Pola Konsumsi Mi Aceh dan Kontribusinya Terhadap Kecukupan Energi dan Protein Pada Pengunjung Warung Mi Aceh di Kota Medan.

(1)

POLA KONSUMSI MI ACEH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA PENGUNJUNG

WARUNG MI ACEH DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Oleh : NIM. 061000205

M. FAUZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

POLA KONSUMSI MI ACEH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA PENGUNJUNG

WARUNG MI ACEH DI KOTA MEDAN SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh : NIM. 061000205

M. FAUZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judu l :

POLA KONSUMSI MI ACEH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA PENGUNJUNG

WARUNG MI ACEH DI KOTA MEDAN

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 061000205 M. FAUZI

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 1 Agustus 2009

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Medan, September 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(

NIP. 195310181982032001 dr. Ria Masniari Lubis, M.Si) Ketua Penguji

Ernawati Nasution, SKM, M.Kes NIP. 197002121995012001

Penguji I

Dr.Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes NIP. 131862380

Penguji II

Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si NIP. 19706131993031004

Penguji III

Dr.Ir.Evawany Y. Aritonang, M.Si NIP. 132049788


(4)

ABSTRAK

Di Indonesia, mi digemari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lanjut usia. Alasannya enak, praktis dan mengenyangkan. Mi Aceh adalah salah satu alternatif jajanan pilihan yang saat ini menjadi favorit masyarakat di Medan. Warung Mi Aceh yang banyak dikunjungi masyarakat Kota Medan di antaranya adalah warung Mi Aceh Titi Bobrok dan Warung Mi Aceh Baru. Hal ini disebabkan karena harganya yang relatif murah, rasanya enak, banyaknya pilihan menu dan mudah di jangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi Mi Aceh dan kontribusinya terhadap kecukupan energi dan protein pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian deskriptif Analitik. Populasi adalah seluruh pengunjung yang makan di warung Mi Aceh Titi Bobrok dan warung Mi Aceh Baru dengan sampel sebanyak 86 orang yang diambil secara Accidental Sampling.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui jenis Mi Aceh yang paling banyak dikonsumsi adalah jenis Mi Aceh Kuah yaitu sebanyak 29,1%. Pengunjung paling banyak yang mengkonsumsi Mi Aceh 1 kali/seminggu sebanyak 51,2%. Jumlah konsumsi Mi Aceh lebih banyak pengunjung yang mengkonsumsi 1 porsi dalam 1 kali makan sebanyak 90,7%. Rata-rata konsumsi energi yang berasal dari Mi Aceh sebesar 167,1 kal dan konsumsi protein sebesar 6,3 gr. Sedangkan rata-rata kontribusi energi sebesar 7,1 % dan kontribusi protein sebesar 12,7 %.

Diharapkan kepada warung Mi Aceh dapat lebih memperhatikan kandungan zat gizi dengan menambahkan bahan makanan lain seperti telur dan sayur-sayuran agar semakin lengkap kandungan zat gizi dalam Mi Aceh.


(5)

ABSTRACT

In Indonesia, noodle is famous in every group of community, from children to adults, because it is delicious, practical, and satiate. Mi Aceh is one of the currently favourite alternative snacks for the people of Medan. The Mi Aceh restaurants that are mostly visited by people of Medan are Mi Aceh Titi Bobrok and Mi Aceh Baru because these restaurants offer various kinds of delicious menus with relatively cheap price and are easily reached.

The purpose of this descriptive study with analytical descriptive research design is to analyze the pattern of Mi Aceh consumption and its contribution to the adequacy of energy and protein the customers of Mi Aceh restaurants in Medan. The population of this study is all of costumers eating Mi Aceh in the Mi Aceh Titi Bobrok and Mi Aceh Baru restaurants and through accidental sampling technique, 86 customers were selected to be the samples for this study.

The result of this study shows that the kinds of Mi Aceh that is mostly consumed was Mi Aceh Kuah (29,1%). Most of customers (51,2%) consumed Mi Aceh once a week. Most of customers (90,7%) consumed one portion in one order. Average energy consumed (resulted from Mi Aceh) was 167,1 cal and protein consumed was 6,3 gr. Average contribution of energy was 7,1 % and contribution of protein was 12,7 %.

It is expected that Mi Aceh restaurant can pay more attention to the adding extra food such as eggs and vegetables to add the nutrient contained in Mi Aceh.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : M. Fauzi

Tempat/Tanggal Lahir : Bayu, 31 Agustus 1980

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Jumlah Bersaudara : 7 (Tujuh) Bersaudara

Alamat : Jl. Gatot Subroto Gg. Suka Setia T/I 8E

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1988 – 1994 : SD Negeri 2 Bayu

Tahun 1994 – 1997 : SMP Negeri 1 Bayu

Tahun 1997 – 2000 : SMA Negeri 1 Bayu

Tahun 2001 – 2004 : Akademi Keperawatan Malahayati Medan Tahun 2006 – 2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pola Konsumsi Mi Aceh dan Kontribusinya Terhadap

Kecukupan Energi dan Protein Pada Pengunjung Warung Mi Aceh di Kota Medan”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Kesehatan Masyarakat.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu

Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, M.Kes selaku ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. dr. Aman Nasution, MPH selaku dosen Penasehat Akademik.

4. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika FKM USU yang telah membimbing dan membantu selama perkuliahan.

5. Bapak Fauzi selaku pengelola Warung Mi Aceh Titi Bobrok dan Bapak H. Zakaria Usman selaku pengelola Warung Mi Aceh Baru yang telah memberikan


(8)

izin dan dukungan selama melakukan penelitian serta seluruh karyawan di Warung Mi Aceh Titi Bobrok dan Warung Mi Aceh Baru yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.

6. Ayahanda H. M. Yusuf (Alm) dan Ibunda Hj. Habsah (Alm) yang telah berjasa membesarkan dan mendidik penulis.

7. Abangda H.M. Dahlan, SE, M. Jamin, Saiful Bahri dan Kakanda Darwati, Nur Aflah yang telah banyak berkorban materi dan moril dan memberi motivasi, doa kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Adinda tersayang dan tercinta Winna Sari yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat serta kebersamaannya dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat terbaikku Dedy, Dahar, Budi, Kak Betty, Kak Yanti, Rita, Mia

dan Bang Warsito yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan serta kritikan yang menambah semangat penulis dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2009 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan ... 6

2.2. Mie Aceh ... 7

2.2.1. Bahan Baku Mie Aceh ... 8

2.2.2. Kandungan Zat Gizi Pada Mie Aceh ... 8

2.3. Kebiasaan Makan Pengunjung Warung Mie Aceh ... 10

2.4. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan ... 11

2.4.1. Angka Kecukupan Energi ... 12

2.4.2. Angka Kecukupan Protein ... 14

2.5. Menghitung Kecukupan Energi dan Protein dengan Food Frequency... 15

2.6. Kerangka Konsep Penelitian ... 16

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 17

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 17

3.2.2. Waktu Penelitian ... 17

3.3. Populasi dan Sampel ... 17

3.3.1. Populasi ... 17

3.3.2. Sampel ... 18

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 19

3.4.1. Data Primer ... 19

3.4.2. Data Sekunder ... 19

3.5. Instrumen Penelitian ... 20

3.6 Defenisi Operasional ... 20

3.7. Aspek Pengukuran ... 21

3.8. Tehnik Analisa Data ... 22

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Energi Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin ...13 Tabel 2.2. Angka Kecukupan Protein Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin ...14 Tabel 4.1. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Umur Pada Warung Mi

Aceh di Kota Medan ...22 Tabel 4.2. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Warung

Mi Aceh di Kota Medan ...22 Tabel 4.3. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan Pada Warung Mi

Aceh di Kota Medan ...23 Tabel 4.4. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Jenis Mi Aceh Yang Disukai

Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan ...24 Tabel 4.5. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Mi

Aceh Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan ...24 Tabel 4.6. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Jumlah Konsumsi Mi Aceh

Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan ...25 Tabel 4.7. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Alasan Utama Mengonsumsi

Mi Aceh Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan ...26 Tabel 4.8. Konsumsi Energi dan Protein Total Minimal, Maksimal dan

Rata-rata Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan...26 Tabel 4.9. Kontribusi Energi dan Protein Minimal, Maksimal dan Rata-rata


(11)

ABSTRAK

Di Indonesia, mi digemari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lanjut usia. Alasannya enak, praktis dan mengenyangkan. Mi Aceh adalah salah satu alternatif jajanan pilihan yang saat ini menjadi favorit masyarakat di Medan. Warung Mi Aceh yang banyak dikunjungi masyarakat Kota Medan di antaranya adalah warung Mi Aceh Titi Bobrok dan Warung Mi Aceh Baru. Hal ini disebabkan karena harganya yang relatif murah, rasanya enak, banyaknya pilihan menu dan mudah di jangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi Mi Aceh dan kontribusinya terhadap kecukupan energi dan protein pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian deskriptif Analitik. Populasi adalah seluruh pengunjung yang makan di warung Mi Aceh Titi Bobrok dan warung Mi Aceh Baru dengan sampel sebanyak 86 orang yang diambil secara Accidental Sampling.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui jenis Mi Aceh yang paling banyak dikonsumsi adalah jenis Mi Aceh Kuah yaitu sebanyak 29,1%. Pengunjung paling banyak yang mengkonsumsi Mi Aceh 1 kali/seminggu sebanyak 51,2%. Jumlah konsumsi Mi Aceh lebih banyak pengunjung yang mengkonsumsi 1 porsi dalam 1 kali makan sebanyak 90,7%. Rata-rata konsumsi energi yang berasal dari Mi Aceh sebesar 167,1 kal dan konsumsi protein sebesar 6,3 gr. Sedangkan rata-rata kontribusi energi sebesar 7,1 % dan kontribusi protein sebesar 12,7 %.

Diharapkan kepada warung Mi Aceh dapat lebih memperhatikan kandungan zat gizi dengan menambahkan bahan makanan lain seperti telur dan sayur-sayuran agar semakin lengkap kandungan zat gizi dalam Mi Aceh.


(12)

ABSTRACT

In Indonesia, noodle is famous in every group of community, from children to adults, because it is delicious, practical, and satiate. Mi Aceh is one of the currently favourite alternative snacks for the people of Medan. The Mi Aceh restaurants that are mostly visited by people of Medan are Mi Aceh Titi Bobrok and Mi Aceh Baru because these restaurants offer various kinds of delicious menus with relatively cheap price and are easily reached.

The purpose of this descriptive study with analytical descriptive research design is to analyze the pattern of Mi Aceh consumption and its contribution to the adequacy of energy and protein the customers of Mi Aceh restaurants in Medan. The population of this study is all of costumers eating Mi Aceh in the Mi Aceh Titi Bobrok and Mi Aceh Baru restaurants and through accidental sampling technique, 86 customers were selected to be the samples for this study.

The result of this study shows that the kinds of Mi Aceh that is mostly consumed was Mi Aceh Kuah (29,1%). Most of customers (51,2%) consumed Mi Aceh once a week. Most of customers (90,7%) consumed one portion in one order. Average energy consumed (resulted from Mi Aceh) was 167,1 cal and protein consumed was 6,3 gr. Average contribution of energy was 7,1 % and contribution of protein was 12,7 %.

It is expected that Mi Aceh restaurant can pay more attention to the adding extra food such as eggs and vegetables to add the nutrient contained in Mi Aceh.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka kehadiran makanan siap saji semakin memanjakan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi semacam ini sangat mempengaruhi makanan masyarakat Indonesia. Makanan jajanan yang bersifat instan, menarik, terjangkau harganya dan menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

Perubahan pola makan ke arah yang tidak sehat yaitu dengan mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) kian meningkat. Meningkatnya pendapatan penduduk per kapita membuat pola makan berubah menjadi enak. Selain itu, keadaan perkotaan yang selalu macet, kesibukan kerja, membuat waktu untuk olah raga tidak ada. Hal itu diperparah dengan kebiasaan makan makanan siap saji. Akibatnya, hidup menjadi tidak seimbang sehingga lemak, kalori, karbohidrat tertimbun (Anonim, 2007).

Fast food umumnya juga miskin sayur. Kalaupun ada sayurnya terbatas pada selada yang tidak banyak mengandung vitamin dan mineral karena selada sama nilai gizinya dengan kol. Selain itu fast food juga di duga sebagai makanan yang tinggi garam dan rendah serat (Khomsan A, 2003).

Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat dan rendah zat gizi mikro akan menyebabkan masalah kegemukan, gizi lebih serta meningkatkan radikal bebas yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif. Fenomena inilah yang kemudian dikenal sebagai penyakit kemakmuran. Bergesernya pola makan ini akan


(14)

berpengaruh negatif terhadap nilai dan citra Indonesia yang merupakan aset budaya dan ekonomi bangsa (Baliwati, dkk, 2004 ).

Mi adalah salah satu contoh hasil perkembangan teknologi pangan yang banyak di konsumsi oleh warga dunia, termasuk di Indonesia. Meningkatnya konsumsi mi di masyarakat diduga karena kelebihan yang dimiliki oleh mi seperti harganya yang relatif murah, mudah diolah, mudah dijangkau oleh semua kalangan, memerlukan sedikit waktu untuk mengolahnya dan banyaknya pilihan rasa dari mi yang ditawarkan (Anonim, 2007).

Mi pertama kali dibuat dan berkembang di Cina. Teknologi pembuatan mi disebarkan oleh Marcopolo ke Italia, hingga ke seluruh daratan Eropa. Kini mi populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Mi yang beredar di Indonesia terdiri dari empat jenis yaitu mi mentah, mi basah, mi kering dan mi instan. Keempat jenis tersebut mempunyai pasar sendiri-sendiri dengan jumlah permintaan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Astawan, M, 2004).

Di Indonesia, mi digemari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lanjut usia. Alasannya sifat mi yang enak, praktis dan mengenyangkan. Kandungan karbohidrat yang tinggi, menjadikan mi digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Mi dapat diolah menjadi berbagai produk seperti mi baso, mi goreng, mi ayam, mi aceh dan lain sebagainya (Astawan, M, 2004).

Seiring perkembangan teknologi dan semakin meningkatnya kesadaran orang akan gizi, sekarang ini mi tidak hanya dijadikan sebagai penyuplai energi, melainkan juga sebagai sumber zat gizi lain. Berbagai vitamin dan mineral dapat difortifikasikan ke dalam mi seperti yang sering kita jumpai pada pembuatan mi aceh.


(15)

Walaupun demikian, kecukupan zat gizi belum dapat dipenuhi hanya dengan mengandalkan satu porsi mi. Kombinasi dengan sayuran dan sumber protein perlu dilakukan dalam upaya mendongkrak kelengkapan komposisi gizi ini (Astawan, M, 2004).

Menurut seorang ahli gizi klinik Juniarti Alidjaja, orang yang kebanyakan makan mi tanpa diimbangi makanan berserat berpotensi mengalami gangguan kesehatan, hal ini karena mie mengandung karbohidrat sederhana, lemak dan kadar natrium tinggi, misal penyakit yang ditimbulkan seperti, obesitas, kenaikan kadar gula darah, kenaikan tekanan darah, dan lain-lain (Rakasiwi A, 2008).

Dipasaran saat ini dikenal ada beberapa jenis mi yaitu mi mentah (mi pansit), mi basah (Mi Aceh), mi keriting dan mi instan. Mi kering dan mi instan merupakan mi yang kering dengan kadar air yang rendah sehingga lebih awet dibandingkan dengan mi mentah (mi basah). Mi basah (Mi Aceh) disebut juga mi kuning adalah jenis mi yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar air mi basah dapat mencapai 52% sehingga daya tahan atau keawetannya cukup singkat. Pada suhu kamar mi basah ini hanya bertahan 10-12 jam. Karena setelah itu mi akan berbau asam dan berlendir atau basi. (Widyaningsih, dkk, 2006).

Mi Aceh digolongkan ke dalam mi basah, dimana mi aceh merupakan makanan berbentuk khas mi yang tidak dikeringkan dan paling cepat mengalami kerusakan atau pembusukan terutama dalam pembuatannya tidak menggunakan pengawet sehingga pemakaiannya untuk diolah lebih lanjut menjadi mi siap saji dan tidak boleh melebihi 24 jam.


(16)

Mi Aceh salah satu alternatif jajanan pilihan yang saat ini menjadi favorit masyarakat di Medan. Warung Mi Aceh yang banyak dikunjungi masyarakat Kota Medan diantaranya adalah warung Mi Aceh Titi Bobrok dan Warung Mi Aceh Baru. Ditandai dengan banyaknya pengunjung warung Mi Aceh yang diperkirakan mencapai 600 pengunjung per hari dan menghabiskan sekitar 700 porsi per hari. Hal ini disebabkan karena harganya yang relatif murah, rasanya enak, banyaknya pilihan menu dan mudah di jangkau.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut pola konsumsi mi aceh dan kontribusinya terhadap kecukupan energi dan protein pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola konsumsi Mi Aceh dan kontribusinya terhadap kecukupan energi dan protein pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pola konsumsi Mi Aceh dan kontribusinya terhadap kecukupan energi dan protein pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui frekuensi, jenis dan jumlah Mi Aceh yang dikonsumsi. 2. Untuk mengetahui konsumsi energi dan protein yang berasal dari Mi Aceh.


(17)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Kota Medan tentang pola konsumsi Mi Aceh dan kontribusinya terhadap kecukupa n energi dan protein sehari-hari.

2. Sebagai bahan masukan bagi warung Mi Aceh di Kota Medan agar lebih dapat memperhatikan nilai gizi yang terkandung dalam Mi Aceh.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologik, psikologik, maupun sosial.

Hal ini terkait dengan fungsi makanan yaitu gastronomik, identitas, budaya, religi dan magis, komunikasi, lambang status ekonomi serta kekuatan. Oleh karena itu ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang lain. Ekspresi tersebut akan membentuk pola perilaku makan yang disebut dengan kebiasaan makan (Baliwati, dkk, 2004).

Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pola konsumsi pangan di Indonesia masih belum sesuai dengan pola pangan ideal yang tertuang dalam pola pangan harapan. Konsumsi dari kelompok padi-padian (beras, jagung, terigu). Masih dominan baik di kota maupun di desa namun perlu diwaspadai bahwa jenis konsumsi pangan yang bersumber lemak, minyak dan gula sudah berlebihan. Kelebihan dari kedua pangan ini akan membawa dampak negatif bagi kesehatan terutama penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung dan diabetes (Ariani, M, 2004).


(19)

Pangan atau makanan yang dikonsumsi pada dasarnya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan manusia yaitu sebagai sumber energi dan pertumbuhan serta mengganti jaringan atau sel tubuh yang rusak.

Menurut Sediaoetama (1999), tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan. Kualitas makanan menunjukkan adanya zat gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan dan perbandingannya terhadap satu dan lainnya. Kuantitas menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. tingkat konsumsi individu dapat mempengaruhi status gizinya.

Cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh manusia, secara kuantitatif dapat diperkirakan dari nilai energi (kal) yang dikandungnya. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan (Almatsier, 2003).

2.2. Mi Aceh

Mi Aceh digolongkan ke dalam mi basah, yaitu produk makanan yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa bahan lain dan bahan tambahan makanan yang diijinkan. Mi Aceh merupakan makanan berbentuk khas mi yang tidak dikeringkan dan paling cepat mengalami kerusakan atau pembusukan terutama karena dalam pembuatannya tidak menggunakan pengawet sehingga pemakaiannya untuk diolah lebih lanjut menjadi mie siap saji tidak boleh melebihi 24 jam.

Pembuatan mi aceh sebenarnya sama saja dengan pembuatan mi basah pada umumnya. Pembuatan secara tradisional biasanya dengan menambahkan air abu (air alkali) dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik mi serta untuk meningkatkan daya tahan atau keawetan mi tersebut agar dapat digunakan selama 24 jam atau kurang lebih pemakaian untuk satu hari. Pada pembuatan mi yang lebih maju,


(20)

berbagai bahan tambahan diberikan untuk menggantikan fungsi air abu (air alkali) ini. Namun air abu ini memiliki efek yang negatif bagi kesehatan, dimana dari setiap kadar air abu yang dikonsumsi tubuh manusia secara akumulasi mempunyai efek tajam atau berbahaya bagi organ lambung (Winarno, 1994).

2.2.1. Bahan Baku Mi Aceh

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Mi Aceh adalah tepung terigu, air, air abu, telur, pewarna, garam, tepung kanji atau tepung pulut dan minyak makan. Semua bahan harus dalam kondisi baik, misalnya tepung terigu dan tepung kanji harus dalam kondisi tidak berbau apek, berwarna normal, bersih, bebas jamur dan serangga. Air yang merupakan komponen penting dalam mempengaruhi bentuk, tekstur, bau dan rasa juga harus dalam kondisi baik, begitu juga dengan bahan-bahan lainnya.

2.2.2. Kandungan Zat Gizi Pada Mi Aceh

Kandungan zat gizi pada Mi Aceh antara lain : a. Karbohidrat

Bahan utama mi adalah tepung terigu yang merupakan karbohidrat komplek. Makanan kaya karbohidrat seperti pada Mi Aceh mengandung pati (zat tepung) yang tinggi.

b. Protein

Kebanyakan protein dari Mi Aceh berasal dari daging, kepiting dan udang yang di olah dan dimasukkan ke dalam Mi Aceh.


(21)

c. Lemak

Kebanyakan dari Mi Aceh di buat dengan cara deep frying (menggoreng dalam rendaman minyak) menggunakan minyak kelapa sawit. Komponen lemak yang terdapat pada Mi Aceh sebesar 1,0-2,5%

d. Natrium Karbonat

Natrium karbonat merupakan sejenis garam yang membuat mi berwarna kekuningan. Natrium karbonat tidak memiliki nilai nutrisi tetapi bukan berarti tidak menyehatkan. Selain Natrium Karbonat, kandungan bumbu dalam Mi Aceh kebanyakan produk garam, jika kita memiliki penyakit darah tinggi diharuskan membatasi asupan garam.

e. Air

Air yang digunakan untuk proses pembuatan Mi Aceh serta untuk pencucian alat-alat ataupun untuk membersihkan sarana produk lainnya yang dipergunakan air yang memenuhi persyaratan untuk pengolahan pangan. Air merupakan komponen penting didalam proses pengolahannya karena air mempengaruhi bentuk atau tekstur, bau (aroma) dan rasanya. Komponen air yang terdapat dalam Mi Aceh sebesar 35,0-50,0%,

2.3. Kebiasaan Makan Pengunjung Warung Mi Aceh

Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif dan negatif terhadap makanan dapat bersumber pada nilai-nilai “affective” yang bersumber dari lingkungan dan manusia atau kelompok manusia.


(22)

Demikian juga halnya dengan kepercayaan terhadap makanan, hanya saja wilayah kejiwaannya adalah nilai-nilai “koghnitive” yang berkaitan dengan kualitas baik atau buruk, menarik atau tidak menarik dan pemilihan adalah proses “psychomotor” untuk memilih makanan sesuai dengan sikap dan kepercayaannya (Khumaidi, 1994).

Kebiasaan makan individu, keluarga dan masyarakat di pengaruhi oleh (Khumaidi, 1994) :

a) Faktor perilaku (behavior), yang termasuk faktor ini adalah cara berfikir/berpengetahuan, berperasaan dan pandangan (persepsi) itu kemudian dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika mekanisme ini terjadi berulang-ulang maka tindakan (perilaku konsumsi) itu menjadi kebiasaan makan yang dapat diukur dan diamati dengan pola konsumsi pangan.

b) Faktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan, strata dan sifat-sifatnya.

c) Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan dan sebagainya.

d) Lingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, lingkungan biologis, sistem usaha tani, sistem pasar dan sebagainya.

e) Faktor ketersediaan bahan pangan, di pengaruhi oleh kondisi-kondisi yang bersifat hasil karya manusia seperti sistem pertanian, prasarana dan sarana, perundang-undangan dan pelayanan pemerintah.

f) Faktor perkembangan teknologi, yang berpengaruh pada pola kebiasaan makan. Bioteknologi dapat menghasilkan jenis-jenis bahan makanan yang


(23)

lebih praktis atau lebih bergizi (durian tidak berduri, semangka tidak berbiji, ayam berdaging lunak), teknologi pasca panen dapat menghasilkan berbagai jenis pangan olahan yang praktis, murah dan menarik (misalnya jenis mie, sosis dan sebagainya).

2.4. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi essensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti ibu hamil dan menyusui (Almatsier, 2005).

Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Keadaan gizi dapat bermanifestasi kurang atau lebih. Seseorang yang kekurangan salah satu atau lebih zat gizi dapat menyebabkan penyakit defisiensi. Kekurangan yang hanya ringan dapat menimbulkan menurunnya kemampuan fungsi walaupun kadang-kadang tidak disadari hal tersebut disebabkan faktor gizi. Konsumsi zat gizi yang berlebihan juga membahayakan kesehatan. misalnya konsumsi energi dan protein yang berlebihan akan menyebabkan kegemukan sehingga berisiko terhadap penyakit kelainan kardiovaskuler. Oleh karena itu, untuk mencapai kesehatan yang optimal perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) sesuai untuk rata-rata penduduk yang hidup disuatu daerah tertentu.

Kecukupan pangan dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Parameter kualitatif meliputi nilai sosial, ragam jenis bahan makanan dan cita rasa. Sedangkan


(24)

parameter kuantitatif adalah komposisi zat gizi. Berbagai zat gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak maupun kelompok zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral merupakan komponen bahan makanan (FKM UI, 2007).

2.4.1. Angka Kecukupan Energi

Angka Kecukupan Energi adalah banyaknya asupan (intake) makanan dari seseorang yang seimbang dengan curahan (expenditure) nya sesuai dengan susunan dalam ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam jangka waktu lama. (Khumaidi, 1994).

Zat gizi utama yang berfungsi sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi utama yang berfungsi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan adalah, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat gizi utama yang berfungsi untuk mengatur proses didalam tubuh adalah vitamin, mineral dan air (Baliwati, dkk, 2004).

Agar dapat menjalankan berbagai fungsi tubuh dan untuk aktivitas sehari-hari diperlukan sejumlah tenaga atau energi yang meliputi (Baliwati, dkk, 2004):

1. Energi luar, yaitu energi yang diperlukan untuk bekerja, berjalan, mengangkat barang dan lain-lain yang memerlukan kegiatan otot.

2. Energi dalam, yaitu energi yang diperlukan untuk pekerjaan alat-alat tubuh seperti ginjal, jantung, latihan pernafasan.

3. Energi yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, untuk berbagai proses metabolik dan untuk memanaskan badan.


(25)

Cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh manusia secara kuantitatif dapat diperkirakan dari nilai energi yang dikandungnya, sedangkan secara kualitatif mutu pangan dapat diperkirakan dari besarnya protein terhadap nilai energinya. Apabila kecukupan energi dan protein terpenuhi maka kecukupan zat gizi lain pada umumnya sudah dapat terpenuhi pula atau sekurangnya tidak terlalu sukar untuk memenuhinya. Jadi energi dan protein merupakan faktor pembatas yang dapat dipakai untuk membahas secara umum masalah kebutuhan hidup manusia yang paling pokok yaitu makanan (Khumaidi, 1994).

Bayi dan anak berusia dari 0-10 tahun memerlukan energi untuk pertumbuhan, bermain, makan dan aktifitas lain. Sementara itu remaja (10-18 tahun) selain pertumbuhan jasmaninya pesat juga mengalami perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh. lama dan jenis kegiatan jasmani remaja sangat menentukan besarnya Angka Kecukupan Energi (AKE).

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Energi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin.

No Kelompok Umur Angka Kecukupan Energi (kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

1 10-12 tahun 2000 1900

2 13-15 tahun 2400 2100

3 16-19 tahun 2500 2000

4 20-59 tahun 3600 2600

5 >60 tahun 2200 1850

Sumber: Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi 1993 LIPI dalam Ariani, M (2004). 2.4.2. Angka Kecukupan Protein

Angka kecukupan protein adalah asupan protein dari makanan yang sedikit seimbang karena hilangnya nitrogen yang dikeluarkan oleh tubuh dalam


(26)

keseimbangan energi pada tingkat kegiatan jasmani yang dilakukan (Khumaidi, 1994).

Protein diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, mengganti sel-sel tubuh yang rusak, membantu antibodi, mengatur keseimbangan air dan lain-lain. Protein yang diperoleh dari makanan harus diubah terlebih dahulu menjadi asam amino. Kekurangan konsumsi protein pada anak-anak dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan anak seperti kwarsiorkor dan marasmus. Pada orang dewasa kekurangan protein mempunyai gejala yang kurang spesifik, kecuali pada keadaan yang parah seperti busung lapar (Almatsier, 2003).

Tabel 2.2. Angka Kecukupan Protein Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin.

No Kelompok Umur Angka Kecukupan Protein (gram/hari)

Laki-laki Perempuan

1 10-12 tahun 45 45

2 13-15 tahun 64 62

3 16-19 tahun 66 61

4 20-59 tahun 55 48

5 >60 tahun 55 48

Sumber: Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi 1993 LIPI dalam Ariani, M (2004).

2.5. Menghitung Kecukupan Energi dan Protein dengan Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)

Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.

Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tetapi karena periode pengamatannya


(27)

lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi energi dan protein, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian.

Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden (Supariasa, 2002).

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Pola Konsumsi Mi Aceh dan Kontribusinya

Terhadap Kecukupan Energi dan Protein

Pola konsumsi Mi Aceh (frekuensi, jenis dan jumlah konsumsi Mi Aceh) dan kontribusi Mi Aceh (energi dan protein) berpengaruh pada kecukupan energi dan protein.

Pola konsumsi Mi Aceh - Frekuensi

- Jenis Mi Aceh

- Jumlah konsumsi Mi Aceh

Kecukupan Energi dan Protein

Kontribusi Mi Aceh - Energi


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain deskriptif analitik.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di warung Mi Aceh Titi Bobrok dan warung Mi Aceh

Baru. Adapun dasar pemilihan lokasi adalah bahwa pengunjung warung Mi Aceh diperkirakan mencapai 600 pengunjung per hari dan menghabiskan sekitar 700 porsi per hari.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2009.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung yang makan di warung Mi Aceh Titi Bobrok dan warung Mi Aceh Baru.

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Dimana sampel adalah pengunjung warung Mi Aceh yang datang ke warung Mi Aceh yang berjumlah 86 orang yang terdiri dari 50 orang pengunjung warung Mi Aceh Titi Bobrok dan 36 orang pengunjung warung Mi Aceh Baru.


(29)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer

1. Data Primer yaitu data yang di peroleh dari hasil wawancara dengan responden dengan media kuesioner, yang terdiri atas : jenis Mi Aceh (Mi Aceh Goreng, Mi Aceh Basah, Mi Aceh Kuah, Mi Aceh Spesial, Mi Aceh Udang, Mi Aceh Udang + Daging, Mi Aceh Udang + Kepiting, Mi Aceh Kepiting + Daging dan Mi Aceh Kepiting), frekuensi mengonsumsi Mi Aceh dan jumlah mi yang dikonsumsi setiap kali makan.

2. Konsumsi energi protein dari Mi Aceh dan kontribusinya terhadap kecukupan energi dan protein diperoleh dengan menghitung jumlah energi dan protein yang terkandung dalam Mi Aceh yang dikonsumsi dengan melakukan pencatatan langsung dengan melihat porsi yang dihabiskan pengunjung.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi gambaran umum tentang lokasi dan jumlah pengunjung warung Mi Aceh Titi Bobrok dan warung Mi Aceh Baru.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : − Form isian yang berisi data identitas diri responden/kuesioner. − Food Frequency


(30)

3.6. Defenisi Operasional Variabel

1. Mi Aceh adalah produk makanan berupa mi yang diolah menjadi makanan siap saji.

2. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang dikonsumsi/dimakan pengunjung dalam sehari.

3. Jenis Mi Aceh adalah berbagai macam Mi Aceh yang sering dikonsumsi oleh responden selama sehari yang terdiri dari :

a. Mi Aceh Goreng adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan kering didalamnya terdapat sedikit daging, toge dan kerupuk emping.

b. Mi Aceh Basah adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan sedikit kuah didalamnya terdapat daging, toge dan kerupuk emping.

c. Mi Aceh Kuah adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan banyak kuah didalamnya terdapat daging, toge dan kerupuk emping.

d. Mi Aceh Spesial adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan kering didalamnya terdapat banyak daging, toge dan kerupuk emping.

e. Mi Aceh Udang adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan kering didalamnya terdapat udang, toge dan kerupuk emping.

f. Mi Aceh Udang + Daging adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan kering didalamnya terdapat udang, daging, toge dan kerupuk emping.

g. Mi Aceh Udang + Kepiting adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan kering didalamnya terdapat udang, kepiting, toge dan kerupuk emping.


(31)

h. Mi Aceh Kepiting + Daging adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan kering didalamnya terdapat kepiting, daging, toge dan kerupuk emping. i. Mi Aceh Kepiting adalah makanan berupa mi yang digoreng dengan kering

didalamnya terdapat kepiting, toge dan kerupuk emping.

4. Frekuensi Mi Aceh adalah rata-rata berapa kali pengunjung mengkonsumsi Mi Aceh dalam seminggu.

5. Jumlah konsumsi Mi Aceh adalah rata-rata banyaknya Mi Aceh yang di konsumsi oleh pengunjung dalam satuan porsi dalam satu kali makan.

6. Konsumsi energi adalah banyaknya energi yang dikonsusmsi yang berasal dari Mi Aceh dalam sehari.

7. Konsumsi protein adalah banyaknya protein yang dikonsusmsi yang berasal dari Mi Aceh dalam sehari.

8. Kecukupan energi adalah jumlah konsumsi energi Mi Aceh setiap hari dibagi dengan kecukupan energi yang dianjurkan perhari dikali 100%.

9. Kecukupan protein adalah jumlah konsumsi protein Mi Aceh setiap hari dibagi dengan kecukupan protein yang dianjurkan perhari dikali 100%.

10. Kontribusi Energi dari Mi Aceh adalah persentase sumbangan energi (kal) yang diperoleh dari konsumsi Mi Aceh dibandingkan dengan kecukupan energi per orang per hari.

11. Kontribusi Protein dari Mi Aceh adalah persentase sumbangan protein (gr) yang diperoleh dari konsumsi Mi Aceh dibandingkan dengan kecukupan protein per orang per hari.


(32)

3.7. Aspek Pengukuran Data

Kontribusi energi dan protein Mi Aceh terhadap kecukupa n energi dan protein:

Kontribusi energi = konsumsi energi Mi Aceh x 100% kecukupan energi per hari

Kontribusi protein = konsumsi protein Mi Aceh x 100% kecukupan protein per hari

3.8. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul diolah secara manual dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan analisis deskriptif.


(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Warung Mi Aceh Titi Bobrok dan warung Mi Aceh Baru berada di jln. Setia Budi Kelurahan Tanjung Rejo. Kelurahan Tanjung Rejo salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Sunggal dengan luas wilayah ± 350 Ha. Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Rejo berdasarkan profil kelurahan Tahun 2008 adalah 41.000 jiwa, terdiri dari 19.850 jiwa laki-laki dan 21.150 jiwa perempuan serta 7.800 Kepala Keluarga (KK) dan 24 lingkungan. Pada saat ini terdapat 7 pedagang yang terdaftar.

Adapun batas-batas Kelurahan Tanjung Rejo adalah sebagai berikut : − Sebelah Utara : Kelurahan Sei Sikambing B Kecamatan Medan Sunggal − Sebelah Selatan : Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang − Sebelah Timur : Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Selayang − Sebelah Barat : Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

4.2. Karakteristik Responden

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan, maka diperoleh data sebagai berikut :

4.2.1. Umur

Karakteristik pengunjung berdasarkan umur pada warung Mi Aceh di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.1 :


(34)

Tabel 4.1. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Umur Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

No Umur (Tahun) n %

1 15-25 53 61,6

2 26-35 17 19,8

3 36-45 11 12,8

4 46-55 4 4,7

5 > 55 1 1,2

Jumlah 86 100,0

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa umur pengunjung terbanyak adalah pada kelompok umur 15-25 tahun yaitu 53 orang (61,6%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur > 55 tahun yaitu 1 orang (1,2%).

4.2.2. Jenis Kelamin

Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin pada warung Mi Aceh di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

No Jenis Kelamin n %

1 Laki-Laki 53 61,6

2 Perempuan 33 38,4

Jumlah 86 100,0

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jenis kelamin pengunjung terbanyak adalah laki-laki sebanyak 53 orang (61,6%) dan perempuan sebanyak 33 orang (38,4%).

4.2.3. Pekerjaan

Karakteristik pengunjung berdasarkan pekerjaan pada warung Mi Aceh di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.3 :


(35)

Tabel 4.3. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

No Pekerjaan n %

1 PNS 11 12,8

2 Pegawai Swasta 23 26,7

3 Wiraswasta 14 16,3

4 Mahasiswa/Pelajar 32 37,2

5 Tidak Bekerja 3 3,5

6 IRT 3 3,5

Jumlah 86 100,0

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pekerjaan pengunjung terbanyak adalah mahasiswa/pelajar sebanyak 32 orang (37,2%) dan yang paling sedikit adalah tidak bekerja dan IRT yaitu sebanyak 3 orang (3,5%).

4.3. Konsumsi Mi Aceh

Konsumsi Mie Aceh dapat diperoleh melalui wawancara dengan pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan. Konsumsi Mi Aceh meliputi Jenis Mi Aceh, Frekuensi konsumsi Mi Aceh dalam sehari dan jumlah konsumsi Mi Aceh.

4.3.1. Jenis Mi Aceh

Warung Mi Aceh di Kota Medan terdapat beberapa jenis Mi Aceh. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 :


(36)

Tabel 4.4. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Jenis Mi Aceh Yang Disukai Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

No Jenis Mi Aceh n %

1 Mi Aceh Goreng 23 26,7

2 Mi Aceh Basah 16 18,6

3 Mi Aceh Kuah 25 29,1

4 Mi Aceh Spesial 2 2,3

5 Mi Aceh Udang 0 0

6 Mi Aceh Udang+Daging 3 3,5

7 Mi Aceh Udang+Kepiting 7 8,1

8 Mi Aceh Kepiting+Daging 7 8,1

9 Mi Aceh Kepiting 3 3,5

Jumlah 86 100,0

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pengunjung lebih menyukai Mi Aceh Kuah sebanyak 25 orang (29,1%) dan tidak terdapat pengunjung menyukai Mi Aceh Udang.

4.3.2. Frekuensi Konsumsi Mi Aceh Dalam Sehari

Frekuensi konsumsi Mi Aceh dapat dikategorikan atas 1 kali/seminggu, 2 kali seminggu dan 3 kali/seminggu. Untuk mengetahui frekuensi konsumsi Mi Aceh pada Warung Mi Aceh di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Mi Aceh Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

No Frekuensi Konsumsi Mi Aceh n %

1 1 kali/seminggu 44 51,2

2 2 kali/seminggu 29 33,7

3 3 kali/seminggu 13 15,1

Jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengunjung lebih banyak mengkonsumsi Mi Aceh 1 kali dalam seminggu yaitu sebanyak 44 orang (51,2%) dan


(37)

pengunjung yang mengkonsumsi Mi Aceh 2 kali dalam seminggu sebanyak 29 orang (33,7%) dan 3 kali dalam seminggu sebanyak 13 orang (15,1%).

4.3.3. Jumlah Konsumsi Mi Aceh

Jumlah konsumsi Mi Aceh dapat dilihat dari porsi yang dihabiskan oleh pengunjung Warung Mi Aceh di Kota Medan. Jumlah konsumsi Mi Aceh dapat diketahui pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6. Distribusi Pengunjung Berdasarkan Jumlah Konsumsi Mi Aceh Dalam 1 Kali Makan Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

No Jumlah Konsumsi Mi Aceh n %

1 1 porsi 78 90,7

2 ½ porsi 5 5,8

3 2/3 porsi 3 3,5

Jumlah 86 100,0

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pengunjung lebih banyak mengonsumsi Mi Aceh sebanyak 1 porsi dalam 1 kali makan yaitu 78 orang (90,7%) dan paling sedikit pengunjung yang mengkonsumsi Mi Aceh sebanyak 2/3 porsi dalam 1 kali makan yaitu 3 orang (3,5%).

4.3.4. Alasan Utama Mengonsumsi Mi Aceh

Banyak faktor/alasan seseorang mengonsumsi Mi Aceh. Untuk mengetahui alasan utama pengunjung Warung Mi Aceh di Kota Medan mengonsumsi Mi Aceh dapat dilihat pada tabel 4.7 :


(38)

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Utama Mengonsumsi Mi Aceh Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

No Alasan Utama Mengonsumsi Mi Aceh n %

1 Harga Relatif Murah 15 17,4

2 Mudah Didapat (Ketersediaan) 11 12,8

3 Rasanya Enak 60 69,8

Jumlah 86 100,0

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pengunjung lebih banyak mengonsumsi Mi Aceh dengan alasan rasanya enak yaitu sebanyak 60 orang (69,8%) dan yang paling sedikit pengunjung mengonsumsi Mi Aceh dengan alasan mudah didapat (ketersediaan) yaitu 11 orang (12,8%).

4.4. Konsumsi Energi dan Protein yang Berasal dari Mi Aceh dan Kontribusi Energi dan Protein.

4.4.1. Konsumsi Energi dan Protein Yang Berasal Dari Mi Aceh

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap konsumsi energi dan protein yang berasal dari mi aceh pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan yang didapatkan dari program Nutri Survey, maka diperoleh hasil yang secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8. Konsumsi Energi dan Protein Total Minimal, Maksimal dan Rata-Rata Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

Kategori Total Konsumsi

Energi Protein

Minimal Maksimal Rata-Rata

96,4 395,1 167,1

3,0 18,0 6,3

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa konsumsi energi total minimal pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan adalah sebesar 96,4 kal dan protein


(39)

sebesar 3,0 gr. Dan konsumsi energi total maksimal sebesar 395,1 kal dan protein sebesar 18,0 gr. Sedangkan konsumsi energi rata-rata sebesar 167,1 kal dan konsumsi protein rata-rata sebesar 6,3 gr.

4.4.2. Kontribusi Energi dan Protein

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dari kontribusi Mi Aceh terhadap kecukupan energi dan protein pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan diperoleh hasil secara ringkas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.9. Kontribusi Energi dan Protein Minimal, Maksimal dan Rata-Rata Pada Warung Mi Aceh di Kota Medan

Kategori Kontribusi

Energi(%) Protein(%)

Minimal Maksimal Rata-Rata

3,0 14,8 7,1

4,8 35,9 12,7

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kontribusi energi minimal pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan adalah sebesar 3,0% dan protein sebesar 4,8%. Dan kontribusi energi maksimal sebesar 14,8% dan protein sebesar 35,9%. Sedangkan kontribusi energi rata-rata sebesar 7,1% dan kontribusi protein rata-rata sebesar 12,7%.


(40)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Konsumsi Mi Aceh

5.1.1. Konsumsi Mi Aceh Berdasarkan Jenis

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jenis Mi Aceh yang paling banyak dikonsumsi adalah jenis Mi Aceh Kuah yaitu sebanyak 29,1% dan tidak terdapat pengunjung yang mengonsumsi Mi Aceh Udang

Pengunjung lebih banyak mengonsumsi jenis Mi Aceh Kuah karena rasanya enak dan harganya relatif murah. Kandungan karbohidrat yang tinggi, menjadikan mi digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi (Astawan M, 2004).

Cita rasa, nilai sosial dan manfaat bagi kesehatan serta harga menurut Lewin dalam Suharjo (1989) merupakan nilai dasar yang menentukan pilihan pangan agar dapat menentukan secara lebih baik apa yang orang makan dan apa yang orang perbuat. Rasa merupakan hal yang wajar karena kesan-kesan panca indera seseorang terhadap makanan menentukan pemilihan dalam makanan, dimana bentuk-bentuk visual, bau dan rasa yang digunakan dalam pemilihan makanan. Banyaknya jenis rasa Mi Aceh yang disediakan dapat menjadi salah satu pendorong pengunjung warung Mi Aceh untuk mengonsumsinya.

Berdasarkan penelitian Darlina (2004) mengatakan sebagian besar responden mengonsumsi mi instan karena harganya murah (40,58%), rasanya enak (21,74%) dan ketersediaan/kemudahan untuk didapatkan (14,49%).


(41)

5.1.2. Konsumsi Mi Aceh Berdasarkan Frekuensi

Berdasarkan hasil penelitian ternyata pengunjung paling banyak yang mengonsumsi Mi Aceh 1 kali/seminggu sebanyak 51,2% dan yang paling sedikit pengunjung yang mengonsumsi mi aceh 3 kali/seminggu sebanyak 15,1%. Hal ini menunjukkan bahwa Mi Aceh masih menjadi salah satu makanan yang dipertimbangkan untuk memenuhi rasa lapar.

Makanan jajanan yang menjamur di masyarakat membuat Mi Aceh merupakan makanan pilihan selain makanan jajanan lainnya. Hal ini membuat pengunjung mempunyai pilihan lain untuk makanan jajanan yang dikonsumsi sewaktu diluar rumah.

5.1.3. Konsumsi Mi Aceh Berdasarkan Jumlah

Jumlah konsumsi Mi Aceh berdasarkan penelitian diperoleh lebih banyak pengunjung yang mengonsumsi 1 porsi dalam 1 kali makan sebanyak 90,7% dan yang paling sedikit pengunjung yang mengonsumsi 2/3 porsi dalam 1 kali makan yaitu 3,5%. Hal ini disebabkan karena Mi Aceh merupakan makanan yang rasanya enak dan relatif murah. Sedikitnya pengunjung mengonsumsi Mi Aceh 2/3 porsi dalam 1 kali makan kemungkinan karena bosan dan Mi Aceh yang disajikan cukup banyak dalam 1 porsi.


(42)

5.2. Konsumsi Energi dan Protein Yang Berasal Dari Mi Aceh dan Kontribusi Energi dan Protein

Berdasarkan hasil penelitian konsumsi energi rata-rata yang berasal dari Mi Aceh pada pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan adalah 167,1 kal dan konsumsi protein rata-rata yang berasal dari Mi Aceh adalah 6,3 gr. Sebagian besar pengunjung hanya mengonsumsi Mi Aceh dengan jenis Mi Aceh Kuah dan pengunjung juga hanya mengonsumsi Mi Aceh sebanyak 1 kali/seminggu dengan 1 porsi sehingga kebutuhan akan energi dan protein sangat sedikit diperoleh dan tidak memenuhi angka kecukupan energi rata-rata seseorang dalam sehari. Selain dari Mi Aceh, sebaiknya pengunjung melengkapi kebutuhan energi dan protein dengan menambah menu yang berasal dari bahan hewani dan sayur-sayuran berserat.

Konsumsi energi dan protein berasal dari Mi Aceh yang dikonsumsi oleh pengunjung warung Mi Aceh di Kota Medan belum memenuhi angka kecukupan gizi. Pemenuhan kebutuhan gizi Mi Aceh dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein.

Suplai makanan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, dapat berupa emosi/ kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia seperti ketersediaan bahan pangan yang ada di alam sekitarnya serta sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli seseorang terhadap bahan pangan (FKM UI, 2007).


(43)

Cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh manusia secara kuantitatif dapat diperkirakan dari nilai energi (kal) yang dikandungnya. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada didalam bahan makanan (Almatsier, 2003).

Berdasarkan hasil perhitungan bahwa rata-rata kontribusi energi yang berasal dari Mi Aceh pada pengunjung warung Mi Aceh adalah 7,1% dan rata-rata kontribusi protein dari Mi Aceh adalah 12,7%.

Dari hasil penelitian dapat diketahui kontribusi energi minimal sebesar 3,0 % dan protein sebesar 4,8 %. Dan kontribusi energi maksimal sebesar 14,8 % dan protein sebesar 35,9 %.

Angka yang diperoleh menunjukkan bahwa sumbangan energi dan protein Mi Aceh dalam pemenuhan kecukupan energi dan protein harian dapat dikatakan masih relatif kecil (<50%). Oleh karena itu dalam mengonsumsi Mi Aceh sangat dianjurkan untuk menambah bahan makanan lain sehingga kebutuhan energi dan protein tiap individu dapat terpenuhi atau dapat dikatakan bahwa Mi Aceh tidak lagi menjadi makanan yang miskin gizi mengingat Mi Aceh merupakan makanan yang mengenyangkan dan sebagai alternatif pilihan untuk makanan masyarakat yang menyukainya.


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jenis Mi Aceh yang paling banyak dikonsumsi pengunjung adalah Mi Aceh Kuah (29,1%) dengan frekuensi 1 kali/seminggu (51,2%) dan 1 porsi dalam 1 kali makan (90,7%), mengonsumsi Mi Aceh dengan alasan rasanya enak yaitu (69,8%).

2. Rata-rata konsumsi energi yang berasal dari Mi Aceh sebesar 167,1 kal, protein 6,3 gr dan rata-rata kontribusi energi sebesar 7,1%, protein 12,7%.

6.2. Saran

1. Diharapkan kepada warung Mi Aceh dapat lebih memperhatikan kandungan zat gizi dengan menambahkan bahan makanan lain seperti telur dan sayur-sayuran agar semakin lengkap kandungan zat gizi dalam Mi Aceh.

2. Diharapkan kepada penggemar Mi Aceh dapat menjadikan Mi Aceh salah satu alternatif makanan utama dengan cara menambahkan telur dan sayur dalam proses pengolahannya.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S, 2003. Prinsip-Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Almatsier. S, 2005. Prinsip-Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Anonim, 2007. http//www.indonesia.com. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kebiasaan Mengkonsumsi Mie Instan. Diakses tanggal 16 Februari

2009.

Anonim, 2007. http//www.gizinet.go.id. Perubahan Pola Makan Ancam

Kesehatan. Diakses tanggal 17 Februari 2009.

Ariani. M, 2004. http//www.gizinet.go.id. Diversifikasi Konsumsi Pangan di

Indonesia Antara harapan dan kenyataan diakses tanggal 7 Februari 2009.

Baliwati. F.Y, dkk, 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta Darlina, 2004. Faktor Pendorong Konsumsi Mi Instan dan kontribusi Energi dan

Protein Pada Mahasiswa di Asrama Mahasiswa USU Tahun 2004. Skripsi

FKM USU

FKM UI, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Khumaidi, M, 1994. Gizi Masyarakat. Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta

Khomsan. A, 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Penerbit PT. Raja Gratindo Persada, Jakarta.

Ngantung, M, 2003.

Terigu Terhadap Nilai Gizi Pada Mie Basah. Diakses tanggal 9 Maret

2009.

Rakasiwi A, 2008. http//www.ilmuwan.wordpress.com. Efek Makan Mie Bagi

Kesehatan. Diakses Tanggal 16 Februari.

Sediaoetama. A,D, 1999. Ilmu Gizi Jilid II. Penerbit PT. Dian Rakyat, Jakarta.

Supariasa, dkk, 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Widyaningsih D, dkk, 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Penerbit Trubus Agrisarana, Jakarta.


(46)

Winarno, dkk, 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan Dan Kontaminan, cetakan I, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.


(47)

Lampiran 1:

KUESIONER

POLA KONSUMSI MI ACEH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA PENGUNJUNG

WARUNG MI ACEH DI KOTA MEDAN I. Identitas Responden

Nama Responden : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Berat Badan : kg

II. Konsumsi Mi Aceh

1. Apakah anda suka makan Mi Aceh?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

2. Apakah alasan utama memilih untuk mengonsumsi Mi Aceh? a. Harga relatif murah

b. Mudah didapat (ketersediaan) c. Rasanya enak

3. Jenis Mi Aceh apa yang biasa anda konsumsi? a. Mi Aceh Goreng

b. Mi Aceh Basah c. Mi Aceh Kuah d. Mi Aceh Special e. Mi Aceh Udang

f. Mi Aceh Udang + Daging g. Mi Aceh Udang + Kepiting h. Mi Aceh Kepiting + Daging i. Mi Aceh Kepiting

4. Berapa kali anda makan Mi Aceh dalam sehari/seminggu?


(48)

Lampiran 2 :

Food Frequency Mi Aceh

No. Responden :

Jenis Masakan

Frekuensi Makan Kecukupan

1x/mggu 2x/mggu 3x/mggu Energi Protein

a. Mi Aceh Goreng

− Mi − Daging − Toge

− Kerupuk Emping

b. Mi Aceh Basah

− Mi − Daging

− Kerupuk Emping − Toge

− Air

c. Mi Aceh Kuah

− Mi − Daging

− Kerupuk Emping − Toge

− Air

d. Mi Aceh Spesial

− Mi − Daging

− Kerupuk Emping − Toge

e. Mi Aceh Udang

− Mi − Udang

− Kerupuk Emping − Toge


(49)

Jenis Masakan

Frekuensi Makan Kecukupan

1x/mggu 2x/mggu 3x/mggu Energi Protein f. Mi Aceh Udang +

Daging

− Mi − Udang − Daging − Toge

− Kerupuk Emping

g. Mi Aceh Udang + Kepiting

− Mi − Udang − Kepiting

− Kerupuk Emping − Toge

h. Mi Aceh Kepiting + Daging

− Mi − Daging − Kepiting

− Kerupuk Emping − Toge

i. Mi Aceh Kepiting

− Mi − Kepiting

− Kerupuk Emping − Toge


(50)

MASTER DATA POLA KONSUMSI MI ACEH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA PENGUNJUNG

WARUNG MI ACEH DI KOTA MEDAN

No Nama Umr BB JK Kerja Jenis Brp

x/minggu Porsi Alasan

Rata-Rata

Asupan/Hari Kecukupan Gizi Kontribusi Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr)

1 Nora 24 48 2 3 1 2 1 3 220,1 6,3 1955,5 42,7 11,3 14,8

2 Baim 40 72 1 2 8 1 1 1 130,9 7,6 3251,6 63,9 4,3 11,9

3 Rahim 19 40 1 4 2 1 1 2 96,9 3,1 1785,7 41,1 5,4 7,5

4 Amir 30 60 1 3 2 2 1 3 193,7 6,1 2709,7 53,2 7,1 11,5

5 Zainal 35 68 1 1 3 2 1 3 192,9 6,0 3071,0 60,3 6,3 10,0

6 Fahru 23 45 1 4 3 1 1 1 96,4 3,0 2032,2 39,9 4,7 7,5

7 Putra 20 40 1 2 2 1 1 3 96,9 3,1 1806,4 35,4 5,4 8,8

8 Vico 18 50 1 4 2 2 1 2 193,7 6,1 2232,1 50,0 8,7 12,2

9 Sheila 30 65 2 6 2 1 1 3 96,9 3,1 2648,1 57,8 3,7 5,4

10 Zulfikar 38 68 1 1 7 1 1 3 128,7 7,8 3071,0 60,3 4,2 12,9

11 Suzana 15 45 2 4 3 1 1 3 96,4 3,0 2054,3 60,7 4,7 4,9

12 Siti 28 53 2 3 1 2 1 2 220,1 6,3 2159,2 47,1 10,2 13,4

13 Tono 20 52 1 4 3 3 1 1 289,3 9,0 2348,5 46,1 12,3 19,5

14 Chandra 17 40 1 4 2 2 1 3 193,7 6,1 1785,7 47,1 10,8 13,0

15 Mira 25 48 2 2 3 1 1 3 96,4 3,0 1955,6 42,7 4,9 7,0

16 Dina 18 40 2 2 8 1 1 3 138,9 7,8 1600,0 40,8 8,7 19,1

17 Ahmat 18 50 1 4 2 2 1 3 193,7 6,1 2232,1 58,9 8,7 10,4

18 Ihsan 27 58 1 2 2 2 1 1 193,7 6,1 2619,4 51,5 7,4 11,8

19 Indah 17 40 2 4 3 2 1 3 192,9 6,0 1600,0 40,8 12,1 14,7


(51)

No Nama Umr BB JK Kerja Jenis Brp

x/minggu Porsi Alasan

Rata-Rata

Asupan/Hari Kecukupan Gizi Kontribusi Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr)

21 Satria 41 74 1 2 1 2 1 3 220,1 6,3 3341,9 65,6 6,6 9,6

22 Sigit 18 49 1 5 1 1 1 3 110,0 3,2 2187,5 57,8 5,0 5,5

23 Irfan 28 57 1 2 3 3 1 3 289,3 9,0 2574,2 50,6 11,2 17,8

24 Susi R 34 68 2 6 1 2 1 3 220,0 6,3 2770,4 60,4 7,9 10,4

25 Putri S 56 68 2 2 3 2 1 3 192,9 6,0 2644,4 60,4 7,3 9,9

26 M. Arsyad 17 50 1 4 3 1 1 3 96,4 3,0 2232,1 59,0 4,3 5,1

27 Dimas 20 55 1 2 6 1 1 1 129,3 6,0 2483,9 48,8 5,2 12,3

28 Budi 27 58 1 1 8 1 1 3 138,9 7,6 2619,4 51,5 5,3 14,8

29 Haris 19 50 1 2 1 1 1 3 110,0 3,2 2232,1 48,9 4,9 6,5

30 Ulfa 17 40 2 4 3 1 1 3 192,9 9,0 1600,0 40,8 12,1 22,1

31 Dani 24 55 1 3 6 1 1 3 129,3 6,0 2483,9 48, 8 5,2 12,3

32 Henny 40 60 2 1 8 1 1 3 138,9 7,6 2444, 4 53 ,3 5,7 14,3

33 Tuti 17 45 2 4 3 1 1 1 96,4 3,0 1800 ,0 45,9 5,4 6,5

34 Ramhmadsyah 25 58 1 1 4 1 1 3 120,2 4,1 2619,4 51,5 4,6 8,0

35 Arif 15 45 1 4 2 2 1 1 193,8 6,1 2400,0 64,0 8,1 9,5

36 Novriadi 24 55 1 3 4 3 1 3 360,8 12,3 2483,9 48,8 14,5 25,2

37 Erwin 28 59 1 2 1 3 1 3 330,1 9,0 2664,5 52,3 12,4 17,2

38 Elvina 24 49 2 4 1 1 1 3 110,0 3,2 1996,3 43,6 5,5 7,3

39 Zulfan 24 55 1 4 7 1 1 2 128,8 7,6 2483,9 48,8 5,2 15,6

40 Qudri 20 50 1 3 1 1 1 2 110,0 3,2 2258,1 44,4 4,9 7,2

41 Susanto 17 50 1 2 7 2 1 3 257,4 15,5 2232,1 58,9 11,5 26,3

42 Titin 34 62 2 1 1 1 1 3 110,0 3,2 2525,9 55,1 4,4 5,8

43 Wina 25 51 2 2 9 2 1 1 239,4 11,7 2077,8 45,3 11,5 25,8


(52)

No Nama Umr BB JK Kerja Jenis Brp

x/minggu Porsi Alasan

Rata-Rata

Asupan/Hari Kecukupan Gizi Kontribusi Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr)

45 Ricky 23 55 1 4 7 1 1 3 128,8 7,6 2483,9 48,8 5,9 15,6

46 Zuhri 26 62 1 2 2 2 1 3 193,8 6,1 2800,0 55,0 6,9 11,1

47 Anton 20 57 1 5 3 2 1 3 192,9 6,0 2574,2 50,6 7,5 11,9

48 Anisa 18 48 2 4 8 1 1 1 138,9 7,6 1920,0 49,0 7,2 15,5

49 Susi 30 55 2 2 3 2 1 3 192,9 6,0 2240,7 48,9 8,6 12,3

50 Andriansyah 18 52 1 4 2 1 1 3 96,9 3,1 2321,4 61,3 4,2 5,1

51 Awin 18 54 1 4 1 1 1 3 110,0 3,2 2410,7 63,6 4,6 5,0

52 Ajak 26 55 1 1 9 3 1 3 395,1 17,5 2483,9 48,8 14,5 35,9

53 Abdul 36 68 1 3 7 2 1 3 257,4 15,5 3071,0 60,3 8,4 25,7

54 Baina 19 48 2 3 1 1 1 3 110,0 3,2 1920,0 49,0 5,7 6,5

55 Fadillah 17 50 2 4 3 1 1 3 96,4 3,0 2000,0 51,0 4,8 5,9

56 Linda 20 52 2 4 9 2 1 3 239,4 12,7 2118,5 46,2 11,3 24,9

57 Emi 19 49 2 4 2 3 1 3 290,6 9,2 1960,0 50,0 14,8 18,4

58 Dedek 19 56 1 4 1 1 1 1 110,0 3,2 2500,0 66,0 4,4 4,8

59 Andri 38 68 1 4 8 2 1 3 264,9 3,8 3071,0 60,3 8,6 6,3

60 Soraya 39 65 2 3 2 3 1 1 290,6 9,2 2648,1 57,8 11,0 15,9

61 Saiful 45 70 1 3 1 1 1 3 110,0 3,2 3161,2 62,1 3,5 4,8

62 Purwanto 16 48 1 4 3 1 1 3 96,4 3,0 2053,6 56,6 4,7 5,3

63 Atik 18 45 2 4 7 2 ½ 3 128,8 7,8 1800,0 45,9 7,2 17,0

64 M. Reza 19 50 1 4 3 2 1 3 192,9 6,0 2232,1 59,0 8,6 10,2

65 Iman. S 42 72 1 3 2 1 1 1 96,9 3,1 3251,6 63,8 3,0 4,9

66 Wenti 19 47 2 2 3 2 ½ 3 96,4 3,0 1880,0 48,0 5,1 6,3

67 Dira 19 49 2 2 1 3 ½ 3 165,0 4,8 1960,0 50,0 8,4 9,6


(53)

No Nama Umr BB JK Kerja Jenis Brp

x/minggu Porsi Alasan

Rata-Rata

Asupan/Hari Kecukupan Gizi Kontribusi Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr)

69 Saiful 24 60 1 3 3 2 1 3 192,9 6,0 2709,6 53,2 7,1 11,3

70 Rusli 50 75 1 1 7 1 1 3 128,8 7,8 3024,2 66,5 4,3 11,7

71 Evi 18 45 2 4 2 2 ½ 3 96,9 3,1 1800,0 45,9 5,4 6,8

72 Ilham 25 61 1 5 1 3 1 1 330,1 9,5 2754,9 54,1 12,0 17,6

73 Azhar 40 70 1 1 6 3 1 3 387,9 18,0 3161,3 62,1 12,3 29,0

74 Husein 54 71 1 3 1 3 1 3 330,1 9,5 2862,9 63,0 11,5 15,1

75 Afifuddin 34 65 1 3 1 1 1 3 110,0 3,2 2935,5 57,7 3,7 5,5

76 Puja 43 69 2 6 3 3 2/3 2 192,9 6,0 2811,1 61,3 6,9 9,8

77 Royhan 30 66 1 1 3 1 1 2 110,0 3,2 2980,6 58,5 3,7 5,5

78 Anda 18 50 1 4 3 1 1 3 110,0 3,2 2232,1 58,9 4,9 5,4

79 Parwinder 18 52 2 4 1 3 ½ 2 144,7 4,5 2321,4 61,3 6,2 7,3

80 Sangita Sikh 18 47 2 4 2 2 2/3 2 129,1 4,1 1880,0 47,9 6,9 8,6

81 Ratna 25 52 2 2 3 2 1 2 193,8 6,1 2118,5 46,2 9,1 13,2

82 Nazwa 26 50 2 1 1 1 1 3 110,0 3,2 2037,0 44,4 5,4 7,2

83 Risa 32 55 2 2 3 2 2/3 2 129,1 4,1 2240,7 48,9 5,8 8,3

84 Hasan 24 65 1 2 1 1 1 1 110,0 3,2 2935,5 57,7 3,7 5,5

85 Ismail 46 70 1 2 3 1 1 3 110,0 3,2 2822,6 62,1 3,9 5,2

86 Chaliddin 17 51 1 4 8 1 1 3 110,0 3,2 2276,8 60,1 4,8 5,3

Jumlah 14366,8 543,2 206011,9 4573,8 609,6 1092,1


(54)

Frequency Table

Umur Pengunjung

53 61.6 61.6 61.6

17 19.8 19.8 81.4

11 12.8 12.8 94.2

4 4.7 4.7 98.8

1 1.2 1.2 100.0

86 100.0 100.0

15-25 thn 26-35 thn 36-45 thn 46-55 thn >55 thn Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jenis Kelamin Pengunjung

53 61.6 61.6 61.6

33 38.4 38.4 100.0

86 100.0 100.0

Laki-laki Perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pekerjaan Pengunjung

11 12.8 12.8 12.8

23 26.7 26.7 39.5

14 16.3 16.3 55.8

32 37.2 37.2 93.0

3 3.5 3.5 96.5

3 3.5 3.5 100.0

86 100.0 100.0

PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Mhsiswa/Pelajar Tidak Bekerja IRT Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jenis Mie yang dikonsumsi

23 26.7 26.7 26.7

16 18.6 18.6 45.3

25 29.1 29.1 74.4

2 2.3 2.3 76.7

3 3.5 3.5 80.2

7 8.1 8.1 88.4

7 8.1 8.1 96.5

3 3.5 3.5 100.0

86 100.0 100.0

Mie Aceh Goreng Mie Aceh Basah Mie Aceh Kuah Mie Aceh Spesial Mie Aceh Udang+daging Mie Aceh Udang+kepiting Mie Aceh kepiting+daging Mie Aceh Kepiting Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(55)

Be rapa ka li per m inggu

44 51.2 51.2 51.2

29 33.7 33.7 84.9

13 15.1 15.1 100.0

86 100.0 100.0

1x /minggu 2x /minggu 3x /minggu Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

Al asan m akan m ie a ceh

15 17.4 17.4 17.4

11 12.8 12.8 30.2

60 69.8 69.8 100.0

86 100.0 100.0

Harga relatif murah Mudah didapat Rasanya enak Total

Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

Porsi yang dihabiskan dalam 1 kali makan

Frequency Percent

1 Porsi ½ Porsi 2/3 Porsi 78 5 3 90,7 5,8 3,5


(56)

(57)

(58)

(1)

No Nama Umr BB JK Kerja Jenis Brp

x/minggu Porsi Alasan

Rata-Rata

Asupan/Hari Kecukupan Gizi Kontribusi Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr)

69 Saiful 24 60 1 3 3 2 1 3 192,9 6,0 2709,6 53,2 7,1 11,3

70 Rusli 50 75 1 1 7 1 1 3 128,8 7,8 3024,2 66,5 4,3 11,7

71 Evi 18 45 2 4 2 2 ½ 3 96,9 3,1 1800,0 45,9 5,4 6,8

72 Ilham 25 61 1 5 1 3 1 1 330,1 9,5 2754,9 54,1 12,0 17,6

73 Azhar 40 70 1 1 6 3 1 3 387,9 18,0 3161,3 62,1 12,3 29,0

74 Husein 54 71 1 3 1 3 1 3 330,1 9,5 2862,9 63,0 11,5 15,1

75 Afifuddin 34 65 1 3 1 1 1 3 110,0 3,2 2935,5 57,7 3,7 5,5

76 Puja 43 69 2 6 3 3 2/3 2 192,9 6,0 2811,1 61,3 6,9 9,8

77 Royhan 30 66 1 1 3 1 1 2 110,0 3,2 2980,6 58,5 3,7 5,5

78 Anda 18 50 1 4 3 1 1 3 110,0 3,2 2232,1 58,9 4,9 5,4

79 Parwinder 18 52 2 4 1 3 ½ 2 144,7 4,5 2321,4 61,3 6,2 7,3

80 Sangita Sikh 18 47 2 4 2 2 2/3 2 129,1 4,1 1880,0 47,9 6,9 8,6

81 Ratna 25 52 2 2 3 2 1 2 193,8 6,1 2118,5 46,2 9,1 13,2

82 Nazwa 26 50 2 1 1 1 1 3 110,0 3,2 2037,0 44,4 5,4 7,2

83 Risa 32 55 2 2 3 2 2/3 2 129,1 4,1 2240,7 48,9 5,8 8,3

84 Hasan 24 65 1 2 1 1 1 1 110,0 3,2 2935,5 57,7 3,7 5,5

85 Ismail 46 70 1 2 3 1 1 3 110,0 3,2 2822,6 62,1 3,9 5,2

86 Chaliddin 17 51 1 4 8 1 1 3 110,0 3,2 2276,8 60,1 4,8 5,3

Jumlah 14366,8 543,2 206011,9 4573,8 609,6 1092,1


(2)

Frequency Table

Umur Pengunjung

53 61.6 61.6 61.6

17 19.8 19.8 81.4

11 12.8 12.8 94.2

4 4.7 4.7 98.8

1 1.2 1.2 100.0

86 100.0 100.0

15-25 thn 26-35 thn 36-45 thn 46-55 thn >55 thn Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jenis Kelamin Pengunjung

53 61.6 61.6 61.6

33 38.4 38.4 100.0

86 100.0 100.0

Laki-laki Perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pekerjaan Pengunjung

11 12.8 12.8 12.8

23 26.7 26.7 39.5

14 16.3 16.3 55.8

32 37.2 37.2 93.0

3 3.5 3.5 96.5

3 3.5 3.5 100.0

86 100.0 100.0

PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Mhsiswa/Pelajar Tidak Bekerja IRT Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jenis Mie yang dikonsumsi

23 26.7 26.7 26.7

16 18.6 18.6 45.3

25 29.1 29.1 74.4

2 2.3 2.3 76.7

3 3.5 3.5 80.2

Mie Aceh Goreng Mie Aceh Basah Mie Aceh Kuah Mie Aceh Spesial Mie Aceh Udang+daging Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

Be rapa ka li per m inggu

44 51.2 51.2 51.2

29 33.7 33.7 84.9

13 15.1 15.1 100.0

86 100.0 100.0

1x /minggu 2x /minggu 3x /minggu Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

Al asan m akan m ie a ceh

15 17.4 17.4 17.4

11 12.8 12.8 30.2

60 69.8 69.8 100.0

86 100.0 100.0

Harga relatif murah Mudah didapat Rasanya enak Total

Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

Porsi yang dihabiskan dalam 1 kali makan

Frequency Percent

1 Porsi ½ Porsi 2/3 Porsi 78 5 3 90,7 5,8 3,5


(4)

(5)

(6)