Prinsip mudharabah muqayyadah adalah simpanan khusus restricted investment di mana pemilik dana menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus
diikuti oleh bank. Karakteristik jenis simpanan ini adalah: 1 pemilik dana menetapkan syarat penyaluran dana. Bank wajib membuat akad yang mengatur
persyaratan penyaluran dana simpanan khusus, 2 bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening simapanan khusus dengan dana
dari rekening lainnya.
2. Penyaluran Dana
Dalam penyaluran dana bank syariah harus berpedoman kepada prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan hal itu bank diwajibkan untuk meneliti secara
seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan penyaluran dana perbankan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, sevara garis besar terdapat empat kelompok prinsip operasional
syariah, yaitu prinsip jual beli bai’, sewa beli ijarah wa iqtina, bagi hasil syirkah dan pembiayaan lainnya Rahman, 1995.
a. Prinsip Jual Beli Bai’
Prinsip jual beli meliputi murabahah, salam dan istishna’. Prinsip murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan barang investasi. Murabahah
sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana. Orang tersebut kemudian meminta pada bank agar membiayai
Nursiti Arbaian: Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Syariah Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima Arifin, 1999.
Salam adalah pembelian barang untuk penghantar delivery yang ditangguhkan dengan pembayaran dimuka. Salam dalam perbankan biasanya
diafiliasikan pada pembiayaan jangka pendek untuk produksi agrabisnis atau industri sejenis lainnya. Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan
akad maka produsen harus bertanggung jawab dengan cara antara lain mengembalikan dana yang diterimanya atau mengganti dengan barang yang sesuai
pesanan, mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan inventory.
Menurut Harahap 1997, prinsip istishna’ menyerupai salam, namun istishna’ pembayarannya dapat dimuka, dicicil atau dibelakang. Istishna’ dalam bank syariah
umumnya diaplikasikan pada pembayaran manufaktur, industri kecil menengah dan kontruksi.
b. Prinsip Sewa Beli Ijah Wa iqtina Ijarah Muntahiyyah Bittamlik
Ijah Wa iqtina Ijarah Muntahiyyah Bittamlik adalah akad sewa-menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang disewakannya dengan ”opsi perpindahan hak milik” obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa.
Nursiti Arbaian: Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Syariah Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
c. Prinsip Bagi Hasil Syirkah
Prinsip bagi hasil meliputi musyarakah, mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah Antonio, 2001. Musyarakah dalam perbankan
diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Semua modal dicampurkan
untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-sama. Dalam prinsip mudharabah mutlaqah ini jumlah modal yang diserahkan
kepada nasabah selaku pengelola modal harus berupa uang tunai dan apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama. Adapun
hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah diperhitungkan dengan cara: 1 perhitungan dari pendapatan proyek revenue sharing dan 2 perhitungan dari
keuntungan proyek profit sharing. Prinsip mudharabah muqayyadah pada dasarnya sama dengan persyaratan mudharabah mutlaqah. Perbedaannya adalah penyediaan
modal hanya untuk kegiatan tertentu dan dengan syarat yang sepenuhnya dtetapkan oleh bank.
3. Produk-produk Bank Syariah