1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat
di Indonesia.Upaya menyejahterakan masyarakat tidak hanya dapat dirasakan para anggotanya sendiri, tetapi juga masyarakat luas pada umumnya. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut diperlukan sebuah upaya dari koperasi itu sendiri untuk mengembangkan berbagai usahanya dalam rangka meningkatkan
kreatifitas masyarakat untuk berwirausaha khususnya dibidang usaha mikro, kecil dan menengah UMKM yang selalu menjadi prioritas utama koperasi.
Kebenaran koperasi dalam pencapaian tujuannya tergantung dari aktifitas para anggotanya, apakah merekamampu melaksanakan kerja sama,
memiliki kegairahan kerja dan menaati segala ketentuan dari garis kebijakan yang telah ditetapkan rapat anggota. Dengan demikian, usaha meningkatkan
taraf hidup mereka tergantung dari aktifitas mereka.
1
Namun stereotipe terhadap keberadaan lembaga koperasi masih berkumandang di berbagai kalangan. Tudingannya pun sungguh tidak
mengenakan dimana koperasi dinilai sebagai lembaga Ekonomi yang
1
Panji Anoraga dan Ninik Widianti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Asah Mahasatya,2003 cet ke-4, h.1
2
hampirgagal, tidak efisien, dan tidak bisa bersaing. Bahkan, sebagai sarang Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme KKN
2
. Ketika krisis moneter yang berlanjut pada krisis ekonomi melanda
negeri ini pada pertengahan 1997, hampir semua pelaku ekonomi terrkena imbasnya. Pukulan telak dialami oleh kalangan pengusaha besar
konglomerat yang tidak sedikit diantaranya yang gulung tikar. Kendati tidak telak, lembaga perkoperasian pun mengalami nasib yang sama. Hanya saja
koperasi mampu bertahan bahkan beberapa diantaranya, terutama koperasi yang bergerak dalam komoditas ekspor justru menuai untung akibat
depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sejalan dengan itu, Indonesia yang sudah menganut sistem pasar terbuka, juga menjadi
tantangan yang sekaligus sebagai peluang bagi koperasi
3
. Perjalanan hidup ekonomi rakyat melalui koperasi mengalami pasang
surut mulai dari kondisi bangsa yang terjajah, lalu menuju kondisi ekonomi yang diwarnai proteksi hingga fase ekonomi pasar bebas. Adalah tidak mudah
menghadapi perubahan lingkungan bisnis tersebut, terlebih bagi lembaga perkoperasian dengan skala usaha ekonomi serba terbatas dan sarat dengan
kelemahan-kelemahan dalam hal sumber daya manusia SDM pengelola koperasi serta kelemahan permodalan internal koperasi. Maka, wajar jika
eksistensi koperasi juga terkena imbas dari perubahan lingkungan tersebut.
2
Pariaman Sinaga, Urip Triyono, Irsyad Mucthar, Zaenal Wafa. Slamet A.W, Berlayar Mengarungi Sejuta Tantangan Koperasi Di Tengah Lingkungan Yang Berubah, Jakarta :PT
Raja Grafindo Persada,2007 h.1
3
Muhammad Firdaus, Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah ,Teori Dan Praktik, Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2004 cet ke-2 h.23
3
Namun demikian, fakta menunjukan di tengah hiruk-pikuk persaingan yang semakin ketat, sekelompok masyarakat masih teguh bergabung dalam
koperasi, baik di perkotaan, pedesaan sampai daerah terpencil. Secara umum, koperasi telah berperan dalam masyarakat. Adapun
perannya adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan skala dan efisiensi
Dalam bidang kegiatan usaha rakyat, pada umumnya sering dijuluki usaha skala yang tidak besar, bahkan kadang-kadang bersifat
subsisten sehingga efisiensi usaha rendah. Oleh karena itu, dengan bergabung dalam koperasi, skala kegiatan dapat diperbesar, seperti
pengadaan pupuk bersama, pengolahan hasil produksi, dan pemasaran bersama.
2. Meningkatkan “barganing position”
Pada umumnya secara individu kelompok usaha masyarakat dihadapkan pada keterbatasan akses pasar, akses permodalan dan akses
teknologi dan akses pendidikan. Ditemukan pula bahwa akibat asimetris informasi, kelompok yang lemah itu akan tereksploitasi. Dengan
bergabung dalam koperasi, kekuatan berkelompok menjadi tumbuh dan dapat memperkuat bargaining position yang kuat terhadap pasar.
3. Manfaat Sosial
Saling memberikan dukungan terhadap sesama, mendorong kebersamaan diantara para anggota dan mampu memupuk semangat
demokrasi serta loyalitas pada organisasi.
4
Namun sejalan dengan perjalanan waktu koperasi masih dianggap sebagai cara para rentenir mencari uang. Alasannya adalah karena
dewasa ini banyak para rentenir yang mengatasnamakan koperasi untuk mengambil keuntungan yang berlipat-lipat. Hal inilah yang sangat
mengecewakan. Oleh karena itu, insan-insan yang terus berjuang dalam koperasi memberikan inovasi lain dalam organisasi tersebut dengan cara
memandang koperasi sebagai sumber kemaslahatan umat yang harus dibina dan dilestarikan sesuai dengan syariat dan hukum islam yang
tertera dalam Al-quran, As-Sunah, Ijma dan Qiyas atau yang lebih dikenal dengan Koperasi Syariah.
Koperasi Syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan
peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Konsep pendirian Koperasi Syariah menggunakan konsep Syirkah
Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana
dalam porsi yang sama besar, dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling menanggung satu
sama lain dalam hak dan kewajiban. Serta tidak diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan partner lainnya
4
.
4
Nur S. Buchori,Koperasi Syariah, Sidoarjo : PT Masmedia Buana Pustaka, 2009 h. 15
5
Azas usaha Koperasi Syariah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula
dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita, tentunya harus dibagi secara sama dan proporsional.
Salah satu koperasi yang berbasis syariah adalah Koperasi Kossuma Syariah berdiri sejak tanggal 16 Januari 2006 sebagai “Pilot
Projek”Tim Ekonomi PP Salimah. Dengan Akte Notaris Herdianti Witjaksana, SH dan dikeluarkan pada tanggal 28 Juni 2006 No. 03.
Badan Hukum No 51820BHKPPSKANKOP1.2VI 2006. Lalu disahkan oleh Sudin Koperasi dan UKM Kota Depok pada tanggal 30
Juni 2006. Launching Kossuma Depok telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2006 dan diresmikan oleh Bapak Drs. Eddy Setiawan MM
Asisten Departemen Urusan Pembiayaan dan Peminjaman Kredit Kementrian Koperasi dan UKM RI.
Alasan Koperasi Kossuma dibentuk adalah untuk membantu usaha kecil dan menengah serta masyarakat khususnya wanita untuk dapat maju
dan sejahtera.Koperasi Kossuma mempunyai program sebagai berikut : a.
Jasa pelayanan simpan pinjam b.
Pembiyaan untuk pengembangan usaha usahabarang c.
Investasi dalam kerjasama usaha d.
Pembiyaan untuk barang produktif dan konsumtif e.
Penerimaan dan penyaluran dana sosial
6
Karena Koperasi ini memakai sistem tanggung renteng, maka keuntungan menjadi anggota Koperasi Kossuma sendiri adalah sebagai
berikut : a.
Terhindar masalah riba yang jelas-jelas hukumnya haram b.
Pengembangan usaha bagi yang sudah memiliki usaha Sejalan dengan perjalanannya masih saja ada yang menjadi
hambatantantangan bagi Koperasi Kossuma dalam membangun usaha mikro diantaranya adalah modal yang masih sedikit, para pesaing lain
seperti Bank Syariah, Koperasi Syariah, bahkansampai para rentenir yang mengatas namakan Syariah dalam usaha mendapatkan anggota. Dalam
hal ini, Koperasi Kossuma Syariah dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut guna bisa membangun usaha mikro di kelurahan Tugu Depok.
Terutama cara untuk memerangi para rentenir yang terus saja mengusik sektor ekonomi menengah kebawah, seperti yang diperintahkan Al
Quran: “ Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
taqwa,dan jangan tolong menolong dalam berbuat Dosa dan pelanggaran. dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah amat berat
siksanya ”. QS Al Maidah ayat 2.
Menyadari dan memahami kondisi tersebut, kenyataan inilah yang
mendorong penulis untuk menyajikan judul “Strategi Koperasi Kossuma Syariah Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro
Produktif Di Kelurahan Tugu Depok”
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah