44
II.3. Produktivitas II.3.1. Pengertian Produktivitas
Untuk menghasilkan barang atau jasa perusahaan memanfaatkan berbagai sumber daya atau faktor produksi yang merupakan masukan dalam proses produksi
sehingga dapat menghasilkan barang atau jasa seperti yang direncanakan. Adapun sumber daya yang digunakan antara lain sumber daya manusia, modal, bahan baku,
mesin, metode, tanah, kewiraswastaan, kemajuan teknologi dan lain-lain. Namun diantara semua faktor produksi tersebut, sumber daya manusia memegang peranan
utama dalam meningkatkan produktivitas karena manusia dapat merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan pengamatan terhadap aktivitas perusahaan dan dapat
juga menciptakan alat-alat produksi dalam pengembangan teknologi. Oleh karena itu kemajuan suatu perusahaan selalu dihubungkan dengan
tingkat produktivitas, khususnya produktivitas tenaga kerja.Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor yang mendasar yaitu: investasi, manajemen dan
tenaga kerja. Sinungan 2008 Untuk menentukan produktivitas, orang harus memperhatikan dua hal yaitu apakah hasil yang di inginkan telah dicapai
menyangkut hasil guna atau efektivitas, serta sumber apa yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut menyangkut daya guna atau efisiensi. Hasil guna
dihubungkan dengan hasil sedangkan daya guna dihubungkan dengan pemanfaatan sumber-sumber.
45 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas itu beraneka
ragam yang dibedakan atas strata dan faktorial. Berdasarkan strata atau tingkatan, produktivitas yang paling bawah adalah produktivitas individu tenaga kerja. Akan
tetapi strata ini memegang peranan yang paling penting untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Produktivitas merupakan suatu hubungan antara hasil nyata
maupun fisik barang atau jasa dengan maksud yang sebenarnya, misalnya produksi adalah ukuran efisiensi produk masukan atau output dibanding input. Masukan sering
dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran dapat diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nila Sinungan 2008.
Dari berbagai pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa produktivitas itu mencakup efisiensi, efektifitas dan kualitas. Efisiensi berorientasi
kepada masukan dan efektifitas berorientasi kepada keluaran. Peningkatan produktivitas itu terletak pada dua faktor penting yaitu efisiensi
dan kualitas dari masukan serta efektifitas dan kualitas dari keluaran yang dicapai. Jadi produktivitas itu akan meningkat bila :
1. Output bertambah makin efektif dan input turun makin efisien. 2. Output bertambah makin efektif dan input tetap.
3. Output bertambah makin efektif dan input naik, tetapi kenaikan output lebih besar dari pertambahan input.
46 Perusahaan harus menerapkan peningkatan produktivitas disetiap fungsi
sebagai satu kesatuan dari masing-masing bidang yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa produktivitas sangat diperlukan karena manfaat
produktivitas dapat dirasakan oleh semua pihak baik perusahaan maupun pegawai.
II.3.2. Ukuran-Ukuran Produktivitas
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan
perusahaan dan kebijakan pemerintah. Peningkatan produktivitas sangat dipengaruhi oleh penghasilan dan jaminan sosial dalam arti imbalan dan penghargaan yang
tenyata dapat menjadi pendorong untuk bekerja lebih giat dan produktif. Perusahaan dengan memberikan penghasilan dan jaminan sosial tercermin
dalam sistem pemberian insentif. Pegawai yang lebih produktif biasanya akan memperoleh penghasilan dan jaminan sosial yang lebih baik juga. Sebagaimana yang
telah disampaikan Sinungan 2008, menyatakan secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat
berbeda, yaitu : 1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan
secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan hari ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta
tingkatannya.
47 2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit perorangan tugas, seksi, proses
dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif. 3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik
sebagai memusatkan perhatian pada sasarantujuan Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik
perorangan per-orang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandanganpengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada
umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda.
Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja jam, hari atau tahun. Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan
sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut palaksanaan standar. Hasil maupun masukan dapat
dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana
hasil dalam jam-jam yang standar masukan dalam jam-jam waktu
Masukan pada ukuran produktivitas tenaga kerja seharusnya menutup semua jam-jam kerja para pekerja kantor maupun kasar. Manejer yang bermaksud
mengepaluasi jalannya biaya tenaga kerja dan penggunaan tenaga kerja dapat membagi tenaga kerja kedalam beberapa komponen untuk dianalisa, misalnya, hasil
yang sama dapat dihubungkan dengan produksi atau pekerja tata usaha.
48 Produktivitas berbeda dimasing-masing negara sesuai dengan kondisi, potensi,
dan kekurangan serta harapan-harapan yang dimiliki oleh negara-negara yang bersangkutan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Namun masing-masing
negara dapat mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan, pendidikan, pelayanan masyarakat dan komunikasi.
Produktivitas adalah lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik-teknik manajemen. Produktivitas mengandung pula filosofi dan sikap mental yang
didasarkan pada motivasi yang kuat untuk secara terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang lebih baik.
Schuler dan Jackson 1996 beberapa ukuran dari produktivitas antara lain adalah :
1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja
3. Ketepatan waktu penyelesaian tugas 4. Kehadiran
5. Kerjasama dengan yang lain Relevan dengan ukuran-ukuran diatas Mangkunegara 2000 mengemukakan
beberapa faktor ukuran produktivitas yaitu : a. Kualitas kerja :
1. Ketepatan 2. Ketelitian
3. Ketrampilan
49 4. Kebersihan
b. Kuantitas Kerja : 1. Output
2. Penyelesaian kerja dengan ekstra c. keandalan
1. Mengikuti instruksi 2.
Inisiatif 3.
Kehati-hatian 4.
Kerajinan e. Sikap
1. Sikap terhadap perusahaan dan pimpinan 2. Sikap terhadap pegawai lain
3. Sikap terhadap orang lain 4. Sikap kerja sama
50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai di Jalan Mesjid Pulau Simardan Kelurahan Pulau Simardan Kecamatan
Datuk Bandar Timur Kota Tanjungbalai. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 empat bulan, dimulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2009.
III.2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas,
baik satu pariabel atau lebih Nazir, 1999. bentuk penelitian yang dilakukan adalah survey dan sifat penelitian adalah deskriptif eksplanatory.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai yang berjumlah 46 empat puluh enam orang dijadikan sebagai sampel.
Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.
35
III.4. Identifikasi Variabel Penelitian
Berdasarkan perumusan maalah, kerangka berpikir dan hipotesis yang diuraikan, maka variabel-variabel dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:
2. Variabel bebas independent variable: X yaitu Tunjangan X
1
.dan Gaya kepemimpinan X
2
Variabel terikat dependent variable: Y adalah prduktivitas
pegawai
III.5. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel untuk masing-masing variabel diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel III.1. Operasional Variabel Penelitian Variabel Defenisi
Indikator Skala
Pengukuran
Tunjangan Penghasilan
tambahan dalam bentuk finansial
yang diberikan Pemerintah kepada
Pegawai Pemasyarakatan
1. Keadilan pembayaran internal consistency
2. Kelayakan pembayaran external consistency
Skala Likert Skala Likert
Gaya Kepemimpinan
Pola prilaku pemimpin secara
keseluruhan seperti yang dipersepsikan
para pegawai. 1. Direktif
2. Suportif 3. Partisipatif
Skala Likert Skala Likert
Skala Likert
Produktivitas Nilai tambah yang
dihasilkan atau total output yang
dihasilkan oleh masing-masing
pegawai. 1. Kuantitas output
2. Kualitas output 3. Jangka waktu output
4. Kehadiran ditempat kerja
5. Sikap kooperatif Skala Likert
Skala Likert Skala Likert
Skala Likert Skala Likert
36
III.6. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan dan mempelajari data, dokumen
dan peraturan-peraturan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai yang dapat mendukung penelitian ini.
2. Menyebarkan daftar pertanyaan questionaire yang disusun berupa pertanyaan-
pertanyaan tentang Tunjangan, Gaya kepemimpinan dan Produktivitas yang diberikan kepada responden.
3. Wawancara interview berupa tanya jawab langsung kepada pimpinan Lembaga
Pemasyarakatan Tanjungbalai dan sebagian responden tentang masalah-masalah tunjangan, gaya kepemimpinan dan produktivitas.
III.7. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1
Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan observation, wawancara interview dan daftar pertanyaan questionaire yang diberikan
kepada pegawai responden Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai 2 Data Skunder, yaitu data yang diperoleh melelui studi dokumentasi, berupa
sejarah singkat berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai, struktur organisasi, dan Peraturan Perundang-undangan yang berhubungan
dengan Lembaga Pemasyarakatan.
37
III.8. Evaluasi Model
Model analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh tunjangan penyelenggaraan pemasyarakatan dan gaya kepemimpinan dengan produktivitas
pegawai adalah analisis regresi linear berganda. Dalam model analisis regresi terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi agar hasil analisis tidak bias. Pengujian yang
dilakukan dalam model analisis regresi ini adalah : 1. Pengujian normalitas
Ada beberapa macam sebaran data, tetapi sebaran yang paling penting dalam statistik adalah sebaran atau distribusi normal. Berbagai rumus statistik yang
dipergunakan untuk memecahkan perhitungan, berangkat dari asumsi distribusi normal, jika tidak maka rumus statistik parametrik tidak dapat digunakan.
2. Pengujian kriteria BLUE Best Linear Unbias Estimation yaitu pengujian Multikolinearitas dan Heterokedastisitas.
III.9. Tehnik Analisis Data
Berdasarkan rancangan penelitian, variabel terikat dependent variabel dan variabel bebas independent variabel dinyatakan sebagai berikut :
Produktivitas = f Tunjangan, Gaya Kepemimpinan
2 1
.X X
f Y
= ⇒
e X
b X
b b
Y +
+ +
=
2 2
1 1
Keterangan : Y = Produktivitas
38
b
= Intercept Y
1
b
= Variabel
1
X
2
b
= Koefisien Variabel
2
X
1
X
= Tunjangan
2
X
= Gaya Kepemimpinan
e
= Variabel lain yang tidak diteliti Analisis mengenai pengaruh setiap variabel bebas X
1
; X
2
terhadap variabel terikat Y dilakukan berdasarkan pengujian statistik dengan regresi linier berganda.
Kriteria pengujian hipotesis adalah : a Kesignifikanan 0,05 atau tingkat kepercayaan confidence interval 95 .
b H = Tunjangan dan Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap
Produktivitas pegawai c H
1
= Tunjangan dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Produktivitas pegawai
Pengujian hipotesis untuk uji serempak digunakan uji F dan secara parsial pengujiannya dilakukan dengan uji t. Pengolahan data mempergunakan perangkat
lunak Predictive Analytics SofWare PASW.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai IV.1.1. Profil Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai
Lembaga Pemasyarkatan Klas II B Tanjungbalai adalah sebuah instansi pemerintah dibawah naungan Departemen Hukun dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. Menurut catatan yang diperoleh dari tokoh masyarakat sekitar Pulau Simardan bahwa Lembaga Pemasyarkatan Klas II B Tanjungbalai ini dibangun
pada zaman Belanda tahun 1906 selesai tahun 1930 yang diberi nama “GEVANGENIS WIZEN”.
Pada mulanya Lembaga Pemasyarkatan Klas II B Tanjungbalai ini dibangun adalah untuk tempat tawanan Belanda yaitu orang-orang yang melawan pemerintahan
Belanda pada masa itu. Setelah merdeka tahun 1945 GEVANGENIS WIZEN diganti namanya
menjadi Rumah Pendidikan Jiwa. Tahun 1947 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Penjara, tahun 1964 Rumah Penjara dirubah menjadi Lembaga
Pemasyarakatan. Tahun 1980 dirubah lagi menjadi Rumah Tahanan Negara dan tahun 2002 kembali menjadi Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai.
Sejak tahun 2008 Lembaga Pemasyarkatan Klas II B Tanjungbalai dipimpin oleh Bapak Asih Widodo, BcIP, SH, dengan jumlah pegawai 46 empet puluh orang yang
72 terdiri dari 34 tiga puluh empat orang laki-laki dan 12 dua belas orang perempuan.
Mayoritas berpendidikan Sekolah Menengah Atas SMA. IV.1.2. Visi dan Misi Lembaga Pemasyarakatan
IV.1.2.1. Visi Visi Lembaga Pemasyarakatan adalah Pulihnya kesatuan hubungan hidup,
kehidupan dan penghidupan waraga binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masarakat dan mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
IV.1.2.2. Misi Misi Lembaga Pemasyarakatan adalah Melaksanakan perawatan tahanan,
pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan serta pengelolaan benda sitaan Negara dalam kerangka penegakan hukum, pencegahan dan
penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia Untuk itu Lembaga Pemasyarakatan Tanjungbalai menjalin kerja sama
dengan berbagai instansi terkait yaitu dengan Departemen Agama, Pemerintah Kota Tanjungbalai, Kepolisian, dan Tokoh Masyarakat. Sehingga apa yang diinginkan oleh
Pemerintah untuk membangun manusia mandiri dapat tercapai dengan baik.
IV.1.3. Kegiatan Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai
Secara umum Lembaga Pemasyarkatan Klas II B Tanjungbalai melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pembinaan khusus narapidana dan anak didik yang ada di
dalam Lembaga Pemasysarakatan klas II B Tanjungbalai yaitu:
1. Memberikan latihan keterampilan pertukangan 2. Memberikan keterampilan pertanian
73 3. Melakukan pembinaan mental
4. Melakukan pembinaan rohani 5. Melakukan bebas buta hurup dengan melakasanakan paket A,B dan C.
6. dan lain-lain.
IV.1.4. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai secara struktur berada langsung dan bertang jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan HAM Sumatera Utara di Medan. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjungbalai dapat dilihat pada lampiran.
IV.2. Karakteristik Responden IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia