terjadi pada saat sekarang kebanyakan dari pengangguran kesulitan mencari pekerjaan sehingga tingkat stress meningkat menyebabkan
seorang dapat melampiaskannya dengan menggunakan NAPZA.
4.2.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari Grafik 4.3, diketahui bahwa pengguna NAPZA kebanyakan adalah laki-laki 90,6. Rasio pria terhadap wanita pada pengguna
NAPZA berdasarkan DSM-IV-TR yaitu heroin: 3 banding 1, amfetamin: 1 banding 1, dan persentase penggunaan alkohol pada laki-laki 20 dan
pada perempuan 10.
14
Berdasarkan penelitian oleh Dadang Hawari, prevalensi pengguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki adalah 90.
Data Europe School Project on Alcohol and Drugs ESPAD tahun 2003
menunjukkan prevalensi penggunaan pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Laki-laki memiliki rasa ingin tahu lebih besar, sehingga
awalnya hanya ingin coba-coba konsumsi NAPZA, karena efek ketergantungan dari NAPZA sendiri sehingga menyebabkan seseorang
sulit untuk berhenti menggunakan NAPZA.
29
Hal ini sesuai dengan hasil dari penelitian kami.
4.2.2.3 Berdasarkan Jenis Pekerjaaan
Dari Grafik 4.4, pengguna NAPZA didominasi oleh kelompok mereka yang tidak memiliki perkerjaan dengan persentase 53,1. Faktor
kondisi sosial yang buruk pemukiman, kondisi keuangan, pengangguran dapat mengakibatkan seseorang lebih rentan memiliki rasa ingin
menyalahgunakan NAPZA. Karena tidak memiliki pekerjaan sehingga dapat menyebabkan tingginya stres dan tekanan tinggi menyebabkan
seseorang dapat melampiaskannya dengan cara menggunakan NAPZA. Selain itu, karena sulitnya mendapatkan pekerjaan seseorang yang tidak
bekerja dapat memutuskan untuk ikut dalam bisnis NAPZA.
4.2.2.4 Berdasarkan Status Pernikahan
Dari Grafik 4.5, didapatkan bahwa persentase pengguna NAPZA didominasi dari kelompok pasien yang belum menikah dengan persentase
64,6. Belum menikah dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pengguanaan NAPZA pada seseorang karena seorang
beranggapan bahwa ia tidak memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
finansial keluarganya.
Kebanyakan perempuan
akan menganggap bahwa seorang yang mengkonsumsi NAPZA itu adalah
seorang yang buruk, karena kebanyakan dari perempuan akan merasa takut dengan kemungkinan tingkat kekerasan yang akan dilakukan oleh seorang
pengguna NAPZA dan dampak yang lain akan menimbulkan perceraian.
4.2.2.5 Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari data yang terkumpul, didapatkan bahwa pengguna NAPZA berdasarkan pendidikan terakhir didominasi lulusan SMA sebesar
55,2. Hal ini sesuai dengan hasil data Biro Pusat Statistik BPS, tingkat pengangguran berdasarkan pendidikan terakhir terbanyak adalah
lulusan SMA sebanyak 1.841.545 jiwa.
30
Hal ini dapat berperan sebagai faktor pemicu seorang untuk menggunakan NAPZA karena tingginya
persaingan di kalangan masyarakat dalam hal mencari pekerjaan sehingga menyebabkan kebanyakan lulusan SMA menjadi sulit untuk mencari
pekerjaan sehingga seorang individu kesulitan untuk menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan.
4.2.3 Gambaran Gejala Psikotik Pada Pasien Pengguna NAPZA
Dari Grafik 4.7 di atas, didapatkan bahwa terdapat kesamaan persentase antara pasien yang hanya mengalami halusinasi dan memiliki
gejala campuran yaitu halusinasi dan waham sebesar 45,8. Dalam beberapa kasus, pengguna NAPZA amfetamin akan mengalami
gangguan psikologis mirip dengan skizofrenia dengan ditandai adanya delusi paranoid jika penggunaannya dalam jangka panjang.
31
Beberapa
jenis NAPZA dapat menyebabkan gejala psikotik waham dan halusinasi
adalah penggunaan amfetaminmetamfetamin, kanabis, alkohol 4.2.4 Gambaran Diagnosis Kerja pada Pasien Psikotik dengan Riwayat
Penggunaan NAPZAdi RSKO Jakarta.
Dari Grafik 4.8 di atas, didapatkan bahwa diagnosis akhir dari pasien NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi skizofrenia dengan
persentase 53,1. Beberapa zat dapat memperburuk keadaan pasien yang menderita skizofrenia seperti kanabis, amfetamin juga alkohol.
32
NAPZA dianggap tidak langsung menyebabkan skizofrenia namun risiko seorang
pengguna NAPZA mengalami skizofrenia meningkat, namun hanya beberapa zat yang memicu timbulnya gejala skizofrenia seperti amfetamin,
kanabis, dan kokain.
4.2.5 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis NAPZA yang digunakan Per-pasien
Dari Grafik di atas, didapatkan bahwa pengguna NAPZA didominasi oleh multi drug user dengan 2 tipe yaitu sebesar 30,2. Dadang Hawari
menyebutkan bahwa prevalensi penyalahgunaan NAPZA memakai lebih dari satu multi drug user zat yaitu sebesar 68. Drug User Monitoring
Australia DUMA melakukan survei pada pengguna NAPZA di kalangan tahanan, hampir sepertiga dari tahanan mengkonsumsi dua atau lebih
NAPZA. Di antaranya adalah kanabis 48 heroin 19 dan amfetamin 17.
4.2.6 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Jumlah Pengguna Zat Terbanyak.
Dari data yang telah terkumpul, didapatkan bahwa pengguna NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi oleh penggunaan
amfetamin shabu dengan persentase 66,7. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa amfetamin shabu lebih mudah masuk dalam SSP
melalui sirkulasi sehingga yang dapat mengganggu kerja dari transporter