Tanggung Jawab pada Pengangkutan Jalan Menurut Hukum Islam

peraturan–peraturan yang dikeluarkanoleh mereka. Di antara ketetapan– ketetapan dan peraturan–peraturan tersebut adalah undang–undang yang telah dibuat bersama oleh ketiga tadi. Oleh karena itu konsekwensi logisnya adalah bahwa islam telah memberikan syarat dalam hal ketaatan umat islam kepada Ulul Amri beserta seluruh peraturanya. Dengan demikian mematuhi undang-undang Negara menurut ajaran islam adalah wajib selama tidak bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Melihat kenyataan umat islam di Negara Indonesia yang merupakan mayoritas penduduk Negara ini, menurut statistik terakhir 88 dari persentase tersebut sektor–sektor pembangunan di Negara Indonesia kebanyakan diisi oleh umat islam.

C. Tanggung Jawab pada Pengangkutan Jalan Menurut Hukum Islam

Pengangkutan adalah suatu perjanjian dimana satu pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Perjanjian pengangkutan ini adalah perjanjian yang terdiri dari dua segi, yaitu adanya pihak yang bersedia untuk mengangkut dan adanya pihak yang diangkut atau menyuruh untuk diangkut dari satu tempat ke tempat yang lain. Prinsip hukum Islam di dalam perjanjian pengangkutan barang merupakan serangkaian perbuatan tentang penawaran dan penerimaan yang dilakukan oleh pengangkut dan pengirim secara timbal balik. Serangkaian perbuatan semacam ini tidak ada pengaturannya dalam undang-undang, melainkan ada dalam kebiasaan yang hidup dalam praktek pengangkutan. Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan sempurna, kehidupan individu dan masyarakat, baik aspek rasid, Materi maupun spiritual, yang didampingi oleh ekonomi, sosial dan politik. Ekonomi dalam hal ini bermuamalah yaitu adanya perjanjian pengangkutan barang antara pengangkut dan pengirim 9 . Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qs. At-Taubah ayat 4 yang berbunyi: ☺ ⌧ ☺ ☺ Artinya : “kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah Mengadakan Perjanjian dengan mereka dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun dari isi perjanjianmu dan tidak pula mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, Maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa Qs. At-Taubah : 4. Dalam perjanjian pengangkutan barang ada di laut ada akibat-akibat hukumnya berupa adanya timbulnya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Pihak pertama pengangkut dimana pengangkut dalam hal ini perusahaan angkutan jalan berkewajiban menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak penerimaanya sampai saat penyerahanya 10 . 9 Pengangkutan Hukum Islam, On-Line, tersedia di : http:www.google.com Pengangkutan Hukum Islam. 10 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1994., h. 14. Pengakut juga diwajibkan mengganti kerugian yang disebabkan oleh rusak, hilangnya barang baik seluruh atau sebagian, sehingga pengangkut tidak bisa menyerahkan barang yang ia angkut. Kewajiban dari pemakai jasa atau pengirim ialah membayar upah angkutan. Dalam hal ini pengirim setara jujur memberi tahu tentang keadaan barang yang akan diangkut kepada pengangkut. Bagi para pihak mempunyai hak untuk melakukan penuntutan 11 . Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah SWT dalam Qs. Al-baqarah ayat 282, yang berbunyi : Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya” Al-Baqarah : 282. Pada perjanjian pengangkutan barang dilaut ada tiga prinsip tanggung jawab, timbulnya konsep tanggung jawab karena pengangkutan memenuhi kewajiban tidak sebagaimana mestinya atau tidak baik atau tidak jujur atau tidak dipenuhi sama sekali 12 . Islam sangat menjunjung tinggi tanggung jawab terlebih dalam berjanji karena Allah menggambarkan orang-orang yang menepati 11 Suwrdjoko P. Warpami, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : 2002 ., h. 5. 12 Siti Nurbaiti, Hukum Pengangkutan Darat Jakarta : Universitas Trisakti, 2007 ., h. 18-29. janjinya apabila ia berjanji merupakan orang-orang yang benar imanya dan mereka termasuk orang-orang yang bertakwa

BAB IV TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEBAGAI PENGANGKUT PIHAK

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Hukum Pihak Pengangkut Dalam Angkutan Barang Melalui Laut Dengan Menggunakan Container (Studi Pada PT. Sumatera Madya Jaya)

0 53 72

Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan Barang Terhadap Barang Kiriman Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi Pada Perusahaan Angkutan CV. Sempurna)

0 39 85

PENYELESAIAN KETENTUAN PIDANA YANG TERDAPAT DALAM UU NO.14 TAHUN 1992 BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH HUKUM POLTABES PADANG.

0 0 11

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP PENUMPANG DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN BERDASARKAN UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

0 0 16

ANALISIS BENTUK USAHA KOPERASI DALAM PENYEDIA JASA ANGKUTAN UMUM TERHADAP PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DAN UU NO 25 TAHUN 1992.

0 0 1

KESADARAN HUKUM MAHASISWA UPN" VETERAN" JATIM TERHADAP UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

0 0 7

IMPLEMENTASI UU NO. 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH HUKUM PANDEGLANG, BANTEN (STUDI TERHADAP UJI LAIK JALAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM).

1 26 161

Perbandingan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dengan Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan | Yuniza | Mimbar Hukum 16268 30816 1 PB

0 0 22

Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang : Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

0 0 52

TANGGUNGJAWAB BLU TRANSJAKARTA TERHADAP PIHAK KETIGA DALAM HAL TERJADI KECELAKAAN MENURUT UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

0 0 14