BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Ditemukan keanekaragaman jenis Pandanus di kawasan rawa Aceh Singkil
sebanyak 5 jenis yaitu Pandanus atrocarpus, Pandanus labyrinthicus,
Pandanus militaris, Pandanus odoratissimus dan Pandanus tectorius.
b. Kemiripan morfologi dan anatomi dari jenis Pandanus yang ditemukan di
kawasan rawa Aceh Singkil yang berdasarkan penggunaan 19 karakter pembeda morfologi dan anatomi dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu
kelompok I dengan kisaran kemiripan sebesar 55-84 terdiri dari jenis P. atrocarpus, P. odoratissimus dan P. tectorius serta kelompok II dengan
kisaran kemiripan 73-84 terdiri dari jenis P. labyrinthicus dan P. militaris. c.
Berdasarkan peta persebaran dapat diketahui habitat dari setiap jenis Pandanus meliputi daratan relatif basah berupa rawa pesisir dengan jenis
P. atrocarpus; daratan relatif kering berupa pantai dengan jenis
P. odoratissimus dan P. tectorius serta pada rawa pesisir dan rawa pedalaman ditemukan jenis P. labyrinthicus dan P. militaris.
1.2 Saran
Rawa Singkil, selain terdapat di kabupaten Aceh Singkil juga terdapat pada kota Subulussalam dan kabupaten Aceh Selatan. Diharapkan adanya penelitian lanjutan
khususnya mengenai keanekaragaman jenis Pandanus pada lokasi tersebut sehingga dapat diketahui keanekaragaman jenis Pandanus secara keseluruhan di
kawasan rawa Singkil.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ariantiningsih F 2007. Rencana Kerja “Melindungi Hutan Rawa Singkil untuk Masa Depan Anak Cucu Kita”. Yayasan Ekosistem Lestari. Medan.
Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik Aceh Singkil 2012. Aceh Singkil dalam Angka 2012.
Kerjasama Badan Pusat Statistik dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Singkil.
BLH Aceh Singkil 2005. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh RPJP Aceh Tahun 2005-2025 Provinsi Aceh. Aceh Singkil.
_______________ 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Singkil. Aceh Singkil.
Conservation International Indonesia 2007. Priority sites for conservation in Sumatra: key biodiversity areas. Departemen Kehutanan Republik
Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Universitas Andalas. Universitas Syiah Kuala Wildlife Conservation Society. Jakarta.
Indonesia.
Dirjen PHKA 2004. Peraturan Perundang-undangan Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Fahn A 1991. Anatomi tumbuhan. Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Franco C 1939. Relation between chromosome number and stomata in Coffea. Bot. Gaz. 100: 817-827.
Henderson MR 1954. Malayan Wild Flowers Monocotyledons. Published by
Malayan Nature Society. Kuala Lumpur. Heyne K 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor. Keim AP 2007. 300 tahun Linnaeus: Pandanaceae, Linnaeus dan Koneksi
Swedia.Memperingati 300 tahun Carolus Linnaeus. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor. 24 Mei 2007.
Kimball J 2006. Gas Exchange in Plants. www.Jkimball.ultranet.
Lakitan B 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Universitas Sumatera Utara
Leuser Development Programe 1995. Rawa Singkil: Mutiara di Ekosistem Leuser. Yayasan Leuser Internasional.
Lemmens RHMJ and N Buyan Praphatsara 2003. Plant Resources Of South-East Asia No. 12 3 mefdicinal and Poisonous Plants 3. Prosea Foundation.
Bogor. Indonesia. Metcalfe CR 1960. Anatomy of Monocotyledons I Graminae. Clarendon Press.
Oxford. Norwegia 1994. Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta: Penerbit Kantor
Menteri Lingkungan dan Konservasi Nasional Untuk Pelestarian Hutan dan Alam Indonesia. Hal: 42.
Pandey BP 1982. Palnt Anatomy. S Chand and Company. New Delhi Pasaribu N 2010. Freycinetia Pandanaceae of Sumatera [disertasi]. Bogor:
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pitney Bowes Business Insight 2009. MapInfo Profesional 10. Pitney Bowes
Software Inc. New York. Purwanto Y dan E Munawaroh 2010. Etnobotani Jenis-Jenis Pandanaceae Sebagai
Bahan Pangan Di Indonesia. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 5A 97-108. Pusat Penelitian Biologi LIPI dan PKT Kebun Raya Bogor. LIPI
Rohlf F 2002. NTSYS Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System. Version 2.11a. Exeter Software New York. New York.
Rompas Y. Henny L Rampe. Marhaenus J Rumondor 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae.
Universitas Sam Ratulangi. Vol. I No.1. Manado. Rumphius GE 1743. Herbarium Amboinense. Vol. 4. Franciscus Changulon.
Amsterdam. Sahwalita 2007. Inventarisasi Jenis-Jenis Pandan Hutan di Kabupaten Pakpak
Bharat, Sumatera Utara. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Vol. IV No. 6: 533-538. Palembang.
Salisbury EJ 1927. On the causes and ecological significance of stomatal frequency with especial reference to the woodland flora. Phil. Trans. R.
Soc. 216:1-65 Syafei ES 1994. Pengantar Ekologi Tumbuhan. FMIPA ITB. Bandung.
Steenis CGGJV 1976. Flora of Java. Diterjemahkan oleh Moesosurjowinoto. PT. Pradnya Paramitha. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Stone BC 1966. Pandanus Stickm in the Malayan Peninsula, Singapore and
lower Thailand Part 2. Nat. J. 19 5: 291-301. Malay.
Stone BC 1970. Malayan climbing pandans to the genus Freycinetia in Malaya. Nat. J. 23: 64-91. Malay.
_______ 1975. The Pandanaceae of the New Hebrides, with an essay on intraspecific variation in Pandanus tectorius. Kew Bull. 31 1: 47-70.
_______ 1976. The morphology and systematics of Pandanus today Pandanaceae. Gard. Bull. Singapore 29: 137-142.
_______ 1982. New Guinea Pandanaceae. First approach to ecology and biogeography. Di dalam: Gressit JL, editor. Biogeography and Ecology of
New Guinea. Volume 1. Monographiae Biologicae 42. The Hague: Dr.W. Junk Publ.
St. John H 1960. Revision of the Genus Pandanus Stickman. Part 1. Key to the Sections. Reprinted from Pacific Science.
Sutrian Y 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta
Wahyuningsih I. Elimasni. R Sinaga 2006. Buku ajar “Inovasi Pembelajaran Melalui E-Learning Untuk Meningkatkan Belajar Mahasiswa Pada Matakuliah
Fisiologi Tumbuhan”. Hibah Kompetisi Konten Matakuliah E-Learning. Departemen Biologi. FMIPA. Universitas Sumatera Utara.
Wallis TE 1965. Analytical Mycroscopy. Boston. Little Brown and Company.
Wardah dan FM Setyowati 2009. Ethnobotanical study of the Genus Pandanus L.f. in certain areas in Java, Indonesia. Biodiversitas. Vol. X No. 3: 146-
150. Pusat Penelitian Biologi LIPI. Cibinong-Bogor. Willmer CM 1983. Stomata. Longman Inc. London-New York.
Woelaningsih S 2001. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II. Fakultas Biologi
UGM. Yogyakarta Yuliana S dan K Lekitoo 2005. Eksplorasi Genus Pandanus Famili
Pandanaceae Di Pulau GAG Kabupaten Raja Empat. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Papua dan Maluku. Departemen
Kehutanan. Manokwari.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran A. Peta Kawasan Rawa Aceh Singkil
Universitas Sumatera Utara
Lampiran B. Faktor Fisik Lingkungan dan Peralatan Faktor Fisik Faktor Fisik Lingkungan
Parameter Suhu
Udara Suhu
Tanah C
Kelembaban Udara
C pH
Tanah Intensitas
cahaya Habitat Teresterial
Ulangan I 30
32
60 6,2
1741 Ulangan II
29 32
50-60 6,1
1666 Ulangan III
31 33
60
6,1 1816
Rata-rata 30
32,33
60 6,1
1741 Habitat Akuatik
Ulangan I 27
26
90 6,2
1319 Ulangan II
26 25
90
6,8 1070
Ulangan III 27
24 80
5,9 1210
Rata-rata 26,6
25
80 6,3
1199 Peralatan Faktor Fisik
a. Lux meter, b. Hygrometer, c. soil pH, d. Termometer, e. Soil Termometer, f. GPS, g. Altimeter