penulis untuk mengangkat dan menyusun skripsi ini dengan judul : “Syifa Dalam Perspektif al-Qur’an Kajian Surat al-Isra 17 : 82, QS.Yunus 10 : 57 dan
QS.al-nahl 16 : 69, Dalam Tafsir al-Misbah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Tema syifa dalam al-Qur’an terdapat pada 10 surat dan 14 ayat, yaitu surat al-Isra ayat 7dan 82, QS. Yunus ayat 57, QS.al-Nahl ayat 69, QS. al-Maidah ayat
39, QS. al-Baqarah ayat 129 257, QS. at-Taubah ayat 108, QS. al-Insyirah ayat 1, 2 dan 3, QS. al-Imran ayat 31, QS. Muhammad ayat 2 dan QS. al-Hijr ayat 47.
Adapun masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Penafsiran M. Quraish Shihab terhadap Ayat al-
Syifa QS. al-Isra 17 : 82, QS. Yunus 10 : 57 dan QS. al-Nahl 16 : 69”.
C. Kajian Pustaka
Dari penelitian dan penelusuran penulis, ditemukan ada beberapa buku yang menjadi referensi, baik yang primer maupun sekunder. Adapun yang
menjadi referensi primer dari kajian ini adalah : Konseling dan Psikoterapi Islam, yang ditulis oleh M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky.
Buku ini mengajak seorang pembaca, khususnya penulis dan mahasiswa atau siapa saja yang ingin mengenal dari fungsi ajaran Islam terhadap
pengembangan kecerdasan dan solusi Ilahiyah terhadap berbagai persoalan masalah hidup dan kehidupan manusia, khususnya yang berhubungan dengan
masalah mental kejiwaan, spiritual dan moral yang bersumber kepada al-Qur’an
dan as-Sunnah dengan melalui pendekatan Sufistik tasawuf. Sehingga, setidaknya para pembaca dan mahasiswa Islam, khususnya untuk penulis agar
dapat memperoleh suatu gambaran dan pengetahuan yang berkaitan tentang peran Islam dalam memberikan suatu bimbingan syifa terhadap gangguan psikologis.
Dari sinilah diharapkan akan berkembang dengan pesat keilmuan yang sangat spesifik dalam membahas tentang berkaitan dengan kejiwaan atau mental, seperti
Psikologi Islam, Psikodiagnostik Islam, Psikoterapi Islam, Metodologi Penelitian Psikologi Islam, Hubungan Akidah dan Psikologi Islam, Hubungan Ibadah dan
Psikologi Islam dalam Aplikasi Manajemen, Psikologi Islam dan Pengembangan Sumber Daya Insani dan sebagainya.
Sedangkan, kitab yang menjadi referensi sekunder diantaranya adalah : al- Razi dalam tafsirnya Mafatih al-ghâib, yang telah menyajikan kajian syifa dengan
berbagai macamnya secara terpisah antara satu dengan term yang lainnya. Namun, kesemuanya itu dapat dikaji melalui dengan pendekatan tafsir tematik secara
kronologis berdasarkan tertib nuzul surah-surah dalam al-Qur’an karya Muhammad ‘Azzah Darwazah, kemudian; dikomfirmasikan dengan karya
Muhammad Fuad ‘Abd. al-Baqi dalam karyanya al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an, untuk melihat satuan ayat makiyah dan madaniyahnya dengan tanpa
mengabaikan tinjauan daripada mufasir lainnya, terutama Tafsir Mafatih al-Ghâib karya al-Râzi.
Kajian syifa dalam Tafsir Mafatih al-Ghâib karya al-Râzi, dengan
pendekatan tematik tersebut dapat dihasilkan sebuah kajian syifa secara komprehensif sehubungan dengan eksistensi, makna dan sasaran syifa, sakit dan
sebab-sebabnya, jenis syifa beserta karekteristik dan mekanismenya secara persial maupun terpadu beserta nilai guna dan manfaatnya bagi kehidupan umat manusia.
Kajian Syifa dengan fokus Tafsir Mafatih al-Ghâib karya al-Râzi, sangat
penting bagi kehidupan saat sekarang dan juga, yang akan datang; karena kehidupan al-Râzi yang lahir di Ray pada tanggal 25 Ramadhan 544 H. Wafat di
Heart pada hari senin 1 Syawal Id al-Fitri tahun 606 H.yang bertepatan dengan tahun 1148-1210 M, adalah seorang muslim berbagai bidang, termasuk di
dalamnya adalah ahli bidang fikih, teologi, filsafat, kedokteran, tafsir, tasawuf dan bahkan beliau adalah seorang imam besar pada masanya yang selalu berusaha
mencari solusi dan sintesis di dalam dunia akademis maupun sosial kemasyrakatan. Oleh karenanya, usaha-usaha demikian itu masih sangat relevan
dan bahkan patut dimanfaatkan dan dikembangkan untuk masa kini dan yang akan datang.
Sungguh kajian
syifa telah diungkapkan sedemikian rupa, namun masih banyak celah-celah yang menuntut adanya kajian sebagai bentuk untuk
pengembangan, apalagi kajian ini hanya difokuskan pada satu kajian tafsir al-Râzi dengan satu corak pendekatan. Oleh karena itu, kajian syifa demikian ini sungguh
sangat terbuka dan tidak tertutup kemungkinan untuk pengembangan penelitian berikutnya.
Berbeda dengan dua penulis di atas, yaitu Hamdan Bakran adz-Dzaky dan al-Razy, dalam skripsi ini pada tiga surat dan tiga ayat menurut penafsiran
M.Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah.
Penafsiran ini juga akan dikemukakan tafsiran-tafsiran dan para mufassir lainnya.
D. Tujuan Penulisan