untuk menerjemahkan istilah trafficking.
37
36
Willis, Sofyan S. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta2004.
37
Syafaat, Rachmat, Dagang Manusia Kajian Trafficking Terhadap Perempuan Dan Anak, Lappera Pustaka Utama, Malang.
Pada  masa  lalu, masyarakat biasanya berfikir bahwa perdagangan manusia adalah  memindahkan  perempuan  melewati  perbatasan  di  luar  keinginan  mereka
dan  memaksa  mereka  memasuki  dunia  prostitusi.  Seiring  berjalannya  waktu masyarakat  lebih  memahami  mengenai  isu  perdagangan  manusia  yang  kompleks
dan  sekarang melihat bahwa pada kenyataannya perdagangan manusia melibatkan berbagai  macam  situasi,  misalnya  definisi  perdagangan  manusia  yang  lebih  luas
adalah  “  perpindahan  manusia  khususnya  perempuan  dan  anak-  anak,  tanpa persetujuan mereka di dalam satu negara atau ke negara lain, untuk segala bentuk
pekerjaan  yang  eksploitatif  dan  bukan  hanya  untuk  perostitusi  dan  pernikahan paksa.
38
Akan  tetapi  Indonesia  sendiri  belum  memiliki  definisi  traffiking  yang dilindungi  oleh  hukum,  namun  hal  ini  telah  dinyatakan  sejak  lama  di  dalam
KUHP  tahun  2002,  Indonesia  mendefinisikan  traffiking  dalam  rencana  aksi nasional  yang  tidak  memiliki  kekuatan  hukum  dalam  KUHP  hanya  bertujuan
untuk  membantu  orang  membaca  rencana  aksi  nasional.DPR  kini  sedang membahas  RUU  anti  traffiking  yang  akan  mendefinisikan  traffiking  dan  cocok
dengan KUHP.
39
Fenomena  tentang  perdagangan  manusia  ini  telah  ada  sejak  tahun  1949, yaitu  sejak  ditandatanganinya Convention on Traffic in Person. Hal ini kemudian
berkembang  ketika  banyak  laporan  tentang  terjadinya  tindakan  perdagangan perempuan  pada  Beijing  Plat  Form  of  Action  yang  dilanjutkan  dengan
Convention  on  the  Elimination  of  All  Form  of  Discrimination  Agains  Women
CEDAW  dan  telah  diratifikasi  oleh  Indonesia  dengan  dibentuknya  Undang-
38
Jamie Davis, Rebecca Surtees Pendampingan Korban Perdagangan Manusia Dalam Proses Hukum Di Indonesia Sebuah Panduan Untuk Pendamping Korban
jakarta : agustus 2004, h 9
39
Jamie Davis dan Mel Reynold Mimpi Yang Terkoyak Kampanye Penghapusan Perdagangan Manusia
buku panduan fasilitator 2 jakarta 2002. h 5
Undang  Nomor  7  Tahun  1984  tentang  Penghapusan  Segala  Bentuk  Diskriminasi Terhadap Perempuan, kemudian dipertegas dalam agenda Global Alliance Agains
Traffic in Women GAATW di Thailand Tahun 1994.
40
Trafficking atau perdagangan perempuan dan anak ialah “ setiap tindakan
atau  transaksi  dimana  orang  perempuan  dan  anak  dipindahkan  kepada  orang lain  oleh  siapapun  atau  kelompok  manapun,  demi  keuntngan  atau  dalam bentuk
lain, meliputi; menawarkan, mengantarkan, atau menerima perempuan dan anak dengan  berbagai  cara  untuk  tujuan  eksploitasi  seksual,  mengambil  organ  tubuh
perempuan  dan  anak  untuk  suatu  keuntungan, keterlibatan perempuan dan anak dalam kerja paksa serta penculikan anak untuk adopsi”
Protokol PBB.
41
Definisi  tentang  perdagangan  perempuan  dan  anak  adalah  :  semua  usaha atau  tindakan  yang  berkaitan  dengan  perekrutan,  transportasi  di  dalam  atau
melintasi  perbatasan,  pembelian,  penjualan,  transfer,  pengiriman  atau  penerimaan seseorang  dengan  menggunakan  penipuan  atau  tekanan  termasuk  penggunaan
atau  ancaman  penggunaan  kekerasan  atau  penyalahgunaan  kekerasan  atau  lilitan hutang  dengan  tujuan  untuk  menempatkan  atau  menahan  orang  tersebut  baik
dibayar  atau  tidak  untuk  kerja  yang  tidak  diinginkan  domestik,  seksual  atau reproduktif dalam kerja paksa atau ikatan kerja dalam kondisi seperti perbudakan
didalam  suatu  lingkungan  lain  dari  tempat  dimana  orang  itu  tinggal  pada  waktu penipuan,  tekanan  atau  lilitan  hutang  pertama  kali.
42
Sedangkan  PBB  dalam sidang  umum  tahun  1994  menyetujui  sebuah  resolusi  yang  menentang
perdagangan  perempuan  dan  anak  serta  memberikan  definisi  trafficking  sebagai berikut :
40
GATTW Global Alliance Against Trafficc In Women, 2000, HAM dalam Praktek Panduan Melawan Perdagangan Perempuan dan Anak, GAATW
, Bangkok.
41
Protokol PBB tentang perlindungan anak
42
Syafaat, Rachmat, Dagang Manusia Kajian Trafficking Terhadap Perempuan Dan Anak, Lappera Pustaka Utama, Malang.
Pemindahan  orang  melewati  batas  nasional  dan  internasional  secara  gelap dan  melanggar  hukum,  terutama  dari  negara  berkembang  dan  dari  negara  dalam
transisi  ekonomi,  dengan  tujuan  memaksa  perempuan  dan  anak  masuk  ke  dalam situasi  penindasan  dan  eksploitasi  secara  seksual  dan  ekonomi  sebagaimana  juga
tindakan  ilegal  lainnya  yang  berhubungan  dengan  perdagangan  manusia  seperti pekerja  paksa  domestik,  kawin  palsu,  pekerja  gelap  atau  adopsi  palsu  demi
kepentingan perekrutan, perdagangan dan sindikat kejahatan. Berdasarkan  definisi  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  unsur-unsur  dari
trafficking itu adalah:
1. Semua usaha atau tindakan,
2. Berkaitan dengan pemindahan orang,
3. Di dalam atau melintasi perbatasan wilayah negara,
4. Adanya tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan,
5. Adanya penipuan,
6. Lilitan hutang,
7. Kekerasan dengan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi dominan,
8. Pekerjaan yang tidak dikehendaki,
9. Kerja paksa atau kondisi seperti perbudakan,
10. Pemerasan terhadap pelacuran dari orang lain,
11. Pemerasan seksual,
12. Penghilangan organ tubuh.
Berdasarkan  pengertian  diatas  dapat  diketahui  bahwa  trafficking  adalah kegiatan  pengiriman  tenaga  kerja  yaitu  memindahkan  atau  mengeluarkan
seseorang  dari  lingkungan  tempat  tinggalnya  atau  keluarganya,  tetapi  pengiriman disini  tidak  harus  selalu  berarti  pengiriman  keluar  negeri.  Meskipun  trafficking
dilakukan  atas  ijin  tenaga  kerja  yang  bersangkutan,  ijin  tersebut  sama  sekali menjadi  tidak  relevan  tidak  dapat  digunakan  sebagai  alasan  untuk  membenarkan
trafficking tersebut.  Apabila  terjadi  penyalahgunaan  kekuasaan  atau  wewenang
atau  apabila  korban  berada  dalam  posisi  tidak  berdaya  misalnya  karena  terjerat hutang,  terdesak  oleh  kebutuhan  ekonomi  misalnya  membiayai  orang  tua  yang
sakit  atau  dibuat percaya bahwa dirinya tidak mempunyai pilihan lain atau ditipu atau diperdaya.
Pada  umumnya  tujuan  trafficking  adalah  eksploitasi,  terutama  eksploitasi tenaga  kerja  dengan  memeras  habis-habisan  tenaga  orang  yang  dipekerjakan
dan  eksploitasi  seksual  dengan  memanfaatkan  atau  menjual  kemudaan  tubuh serta  daya  tarik  seksual  yang  dimiliki  tenaga  kerja  yang  bersangkutan  dalam
transaksi seks.
43
Menurut  Siti  Ruhaini   Dzuhayatin  dan  Hartian  Silawati  2001  :79, terdapat  tiga  taktik  atau  modus  operandi  yang  digunakan untuk merekrut korban
ke dalam perdagangan trafficking yakni :
44
a. Seduction :
43
GATTW Global Alliance Against Trafficc In Women, 2000, HAM dalam Praktek Panduan Melawan Perdagangan Perempuan dan Anak, GAATW
, Bangkok.
44
Dzuhayatin, Siti Ruhaini dan Silawati, Hartian dkk, 2001. A Comparatie Study Of Women Trafficked In The Migration Prosses Pattern, Profiles and Health Consequences Of Sexual
Exploitation In Five Countries Indonesia, the Philippines, Thailand, Venezuela and United State
Pelakuagen  akan  membujuk  korban  dengan  cara  memacari  korban.  Para pelaku  berpura-pura  kalau  mereka  tertarik  pada  korban  dan  ingin  mengenal  lebih
jauh.  Para  pelaku  secara  sedikit  demi  sedikit  dalam  waktu  yang  lama mendapatkan  kepercayaan  dari  korban  dan  keluarganya  setelah  itu  mereka
membujuk  korban  dan  keluarganya  untuk  mengunjungi  sanak  keluarganya  yang berada di luar kota atau menghadiri pesta di kota terdekat.
45
b. False Promises: Biasanya agen akan berjanji memberikan pekerjaan kepada korban dengan
gaji  yang  cukup  tinggi  di  lain  kota.  Korban  melihat  hal  ini  sebagai  kesempatan yang baik untuk menghadiri dan membantu orang tua. Setelah setuju maka pelaku
akan membawa korban keluar kota untuk diperdagangkan.
46
c .  Group Operation
Cara  ini  dapat  menjerumuskan  korban  kedalam  trafficking  pelaku tidak  bekerja  sendiri  tapi  mereka  biasanya  beroperasi  dalam  kelompok  laki-laki,
ketika mereka akan mendekati korban.
47
Berdasarkan  uraian  tersebut  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  untuk memperlancar  perbuatannya,  pelaku  mendekati  dan  membujuk  korban  dan
keluarganya  dengan  berbagai  alasan  seperti  akan  memberikan  pekerjaan,  hidup yang  layak,  sehingga  pelaku  mendapat  kepercayaan  penuh  dari  korban  dan
dengan mudah memperjual belikan korban.
45
Ibid . h. 35
46
Ibid . h. 36
47
Ibid
. h. 37
C. Faktor Penyebab Terjadinya Trafficking