Analisi pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta imlekasinya pada return on assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN

NON

PERFORMING FINANCING

(NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN

YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA PADA

RETURN

ON ASSETS

(ROA)

DI BANK MUAMALAT INDONESIA

Diajukan oleh :

Hery Hardjanto

106081002423

MANAJEMEN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN

NON

PERFORMING FINANCING

(NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN YANG

DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA PADA

RETURN ON ASSETS

(ROA) DI BANK MUAMALAT INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

HERY HARDJANTO

NIM : 106081002423

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Murdiyah Hayati, S.Kom, MM

NIP 19570617 198503 1 002

NIP 19741003 200312 2 0

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

ii

Hari ini Tanggal 3 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian

Komprehensif atas nama

Hery Hardjanto NIM : 106081002423

dengan judul

skripsi “

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN

NON

PERFORMING FINANCING

(NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN YANG

DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA PADA

RETURN ON ASSETS

(ROA) DI BANK MUAMALAT INDONESIA”.

Memperhatikan penampilan

Mahasiswa

tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 Mei 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Arief Mufraini, Lc, Msi

Ela Patriana, MM, AAAIJ

Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Penguji Ahli


(4)

iii

Hari ini Tanggal 15 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian

Skripsi atas nama

Hery Hardjanto NIM : 106081002423

dengan judul skripsi

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN

NON

PERFORMING FINANCING

(NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN YANG

DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA PADA

RETURN ON ASSETS

(ROA) DI BANK MUAMALAT INDONESIA”.

Memperhatikan penampilan

Mahasiswa

tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri

Syarif hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Ketua,

Sekretaris,

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Murdiyah Hayati, S.Kom, MM

Penguji Ahli I,

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Penguji Ahli II,

Arief Mufraini, Lc, Msi

Penguji Proposal


(5)

v

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of Third Party

Fund and Non Performing Financing (NPF) toward the financing and its

implication to Return on Assets (ROA) in Bank Muamalat Indonesia. This

research used path analysis method with decomposition model. The result of

substructure I indicate that Third Party Fund and Non Performing Financing

(NPF) have significantly effect toward the financing. The result of substructure II

indicate that Third Party Fund, Non Performing Financing (NPF) and the

financing variables have significantly effect toward Return on Assets (ROA).

Keywords: Third Party Fund, Non Performing Financing (NPF), financing,


(6)

vi

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan

Non Performing Financing

(NPF) terhadap pembiayaan yang

disalurkan serta implikasinya pada

Return on Assets

(ROA) di Bank Muamalat

Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur dengan model

dekomposisi. Hasil pengujian pada substruktur I menunjukkan bahwa variabel

Dana Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing Financing

(NPF) berpengaruh

signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. Hasil pengujian pada substruktur

II menunjukkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing

Financing

(NPF), dan pembiayaan yang disalurkan berpengaruh signifikan

terhadap

Return on Assets

(ROA).

Kata Kunci

: Dana Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing Financing

(NPF),

pembiayaan yang disalurkan,

Return on Assets

(ROA), analisis

jalur


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat,

karunia, kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul

“Analisis Pengaruh

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

N

on

Performing Financing

(NPF) Terhadap Pembiayaan yang Disalurkan

Serta Implikasinya Pada

Return on Assets

(ROA) di Bank Muamalat

Indonesia

”.

Tak

lupa

shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan

kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang

penuh ilmu pengetahuan.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Perbankan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang

penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan

kekurangan yang ditemui dalam skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga

terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi

dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini,

secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1.

Kedua Orang Tuaku yang senantiasa memberi banyak bantuan baik moril

maupun materil hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

2.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis dan dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan memotivasi

selama penulis menggali ilmu di FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. yang senantiasa ikhlas meluangkan

waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyusun skripsi ini.


(8)

viii

4.

Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom, MM, selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan

penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar bagi penulis.

5.

Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu manajemen.

6.

Staf tata usaha FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Ibu Siska,

Pak Rahmat, Ibu Umi, Mas Heri yang telah membantu penulis dalam

mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain.

7.

Teman-teman FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006

Manajemen C dan Perbankan A yang selalu ada dalam suka maupun duka

serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Khususnya Hesti,

Hastri, Ilman, Sakti

8.

Rekan-rekan BESC yang selalu memberikan motivasi dan warna tersendiri

selama masa perkuliahan. Khususnya I-PhuL Liman (yang manis & menawan

senyumannya), Kang Yanto Saripudin (yang punya

Cisadane

), Om Iqbal

Supriyatna (yang sering ke Monas) dan Aryo Suseno (Mr. Peta,

yang gak

pernah nyasar

)

9.

Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, suatu kebahagiaan telah

dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih banyak

atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil

penelitian ini.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, baik manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca

yang tertarik dengan penelitian tentang kinerja reksadana pendapatan tetap

serta bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 3 Mei 2010

Penulis


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Halaman

2.1

Kerangka Berfikir

21

4.1

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat Indonesia

38

4.2

Non Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia

41

4.3

Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia

43

4.4

Return on Assets (ROA) Bank Muamalat Indonesia

45


(10)

x

DAFTAR TABEL

Nomor

Keterangan

Halaman

4.1

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat Indonesia

37

4.2

Non Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia

40

4.3

Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia

42

4.4

Return on Assets (ROA) Bank Muamalat Indonesia

44

4.5

Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) (Substruktur I)

47

4.6

Uji F Regresi (Substruktur I)

48

4.7

Uji t Regresi (Substruktur I)

51

4.8

Korelasi antar Variabel Bebas (Substruktur I)

55

4.9

Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) (Substruktur II)

56

4.10

Uji F Regresi (Substruktur II)

57

4.11

Uji t Regresi (Substruktur II)

60

4.12

Korelasi antar Variabel Bebas (Substruktur II)

66

4.13

Pengaruh DPK dan NPF terhadap Pembiayaan yang

Disalurkan serta Implikasinya pada Return on Assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia


(11)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Rumusan Masalah... 9

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Bank Syariah ... 11

B.

Dana Pihak Ketiga Bank Syariah ... 12

C.

Pembiayaan Bank Syariah ... 13

D.

N

on Performing Financing

(NPF) ... 15

E.

Return on Assets

(ROA) ... 16

F.

Penelitian Sebelumnya ... 17

G.

Kerangka Berfikir ... 19

H.

Hipotesis ... 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Ruang Lingkup Penelitian ... 23

B.

Metode Penentuan Sampel ... 23

C.

Metode Pengumpulan Data ... 23

D.

Metode Analisis ... 24


(12)

xii

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.

Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 34

B.

Penemuan dan Pembahasan ... 36

C.

Interpretasi Hasil ... 72

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.

Kesimpulan... 76

B.

Implikasi ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dunia perbankan telah terlihat kompleks, dengan berbagai macam jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif. Kondisi ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank tetapi juga antara bank dengan lembaga keuangan. Sebuah fenomena nyata yang telah menuntut manajer keuangan bank untuk lebih antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia perbankan.

Beberapa tahun yang lalu, pertumbuhan lembaga keuangan dan bank muamalat dengan sistem syariah mulai bermunculan. Lembaga keuangan ini sudah sejak lama berkembang di negara Arab Saudi, Kuwait, Turki, Iran dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Perkembangan selanjutnya merebak ke wilayah negara Eropa, seperti Swiss dan London, serta wilayah Asia, seperti Malaysia dan Indonesia. Dunia perbankan ternyata bukan berasal hanya dari dunia Barat sebagaimana selama ini kita kenal dan pelajari, akan tetapi dunia perbankan juga berasal dari dunia Timur. Suatu perkembangan yang boleh dikatakan sangat mengembirakan, khususnya bagi umat Islam yang selama ini menginginkan investasi dan pendanaan tanpa unsur riba. (Chaeruddin Syah Nasution, 2003 : 84-85)


(14)

2

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat, hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia. Pada bulan Oktober tahun 2009 jaringan kantor perbankan syariah mencapai 1.186 kantor dengan kinerja pertumbuhan bank syariah yang semakin baik. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah yang secara konsisten terus mengalami peningkatan hingga mencapai 46,7 Triliun ke beberapa sektor ekonomi seperti pertanian, kehutanan, sarana pertanian, pertambangan, perindustrian, jasa dunia usaha, hingga jasa sosial/masyarakat. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai 47,7 Triliun, dengan perincian Giro Wadiah 5,4 Triliun, Tabungan 15,3 Triliun, dan Deposito Mudharabah tercatat mencapai 27 Triliun. (Statistik Perbankan Syariah periode Oktober 2009).

Faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan syariah antara lain : realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum Syariah), implementasi UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah; implementasi UU No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN mampu memberikan semangat industri untuk meningkatkan kinerjanya, dukungan dari Amandemen UU Perpajakan sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor asing, iklim dunia usaha yang tetap kondusif di tengah aktivitas Pemilu, meningkatnya pemahaman masyarakat dan preferensi untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, serta realisasi penerbitan


(15)

3

Corporate SUKUK oleh bank syariah untuk memperkuat base capital

perbankan syariah. (Perbankan Syariah Lebih Tahan Krisis Global, 2009) Indikator lainnya adalah tingkat bagi hasil bank syariah yang nilainya lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku. Saat ini prosentase bagi hasil bank syariah mencapai kisaran delapan hingga sembilan persen, masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang mencapai lima hingga enam persen. Tentu saja hal ini menunjukkan performansi bank syariah yang lebih baik. Di sisi lain, bank syariah membuktikan kemampuannya untuk bertahan tanpa kucuran dana dari pemerintah di tengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi. Menurut Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah Jawa Barat, Uce K. Suganda, dalam hal transaksi, bank syariah menekankan pada transaksi riil, bukan spekulatif. Sedangkan kemitraan yang dibangun bukan debitor-kreditor. Dalam menyalurkan pembiayaan lebih menekankan pada keharusan kehalalannya, bukan pada profit semata. Lebih penting lagi, uang hanya dijadikan sebagai instrumen, bukan komoditas. (Ma’ruf Amin, 2007 : 127-128)

Berdasarkan Laporan Utama, Republika, Selasa, 12 Januari 2010 menyatakan bahwa dari tahun ke tahun pertumbuhan industri perbankan syariah tercatat lebih tinggi dari perbankan konvensional. Jika perbankan konvensional mencatat pertumbuhan 15-20 persen, industri perbankan syariah rata-rata memiliki pertumbuhan sekitar 30 persen. Namun, pertumbuhan tersebut ternyata belum mampu mendongkrak market share industri nonribawi ini yang masih dikisaran dua persen.


(16)

4

Menurut Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Abisindo), Riawan Amin, secara grafik industri perbankan syariah tumbuh mengesankan. Namun, harus diingat bahwa hal itu sifat alamiah industri yang baru berkembang.

Market share perbankan syariah masih berkutat di angka sekitar dua persen. Bank Indonesia (BI) mematok market share lima persen, namun tampaknya hal itu masih sangat sulit direalisasikan. Meski demikian, kondisi itu agaknya tak menyurutkan semangat para pelaku perbankan syariah untuk mengembangkan sektor perbankan syariah di Indonesia. Industri perbankan syariah Tanah Air sendiri sangat potensial untuk dapat terus berkembang lebih besar lagi. Selain memiliki modal mayoritas penduduknya adalah Muslim,

market share yang masih kecil juga membuka peluang untuk tumbuh. (Republika, 12 Januari 2010)

Menurut Pratin dan Akhyar (2005), dengan memperhatikan fungsi pokok perbankan sebagai lembaga yang mempunyai fungsi intermediasi keuangan/dana, dan manfaat yang besar bagi masyarakat (sektor riil), pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan/pertumbuhan perbankan syariah, sehingga perlu dikaji faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat oleh perbankan syariah.

Salah satu faktor penting dalam menjalankan fungsi penyaluran dana yang harus diperhatikan bank adalah aspek penghimpunan dana. Menurut Muhammad (2005 : 41), kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat ditentukan oleh bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat,


(17)

5

sehingga peranan bank syariah tersebut sebagai financial intermediary

berjalan dengan baik. Jika peranan bank syariah tersebut berjalan baik, barulah bank syariah dapat dikatakan berhasil. Jadi, bagaimana bank melayani sebaik-baiknya mereka yang kelebihan uang dan menyimpan uangnya dalam bentuk giro wadi’ah, deposito mudharabah, tabungan wadi’ah maupun tabungan

mudharabah, serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian pembiayaan. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan manajemen bank syariah.

Setelah Dana Pihak Ketiga (DPK) dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya, bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Dalam hal ini, bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan.

Selain aspek funding tersebut, faktor lain yang juga harus diperhatikan bank dalam menyalurkan pembiayaan (kredit) adalah tingkat kredit macet. Menurut Luh Gede Meydianawathi (2007 : 138), Non Performing Loans

(NPLs) menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. NPLs mempunyai hubungan negatif dengan penawaran kredit.

Berdasarkan definisi yang penulis kutip dari Kamus Bank Indonesia,


(18)

6

kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.

Sedangkan menurut Siswanto Sutojo (2008 : 25), sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar cenderung menurun profitabilitasnya. Return on Assets (ROA) yang merupakan salah satu tolok ukur profitabilitas mereka akan menurun.

Setelah memperhatikan kedua hal tersebut (aspek penghimpunan dana dan tingkat kredit macet), bank diharapkan dapat menyalurkan pembiayaan dengan optimal sehingga pembiayaan yang dilakukan bank akan memberikan hasil yang maksimal bagi kinerja profitabilitas bank itu sendiri. Salah satu indikator performance atau kinerja profitabilitas bank adalah Return on Assets

(ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aset khususnya aktiva produktif (pembiayaan) yang dimiliki bank dapat menghasilkan laba yang menjadi tujuan dari bisnis perbankan. ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang dijalankan karena ROA menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan secara rata-rata dari $ 1 asetnya. (F.S. Mishkin, 2008 : 306)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anisyah Harahap (2006), menyatakan bahwa pertumbuhan kredit dan NPL merupakan variabel yang signifikan dalam mempengaruhi ROA. Pertumbuhan kredit berpengaruh positif sedangkan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.


(19)

7

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia pernah dilakukan oleh Ismi Rohimatun (2009), hasil penelitian menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan.

Wisnu Mawardi (2005) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan risiko kredit (NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA).

Permasalahan-permasalahan di atas mendorong minat penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memberi pengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan sehingga diharapkan akan meningkatkan profitabilitas bagi pemilik yang diukur dengan ROA (Return on Assets) pada Bank Muamalat Indonesia. Dipilihnya Bank Muamalat Indonesia sebagai objek penelitian karena didasarkan oleh beberapa pertimbangan. Sebagaimana diketahui Bank Muamalat Indonesia adalah bank pertama murni syariah, dengan pola Islamic Banking Concept-nya, kini telah menjadi trend dunia perbankan nasional maupun internasional, Bank Muamalat Indonesia yang menjalankan konsep bagi hasil yang fair dan nyata telah menggerakkan sektor riil dengan teruji, yakni dikala krisis ekonomi dan moneter melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, perbankan syariah, khususnya Bank Muamalat Indonesia telah membuktikan ketangguhannya. Hal ini patut


(20)

8

dibanggakan, karena disaat beberapa bank konvensional berguguran, Bank Muamalat Indonesia luput dari likuidasi, tidak terkena kasus BLBI, dan sama sekali tidak membebani BI sebagai bank rekap.

Sejauh ini pertumbuhan kinerja bank syariah terbaik ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pertumbuhan aset tercatat sebesar 19,3 persen atau naik dari Rp 12,59 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 15,02 triliun pada tahun 2009. Selain itu, Bank Muamalat Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 21,84 persen dari Rp 10.07 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 12,27 triliun pada tahun 2009. Pertumbuhan tersebut juga dialami oleh pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 7,42 persen dari Rp 10,51 triliun di tahun 2008 menjadi Rp 11,29 triliun di 2009.

Penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dan Non Performing Financing (NPF) terhadap kinerja pembiayaan dan profitabilitas Bank Muamalat Indonesia yang dianggap lebih tahan dari krisis dibandingkan bank konvensional. Penting bagi para nasabah maupun investor untuk mengetahui kinerja dari suatu bank terutama yang menggunakan jasa atau layanan Bank Muamalat Indonesia agar dapat memberikan informasi yang jelas mengenai kinerja bank tersebut, dimana kinerja bank syariah sangat ditentukan oleh kualitas dari penanaman dana atau pembiayaan yang pada akhirnya akan memberikan tingkat keuntungan (Return on Assets) sehingga para investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat atau melakukan antisipasi lebih lanjut terkait


(21)

9

keputusan investasinya pada saat terjadi perubahan yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Assets (ROA) bank tersebut.

Tentunya hal ini sangat penting diperhatikan oleh jajaran manajemen atau pengurus bank jika tetap ingin menjaga kepercayaan investor maupun para nasabahnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing

Financing (NPF) terhadap Pembiayaan yang Disalurkan serta

Implikasinya pada Return on Assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan. 2. Bagaimana pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Financing (NPF) dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets (ROA).

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini terutama bertujuan untuk :


(22)

10

a. Untuk menganalisis pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan.

b. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return On Assets (ROA).

2. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yakni manfaat akademis maupun praktis.

a. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat untuk:

1) Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.

2) Bagi civitas akademika dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian penelitian.

b. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat: 1) Bagi manajemen perusahaan perbankan itu sendiri, sehingga

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen perbankan sebagai bahan acuan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.

2) Untuk memberikan informasi tambahan bagi investor dan masyarakat yang berkepentingan untuk menginvestasikan dananya di perbankan syariah.


(23)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Syariah

Secara konsep, bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam, yaitu mengedepankan keadilan, kemitraan, keterbukaan dan universalitas bagi seluruh kalangan (Yusak Laksmana, 2009 : 10).

Menurut Muhammad (2005 : 1), bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan syariat Islam.

Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antar bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum Islam. Sehingga perbedaan antara bank Islam (syariah) dengan bank konvensional terletak pada prinsip dasar operasinya yang tidak menggunakan bunga, akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan syariat Islam, karena


(24)

12

bunga diyakini mengandung unsur riba yang diharamkan (dilarang) oleh Agama Islam (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 758-759).

B. Dana Pihak Ketiga Bank Syariah

Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 413).

Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana “uang mengembangbiakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik secara langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut.

Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat menarik Dana Pihak Ketiga (DPK) atau masyarakat dalam bentuk (Zainul Arifin, 2006: 48): 1. Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya


(25)

13

Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2008 : 230), wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut dan yang dititipi menjadi penjamin pengembalian barang titipan.

2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account untuk investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut. 3. Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah) di

mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.

C. Pembiayaan Bank Syariah

Pemberian kredit pada bank konvensional dalam meminjamkan uang kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan berupa bunga dan provisi dengan cara membungakan uang yang dipinjamkan tersebut.

Prinsip syariah menandakan transaksi semacam ini dan mengubahnya menjadi pembiayaan. Bank tidak meminjamkan sejumlah uang pada nasabah, tetapi membiayai proyek keperluan nasabah. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediasi uang tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut sebagai gantinya, pembiayaan usaha nasabah tersebut dapat dilakukan dengan cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah. Lalu bank menjual


(26)

14

kembali kepada nasabah atau dapat pula dengan cara bank mengikutsertakan modal dalam usaha nasabah (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 470).

Dalam pembiayaan, bank syariah akan membiayai kebutuhan nasabah. Apabila nasabah menginginkan pembelian rumah misalnya, maka bank akan membiayaai pembelian rumah tersebut. Antara bank dan nasabah akan dilakukan transaksi dengan akad jual-beli di mana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah menjadi pembeli yang akan membayar secara angsuran (Yusak Laksmana, 2009 : 40-41)

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Pasal 1) disebutkan bahwa, “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa


(27)

15

dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)” (Pratin dan Akhyar Adnan, 2005 : 36).

Pembiayaan atau financing menurut Muhammad (2005 : 17), yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Menurut Rachmadi Usman (2003 : 236), pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Alokasi dana (pembiayaan) mempunyai beberapa tujuan (Muhammad, 2005 : 55) yaitu :

1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah 2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

likuiditas tetap aman

D. Non Performing Financing (NPF)

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan (NPL) atau

Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.


(28)

16

Luh Gede Meydianawathi (2007 : 138) menyatakan bahwa, Non Performing Loans (NPLs) menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. NPLs mempunyai hubungan negatif dengan penawaran kredit.

Oleh kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Dengan demikian, semakin besar jumlah saldo kredit bermasalah yang dimiliki bank, akan semakin besar jumlah dana cadangan yang harus segera disediakan, serta semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung untuk mengadakan dana cadangan itu. Sudah barang tentu hal ini mempengaruhi profitabilitas usaha bank yang bersangkutan.

Sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar cenderung menurun profitabilitasnya. Return on Assets (ROA) yang merupakan salah satu tolok ukur profitabilitas mereka akan menurun (Siswanto Sutojo, 2008 : 25).

E. Return on Assets (ROA)

Menurut F.S. Mishkin (2008 : 306), oleh karena pemilik bank harus mengetahui apakah banknya dikelola dengan baik, mereka membutuhkan pengukuran yang baik mengenai profitabilitas bank. Ukuran dasar keuntungan


(29)

17

bank adalah imbal hasil atas aset (Return on Assets-ROA), laba bersih setelah pajak dibagi aset :

ROA merupakan rasio atau nisbah utama untuk mengukur kemampuan dan efisiensi aktiva dalam menghasilkan laba (profitabilitas) (Triloka H. Putri, 2009 : 293).

Sedangkan menurut Selamet Riyadi (2004 : 156), Return on Assets

(ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.

F. Penelitian Sebelumnya

Ismi Rohimatun (2009) meneliti tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Assets Ratio (LAR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap jumlah pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana pengaruh antara CAR, LAR dan DPK terhadap jumlah pembiayaan baik secara individual maupun bersama-sama. Dari hasil olah data diperoleh bahwa Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan.

Siswati (2009) meneliti tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing Financing (NPF), dan Bonus SWBI terhadap penyaluran Dana Bank Syariah (Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mega Indonesia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganilisis dan mendeskripsikan DPK, NPF, dan bonus SWBI secara simultan maupun parsial berpengaruh

ROA = Laba bersih setelah pajak


(30)

18

terhadap penyaluran dana yang diberikan oleh Bank Syariah Mega Indonesia. Dari hasil olah data diperoleh bahwa secara parsial variabel DPK mempunyai pengaruh signifikan dalam memprediksi penyaluran dana.

Septiana Ambarwati (2008) melakukan penelitian yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah dan mudharabah

pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh antara Non Performing Financing (NPF), SWBI, dan tingkat bunga pinjaman bank konvensional terhadap pembiayaan murabahah

dan mudharabah. Hasil penelitian membuktikan Non Performing Financing

(NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Francisca (2007) meneliti tentang pengaruh faktor internal bank terhadap volume kredit pada bank yang go public di Indonesia. Faktor-faktor internal bank diukur dengan Dana Pihak Ketiga (X1), rasio kecukupan modal

(X2), pengembalian aset (X3) dan Non Performing Loan (X4). Tujuan dari

penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh antara DPK, CAR, pengembalian aset, dan NPL terhadap volume kredit pada bank yang go public. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga dan laba atas aset secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan untuk volume kredit.

Luh Gede Meydianawathi (2007) meneliti tentang analisis perilaku penawaran kredit perbankan kepada sektor UMKM di Indonesia (2002--2006). Hasil penelitian menunjukkan secara parsial variabel DPK, ROA, dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan modal kerja bank umum kepada sektor UMKM di Indonesia. Sebaliknya,


(31)

19

NPLs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan modal kerja bank umum kepada sektor ini.

Anisyah Harahap (2006) meneliti tentang kinerja Bank Umum di Indonesia selama tahun 2004. Metode yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit, CAR, dan NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Wisnu Mawardi (2005) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan risiko kredit (NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA).

Tunaetin (2004) meneliti tentang pengaruh biaya dana terhadap Return OnAssets pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif biaya dana bank terhadap kinerja keuangan (ROA).

G. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan suatu proses dari peneliti memperoleh data kemudian mengolah data tersebut dan menginterprestasikan hasil data yang telah diolah.

Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya dengan penambahan beberapa variabel dan metode penelitian yang berbeda. Setelah peneliti mengumpulkan beberapa jurnal, skripsi dan


(32)

20

tesis, peneliti mengambil beberapa variabel dari penelitian terdahulu kemudian membuat paradigma penelitian yang berbeda dimana pada penelitian ini menggunakan path analysis dengan model dekomposisi.

Setelah menentukan judul dan metode analisis, peneliti mengumpulkan data-data dari variabel-variabel yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti merupakan salah satu dari kelompok jenis bank umum syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Variabel yang diteliti adalah Dana Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing Financing (NPF), pembiayaan yang disalurkan dan Return on Assets (ROA). Dalam penelitian ini yang akan menjadi variabel eksogen adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF). Sedangkan yang akan menjadi varaibel endogen adalah pembiayaan yang disalurkan dan Return on Assets (ROA).

Peneliti mengambil data masing-masing variabel dari Bank Muamalat Indonesia yang terdaftar dalam statistik perbankan syariah yang dipublikasikan di Bank Indonesia.

Setelah memperoleh data-data dari setiap variabel peneliti mulai melakukan analisis. Langkah awal yang diperlukan adalah menentukan struktur persamaan linier dari paradigma penelitian yang telah dibentuk. Setelah memperolah struktur persamaan dapat dilanjutkan dengan melakukan penelitian menggunakan analisis jalur. Kemudian data diolah dengan menggunakan Software SPSS 17. Dari output tersebut dapat dianalisa korelasi, besarnya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependent, besarnya R Square serta pengaruh langsung dan tidak langsung. Setelah


(33)

21

malakukan analisis tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir yang peneliti bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Statistik Perbankan Syariah (Data Publikasi BI)

ROA PYD

Analisis Jalur

Interpretasi Data

Bank Muamalat Indonesia

Hubungan langsung dan tidak langusng

NPF DPK

Uji t Uji F

Koefisien Determinasi


(34)

22 H. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesisis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan.

H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF)

tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan secara simultan dan parsial.

Ha : Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan secara simultan dan parsial.

2. Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets (ROA).

H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan

pembiayaan yang disalurkan tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Assets (ROA) secara simultan dan parsial.

Ha : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan pembiayaan yang disalurkan berpengaruh signifikan terhadap


(35)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini penulis akan menghitung seberapa besar pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta implikasinya pada Return on Assets (ROA).

Penelitian ini dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel penelitian adalah data Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF), pembiayaan yang disalurkan, dan Return on Assets (ROA) yang tercatat dalam Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode Judgement Sampling

dalam menentukan sampel. Metode judgement sampling atau purposive

pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. (Abdul Hamid, 2007 : 29)

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun luar Bank


(36)

24

Muamalat Indonesia (BMI), sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut berupa laporan keuangan bulanan Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009 yang dipublikasikan di Bank Indonesia.

2. Library Research

Merupkan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur dengan menggunakan Software SPSS 17.0.

Menurut Jonathan Sarwono (2007:1), teknik analisis jalur yang dikembangkan oleh Scwall Wright di tahun 1934, sebenarnya merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan dengan


(37)

25

regresi berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur.

Dilihat dari paradigma penelitian maka dapat diperoleh substruktur linier sebagai berikut:

Substruktur I :

Y = ρYX1 + ρYX2 +1

Substruktur II :

Z = ρZX1 + ρZX2 + ρZY+ 2

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independent menjelaskan variabel dependen. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara apabila R2 = 1, artinya variasi

dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.

2. Uji F (Uji Secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi tersebut. Bila nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau tingkat signifikannya

lebih kecil dari 5% (α = 5% = 0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel eksogen (Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF)) terhadap variabel-variabel endogen


(38)

26

(pembiayaan yang disalurkan dan Return on Assets (ROA)) secara simultan.

Untuk menghitung F hitung digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

R2 = Koefisien Determinasi n = Jumlah pengamatan/sampel K-1 = Jumlah variabel eksogen

Untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan kriteria sebagai berikut :

Uji F Substruktur I :

a. Kriteria pengambilan keputusan t penelitian dengan t tabel :

1)Jika F penelitian < dari F tabel maka H0 diterima. Artinya Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan tidak berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan. 2)Jika F penelitian > dari F tabel maka Ha diterima. Artinya Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan.

b. Kriteria pengambilan keputusan probabilitas (signifikansi) dengan α 0.05:

1)Jika probabilitas > dari α 0.05 maka H0 diterima. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan tidak berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan.

F =

1 2 2 / 1 2 /   R n k


(39)

27

2)Jika probabilitas < dari α 0.05 maka H0 ditolak. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan.

Uji F Substruktur II :

a. Kriteria pengambilan keputusan t penelitian dengan t tabel :

1)Jika F penelitian < dari F tabel maka H0 diterima. Artinya Dana

Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan pembiayaan yang disalurkan secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).

2)Jika F penelitian > dari F tabel maka Ha diterima. Artinya Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan pembiayaan yang disalurkan secara simultan berpengaruh terhadap

Return on Assets (ROA).

b. Kriteria pengambilan keputusan probabilitas (signifikansi) dengan α 0.05:

1)Jika probabilitas > dari α 0.05 maka H0 diterima. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan pembiayaan yang disalurkan secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).

2)Jika probabilitas < dari α 0.05 maka H0 ditolak. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan pembiayaan yang disalurkan secara simultan berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).


(40)

28 3. Uji t (Uji Secara Parsial)

Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen secara parsial. Bila t hitung lebih besar atau lebih

kecil dari t tabel atau nilai signifikan lebih kecil dari 5% (α = 5% = 0,05)

maka Ho ditolak H1 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan variabel eksogen terhadap variabel endogen.

Untuk menghitung t hitung digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

bi = koefisien variabel ke i sb = kesalahan standar

sb adalah kesalahan standar error dari koefisien regresi dengan rumus matematis sebagai berikut:

se adalah standar error sampel yang dirumuskan sebagai berikut:

Dimana Σ e2 dirumuskan sebagai berikut:

t hitung = sb bi sb =

 

n x x se 2 3

 se = 2 2 

n e xY b Y a Y

e     


(41)

29

Untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan kriteria sebagai berikut :

Uji t Substruktur I :

a. Kriteria pengambilan keputusan t penelitian dengan t tabel :

1)Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial tidak berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan.

2)Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan.

b. Kriteria pengambilan keputusan probabilitas (signifikansi) dengan α 0.05:

1)Jika probabilitas > α 0.05, maka H0 diterima. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial tidak berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan.

2)Jika probabilitas < α 0.05, maka H0 ditolak. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan.

Uji t Substruktur II :

a. Kriteria pengambilan keputusan t penelitian dengan t tabel :

1)Jika t penelitian < t tabel, maka H0 diterima. Artinya Dana Pihak


(42)

30

yang disalurkan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).

2)Jika t penelitian > t tabel, maka H0 ditolak. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan pembiayaan yang disalurkan secara parsial berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).

b. Kriteria pengambilan keputusan probabilitas (signifikansi) dengan α 0.05:

1)Jika probabilitas > α 0.05, maka H0 diterima. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan pembiayaan yang disalurkan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).

2)Jika probabilitas < α 0.05, maka H0 ditolak. Artinya Dana Pihak

Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan pembiayaan yang disalurkan secara parsial berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).

4. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung

Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen dengan menggunakan analisis regresi.


(43)

31 E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Endogen

a. Return on Assets (ROA) (Z)

Menurut F.S. Mishkin (2008 : 306), oleh karena pemilik bank harus mengetahui apakah banknya dikelola dengan baik, mereka membutuhkan pengukuran yang baik mengenai profitabilitas bank. Ukuran dasar keuntungan bank adalah imbal hasil atas aset (Return on Assets-ROA), laba bersih setelah pajak dibagi aset :

ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang dijalankan; karena ROA menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan secara rata-rata dari $ 1 asetnya.

b. Pembiayaan yang disalurkan (Y)

Pembiayaan atau financing, adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan (Muhammad, 2005 : 17).

Laba bersih setelah pajak Aset


(44)

32 2. Variabel Eksogen

a. Dana Pihak Ketiga (DPK) (X1)

Pada dasarnya dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga yang ditarik bank syariah dapat berbentuk (Zainul Arifin, 2006 : 48):

1) Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.

2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account untuk investasi umum (general investment account/

mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut.

3) Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.

b. Non Performing Financing (NPF) (X2)

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.


(45)

33

Luh Gede Meydianawathi (2007 : 138) menyatakan bahwa,

Non Performing Loans (NPLs) menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. NPLs mempunyai hubungan negatif dengan penawaran kredit.

Oleh kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Dengan demikian, semakin besar jumlah saldo kredit bermasalah yang dimiliki bank, akan semakin besar jumlah dana cadangan yang harus segera disediakan, serta semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung untuk mengadakan dana cadangan itu. Sudah barang tentu hal ini mempengaruhi profitabilitas usaha bank yang bersangkutan (Siswanto Sutojo, 2008 : 25).


(46)

34 BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani

1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27

Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank


(47)

35

Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Melalui masa-masa sulit tersebut, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak staf Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri staf Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Hingga akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004 (www.bankmuamalatindonesia.com).


(48)

36 B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan

Microsoft Excel 2003 dan Software SPSS 17.0 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen; Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF). Sedangkan variabel endogen; pembiayaan yang disalurkan dan Return on Assets (ROA). Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :

a. Analisis Deskriptif Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pada dasarnya dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga yang ditarik bank syariah dapat berbentuk (Zainul Arifin, 2006 : 48):

1) Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.

2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account untuk investasi umum (general investment account/

mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut.

3) Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi


(49)

37

untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.

Data Dana Pihak Ketiga (DPK) yang digunakan adalah perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) per bulan periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Data Dana Pihak Ketiga (DPK) tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan giro

wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito

mudharabah Bank Muamalat Indonesia yang tercatat dalam statistik bank umum syariah (Bank Muamalat Indonesia) yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 4 Maret 2010, pukul 15.00 WIB.

Tabel 4.1

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat Indonesia

Bulan 2003 Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Jutaan Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Januari 1.681.190 2.587.382 4.157.629 5.686.933 6.658.917 8.891.572 10.518.538

Februari 1.643.912 2.258.525 4.144.197 5.432.230 7.044.726 9.003.411 10.474.555

Maret 1.657.791 2.636.317 4.308.330 5.419.571 7.069.942 9.134.198 10.824.597

April 1.635.103 2.739.514 4.707.415 5.545.239 7.088.711 9.317.424 10.539.425

Mei 1.685.520 2.875.296 4.563.341 5.774.285 7.381.895 9.372.644 10.668.452

Juni 1.805.696 2.895.683 4.793.776 5.831.903 7.523.357 9.148.712 12.379.938

Juli 1.877.416 3.125.941 4.850.664 6.262.041 7.625.606 9.503.218 12.184.187

Agustus 2.046.602 3.368.517 5.002.819 6.057.638 7.746.571 9.515.373 11.906.514

September 1.999.492 3.409.972 5.180.008 6.354.609 7.867.535 9.783.836 12.177.743

Oktober 2.086.091 3.611.441 5.298.525 6.621.705 7.988.500 9.783.331 12.280.195

November 2.225.538 3.674.560 5.358.973 6.665.055 8.109.464 9.765.970 -

Desember 2.508.875 4.330.564 5.824.329 6.837.431 8.230.428 10.073.953 -

(Sumber : data diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) pada periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Pada masa penelitian Dana Pihak Ketiga (DPK) terendah terjadi pada


(50)

38

bulan April 2003 yaitu sebesar Rp 1.635.103 Triliun. Selama periode penelitian, Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) tertinggi terjadi pada bulan Juni 2009 yaitu sebesar Rp 12.379.938 Triliun.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat dilihat melalui grafik berikut.

Gambar 4.1

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat Indonesia

(Sumber : data diolah)

Pada gambar 4.1, Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan kantor-kantor cabang Bank Muamalat Indonesia yang semakin banyak jumlahnya sehingga semakin besar dana masyarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat diserap oleh Bank Muamalat Indonesia, hal ini tampak pada periode awal tahun 2003 hingga Bulan Oktober 2009 terjadi peningkatan Dana Pihak Ketiga


(51)

39

(DPK) yang tinggi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 35,76 persen per tahunnya.

Kondisi ini kemungkinan dipicu oleh minat masyarakat cukup tinggi dalam menempatkan dananya di bank syariah, khususnya Bank Muamalat Indonesia yang telah terbukti tidak mengalami guncangan saat terjadi krisis.

b. Analisis Deskriptif Variabel Non Performing Financing (NPF) Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.

Luh Gede Meydianawathi (2007 : 138) menyatakan bahwa,

Non Performing Loans (NPLs) menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. NPLs mempunyai hubungan negatif dengan penawaran kredit.

Oleh kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Sudah


(52)

40

barang tentu hal ini mempengaruhi profitabilitas usaha bank yang bersangkutan (Siswanto Sutojo, 2008 : 25).

Data Non Performing Financing (NPF) yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat Non Performing Financing (NPF) per bulan pada Bank Muamalat Indonesia periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Data Non Performing Financing (NPF) tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan pembiayaan dengan kategori kurang lancar, diragukan, dan macet kemudian dibagi dengan total pembiayaan yang disalurkan yang tercatat dalam statistik bank umum syariah (Bank Muamalat Indonesia) yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 4 Maret 2010, pukul 15.00 WIB.

Tabel 4.2

Non Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia

Bulan 2003 2004 Non Performing Financing2005 2006 2007 (NPF) 2008 2009

Januari 0,05 0,03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04

Februari 0,05 0,03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,05

Maret 0,04 0,03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,06

April 0,04 0,02 0,02 0,02 0,04 0,03 0,05

Mei 0,04 0,02 0,02 0,04 0,04 0,06 0,05

Juni 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,03

Juli 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06

Agustus 0,04 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,08

September 0,04 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,08

Oktober 0,04 0,02 0,04 0,03 0,04 0,04 0,08

November 0,04 0,02 0,03 0,03 0,04 0,04 -

Desember 0,03 0,02 0,02 0,05 0,04 0,04 -


(53)

41

Tabel 4.2 menunjukkan fluktuasi tingkat Non Performing Financing (NPF) pada periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Pada masa penelitian Non Performing Financing

(NPF) tertinggi terjadi pada 3 (tiga) bulan terakhir periode penelitian ; Agustus, September, Oktober, yaitu sebesar 8%.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat dilihat melalui grafik berikut.

Gambar 4.2

Non Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia

(Sumber : data diolah)

Gambar 4.2, menggambarkan kinerja Bank Muamalat Indonesia dilihat dari segi kualitas pembiayaan. Non Performing Financing (NPF) bergerak dikisaran 0,3 persen per tahunnya pada periode awal tahun 2003 hingga Bulan Oktober 2009. Hal ini menggambarkan Bank Muamalat Indonesia tetap mampu menjaga kualitas pembiayaan yang disalurkannya. Namun, pada akhir semester kedua di tahun 2009 mengalami peningkatan hingga 0,8 persen. Hal ini kemungkinan


(1)

79

Muhammad, “

Manajemen Dana Bank Syariah

”, Penerbit: UPP AMP YKPN,

Yogyakarta, 2005.

Muhammad, “

Manajemen Pembiayaan Bank Syariah

”, Yogyakarta : UPP AMP

YKPN, 2005.

Nasution, Chaeruddin Syah, “

Manajemen Kredit Syari’ah Bank Muamalat

”,

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN, Vol. 7, No.3, Sept. 2003.

Nurhayati, Sri, dkk, “

Akuntansi Syariah di Indonesia

”, Jakarta : Salemba Empat,

2008.

Perbankan Syariah Lebih Tahan Krisis Global, 2009. Artikel diakses tanggal 12

Bulan Agustus 2009 pukul 8.53 WIB.

Pratin dan Akhyar Adnan, “

Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL,

Prosentase Bagi Hasil dan Mark up Keuntungan terhadap Pembiayaan

pada Perbankan Syariah Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia

(BMI)

”, SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005.

Rivai, Heithzal, dkk, “Bank and Financial Institution Management Conventional

& Syaria System”, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2007.

Riyadi, Selamet, ”

Banking Assets And Liability Management

”, Jakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Rohimatun, Ismi, “

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Assets Ratio dan

Dana Pihak Ketiga terhadap Jumlah Pembiayaan pada Bank Muamalat

Indonesia

”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009.

Sarwono, Jonathan. “

Analisis jalur untuk riset bisnis dengan SPSS

” Penerbit :

Andi. Yogyakarta. 2007.

Siswati, “

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Financing (NPF), dan Bonus SWBI Terhadap Penyaluran Dana Bank

Syariah

”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2009.

Situs Bank Indonesia, “www.bi.org”, diakses tanggal 4 Bulan April tahun 2010,

pukul 16.00 WIB.

Situs Bank Muamalat Indonesia, “www.bankmuamalatindonesia.com”, diakses

tanggal 4 Bulan April tahun 2010, pukul 15.00 WIB.

Sutojo, Siswanto, “

Menangani Kredit Bermasalah-Konsep dan Kasus

”, edisi

kedua, Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka, 2008.


(2)

80

Tunaetin, “

Pengaruh Biaya Dana terhadap Retun on Asset pada PT Bank

Tabungan Negara cabang Bandung”.

Skripsi UNIKOM. 2004.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, ”

Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

”, Penerbit: CV Novindo Pustaka

Mandiri, Jakarta.

Usman, Rachmadi, “

Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia

”, Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2003.


(3)

81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat Indonesia

Bulan

2003

Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Jutaan Rupiah)

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Januari

1.681.190 2.587.382 4.157.629 5.686.933 6.658.917 8.891.572 10.518.538

Februari

1.643.912 2.258.525 4.144.197 5.432.230 7.044.726 9.003.411 10.474.555

Maret

1.657.791 2.636.317 4.308.330 5.419.571 7.069.942 9.134.198 10.824.597

April

1.635.103 2.739.514 4.707.415 5.545.239 7.088.711 9.317.424 10.539.425

Mei

1.685.520 2.875.296 4.563.341 5.774.285 7.381.895 9.372.644 10.668.452

Juni

1.805.696 2.895.683 4.793.776 5.831.903 7.523.357 9.148.712 12.379.938

Juli

1.877.416 3.125.941 4.850.664 6.262.041 7.625.606 9.503.218 12.184.187

Agustus

2.046.602 3.368.517 5.002.819 6.057.638 7.746.571 9.515.373 11.906.514

September

1.999.492 3.409.972 5.180.008 6.354.609 7.867.535 9.783.836 12.177.743

Oktober

2.086.091 3.611.441 5.298.525 6.621.705 7.988.500 9.783.331 12.280.195

November

2.225.538 3.674.560 5.358.973 6.665.055 8.109.464 9.765.970 -

Desember

2.508.875 4.330.564 5.824.329 6.837.431 8.230.428 10.073.953 -

N

o

n Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia

Bulan

2003

2004

Non Performing Financing

2005

2006

2007

(NPF)

2008

2009

Januari

0,05

0,03

0,02

0,02

0,03

0,03

0,04

Februari

0,05

0,03

0,02

0,02

0,03

0,03

0,05

Maret

0,04

0,03

0,02

0,02

0,03

0,03

0,06

April

0,04

0,02

0,02

0,02

0,04

0,03

0,05

Mei

0,04

0,02

0,02

0,04

0,04

0,06

0,05

Juni

0,04

0,02

0,02

0,03

0,04

0,05

0,03

Juli

0,04

0,02

0,02

0,03

0,04

0,05

0,06

Agustus

0,04

0,02

0,03

0,04

0,04

0,04

0,08

September

0,04

0,02

0,03

0,04

0,04

0,04

0,08

Oktober

0,04

0,02

0,04

0,03

0,04

0,04

0,08

November

0,04

0,02

0,03

0,03

0,04

0,04

-


(4)

82

Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia

Bulan Pembiayaan yang Disalurkan (Dalam Jutaan Rupiah)

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Januari 1.691.534 2.388.464 4.102.756 6.026.286 7.347.158 8.549.409 10.643.234

Februari 1.708.500 2.285.826 4.203.302 5.965.145 7.478.197 8.650.887 10.666.434

Maret 1.794.742 2.559.563 4.461.497 6.061.194 6.398.974 8.742.830 10.655.895

April 1.807.003 2.823.036 4.604.735 6.058.322 6.754.671 9.078.795 10.751.728

Mei 1.851.973 3.038.989 4.868.004 6.202.061 7.661.509 9.363.432 10.880.987

Juni 1.917.647 3.353.305 5.051.546 6.511.072 7.302.083 9.221.101 11.135.534

Juli 1.966.033 3.455.078 5.271.942 6.843.934 7.863.773 9.810.663 11.129.176

Agustus 2.087.502 3.624.744 5.490.191 6.332.761 7.985.839 10.172.241 11.214.152

September 2.070.883 3.766.817 5.802.114 6.510.072 8.107.906 10.408.969 11.275.560

Oktober 2.220.997 3.903.783 5.827.199 6.640.642 8.229.972 10.484.026 11.300.144

November 2.283.739 3.981.008 5.871.467 6.610.266 8.352.038 10.603.530 -

Desember 2.363.680 4.182.224 6.054.832 6.626.998 8.474.105 10.517.863 -

Return on Assets (ROA) Bank Muamalat Indonesia

Bulan

Return on Assets

(ROA)

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Januari

0,008

0,016

0,022

0,029

0,033

0,029

0,035

Februari

0,011

0,019

0,024

0,032

0,026

0,031

0,037

Maret

0,011

0,022

0,025

0,027

0,027

0,028

0,032

April

0,013

0,024

0,020

0,028

0,028

0,030

0,030

Mei

0,014

0,016

0,016

0,018

0,026

0,031

0,030

Juni

0,013

0,019

0,018

0,019

0,023

0,028

0,025

Juli

0,015

0,019

0,020

0,025

0,026

0,027

0,025

Agustus

0,016

0,020

0,022

0,022

0,026

0,028

0,026

September

0,013

0,016

0,023

0,023

0,026

0,029

0,020

Oktober

0,012

0,020

0,026

0,025

0,026

0,032

0,024

November

0,013

0,022

0,027

0,027

0,026

0,034

-

Desember

0,012

0,013

0,026

0,019

0,026

0,027

-

Output Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) (Substruktur I)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .992a .985 .984 3.73528E5


(5)

83

Output

Uji F Regresi (Substruktur I)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.918E14 2 3.459E14 2479.287 .000a

Residual 1.074E13 77 1.395E11

Total 7.026E14 79

a. Predictors: (Constant), NPF, DPK b. Dependent Variable: PYD

Output

Uji t Regresi (Substruktur I)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 577389.974 118289.600 4.881 .000

DPK .986 .017 1.020 58.107 .000

NPF -1.041E7 3776986.971 -.048 -2.756 .007

a. Dependent Variable: PYD

Korelasi antar Variabel Bebas

Correlations

DPK NPF

DPK Pearson Correlation 1 .597**

Sig. (2-tailed) .000

N 80 80

NPF Pearson Correlation .597** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Output Koefisien Determinasi (

Adjusted R Square

) (Substruktur II)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .853a .728 .717 .00326


(6)

84

Output

Uji F Regresi (Substruktur II)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .002 3 .001 67.736 .000a

Residual .001 76 .000

Total .003 79

a. Predictors: (Constant), PYD, NPF, DPK b. Dependent Variable: ROA

Output

Uji t Regresi (Substruktur II)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .015 .001 12.812 .000

DPK -2.149E-9 .000 -1.082 -2.166 .033

NPF -.141 .035 -.319 -4.076 .000

PYD 4.178E-9 .000 2.033 4.200 .000

a. Dependent Variable: ROA

Korelasi antar Variabel Bebas

Correlations

DPK

NPF

PYD

DPK

Pearson Correlation

1

.597

**

.992

**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

N

80

80

80

NPF

Pearson Correlation

.597

**

1

.561

**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

N

80

80

80

PYD

Pearson Correlation

.992

**

.561

**

1

Sig. (2-tailed)

.000

.000

N

80

80

80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pengaruh DPK dan NPF terhadap Pembiayaan yang Disalurkan serta

Implikasinya pada Return on Assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

Pengaruh variabel

Pengaruh Kausal

Langsung

Tidak Langsung (Melalui Y)

Total

DPK terhadap PYD

1.020

-

1.020

NPF terhadap PYD

-0.048

-

-0.048

DPK terhadap ROA

-1.082

2.07366

3.053

NPF

terhadap ROA

-0.319

-0.097584

1.985


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

ANALISIS PENGARUH MODAL, NON PERFORMING FINANCING (NPF), DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN SYARIAH

2 7 156

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah

1 18 128