Kedudukan Mahkamah Agung MA Fungsi dan Wewenang Mahkamah Agung

56 Salah satu dampak adanya pemisahan kekuasaan tersebut adalah dibentuknya Mahkamah Konstitusi.Keberadaan MK ini telah membentuk perubahan dalam sistem kekuasaan kehakiman di Indonesia yang selama ini hanya terpusat di Mahkamah Agung.MA diletakkan sebagai salah satu pemegang kekuasaankehakiman dalam masalah-masalah umum atau peradilan konvensional ditambahdengan kewenangan untuk melakukan pengujian peraturan perundang- undangandi bawah undang-undang terhadap peraturan perundang-undangan yang lebihtinggi, sedangkan MK merupakan peradilan ketatanegaraan adajuga yang menyebutnya sebagai peradilan politik yang diberi kewenangan khususdalam masalah-masalah ketatanegaraan tertentu yakni melakukan pengujianundang- undang terhadap UUD 1945, memeriksa dan memutus sengketa kewenanganantar lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus dakwaanimpeachment DPR bahwa Presiden danatau Wakil Presiden telah melakukanpelanggaran tertentu yang ditentukan di dalam UU atau tidak memenuhi syaratlagi sebagai Presiden danatau wakil presiden, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilu. Sejak keluarnya UU No.12 Tahun2008 yang merupakan perubahan atas UU 322004 kewenanganMK ditambah satu lagi yakni memutus sengketa hasil pemilukada.

1. Kedudukan Mahkamah Agung MA

Ketentuan yang menunjuk kearah badan Kehakiman yang tertinggi adalah pasal 24 ayat 1 UUD 1945.Eksistensi Mahkamah Agung ditetapkan setelah diundangkannya Undang-Undang No. 7 tahun 1947 tentang susunan kekuasaan Mahkamah Agung dan Kejaksaaan Agung yang mulai berlaku pada tanggal 3 Universitas Sumatera Utara 57 Maret 1947.Undang-Undang No. 7 tahun 1947 kemudian diganti dengan Undang- Undang No. 19 tahun 1948 yang dalam pasal 50 ayat 1 menyebutkan Mahkamah Agung Indonesia ialah pengadilan tertinggi. Undang-Undang No. 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman tanggal 17 Desember 1970, antara lain dalam pasal 10 ayat 2 disebutkan bahwa MA adalah Pengadilan Negara tertinggi dalam arti MA sebagai badan pengadilan kasasi terakhir bagi putusan-putusan yang berasal dari pengadilan-pengadilan lain yaitu yang meliputi keempat lingkungan peradilan yang masing-masing terdiri dari: 1. Peradilan Umum; 2. Peradilan Agama; 3. Peradilan Militer; 4. Peadilan Tata Usaha Negara. MA merupakan pengadilan tertinggi negara sebagaimana yang tercantum dalam Ketetapam Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik Indonesia Nomor IIIMPR1978 dan merupakan Lembaga Peradilan tertinggi dari semua lembaga peradilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh lainnya.. Sejak perubahan ketiga UUD 1945 kedudukan MA tidak lagi menjadi satu-satunya puncak kekuasaan kehakiman.Dengan berdirinya MK pada tahun 2003 puncak kekuasaan kehakiman menjadi 2, Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, namun tidak seperti Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi tidak membawahi suatu badan peradilan. Universitas Sumatera Utara 58

2. Fungsi dan Wewenang Mahkamah Agung

MA adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagai lembagatinggi negara yang merupakan pengadilan negara tertinggi dari semua lingkungan peradilan, dimana dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain. Mahkamah Agung berkedudukan di ibukota Negara Republik IndonesiaUU. No.14 Tahun 1985 pasal 1,2,3. Adapun yang menjadi fungsi-fungsi MA ialah: A. Fungsi Peradilan Disamping tugasnya sebagai pengadilan kasasi, MA berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir: 1. Semua sengketa tentang kewenangan mengadili; 2. Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985; 3. Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985; 108 Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materil, yaitu wewenang mengujimenilai secara materil peraturan perundangan dibawah undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya materinya bertentangan dengan peraturan yang tingkatnya di bawah undang-undang. 109 108 Mahkamah Agung, Cetak biru mahkamah agung, Sekretariat Jenderal Mahkamah Agung, Jakarta, 2010 hal 16. 109 Pasal 11 TAP MPR No. III Tahun 1978. Universitas Sumatera Utara 59 B. Fungsi Pengawasan 1.MA melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970; 2.Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan: - Terhadap pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim Pasal 32 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985. - Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan Pasal 36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985. Jika ditinjau dari obyeknya, pengawasan dan pembinaan hakim danpengadilan yang dilakukan oleh MA meliputi beberapa aspek, antara lain Universitas Sumatera Utara 60 teknis yudisial, administrasi peradilan, dan perilaku. 110 Dan metode yang biasanya dilakukan oleh MA dalam melakukan pengawasan antara lain:Inspeksi rutin dan mendadak; Meminta laporan secara periodik dari pengadilan; dan Menindaklanjuti laporanpengaduan masyarakat. 111 1.Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal- hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang No.14 Tahun 1985. C. Fungsi Mengatur 112 2.Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang. 113 1.Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan- pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985.Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi Pasal 35 Undang-undang Mahkamah Agung D. Fungsi Nasehat 110 Keputusan Ketua MA No. KMA006SKIII1994. 111 Mahkamah Agung, op cit, cetak biru.......... hal 23. 112 Mahkamah Agung, Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah lakip, Sekretariat Jenderal Mahkamah Agung, Jakarta, 2011, hal 4. 113 Ibid Universitas Sumatera Utara 61 No.14 Tahun 1985. Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat 1, Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya. 2.Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk kepada pengadilan disemua lingkungan peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Dalam prakteknya, banyak pihak yang menyalahartikan kewenangan MA untuk memberikan pertimbangan hukum. Sebagaimana dijelaskan di atas,sebenarnya kewenangan MA tersebut hanyalah untuk memberikan pertimbangan hukum kepada Lembaga Tinggi Negara. Namun tidak jarang individu, kelompok masyarakat, organisasi politik bahkan institusi pemerintah yang bukan Lembaga Tinggi Negara meminta pertimbangan hukum ke MA atas suatu permasalahan hukum. 114 Pasal 5 dan Pasal 9 Undang-undang No.49Tahun 2009 tentang tentang perubahan atas Undang-undang No. 2 Tahun 1986 Peradilan Umum memberikan fungsi administratif kepada MA yaitu: E. Fungsi Administratif 115 114 Mahkamah Agung,op cit, cetak biru.......... hal 31 115 Pasal 5 dan Pasal 9 Undang-undang No.49Tahun 2009 tentang tentang perubahan atas Undang-undang No. 2 Tahun 1986. Universitas Sumatera Utara 62 1 Mahkamah Agung mengusulkan kenaikan kelas pengadilan dan pembentukan pengadilan baru. 2 Badan-badan Peradilan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan peradilan Tata Usaha Negara sebagaimanadimaksud Pasal 10 ayat 1 Undang-undang nomor 48 tahun 2009 secara organisatoris, administratif dan finansial saat ini dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung. Mahkamah Agung juga berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. F. Fungsi lain-lain Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan undang-undang.

3. Kedudukan Mahkamah Konstitusi MK