Metode Perhitungan Bagi Hasil

biaya-biaya, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung bersama sebanding dengan kontribusi masing-masing pihak. b. Profit Sharing, yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 2 c. Revenue Sharing merupakan hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana investasi ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. 3 Dalam prakteknya metode profit and loss sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil pada pembiayaan musyarakah, kemudian metode profit sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil dalam pembiayaan Mudharabah, sedangkan metode revenue sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil untuk Nasabah Deposan yang menyimpan dananya di Bank Syari’ah dengan skema Tabungan Mudharabah atau Deposito Mudharabah. 4

2. Metode Perhitungan Bagi Hasil

Untuk perhitungan bagi hasil, bank melakukan perhitungan dengan saldo akhir bulan dan dengan saldo rata-rata harian. 2 Tim Pengem bangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implement asi Operasional Bank Syariah, Jakart a: Djam bat an, 2001, h.264 3 Akm al Yahya, Profit Dist ribut ion, ht t p w w w.Ifibank.go.id 4 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakart a: Gadjah M ada Universit y Press, 2007, h. 138. a. Perhitungan dengan Saldo Akhir Bulan Keseluruhan dana yang dikelola oleh bank akan dikelompokan berdasarkan jenisnya, misalnya menjadi Giro, Tabungan, Deposito 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan, 12 Bulan. Maka Bank dapat menggunakan tabel berikut sebagai alat bantu. Tabel 2.1 Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan Jenis Saldo Akhir Bulan Bobot Saldo Tertimbang Distribusi Pendapatan per jenis Nisbah Nasabah Bagian Pendapatan Nasabah Rata Pendapatan Nasabah 1 2 3 4 5 6 = 4 x 5 7 = 61 x 12 x 100 Giro Tabungan Dep. 1 Dep. 3 Dep. 6 Dep. 12 Total Catatan : Bobot = 1 – GWM + Excess Reserve + Floating Dalam Bank Konvensional, saldo tertimbang dikenal sebagai loanable funds Kolom 1 adalah saldo akhir bulan masing-masing jenis dana. Namun tidak seluruh dana ini dapat disalurkan oleh bank, karena bank harus menyimpan minimum 5 dari dana ini di Bank Indonesia dalam bentuk Giro Wajib Minimum GWM, dan biasanya bank juga memperhitungkan adanya kelebihan cadangan yang disimpannya di atas kewajibannya yang 5 tersebut, juga memperhitungkan dana-dana yang ditarik-setor oleh nasabah investor floating. Ketiga komponen ini menjadi basis pengurang dalam penghitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh oleh bank kedalam masing-masing jenis dana. Kolom 5 adalah nisbah nasabah investor. Dengan mengalikan kolom 4 dan kolom 5, maka didapat bagian pendapatan nasabah untuk masing-masing jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor, maka bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam bentuk persentase, yaitu pada kolom 7. 5 b. Perhitungan dengan saldo Rata-Rata Harian Bank dapat pula melakukan perhitungan berdasarkan saldo rata-rata harian berdasarkan tabel berikut ini. 5 Adiw arman Karim , Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan Jakart a: Raja Grafindo Persada, 2004, h.322-323 Tabel 2.2 Metode Perhitungan dengan Saldo Rata-Rata Harian Jenis Saldo rata-rata harian bulanan Bobot Saldo Tertimbang Distribusi Pendapata n per jenis Nisbah Nasabah Bagian Pendapatan Nasabah Rata Pendapata n Nasabah 1 2 3 4 5 6 = 4 x 5 7 = 61 x 12 x 100 Giro Tabungan Dep. 1 Dep. 3 Dep. 6 Dep. 12 Total Catatan : Bobot = 1- GWM Karena digunakan saldo rata-rata harian, maka nilai itulah menggambarkan saldo yang mengendap. Bobot dihitung hanya dengan GWM sebagai faktor pengurang. Kolom 1 adalah saldo rata-rata harian bulanan bersangkutan masing- masing jenis dana. Namun tidak seluruh dana ini dapat disalurkan oleh bank, karena bank harus menyimpan minimum 5 dari dana ini di Bank Indonesia dalam bentuk Giro Wajib Minimum GWM. Karena perhitungannya telah menggunakan saldo rata-rata harian, nilai ini telah merefleksikan saldo yang mengendap di bank yang dapat digunakan oleh bank untuk melakukan investasi. Jadi hanya komponen GWM saja yang menjadi faktor pengurang dalam perhitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh oleh bank ke dalam masing-masing jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor, maka Bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam persentase, yaitu pada kolom 7. 6

B. Dana Pihak Ketiga DPK pada Bank Syariah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Total Aset Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga Dan Prinsip Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Bank-Bank Umum Syariah Di Sumatera Utara

8 95 106

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Rasio Risk Based Bank Rating terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 48 139

Analisi pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta imlekasinya pada return on assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

2 38 96

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan; studi kasus pada bank umum di Indonesia periode tahun 2001-2009

0 5 153

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, serifikat wadiah bank Indonesia terhadap pembiayaan pembiayaan pada syariah di Indonesia; studi kasus pada PT Bank Syariah Mandiri

0 4 145

Analisis Pengaruh dana Pihak ketiga (DPK), Nilai Tukar, Suku Bunga Serifikat Bank Indonesia (SBI), Inflasi dan Capital Adequacy ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Periode 2007-2011

0 18 159

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, BI Rate, dan kurs rupiah terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Persero di Indonesia pada periode 2008-2014

0 13 122