Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah perlindungan sosial anak RPSA bambu apus merupakan salah satu wujud pelaksanaan mandat departemen sosial berdasarkan surat keputusan bersama SKB 3 menteri : menteri sosial, menteri kesehatan dan kepolisian RI. Berdasarkan SKB tersebut departemen sosial memperoleh mandat untuk memfasilitasi penyediaan rumah perlindungan protection home, pusat trauma trauma centre, dan pusat pemulihan recovery centre bagi korban tindak kekerasan perlakuan salah abuse, anak-anak yamg membutuhkan perlindungan karena jiwa raganya terancam, karena terlibat atau menjadi saksi dalam kegiatan terlarang pelanggaran hukum, anak korban trafficking perdagangan anak yang mengalami eksploitasi fisik, psikis, ekonomi dan seksual serta anak korban konflik bersenjata, korban kerusuhan, korban bencana, orang tua yang dipenjara, orang tua yang meninggal dunia secara tragis anak terpisah separated children. Perempuan dan anak adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, perlu dilindungi harga diri dan martabatnya serta dijamin hak hidupnya untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrah dan kodratnya. Karena itu segala bentuk perlakuana yang mengganggu hak- hak dasarnya dalam berbagai bentuk pemanfaatan dan eksploitasi yang tidak berprikemanusiaan harus segera dihentikan tanpa kecuali. 1 1 http : www.kpai.go.id kekerasan dan perdagangan perempuan dan anak Di akses hari jum’at tanggal 25 juli 2008; 20:00 1 Namun dalam kenyataannya masih ada sekelompok orang yang dengan teganya telah memperlakukan perempuan dan anak- anak untuk kepentingan bisnis yakni melalui trafficking. Selama ini trafficking hanya terbatas pada bentuk prostitusi padahal pada kenyataannya mencakup banyak bentuk dari kerja paksa. Di indonesia, korban- korban trafficking sering kali digunakan untuk tujuan eksploitasi seksual misalnya dalam bentuk pelacuran dan peodophilia, serta bekerja ditempat- tempat kasar yang memberikan gaji rendah. Korban trafficking biasanya anak dan perempuan berusia muda dan belum menikah, anak korban perceraian serta mereka yang pernah bekerja di pusat kota atau luar negeri. 2 Perdagangan manusia terutama perempuan dan anak- anak untuk prostitusi dan tenaga kerja paksa adalah satu dari aktivitas kriminal yang paling cepat berkembang di dunia.walaupun laki- laki juga termasuk korban, mayoritas dari keseluruhan yang diperdagangkan adalah perempuan dan anak- anak. Menurut perkiraan resmi, antara 1 sampai 2 juta orang perempuan dan anak diperdagangkan setiap tahun di seluruh dunia untuk dijadikan buruh paksa, pekerja rumah tangga, atau dieksploitasi secara seksual. Perdagangan manusia saat ini menjadi sumber keuntungan ilegal terbesar ketiga dunia dalam hal kejahatan yang terorganisir, setelah obat- obat terlarang dan bisnis senjata, kejahatan yang menghasilkan ratusan triliyun rupiah setiap bulannya. 3 2 Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak. 3 http : www.mitrawacana.com perdagangan perempuan dan anak. Diakses pada hari selasa tanggal 22 juli 2008 19:00 Hampir setiap pasangan yang telah berumah tangga senantiasa mendambakan kehadiran seorang anak. Walau tak dipungkiri masih ada segelintir pasangan lain yang menolak untuk memiliki anak, dengan berbagai dalihnya. Sehingga dalam setiap perkawinan kehadiran anak sering kali dianggap sebagai syarat mutlak untuk menentukan kebahagiaan dan keberlangsungan perkawinan itu sendiri. Walau juga tak jarang pasangan yang tetap bisa melanggengkan tali perkawinan meskipun tanpa anak. Dan mereka juga bahagia meski kadarnya tetap tak bisa disamakan dengan yang memiliki anak. 4 Dalam pandangan islam, anak adalah karunia sekaligus amanah yang allah berikan kepada orang tua. Oleh karena itu setiap orang harus menjaga dan memelihara dengan baik. Bahkan islam mengecam tradisi jahiliyah yang tega membunuh anak- anak mereka karena kesulitan ekonomi. Dalam al- qur’an surat al- an’am ayat 151 Allah Berfirman   + ,- .0 12 3 4 6789: ; = ? ;  A8  3C+D E8 ; G IJ K J L MN;  ;  9O+  P Q  Q6+ C R S ;  T PU7 VWX0 Y4 ; 1LE Z [+  \ []_ +  [Y ` W;  4 http : www.luvleni.wordpress.com Diakses pada hari selasa tanggal 22 juli 2008 19:00 ”janganlah kalian bunuh anak- anak mu karena kemiskinan yang menimpamu kamilah yang akan memberi rizki kepadamu dan anak- anakmu. Q.S. Al-an’am 151 ”. Secara jelas dalam ayat ini menegaskan bahwa orang tua tidak berhak merampas masa depan anak dengan menjualnya karena ketimpangan ekonomi. Kata- kata ” membunuh” dalam ayat diatas, tidak hanya berarti membunuh kelangsungan hidupnya tapi juga menjerumuskan anak pada masa depan yang suram. 5 Anak-anak merupakan generasi bangsa yang akan datang, kehidupan anak- anak merupakan cermin kehidupan bangsa dan negara. Kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan keceriaan merupakan cermin suatu negara memberikan jaminan kepada anak-anak untuk dapat hidup berkembang sesuai dengan dunia anak-anak itu sendiri, sedangkan kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan rasa ketakutan, traumatik, sehingga tidak dapat mengembangkan psiko-sosial anak, merupakan cermin suatu negara yang tidak peduli pada anak-anak sebagai generasi bangsa yang akan datang. Disisi lain masa anak-anak merupakan masa yang sangat menentukan untuk terbentuknya kepribadian seseorang. 6 Mengatasi permasalahan perdagangan anak tidak hanya melibatkan satu lembaga, akan tetapi harus melibatkan semua pemangku kepentingan yang ada di masyarakat, yaitu instansi-instansi pemerintah, LSM, organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam sebuah kemitraan yang diperkuat oleh peraturan pemerintah, paling tidak keputusan menteri untuk bersama-sama menangani masalah perdagangan anak. Kesimpulan lain salah satu faktor pendorong perdagangan anak adalah ketidak- 5 Lies Marcoes Natsir fiqh anti trafficking Fahmina Institut, cirebon 2006. cet 1.h. 244. 6 http : www.komnaspa.or.id Diakses pada hari selasa pada tanggal 22 juli 2008 19:00 mampuan sistem pendidikan yang ada maupun masyarakat untuk mempertahankan anak supaya tidak putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Petugas kelurahan dan kecamatan yang membantu pemalsuan KTP anak yang diperdagangkan juga menjadi faktor pendorong utama perdagangan anak. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan instrumen hukum atau kebijakan yang lebih ketat secara efektif mencegah pemalsuan KTP. 7 Selain itu kekerasan terhadap anak juga terkait erat dengan faktor kultural dan struktural dalam masyarakat. Dari faktor kultural anak dipandang sebagai harta kekayaan orang tua sehingga ia harus patuh kepada orang tua. Bila anak dianggap lalai, rewel, tidak patuh, dan menentang kehendak orang tua maka dia akan mendapatkan sanksi dan hukuman. Faktor struktural diakibatkan adanya hubungan yang tidak seimbang asimetris, baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat. Disini anak ada dalam posisi lemah dan rendah, karena secara fisik memang lebih lemah daripada orang dewasa dan masih bergantung pada orang- orang dewasa disekitarnya. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa kasus- kasus kekerasan secara fisik dan penelantaran yang menimpa anak umumnya terjadi pada keluarga- keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan. Namun untuk kekerasan secara psikis dan tindakan child abuse lainnya justru cukup banyak ditemuai pada keluarga- keluarga di level menengah ke atas. Dimana banyak anak yang kehilangan hak- haknya atas 7 http: www.indosiar.com apa pencegahan trafficking terhadap anakDiakses pada hari selasa tanggal 22 juli 19:30 dasar “ kepentingan terbaik anak” yang dilihat dari kacamata orang dewasa yakni orang tua. 8 Departemen Sosial RI berkewajiban untuk melindungi dan mencegah anak- anak Indonesia dari bahaya trafficking. Dalam memberikan perlindungan dan pencegahan trafficking anak dikembangkan kegiatan- kegiatan yang menekankan pada pemberdayaan dan pemulihan yang berbasiskan masyarakat. Sudah menjadi tanggung jawab semua kalangan untuk membantu mencarikan jalan keluar bagi korban trafficking keluar dari permasalahannya. Seperti yang dilakukan oleh Rumah Perlindungan Sosial Anak yang dinaungi Oleh Departemen Sosial dan sekaligus menjadi obyek penelitian penulis. Dalam hal ini seorang konselor memberikan kewajibannya untuk menangani kasus trafficking terutama dalam hal bimbingan konseling. Melihat pemaparan diatas, maka penulis sangat tertarik dengan permasalahan- permasalahan yang terjadi di negara kita terutama masalah perdagangan anak yang akhir- akhir ini sangat panas diberitakan. Maka dari itu penulis melakukan penelitian lebih mendalam dan menjadikan pembahasan dalam skripsi dengan judul “Pelaksanaan Bimbingan Konseling Bagi Korban Child Trafficking Di Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Bambu Apus-Jakarta Timur.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah