Fungsi dan Wewenang Mahkamah Konstitusi

64 yudikatif dengan mengedepankan adanya hubungan checks and balances antara satu sama lain. Selanjutnya, UUD 1945 memberikan otoritas kepada MK untuk menjadi pengawal konstitusi. Mengawal konstitusi berarti menegakkan konstitusi yang sama artinya dengan “menegakkan hukum dan keadilan”. Sebab, UUD 1945 adalah hukum dasar yang melandasi sistem hukum yang berlaku di Indonesia. Dalam hal ini MK memiliki kedudukan, kewenangan serta kewajiban konstitusional menjaga atau menjamin terselenggaranya konstitusionalitas hukum. 116 Fungsi dan peran utama MK adalah adalah menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip konstitusionalitas hukum. Demikian halnya yang melandasi negara-negara yang mengakomodir pembentukan MKdalam sistem ketatanegaraannya. Dalam rangka menjaga konstitusi, fungsi pengujian undang- undang itu tidak dapat lagi dihindari penerapannya dalam ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen melainkan supremasi konstitusi. Bahkan, ini juga terjadi di negara-negara lain yang sebelumnya menganut sistem supremasi parlemen dan kemudian berubah menjadinegara demokrasi. MK dibentuk dengan fungsi untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari koridor konstitusi

4. Fungsi dan Wewenang Mahkamah Konstitusi

116 Janedjri M. Gaffar, Kedudukan, Fungsi Dan PeranMahkamah Konstitusi DalamSistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi RI, Surakarta, 2009, hal 11. Universitas Sumatera Utara 65 sehingga hak-hak konstitusional warga terjaga dan konstitusi itu sendiri terkawal konstitusionalitasnya . Untuk menguji apakah suatu undang-undang bertentangan atau tidak dengan konstitusi, mekanisme yang disepakati adalah judicial reviewyang kemudian menjadi kewenangan MK. Jika suatu undang-undang atau salah satu bagian daripadanya dinyatakan terbukti tidak selaras dengan konstitusi, maka produk hukum itu akan dibatalkan MK. Sehingga semua produk hukum harus mengacu dan tak boleh bertentangan dengan konstitusi. Melalui kewenangan judicial review ini, MK menjalankan fungsinya mengawal agar tidak lagi terdapat ketentuan hukum yang keluar dari koridor konstitusi. Fungsi lanjutan selain judicial review, yaitu 1 memutus sengketa antarlembaga negara, 2 memutus pembubaran partai p olitik, dan 3 memutus perselisihan hasil pemilu. Fungsi lanjutan semacam itu memungkinkan tersedianya mekanisme untuk memutuskan berbagai persengketaan antar lembaga negara yang tidak dapat diselesaikan melalui proses peradilan biasa, seperti sengketa hasil pemilu, dan tuntutan pembubaran sesuatu partai politik. Perkara-perkara semacam itu erat dengan hak dan kebebasan para warga negara dalam dinamika sistem politik demokratis yang dijamin oleh UUD1945 . Karena itu, fungsi-fungsi penyelesaian atas hasil pemilu dan pembubaran partai politik dikaitkan dengan kewenangan MK Fungsi dan peran MK di Indonesia telah dirumuskan dalam Pasal 24C ayat 1 UUD 1945 yang menentukan bahwa MK mempunyai empat kewenangan konstitusional conctitutionally entrusted powers dan satu kewajiban Universitas Sumatera Utara 66 konstitusional constitusional obligation. Ketentuan itu dipertegas dalam Pasal 10 ayat 1 huruf a sampai dengan d Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Empat kewenangan MK adalah 117 1. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 ; : 2. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewena ngannya diberikan oleh UUD 1945; 3. Me mutus pembubaran partai politik; 4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu. Sementara, berdasarkan Pasal 7 ayat 1 sampai dengan 5 dan Pasal 24 C ayat 2 UUD 1945 yang ditegaskan dalam Pasal 10 ayat 2 UU Nomor 24 Tahun 2003, kewajiban MK adalah memberi keputusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 . 117 Pasal 10 ayat 1 huruf a sampai dengan d Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Universitas Sumatera Utara 67

BAB IV EFEKTIFITAS PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILUKADA

OLEH MAHKAMAHAGUNG DAN MAHKAMAH KONSTITUSI A. Peralihan Kewenangan Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada dari Mahkamah Agung kepada Mahkamah Konstitusi. Sebagai lembaga negara yang bertugas mengawal, menjaga, danmemelihara konstitusi, di dalam setiap tindakan dan pengambilan putusan,MK harus mendasarkan kepada UUD 1945.Hal tersebut ditegaskan didalam Pasal 45 UU 242003 tentang Mahkamah Konstitusi.”Mahkamah Konstitusi memutus perkara berdasarkan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sesuai dengan alat bukti dankeyakinan hakim.” 118 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yangPutusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-UndangDasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikanoleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutusperselisihan tentang hasil pemilihan umum. Sejauh mana kewenangan yang diberikan konstitusiterhadap lembaga ini untuk menyelesaikan sengketa Pemilu dapatdilihat di dalam Pasal 24C ayat 1 UUD 1945. Ayat tersebut lengkapnyaberbunyi: 119 Di dalam Pasal tersebut secara eksplisit disebutkan kewenangan MKadalah memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.Ketentuanini dituangkan 118 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi selanjutnyadisebut UUD 1945 dan UU 242003, Jakarta: Mahkamah Konstitusi, 2008, hlm. 103. 119 UUD 1945 Hasil Amandemen Proses Amandemen UUD 1945 Secara Lengkap Dilengkapi Dengan Piagam Jakarta, selanjutnya disebut UUD 1945, cetakan kelima, Jakarta: SinarGrafika, 2008, hlm. 19. Universitas Sumatera Utara