3.1.4 Keanekaragaman Hayati
Rawa Singkil memiliki kekayaan flora yang bernilai biologis dan ekonomis tinggi. Data Dirjen PHKA 2004 menunjukkan bahwa jenis kayu meranti, damar laut,
kapur, kerwing, lesi-lesi medang adalah jenis-jenis kayu yang bernilai ekonomis tinggi dan sebagian besar kayu ini berasal dari hutan di sekitar rawa Singkil. Hal
ini diperkuat juga oleh hasil diskusi Focus Group Discussion FGD dengan staff Pemda yang menyatakan bahwa Singkil dahulu dikenal sebagai penyuplai kayu
bernilai ekonomis tinggi dan kini saat luasan hutan di daerah ini semakin berkurang, suplai kayu yang bisa diharapkan adalah dari rawa Singkil. Jenis-jenis
fauna yang terdapat di kawasan rawa Singkil cukup beragam. Setidaknya tiga spesies satwa Sumatra endemik dan terancam punah dapat ditemukan di
kawasan ini yaitu, Orangutan Sumatera Pongo abelii, Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae dan Gajah Sumatera Elephas maximus sumatranus
Ariantiningsih 2007.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember 2012 sampai dengan Juni 2013 di kawasan rawa Singkil, kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. 3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Eksplorasi dan Karakterisasi Morfologi
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera dokumentasi, parang, cutter, gunting tanaman, tali rafia, label spesimen, lakban, spidol,
meteran, plastik ukuran 60x40 cm, alat tulis dan buku lapangan, buku identifikasi, peta rawa Singkil, higrometer, termometer, soil termometer, soil pH, lux meter,
altimeter dan GPS Global Positioning System dan sasak kayu alat press. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol 70 .
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Karakterisasi Anatomi
Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri, gelas objek dan cover glass, gunting kecil, backer glass, pinset, hot plate, mikroskop, kamera digital, tissue gulung
Sedangkan bahan yang digunakan adalah potongan daun koleksi spesimen herbarium, alkohol 70, HNO
3
50, safranin 1 dan gliserin.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Di Lapangan 3.4.1.1 Pemilihan lokasi
Dalam pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan Metode Purposive Sampling sesuai dengan keberadaan Pandanus dengan bantuan masyarakat lokal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh maka dilakukan survei lokasi yang telah dilakukan pada bulan Nopember 2012 untuk menentukan wilayah studi. Dari
survei yang telah dilakukan diperoleh hasil sementara yaitu ditemukan dua jenis Pandanus seperti P. labyrinthicus dan P. tectorius.
3.4.1.2 Inventarisasi dan Koleksi Spesimen
Potensi keberadaan Pandanus diidentifikasi dengan melakukan pengamatan dengan Metode survei. Keadaan rawa Singkil yang sebagian besar dibatasi oleh
sungai maka eksplorasi dilakukan dengan menggunakan Robin istilah perahu tradisional oleh masyarakat setempat dan sebagian daerah berupa dataran
sehingga eksplorasi dilakukan dengan metode jelajah di sepanjang jalur yang ada. Metode identifikasi spesies dengan mengambil contoh material setiap
tumbuhan pandan hutan yang terbaik dengan ciri-ciri yang masih lengkap kemudian dilakukan pengkoleksian spesimen. Koleksi dapat dilakukan baik dalam
bentuk basah maupun koleksi kering. Bagian vegetatif tumbuhan yang berperawakan kecil dapat dikoleksi seluruhnya. Untuk tumbuhan yang
berperawakan besar, dianjurkan untuk memisahkan daun dengan pangkal, tengah,
Universitas Sumatera Utara
ujung dan masing-masing bagian diberi penomoran pada label spesimen kemudian disusun di antara lipatan koran serta diikat dengan tali plastik, dimasukkan ke
dalam kantung plastik yang berukuran 60x40 cm, kemudian disiram dengan alkohol 70 sampai basah agar spesimen tidak berjamur, diusahakan sebelum
kantung plastik ditutup rapat dikosongkan terlebih dahulu udara yang terdapat di dalam kantung plastik tersebut seminimal mungkin, kemudian kantung plastik
ditutup rapat dengan lakban.
3.4.1.2 Parameter Pengamatan
Adapun parameter pengamatan yang dilakukan dalam penelitian Pandanus adalah sebagai berikut:
1 Parameter Morfologi
Parameter morfologi yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis Pandanus meliputi habit, habitat, proproots akar penopang, batang, daun, perbungaan,
dan perbuahan. 2
Parameter Ekologi Aspek lainnya adalah Parameter Ekologis meliput i daerah persebaran,
kelembaban udara dengan higrometer, suhu udara dengan termometer, suhu tanah dengan soil termometer, pH tanah dengan soil pH, intensitas cahaya
dengan lux meter, ketinggian dan titik ordinat dengan GPS Global Positioning System dari setiap jenis Pandanus yang ditemukan.
3.4.2 Di Laboratorium 3.4.2.1 Identifikasi karakter morfologi
Spesimen dari lapangan dibuka, koran diganti dengan yang baru, kemudian spesimen dikeringkan dalam oven pengering dengan suhu ± 60
°
C sampai spesimen kering. Spesimen yang telah kering dilakukan pengamatan morfologinya
dan diidentifikasi dengan buku-buku acuan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Flora Malesiana Steenis, 1976
b. Malayan Wild Flowers Monocotyledons Henderson, 1954
c. Revision of the Genus Pandanus Stickman Part 1: Key to the Sections
St. John, 1960 d.
Kumpulan jurnal-jurnal Pandanus Jenis-jenis yang tidak dapat diidentifikasi di Herbarium Medanense
MEDA, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA, Universitas Sumatera Utara dikirim ke Herbarium Bogoriense untuk diidentifikasi
lebih lanjut
.
3.4.2.2 Identifikasi karakter anatomi Stomata dan Sel epidermis
Pengamatan stomata dilakukan dengan membuat sayatan paradermal
semi-permanent dengan metode gabungan Simple Scraping Technique dari Metcalfe 1960 yang dimodifikasi. Bahan yang digunakan diambil dari daun
koleksi spesimen herbarium yang direbus dengan air selama 5-10 menit perebusan tergantung pada tebal tipisnya daun dan setelah itu direndam
menggunakan alkohol 70 selama ± 1 minggu hingga daun lunak. Kemudian dilakukan perebusan dengan menggunakan HNO
3
50 selama lebih kurang 5-10 menit sampai lapisan epidermis dapat dengan mudah dilepaskan dari
jaringan mesofil. Lapisan epidermis tersebut direndam dalam 1 safranin selama 5 menit; setelah diwarnai diletakkan pada gelas objek dengan gliserin, kemudian
ditutup dengan gelas penutup. Dioleskan cutex transparan pada pinggiran gelas penutup. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 kali.
Karakter anatomi yang diamati adalah bentuk dan susunan dari stomata dan sel epidermis pada bagian adaxial atas dan abaxial bawah daun Pandanus
kemudian dilakukan pengukuran stomata, penghitungan jumlah sel epidermis dan stomata yang dihitung dalam satu bidang pandang mikroskop dan dilakukan
sebanyak 10 kali yang dipilih secara acak untuk setiap potongan daun Pandanus.
Universitas Sumatera Utara
33.5 Analisis Data 3.5.1 Ukuran stomata