Metode Pengukuran Diameter Luka Bakar Sifat Antibakteri Minyak Kelapa Murni

13 Berdasarkan pelarut yang digunakan gel dapat dibedakan atas hidrogel dan organel gel. Hidrogel merupakan gel dengan pelarut air, sedangkan organogel merupakan gel dengan pelarut organik seperti etanol, propilenglikol, paraffin cair, etil asetat, gliserol, dan lain-lain. Pelarut organik ini dapat digunakan untuk bahan-bahan obat yang tidak larut dalam air. Sistem dispersi pada gel merupakan sistem koloid yang dapat dibedakan menjadi gel fase tunggal dan gel fase dua.Fase tunggal terbentuk dari makro molekul yang terdispersi merata dalam cairan sedemikian rupa hingga tidak terlihat adanya batas antara molekul yang terdispersi. Sedangkan pada gel fase dua, massa gel terdiri dari kelompok partikel kecil yang terpisah yang sering disebut juga magma. Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik yaitu membentuk semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokkan Ansel, 1989.

2.4 Metode Pengukuran Diameter Luka Bakar

Sesaat setelah induksi luka bakar, diameter luka awal diukur dan diberi perlakuan sesuai kelompok masing-masing sekali sehari. Kelompok I dibiarkan tanpa perlakuan, kelompok II diberi Bioplacenton ® 0,1 gr dan kelompok III, IV, V, VI diberi 0,1 grsediaan gel minyak kelapa murni hasil hidrolisis bahan uji sesuai kelompoknya, dioleskan merata pada bagian luka bakar dengan cottonbud. Pemberian semua perlakuan topikal dilakukan setiap hari sampai luka sembuh, yang dinyatakan jika diameter luka nol. Luka bakar yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong, dengan cara mengukur diameter luka bakar seperti pada Gambar 3.1. 14 dx 1 dx 2 dx 3 dx 4 Gambar 3.1 Cara mengukur diameter luka bakar kemudian dihitung diameter luka bakar setiap hari sampai sembuh diameter = 0dihitung dengan rumus Suratman, dkk., 1996 sebagai berikut: 4 d d d d dx 4 3 2 1 + + + = Dimana: dx = diameter luka hari ke-x d 1 = diameter 1 cm d 2 = diameter 2 cm d 3 = diameter 3 cm d 4 = diameter 4 cm

2.5 Sifat Antibakteri Minyak Kelapa Murni

Minyak kelapa juga bersifat antimikroba dan antivirus.Sifat antimikroba dari minyak kelapa terutama tergantung pada adanya monogliserida, dan asam lemak bebas.Monogliserida aktif sebagai antimikroba tetapi digliserida dan trigliserida tidak.Asam lemak yang paling aktif adalah asam laurat. Asam laurat akan diubah menjadi senyawa monogliserida yang disebut mono-laurin. Senyawa ini merupakan bahan dalam sistem kekebalan tubuh. Senyawa ini berfungsi menghancurkan bibit penyakit yang pada umumnya memiliki dinding sel yang terbuat dari lipid dan merusak DNA dan RNA dari virus yang dilapisi oleh lipida. Oleh karena itu mono-laurin mampu menghambat virus HIV, herpes, influenza. Sistem kekebalan tubuh dapat dengan mudah menghancurkan mikroba-mikroba 15 dengan bantuan mono-laurin tersebut. Selain itu, beberapa penelitian juga telah memperlihatkan efek antimikrobial dari asam laurat itu sendiri tanpa diubah menjadi mono-laurin Sutarmi, 2005; Darmoyuwono, 2006; Lieberman, et al., 2006. Minyak kelapa murni hasil hidrolisis mampu meningkatkan aktivitas antibakteri dibandingkan minyak kelapa tanpa hidrolisis.Semakin tinggi tingkat hidrolisis minyak kelapa murni maka semakin besar daya hambatnya terhadap bakteri patogen daripada bakteri probiotik Permata, 2012; Hasibuan, 2012.

2.6 Minyak Kelapa Murni sebagai Obat Luka Bakar