Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 NAPZA

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya NAPZA merupakan zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, suasana hati dan juga perilaku. 7 Istilah NAPZA digunakan oleh Kementrian Kesehatan untuk menggantikan istilah drugs dan substance. 8, 9 Penggunaan NAPZA digunakan dengan berbagai cara antara lain dengan disuntik, dihirup, diisap, diminum dan sebagainya. 7 NAPZA dapat dibedakan menurut efek pada pemakai, bahan-bahan dasarnya, dan cara pembuatannya. Menurut efeknya NAPZA dapat dibedakan menjadi : 1 Stimulan yaitu zat yang dapat merangsang sistem syaraf pusat. 2 Depresan dapat menekan sistem syaraf. 3 Halusinogen adalah zat yang dapat merubah daya persepsi halusinasi. 7

2.1.1 Narkotika

Narkotik merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetismaupun semi sintetis yang efeknya dapat berupa perubahan pada perasaan, menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. Jenis narkotika dibagi menjadi tiga golongan : 1. Golongan I : Narkotika yang paling bahaya, daya adiktifnya sangat tinggi menyebabkan ketergantungan, hanya dapat dilakukan untuk penelitian.Contoh : ganja, putauw adalah heroin tidak berbentuk bubuk 2. Golongan II : Narkotika yang memikiki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: morfin, petidin. 3. Golongan III : Narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: kodein dan turunannya.

2.1.2 Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa. 10 Penggolongan Psikotropika Undang-Undang Indonesia Nomor 5 tahun 1997 : 1. Golongan I: Psikotropika golongan ini dapat digunakan hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan contoh: amfetamin metamfetamin 2. Golongan II: Psikotropika yang khasiatnya dapat digunakan untuk pengobatan danatau bertujuan untuk ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan ketergantungan. contoh: metilfenidat atau ritalin. 3. Golongan III : Psikotropika yang memiliki khasiat untuk pengobatan, banyak digunakan dalam terapi danatau dapat digunakan dengan tujuan ilmu pengetahuan mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan contoh: fenobarbital, flunitrazepam.