Berdasarkan Usia Pola Distribusi Pasien Psikotik Berdasarkan dengan Riwayat Penggunaan NAPZA

jenis NAPZA dapat menyebabkan gejala psikotik waham dan halusinasi adalah penggunaan amfetaminmetamfetamin, kanabis, alkohol 4.2.4 Gambaran Diagnosis Kerja pada Pasien Psikotik dengan Riwayat Penggunaan NAPZAdi RSKO Jakarta. Dari Grafik 4.8 di atas, didapatkan bahwa diagnosis akhir dari pasien NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi skizofrenia dengan persentase 53,1. Beberapa zat dapat memperburuk keadaan pasien yang menderita skizofrenia seperti kanabis, amfetamin juga alkohol. 32 NAPZA dianggap tidak langsung menyebabkan skizofrenia namun risiko seorang pengguna NAPZA mengalami skizofrenia meningkat, namun hanya beberapa zat yang memicu timbulnya gejala skizofrenia seperti amfetamin, kanabis, dan kokain.

4.2.5 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis NAPZA yang digunakan Per-pasien

Dari Grafik di atas, didapatkan bahwa pengguna NAPZA didominasi oleh multi drug user dengan 2 tipe yaitu sebesar 30,2. Dadang Hawari menyebutkan bahwa prevalensi penyalahgunaan NAPZA memakai lebih dari satu multi drug user zat yaitu sebesar 68. Drug User Monitoring Australia DUMA melakukan survei pada pengguna NAPZA di kalangan tahanan, hampir sepertiga dari tahanan mengkonsumsi dua atau lebih NAPZA. Di antaranya adalah kanabis 48 heroin 19 dan amfetamin 17.

4.2.6 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Jumlah Pengguna Zat Terbanyak.

Dari data yang telah terkumpul, didapatkan bahwa pengguna NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi oleh penggunaan amfetamin shabu dengan persentase 66,7. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa amfetamin shabu lebih mudah masuk dalam SSP melalui sirkulasi sehingga yang dapat mengganggu kerja dari transporter monoamin vesikular VMAT sehingga menghabiskan kandungan dari neurotransmitter dalam vesikel sinaptik dalam membran plasma mengakibatkan kadar dopamin dalam sitoplasma meningkat dan menimbulkan manifestasi euforia, mempresipitasi psikotik. 20,21

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif retrospektif kategorik, menganalisa tentang satu keadaan penyakit tertentu dalam satu populasi dengan memaparkan beberapa variabel epidemiologi yang berhubungan dengan timbunlnya masalah. Keterbatasan penelitian ini dirasa kurang karena pengambilan data pada penelitian ini menggunakan rekam medik pasien di RSKO Jakarta tidak lengkapnya isi dari rekam medik itu sendiri sehingga beberapa variabel tidak didapatkan, seperti jenis waham yang dialami oleh pasien, jenis halusinasi dialami oleh pasien.