kepuasaanpelanggan yang tinggi pula. Mowen, dkk 2002berpendapat kualitas produk mempunyai pengaruh yang bersifat langsungterhadap kepuasan
pelanggan. Dengan meningkatkan kemampuan suatu produkmaka akan tercipta keunggulan bersaing sehingga pelanggan menjadi semakinpuas.
2.2.3 Hubungan Harga dengan Kepuasan Konsumen
Kotler 2000 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan harga adalah jumlah uang yang ditetapkan oleh produk untuk dibayar oleh konsumen atau pelanggan
guna menutupi biaya produksi, distribusi dan penjualan pokok termasuk pengembalian yang menandai atas usaha dan resikonya.
Harga dilihat dari sudut pandang konsumen, seringkali digunakan sebagaiindikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat
yamgdirasakan atas suatu barang atau jasa. Kertajaya 2002 mengungkapkan bahwaindikator penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu
pengorbanandari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian, dandari situlah konsumen akan mempersepsi dari produk atau jasa
tersebut. Dalam Adi 2012 menurut Tjiptono 1999, persepsiyang postif merupakan hasil dari rasa puas akan suatu pembelian yangdilakukannya,
sedangkan persepsi yang negatif merupakan suatu bentuk dariketidakpuasan konsumen atas produk atau jasa yang dibelinya. Jika harga yangditetapkan oleh
sebuah perusahaan tidak sesuai dengan manfaat produk maka halitu dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga
yangditetapkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterima makaakan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan demikian dapat
disimpulkanbahwa pada tingkat harga tertentu, jika manfaat yang dirasakan meningkat, makanilainya akan meningkat pula. Apabila nilai yang dirasakan
pelanggan semakintinggi, maka akan menciptakan kepuasan pelanggan yang maksimal.
2.2.4 Hubungan Pelayanan dengan Kepuasan Konsumen
Menurut Simamora 2001, pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi pelayanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.Sedangkan menurut Kasmir 2005 pelayanan
diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan konsumen.Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui
secara langsung melayani konsumen. Kepuasan pelanggan banyak ditentukan oleh kualitas performa dari pelayanan di
lapangan. Apabila pelayanan service tidak sama atau tidak sesuai dengan harapan expectation pelanggan, maka pelanggan pelayanan yang diberikan
dinilai jelek dan tidak memuaskan Yoeti,2003 Layanan yang diberikan kepada konsumen akan memacu puas atau tidaknya
konsumen atas pelayanan yang diberikan. Pemberian pelayanan dalam memenuhi kepuasan konsumen, ada beberapa keuntungan yang dapat diambil.Keuntungan
pertama yang terbesar adalah kepercayaan konsumen. Konsumen menilai mutu dengan apa yang mereka lihat dan pahami. Keuntungan kedua, bahwa konsumen
mendapat nilai maksimum dari pembeliaan dan memungkinkan konsumen dengan cepat dan mudah menggunakan seluruh manfaat sari produk yang dibelinya.
Dalam Adi 2012 menurut Parasuraman, et al 1985 ada tiga hal penting yang harusdiperhatikan dalam kualitas pelayanan, yaitu kualitas pelayanan sulit
dievaluasioleh pelanggan daripada kualitas barang, persepsi kualitas pelayanan dihasilkandari perbandingan antara kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang
diberikansecara nyata, evaluasi kualitas tidak semata-mata diperoleh dari hasil akhir darisebuah layanan, tapi juga mengikutsertakan evaluasi dari proses layanan
tersebut. Para peneliti seperti Parasuraman,menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang
tinggi menghasilkan kepuasanpelanggan yang tinggi pula. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakanpelanggan sesuai atau bahkan melebihi harapan
pelanggan, maka pelayanantersebut dianggap berkualitas dan memuaskan. Namun apabila pelangganmendapati bahwa pelayanan yang diterima itu tidak sesuai atau
berada di bawahharapan pelanggan, maka pelayanan dapat dianggap tidak berkualitas danmengecewakan.
2.2.5 Hubungan Kepuasan Konsumen dengan Frekuensi Pembelian