transfer dari pemerintah pusat diharapkan untuk digunakan secara efektif dan efisien oleh pemda untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, selain itu kebijakan
penggunaan dana tersebut harus transparan dan akuntabel.
2.1.2. Dana Alokasi Umum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang dana perimbangan menyebutkan bahwa DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Sama seperti
DAK, DAU juga disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari rekening kas umum negara ke rekening kas umum daerah. Berkaitan dengan perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah, hal tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah Darwanto dan
Yustikasari, 2007. Lebih lanjut menurut Darwanto dan Yustikasari 2007 hal tersebut menunjukkan terjadi transfer yang cukup signifikan di dalam APBN dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah dan pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini apakah untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat atau untuk keperluan lain yang tidak penting.
2.1.3. Pendapatan Asli Daerah
Saragih 2006 dalam Harianto dan Adi 2007 menyatakan bahwa peningkatan PAD harus berdampak pada perekonomian daerah. Peningkatan PAD menunjukkan
adanya peningkatan partisipasi publik terhadap jalannya pemerintahan di daerahnya.
Pemda yang salah satu tugasnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat memerlukan PAD sebagai bentuk kemandirian di era otonomi daerah.
BAPPENAS 2003 seperti yang dikutip oleh Adi 2006 melakukan analisis elastisitas PAD terhadap PDRB pada pemerintah provinsi menunjukkan ada 12
provinsi 41,37 yang mempunyai nilai elastisitas ≥ 1lebih dari satu. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan PDRB akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap perubahan PAD, sedangkan provinsi yang lain
perubahan PDRB-nya tidak cukup mempengaruhi perubahan PAD.
2.1.4. Pendapatan Perkapita
PDRB Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu atau merupakan jumlah
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Salah satu manfaat data PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk yang dihasilkan oleh
seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian pada satu periode di suatu daerah tertentu. PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya http:riau.bps.go.id.
Selanjutnya menurut Kuncoro 2004, Gaspersz dan Feony 2003 dalam Harianto dan Adi 2007 indikator pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan
Produk Domestik Bruto PDB atau PDRB dianggap tidak selalu tepat karena tidak mencerminkan makna pertumbuhan yang sebenarnya. Lebih lanjut disebutkan bahwa
indikator pendapatan perkapita lebih komprehensif dalam mengukur pertumbuhan ekonomi karena lebih menekankan kemampuan daerah untuk meningkatkan PDRB
karena secara simultan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan seiring dengan laju pertambahan penduduk.
Hukum Wagner merupakan teori mengenai perkembangan persentase pengeluaran pemerintah yang semakin besar terhadap Gross National Product
GNP. Wagner menyatakan dalam suatu perekonomian apabila pendapatan perkapita meningkat secara relatif pengeluaran pemerintah juga akan meningkat
Mangkoesoebroto, 2001. Hukum tersebut dirumuskan sebagai berikut :
Gp Ct-1 Yp Ct-1
Gp Ct-2 Yp Ct-2
Gp Ct-n Yp Ct-n
…
Gp Ct Yp Ct
Keterangan : Gp C = pengeluaran pemerintah perkapita
Yp C = produk atau pendapatan nasional perkapita t
= indeks waktu tahun
Menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat yaitu tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan,
kenaikan tingkat pendapatan masyarakat, urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi, perkembangan demografi, dan ketidakefisienan birokrasi yang mengiringi
perkembangan pemerintah Dumairy, 1997. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang Boediono, 1999. Pengertian tersebut mencakup tiga aspek yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses
bukan gambaran ekonomi pada suatu saat. Hal ini mencerminkan aspek dinamis dari suatu perekonomian yaitu melihat bagaimana perekonomian berkembang atau
berubah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita. Dalam hal ini berkaitan output total Gross Domestic Product dan
jumlah penduduk karena output perkapita adalah total dibagi dengan jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output perkapita harus dianalisa dengan melihat apa
yang terjadi dengan output total di satu pihak dan dan jumlah penduduk di pihak lain. Musgrave 1989 menyatakan bahwa pendekatan alternatif penyebab semakin
meningkatnya jumlah anggaran pemerintah antara lain adalah : a. Pertumbuhan pendapatan perkapita; oleh karena proporsi antara barang pribadi
dan barang sosial selalu berubah sesuai dengan kenaikan pendapatan perkapita dan bahwa porsi barang-barang sosial selalu mengalami peningkatan. Hal ini
membawa implikasi bahwa kebijakan anggaran yang efisien menghendaki adanya
peningkatan rasio pembelanjaan pemerintah terhadap Gross National Product GNP.
b. Perubahan populasi penduduk; perubahan populasi bisa merupakan suatu penentu utama porsi pengeluaran pemerintah. Perubahan tingkat pertumbuhan populasi
menyebabkan perubahan distribusi umur dan kecenderungan ini direfleksikan dalam perubahan pengeluaran seperti kebutuhan pendidikan, fasilitas perumahan,
dan sebagainya. Oleh sebab itu kebutuhan akan pelayanan umum dipengaruhi pula oleh faktor-faktor seperti mobilitas penduduk yang dapat mendorong
pertumbuhan kota-kota baru dan berakibat meningkatnya permintaan fasilitas publik.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu