Keanekaragaman Jenis dari Marga Pandanus di Kawasan Rawa Aceh Persebaran Jenis-Jenis dari Marga Pandanus di Kawasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keanekaragaman Jenis dari Marga Pandanus di Kawasan Rawa Aceh

Singkil Dari eksplorasi dan karakterisasi morfologi yang dilakukan di kawasan rawa Aceh Singkil diperoleh 5 jenis Pandanus yaitu Pandanus atrocarpus, Pandanus labyrinthicus, Pandanus militaris, Pandanus odoratissimus dan Pandanus tectorius. Pandanus yang ditemukan ini tergolong banyak bila dibandingkan dengan kawasan hutan lain di Sumatera. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Sahwalita 2007 memperoleh 4 jenis Pandanus di desa Pardukapan kecamatan Kerajaan, kabupaten Pakpak barat, provinsi Sumatera Utara dan Stone 1970 menyatakan bahwa jumlah jenis Pandanus di Sumatera berkisar 15-20 jenis. Perkiraan jenis Pandanus yang ditemukan ini suatu saat bisa saja berubah mengingat belum banyak penelitian yang dilakukan di kawasan hutan lain di Sumatera. Jumlah jenis Pandanus yang ditemukan tersebut diduga karena daerah ini memiliki kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan Pandanus Aceh Singkil merupakan wilayah yang dikategorikan beriklim tropis dan cenderung memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu mencapai 2847 mm per tahun BLH Aceh Singkil 2011. Selain itu, memiliki tingkat kelembaban udara yang cukup tinggi dan mempunyai suhu rata-rata agak panas yaitu 27-33 ° C. Menurut Norwegia 1994, Pandanus merupakan tumbuhan yang membutuhkan curah hujan yang tinggi dengan kondisi tanah yang baik. Pandanus tidak dapat tumbuh di daerah tanah liat yang kering dengan curah hujan yang sedikit. Universitas Sumatera Utara

4.2 Persebaran Jenis-Jenis dari Marga Pandanus di Kawasan

Rawa Aceh Singkil Jenis-jenis Pandanus yang ditemukan di kawasan rawa Aceh Singkil terdiri atas beberapa habitat. P. odoratissimus dan P. tectorius ditemuka n pada daerah pantai berupa daratan yang relatif kering dengan tekstur tanah berpasir namun masih terpengaruh pasang-surut air laut. Sementara P. atrocarpus ditemukan pada rawa pesisir berupa daratan yang relatif basah yang juga dipengaruhi pasang-surut air laut, sedangkan P. labyrinthicus dan P. militaris selain terdapat pada rawa pesisir juga ditemukan pada daerah perairan yaitu rawa pedalaman yang tidak dipengaruhi pasang-surut air laut Gambar 2. Gambar 2 Peta Persebaran Jenis-Jenis Pandanus di Kawasan Rawa Aceh Singkil Gambar diatas memperlihatkan jenis-jenis Pandanus yang ditemukan mendiami beberapa habitat yaitu daratan relatif kering pantai, daratan relatif basah rawa pesisir serta daerah perairan rawa pedalaman. Hal ini menunjukkan bahwa Pandanus mampu hidup pada habitat yang berbeda. Sesuai dengan pendapat Stone 1966 yang menyatakan bahwa Pandanus dapat ditemuka n hampir pada semua habitat mulai tepi laut sampai puncak pegunungan tertinggi, di daerah berpasir atau wilayah pantai berbatu, rawa-sungai dan Universitas Sumatera Utara rawa-mangrove. Kehadiran suatu jenis tumbuhan di tempat tertentu, berkaitan erat dengan faktor-faktor lingkungan yaitu iklim, edafik tanah, topografi dan biotik antara satu dengan yang lain, namun cukup sulit untuk mencari penyebab terjadinya kaitan yang erat tersebut Syafei 1994. Beragamnya jumlah jenis yang diperoleh mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sangat khas pada masing-masing habitat. Hasil di lapangan menunjukkan jenis Pandanus lebih banyak ditemukan pada daratan yang relatif basah dengan suhu berkisar 26-27 ° C dengan kelembaban antara 80-90 dan intensitas cahaya 1070-1319 Lux meter Lampiran B dengan jenis tanah berupa tanah alluvial yang berasal dari hasil pengendapan lumpur sungai yang tanahnya lebih subur karena adanya masukan air sungai yang membawa unsur-unsur hara bila dibandingkan dengan daratan yang relatif kering dengan suhu udara 29-31 ° C, suhu tanah 32-33 ° C, kelembaban udara berkisar 50-80 , intensitas cahaya 1666-1816 Lux meter, pH tanah 6,1-6,2 serta dengan jenis tanah berpasir yang berasal dari pelapukan batuan yang tidak dapat mengikat air serta daerah perairan berupa rawa pedalaman yang tidak dipengaruhi pasang-surut air laut dimana sumber hara hanya berasal dari masukan air hujan. 4.3 Karakterisasi Morfologi 4.3.1 Habitat