Akibat Hukum dari Cerai gugat

3. Jika salah satu meninggal tidak dapat saling mewarisi 4. Selama masa iddah, isteri berhak mendapat nafkah dan tinggal di rumah bekas suami dengan pisah tempat tidur. 5. Apabila rujuk, harus dengan akad nikah dan mahar baru 9 6. Bagi suami, wajib membayar sisa mahar yang terhutang. 10 Akibat hukum dari khulu’ yaitu putusnya perkawinan dan jatuhnya thalak ba’in sughra, artinya suaminya tidak boleh merujuknya kembali, tapi boleh akad nikah baru walaupun dalam masa ‘Iddah. Sebagaimana tercantum dalam KHI pasal 149 huruf b mengenai akibat thalak, disebutkan bilamana perkawinan putus karena thalak, maka bekas suami wajib memberi nafkah, makan dan kiswah kepada bekas istri selama dalam masa iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil. Jadi bila perceraian terjadi karena gugatan dari istri maka istri tidak mendapatkan hak nafkah dalam masa iddah sekalipun. Menurut imam mazhab yang empat, bahwa istri durhaka istri yang dihukum nusyuz tidak diberikan nafkah yakni boleh, tidak diberikan nafkah. 11 Menurut Abu Hanifah sendiri nafkah tidak lagi menjadi tanggungan bagi suami, terkecuali jika nafkah isterinya telah ditentukan kadarnya oleh Hakim. 12 9 Kamal Mukhtar, Asas-asa Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h. 179 10 Sayyid Sabiq, Fiqh as Sunnah, cet. IV, Beirut: Dar al Fikr, 1983, h. 237 11 Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-hukum Fiqh Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997, cet. Ke-1, edisi kedua, h. 260 12 Ibid, h. 260

C. Dampak Stratifikasi Sosial di Bidang Ekonomi terhadap Cerai gugat

Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial tidaklah demikian. 13 stratifikasi sosial merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Misalnya dalam segi pembagian kekuasaaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata atau perkumpulan. Kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam sistem lapisan. Fenomena kehidupan masyarakat tersebut di atas, dapat berdampak pada situasi keluarga yang hendak menggapai kehidupan yang lebih mapan atau tingkat sosial yang setara dengan kelas-kelas tertentu. Kadang mereka melakukan berbagai cara untuk memperoleh kedudukan sosial yang lebih tinggi, terutama dalam segi ekonomi. Dan kadangkala diantara orang yang mengejar ekonomi ini, sering terjebak oleh kesibukannya sehingga mengabaikan perhatian khusus pada keadaan keluarganya, yang berakibat terjadinya percekcokam yang berakhir pada perceraian. Hal ini, tergambar dari banyaknya kasus-kasus perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Cibadak Sukabumi dengan faktor penyebab perceraian karena masalah ekonomi. Dan penulis meneliti beberapa kasus yang terjadi pada tahun 2006. berikut tabel kasus perceraian di Pengadilan Agama Cibadak Sukabumi: 14 13 Robin Williams Jr. American Society, edisi baru ke-2, A Fred A Knof. New York, 1960, h.89 14 Data diambil dari hasil laporan Pengadilan Agama Cibadak Sukabumi Tahun 2006 01 20 1 4 6 3 9 2 02 17 4 5 6 - 4 1 03 19 - 4 7 2 6 - 04 14 - 5 3 6 7 3 05 29 2 3 6 4 7 - 06 28 - 8 6 4 5 2 07 13 - - 7 3 4 - 08 12 - 6 4 1 3 3 09 39 3 10 7 5 3 2 10 11 - 9 5 2 2 4 11 34 3 2 6 3 8 1 12 13 - 2 2 4 - - Jumlah 249 13 58 65 37 58 18 Dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa masalah ekonomi menjadi faktor penyebab perceraian yang dapat dikategorikan pada urutan ke-3 dari beberapa faktor penyebab lain yang mempengaruhinya. Hal ini berarti bahwa masalah ekonomi sering Faktor Penyebab Perceraian B u l a n P e r c e r a I a n C e m b u r u Tidak H a r m o n i s E k o n o m i P o l i g a m i Tidak Tanggung J a w a b S e l i n g k u h menjadi persoalan dalam kehidupan rumah tangga, seringkali sang isteri menuntut suami untuk memberikan nafkah sesuai dengan apa yang diinginkannya sehingga terkadang ketika sang suami ada yang tidak mampu memberikan permintaan isterinya, persoalan yang muncul adalah percekcokan dalam rumah tangga. Sebaliknya, ada suami yang mampu memberikan nafkah namun karena kemampuannya tesebut seorang suami kadang juga berkuasa atas isterinya sehingga suami memperlakukan isterinya semaunya sendiri atau bahkan berani untuk berbuat selingkuh di belakang isterinya karena menurutnya segala sesuatu dapat diselesaikan dengan uang. Di lain kasus, sang suami atau isteri pergi merantau ke kota besar atau keluar negeri untuk mengejar starata ekonomi yang lebih tinggi dari sebelumnya, menyebabkan ia harus meninggalkan keluarganya selama bertahun-tahun. Ini pun berdampak pada persoalan rumah tangga juga dan semua fenomena tersebut berakhir pada perceraian. Hal ini terbukti dengan adanya putusan hakim tentang cerai gugat di Pengadilan Agama Cibadak Sukabumi, diantaranya adalah; 1. Putusan No. 96Pdt.G2006PA.Cbd, atas nama Rosyati binti Jijim, umur 26 tahun. Agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, sebagai penggugat, dan Endang bin Basar, umur 39 tahun. Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta, sebagai tergugat, dengan perkara isteri menjadi TKW dan sang suami hidup berhura-hura dengan uang hasil isteri yang sering dikirim. 2. Putusan No. 100Pdt.G2006PA.Cbd, Yuniarti Gombo Binti Salihin Gombo, umur 39 tahun. Agama Islam, pekerjaan Swasta, sebagai penggugat, dan Roza Indra Bin Markis, umur 44 tahun. Agama Islam, Pekerjaan Swasta, sebagai