Karakterisasi Morfologi .1 Habitat HASIL DAN PEMBAHASAN

rawa-mangrove. Kehadiran suatu jenis tumbuhan di tempat tertentu, berkaitan erat dengan faktor-faktor lingkungan yaitu iklim, edafik tanah, topografi dan biotik antara satu dengan yang lain, namun cukup sulit untuk mencari penyebab terjadinya kaitan yang erat tersebut Syafei 1994. Beragamnya jumlah jenis yang diperoleh mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sangat khas pada masing-masing habitat. Hasil di lapangan menunjukkan jenis Pandanus lebih banyak ditemukan pada daratan yang relatif basah dengan suhu berkisar 26-27 ° C dengan kelembaban antara 80-90 dan intensitas cahaya 1070-1319 Lux meter Lampiran B dengan jenis tanah berupa tanah alluvial yang berasal dari hasil pengendapan lumpur sungai yang tanahnya lebih subur karena adanya masukan air sungai yang membawa unsur-unsur hara bila dibandingkan dengan daratan yang relatif kering dengan suhu udara 29-31 ° C, suhu tanah 32-33 ° C, kelembaban udara berkisar 50-80 , intensitas cahaya 1666-1816 Lux meter, pH tanah 6,1-6,2 serta dengan jenis tanah berpasir yang berasal dari pelapukan batuan yang tidak dapat mengikat air serta daerah perairan berupa rawa pedalaman yang tidak dipengaruhi pasang-surut air laut dimana sumber hara hanya berasal dari masukan air hujan. 4.3 Karakterisasi Morfologi 4.3.1 Habitat Jenis-jenis Pandanus di kawasan rawa Aceh Singkil terdapat pada daratan dan daerah perairan Gambar 3. P. odoratissimus dan P. tectorius ditemukan di daratan yang relatif kering berupa daerah pantai berpasir yang relatif landai dengan vegetasi pes-caprae Ipomea pes-caprae dan cemara pantai Casuarina equisetifolia, sedangkan P. atrocarpus, P. militaris dan P. labyrinthicus ditemukan pada daratan relatif basah dengan rawa pesisir yang dipengaruhi pasang-surut air laut. P. labyrinthicus dan P. militaris selain terdapat pada daratan yang relatif basah juga ditemukan pada daerah perairan yaitu rawa pedalaman yang tidak dipengaruhi pasang-surut air laut. Hal ini sesuai dengan pendapat Universitas Sumatera Utara Stone 1966 yang menggambarkan beberapa habitat beserta jenis Pandanus yaitu daratan relatif kering daerah berpasir dan pantai berbatu dengan jenis P. odoratissimus; daratan relatif basah hutan rawa air tawar dengan jenis P. atrocarpus; daerah berbukit, dataran rendah dan di sepanjang sungai dengan jenis P. militaris. Gambar 3 Habitat Pandanus. A Daerah pantai; B Rawa pesisir; C Rawa pedalaman.

4.3.2 Perawakan

Jenis Pandanus yang ditemukan tergolong tumbuhan dengan perawakan sedang yaitu P. labyrinthicus dan P. militaris dan tumbuhan dengan perawakan besar yaitu P. tectorius, P. odoratissimus dan P. atrocarpus. Hal ini sesuai dengan pendapat Stone 1966 yang membagi Pandanus atas perawakan kecil, sedang dan besar. Pandanus berperawakan sedang biasanya mempunyai percabangan pada tumbuhan yang sudah tua dengan diameter 2-9 cm dan akar penopang yang mencolok, sedangkan Pandanus berperawakan besar batang 10-20 cm, arah tumbuh ke atas, tinggi mencapai 5-6 m, ada atau tidak akar penopang Proproots. Contoh: P. atrocarpus dan P. odoratissimus. Universitas Sumatera Utara Gambar 4 Perawakan dan Proproots Pandanus. A Perawakan sedang P. labyrinthicus, B Perawakan besar P. atrocarpus, C Proproots P. labyrinthicus, D Proproots P. atrocarpus.

4.3.3 Batang

Jenis Pandanus yang ditemukan memiliki karakter morfologi permukaan batang yang berbeda-beda Gambar 5. Permukaan batang dengan tonjolan seperti duri lentisel meliputi P. atrocarpus, P. labyrinthicus, P. odoratissimus, P. tectorius dan permukaan seperti beruas dan tidak memiliki duri lentisel pada jenis P. militaris. Universitas Sumatera Utara Gambar 5 Permukaan Batang Pandanus. A Permukaan dengan lentisel P. tectorius, B Permukaan seperti beruas tanpa lentisel P. militaris.

4.3.4 Daun

Jenis Pandanus yang ditemukan memiliki karakter morfologi daun yang berbeda. Bentuk daun berupa bangun pita pada jenis P. labyrinthicus, P. militaris dan bangun lidah pada jenis P. atrocarpus, P. odoratissimus dan P. tectorius. Pada Pandanus terdapat duri pada tepi daun margin berwarna gelap yaitu jenis P. labyrinthicus, P. militaris dan P. atrocarpus sedangkan berwarna terang yaitu jenis P. odoratissimus dan P. tectorius. Selain itu, terdapat juga duri membalik recurved spines di bagian permukaan bawah daun kecuali jenis P. militaris dengan permukaan bawah daun licin. Recurved spines pada jenis P. labyrinthicus berwarna gelap sedangkan P. atrocarpus, P. odoratissimus dan P. tectorius berwarna terang. Stone 1966 berpendapat ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan dalam pengkoleksian daun pandan, yaitu warna duri bagian tepi yaitu hijau, coklat, keunguan, kemerahan atau kehitaman dan organ tambahan pada daun apakah duri pada pertulangan daun recurved spines melengkung ke arah keluar atau mengarah ke dalam. Universitas Sumatera Utara Gambar 6 Bentuk dan Duri Pandanus. A Bangun pita P. labyrinthicus; B Bangun lidah P. tectorius; C Permukaan bawah daun licin tanpa recurved spines P. militaris; D Permukaan bawah dengan recurved spines berwarna gelap P. labyrinthicus; E Duri tepi daun berwarna gelap P. labyrinthicus; F Permukaan bawah dengan recurved spines dan duri tepi daun berwarna terang P. tectorius.

4.3.5 Perbungaan

Jenis P. labyrinthicus merupakan satu-satunya jenis Pandanus yang ditemukan di kawasan rawa Aceh Singkil dengan perbungaan jantan. Perbungaan berbentuk malai panicles dan terletak terminal di ujung batang. Tidak ada perbedaan antara mahkota corolla dan kelopak calyx bunga atau bunga pandan hanya tersusun atas perhiasan bunga perianth. Jumlah benang sari sangat banyak. Keim 2007 menyatakan bahwa perbungaan jantan pada pandan amat jarang ditemui. Hal ini disebabkan masa mekarnya anthesis bunga jantan yang sangat Universitas Sumatera Utara singkat yaitu 1 hingga 3 hari. Sebaliknya, masa perkembangan dari perbungaan ke perbuahan pada individu betina sangat panjang dan dapat mencapai waktu berbulan-bulan. Gambar 7 Perbungaan Jantan P. labyrinthicus

4.3.6 Perbuahan

Beberapa jenis Pandanus di kawasan rawa Aceh Singkil ditemukan lengkap dengan buah kecuali pada P. atrocarpus, ada yang berupa seperti tandan cephalia pada P. labyrinthicus dan jenis lainnya berupa cephalium pada P. odoratissimus, P. tectorius dan P. militaris. Keim 2007 berpendapat bahwa sebagian anggota Pandanaceae, buah majemuknya dapat berupa buah majemuk satu tingkat artinya buah majemuk selalu tersusun atas buah tunggal drupe yang kemudian bergabung membentuk buah majemuk. Sebagian yang lain berupa buah majemuk dua tingkat artinya beberapa buah tunggal ada yang menyatu membentuk kelompok-kelompok majemuk yang disebut phalange, beberapa phalange ini kemudian bersama-sama membentuk buah majemuk tingkat berikutnya yang disebut “kepala” atau cephalium. Universitas Sumatera Utara Gambar 8 Perbuahan Pandanus. A Cephalia P. labyrinthicus; Cephalium B P. tectorius, C P. odoratissimus, D P. militaris dan E P. labyrinthicus; F Phalange P. tectorius; G Drupa P. labyrinthicus

4.4 Karakterisasi Anatomi