10
BAB II IMAM MUSLIM DAN SAHIHNYA
A. Biografi Imam Muslim
Setidaknya ada tiga point dasar pada judul skripsi yang penulis angkat, yang menjadi objek kajian penulis. Pertama, imam Muslim sebagai seorang tokoh
pakar hadis sekaligus pengarang kitab Sahih Muslim. kedua, kitab Sahîh Muslim- nya sendiri dan ketiga adalah Al-tahwîl. Oleh karena imam Muslim adalah
seorang tokoh, ada baiknya penulis memaparkan lebih dulu biografinya, sebelum mengupas salah satu karya terbesarnya.
Sebagaimana yang telah banyak dibicarakan orang, bahwa cara untuk mengetahui kekredibilitasan
1
seseorang dalam bidang tertentu, yaitu diantaranya dengan mengetahui sosiokultur di mana tempat ia dilahirkan dan dibesarkan,
kemudian mengetahui latar belakang pendidikan orang tersebut. Hal itu perlu diketahui, karena dari pendidikanlah, pola pemikiran seseorang mulai terbangun.
Dan dikarenakan yang dibahas pada kesempatan ini adalah hadis, maka selain dari pendidikan untuk mengetahuinya juga, dapat dilihat dari bagaimana penilaian
orang-orang terkemuka pada masa itu terhadapnya, tentunya yang sebidang dengan tokoh tersebut. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah dengan
melakukan penelitian Terhadap pemikiran-pemikiran orang tersebut, yang
1
Ada lima syarat yang harus dimiliki sebuah hadis, dan itu juga sudah menjadi sebuah ketentuan baku yang dibuat oleh para ulama untuk menentukan kualitas hadis tersebut, yaitu:
bersambungnya sanad, `adil,dôbit, tidak memiliki syaz dan tidak memiliki `illat. `Abd al-Majîd Mahmûd Matlûb, Mabâhîts fî Ulûm al-Qur`ân wa al-Hadîts, Qâhirah: Muassasah al-Mukhtâr:
2004, cet 1. h. 283
Dari kelima syarat di atas yang berkaitan khusus dengan sanad hanya ada tiga, yaitu: bersambungannya sanad, âdil dan dôbit. Seseorang dapat disebut kredibel jika dia memiliki dua
kriteria utama yaitu âdil dan dâbit.
tersebar didalam karya-karyanya. Singkat kata, pohon sejarah orang tersebut harus diketahui secara utuh dan menyeluruh.
Apa yang penulis katakan di atas, tentu sangat berlaku juga terdahap imam Muslim yang memiliki nama lengkap, Muslim ibn al-Hajjâj ibn Muslim al-
Qusyairî al-Naisabûrî. Dia adalah seorang pakar hadis yang diakui oleh para ulama pada masanya, bahkan mayoritas umat Islam pada abad ke 3 H dan sampai
sekarang pun masih tetap diakui. Ia lahir pada tahun 204 H atau pada tahun 206 H menurut persi yang lain. Di salah satu kabilah di Arab yang lebih dikenal dengan
Naisabur.
2
Naisabur adalah sebuah kota diantara beberapa kota terpenting yang ada di Iran
3
. Orang-orang di luar kota tersebut menyebutnya Nasyâwûr
4
. al-Hamawî pernah berkata Naisabur adalah kota yang sangat besar, tanahnya memiliki
potensi mengandung hasil bumi yang sangat berharga dan ia adalah kota dimana banyak dilahirkan para ulama yang belum pernah pernah saya melihatnya sebelum
saya berkeliling kota Madinah yang serupa dengannya .
5
Di awal abad ketiga Hijriyah, Naisabur merupakan salah satu daerah yang masih di bawah kekuasaan bani Abbasiyah, yang pada tahun kelahiran imam
Muslim masih dipimpin oleh khalifah al-Ma`mun 198-218 H
6
. Ia adalah salah
2
Muslim ibn al-hajjâj, Sahîh Muslim, Editor: Muhammad Fuad Abd al-Bâqi, al-Qâhirah: Dâr al-Hadîts t.t.h, juz 1 h.
أ
3
Syauqi, Atlas Hadits, Jakarta: al-Muhira, t.t.h h. 156
4
Abû ‘Abdullâh Yâqût ibn ‘Abdillah al-Hamawî al-Rûmî al-Baghdâdî, Mu‘jam al- Buldân
, Beirut: Dâr Sâdir, tth jld 5, h 331
5
Abû ‘Abdullâh Yâqût ibn ‘Abdillah al-Hamawî al-Rûmî al-Baghdâdî, Mu‘jam al- Buldân
, h. 331
6
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam3, Jakarta: al-Husna Zikra, 2000, cet 3, h. 129
seorang putra Hârûn al-Rasyîd yang pernah membawa kekhalifahan Abbasiah berada pada masa keemasan.
Apabila sejarah kekuasaan dinasti Abbasiyah digambarkan seperti bentuk pyramid, maka al-Ma`mun-lah adalah orang yang berada pada puncak pyramid
tersebut, sebagaimana yang dikatakan oleh Hitti dalam bukunya History af The Arabs
diktum yang dikutip oleh seorang penulis antologi, al-Tsa`labî, w1038 M bahwa dari para khalifah Abbasiyah sang pembuka adalah al-Manshur sang
penengah adalah al-Ma`mûn dan sang penutup adalah al-Mu`tadid memang mendekati kebenaran.
7
Al-Ma`mun dalam sejarah dicatat, sebagai seorang khalifah yang suka akan intelektual dan ilmu, ini merupakan sebuah karakter yang berbanding terbalik
dengan saudaranya al-Amin yang suka akan hiburan. Oleh kerena kecintaanya kepada ilmu ia lalu membangun sebuah gedung yang dinamakan Bait al-Hikmah,
disana ia mengumpulkan buku-buku yang ditulis oleh penulis luar kemudian memerintahkan untuk diterjemahkan. Dari sini ilmu pengetahuan berkembang
pesat dan melahirkan al-Kindi sebagai tokoh filosof muslim.
8
Sebelum melihat akan kemunduran kekuasaan bani Abbasiyah pada 20 tahun kemudian yang ditandai dengan naiknya al-Mu`tadid sebagai khalifah,
imam Muslim lebih dulu wafat, pada bulan Rajab tahun 261 hijriyyah di usianya yang ke 57 tahun dan dimakamkan di kota kelahirannya
9
7
Philip K.Hitti, History af The Arabs. Penerjemah : R Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi Jakarta: Serambi, 2006 cet 1. h. 369-370
8
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam3 , h. 137
9
al-Dzahabî, Siyar A`lâm al-Nubala, Maktabah al-Shafa t.t.h, juz 8, h. 307
B. Riwayat Pendidikan Imam Muslim