Pengertian Pajak Hiburan Jenis - Jenis Pajak Daerah

3. Pajak bahan bakar kenderaan bermotor 4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan b. Pajak Daerah tingkat II Kabupaten 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 7. Pajak Parkir

3.5 Pengertian Pajak Hiburan

Dalam Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 3 Tahun 2011 pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukkan, permainan danatau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. 1 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak Hiburan Menurut Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 pasal 15 sampai dengan pasal 20 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak Hiburan adalah: Pasal 15 : Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas setiap penyelenggaraan hiburan. Pasal 16 : 1 Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan Hiburan dengan dipungut bayaran. 2 Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah: a. tontonan film; b. pagelaran kesenian, musik, tari, danatau busana; c. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya; d. pameran; e. diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya; f. sirkus, akrobat, dan sulap; g. permainan bilyar, golf, dan bowling; h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan; i. panti pijat, refleksi, mandi uapspa, dan pusat kebugaran fitness center; dan j. pertandingan olahraga. Pasal 17 : 1 Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menikmati Hiburan. 2 Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan Hiburan. Pasal 18 : 1 Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara Hiburan. 2 Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa Hiburan. Pasal 19 : 1 Tarif Pajak Hiburan ditetapkan sebagai berikut : a. tontonan film, akrobat, sulap, pertandingan olahraga sebesar 10 sepuluh persen; b. pagelaran kesenian, musik, tari, busana, kontes kecantikan, binaraga, pameran sebesar 20 dua puluh persen; c. karaoke sebesar 30 tiga puluh persen; d. diskotik, klab malam dan sejenisnya sebesar 75 tujuh puluh lima persen; e. sirkus sebesar 10 sepuluh persen; f. permainan bilyar, golf dan boling sebesar 20 dua puluh persen; g. pacuan kuda, kendaraan bermotor, permainan ketangkasan sebesar 35 tiga puluh lima persen; h. panti pijat, refleksi, mandi uapspa dan pusat kebugaran fitness center sebesar 50lima puluh persen. 2 Khusus hiburan kesenian rakyattradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan sebesar 10 sepuluh persen. Pasal 20 : 1 Besaran pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18. 2 Pajak Hiburan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Hiburan diselenggarakan di Kota Binjai. 2 Tata Cara Pemungutan Sistem pemungutan pajak menurut Mardiasmo 2009:6 ada 3 jenis yaitu: a Self Assessment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggungjawab kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Ciri-cirinya: • Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang reutang oleh wajib pajak ada pada fiskus; • Wajib pajak bersifat pasif karena bukan dirinya sendiri yang menentukan besarnya pajak terutang; • Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak SKP oleh fiskus. b Official Assessment System Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Pemerintah fiskus untukmenentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: • Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada wajib pajak itu sendiri; • Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaaporkan sendiri pajak terutangnya. Fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi saja. c With Holding System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

D. Ruang Lingkup PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah yaitu melakukan pengumpulan data dan membahas permasalahan mengenai: 1. Prosuder pemungutan pajak hiburan dikota Binjai 2. dasar pengenaan pajak hiburan 3. ketentuan tarif pajak hiburan di kota binjai

E. Metode laporan

Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam proposal ini,maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan