23
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas, dalam sebuah karya sastra pasti terkandung nilai-nilai kehidupan yang berlaku pada masyarakat di
mana karya sastra tersebut diciptakan. Nilai-nilai tersebut menggambarkan norma, tradisi, aturan, dan kepercayaan yang dianut atau dilakukan pada
suatu masyarakat. Nilai-nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana
seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Dalam
masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan
masyarakat.
4. Macam-Macam Nilai Sosial
Ada beberapa macam nilai sosial dalam masyarakat yang berfungsi sebagai sarana pengendalian dalam kehidupan bersama. Nilai tersebut
sebagai nilai yang bersifat umum berlaku pada semua masyarakat. Adapun nilai sosial yang dimaksud, diantaranya:
a. Agama
Nilai sosial yang terkait dengan agama adalah tindakan- tindakan sosial yang terkait dengan tuntunan ajaran agama yang
ada. Apakah seseorang menjalankan kewajiban agama secara benar dan baik ataukah ia tidak menjalan kewajiban keagamaannya
secara baik. b.
Musyawarah Musyawarah adalah proses pembahasan suatu persoalan
dengan maksud mencapai keputusan bersama. Mufakat adalah kesepakatan
yang dihasilkan
setelah melakukan
proses pembahasan dan perundingan bersama. Jadi musyawarah mufakat
24
merupakan proses membahas persoalan secara bersama demi mencapai kesepakatan bersama.
42
c. Gotong-royong
Gotong royong dapat diartikan sebagai aktivitas sosial, namun yang paling penting dalam memaknainya adalah
menjadikannya filosofi dalam hidup yang menjadikan kehidupan bersama sebagai aspek yang paling penting.
43
d. Tolong-menolong
Tolong menolong merupakan kewajiban bagi setiap manusia, dengan tolong menolong dapat membantu orang lain dan jika kita
perlu bantuan tentunya orangpun akan menolong. Dengan tolong menolong dapat membina hubungan baik dengan semua orang.
Tolong menolong
dapat memupuk
rasa kasih
sayang antar tetangga, antar teman, antar rekan kerja. Singkat kata tolong
menolong adalah sifat hidup bagi setiap orang. e.
Saling memaafkan Memohon dan memberi maaf dengan tulus sejatinya
memiliki makna yang dalam, dengan saling memaafkan maka tidak ada lagi rasa dendam, sakit hati, marah dan sebagainya, yang ada
adalah rasa suka cita penuh kebahagiaan dalam ketulusan cinta kasih, tidak ada lagi batas pemisah semua menyatu sebagai sesama
manusia ciptaan Tuhan. f.
Kasih sayang Rasa kasih sayang adalah rasa yang timbul dalam diri hati
yang tulus untuk mencintai, menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain , atau siapapun yang dicintainya.
Kasih sayang diungkapkan bukan hanya kepada kekasih tetapi
42
Anonim, “musyawarah” di dalam
http:cindycindyaritonang . Blogspot. com201201
pengertian - musyawarah.html diunduh pada Minggu, 29 Juni 2014 pkl 20:00 WIB
43
Anonim, “Gotong-royong” di dalam http:karakter0809.weebly.commakna-gotong-
royong.html diunduh pada Minggu, 29 Juni 2014 pkl 20:00 WIB
25
kasih kepada Allah, orang tua, keluarga, teman, serta makhluk lain yang hidup dibumi ini.
44
g. Tanggung Jawab
Tanggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga
berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
E. Hakikat Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang diberikan di sekolah formal.
“Belajar sastra pada dasarnya adalah belajar bahasa dalam praktek”. Belajar sastra harus selalu berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya
merupakan kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan.
45
Sebagai sarana pendidikan, sastra memberi pelajaran tentang arti hidup bagi diri sendiri dan orang lain humanitas. Sastra sebagai sarana
pendidikan informal memberikan pengayaan tentang bagaimana memanfaatkan hidup tanpa menyia-nyiakannya.
46
Sastra memperkaya kehidupan dan pengalaman kita di dalam usaha hidup bermasyarakat dalam hubungan sosial dengan orang
lain dari berbagai tingkat dan status. Sastra bisa menjadi sarana pendidikan informal jika kita menganggapnya serius, bukan sekedar sarana pengisi waktu
luang tetapi sarana pendidikan yang membawa melihat jauh ke masa depan. Sastra mampu memberikan manfaat lebih ketika kita mampu dari sekedar
menjadi pembaca. Pembelajaran sastra akan memberikan dasar atau kriteria untuk dijadikan pegangan penilaian, di samping uraian-uraian mengenai nilai dalam
karya yang sedang ditelaah. Dalam pembelajaran sastra, guru harus memperhatikan prinsip pembelajaran
sastra. Mengenai hal ini dalam bukunya Djago Tarigan mengungkapkan: pertama
44
Anonim, “Kasih sayang” di dalam http:bima-san.blogspot.com201310pengertian-
kasih-sayang.html diunduh pada Minggu, 29 Juni 2014 pkl 21:00 WIB
45
B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, Kanisius: Yogyakarta, 1988, h. 38
46
Nico A. Likumahua, Sastra Suatu Sarana Pendidikan Informal, WS Press: Salatiga, 2001, h. 9
26
pembelajaran apresiasi sastra berfungsi meningkatkan kepekaan rasa pada budaya bangsa, khususnya bidang kesenian. Kedua pembelajaran apresiasi sastra
memberikan kepuasan batin dan pengayaan pada karya estesis melalui bahasa. Ketiga Pembelajaran apreasiasi sastra bukan pengajaran tentang sejarah, aliran,
dan teori tentang sastra. keempat Pembelajaran apresiasi sastra adalah pembelajaran untuk memahami nilai kemanusiaan dari karya sastra tersebut.
47
Pembelajaran sastra tidak hanya menggali unsur-unsur intrinsik atau ekstrinsik saja tapi juga dapat digali berbagai pelajaran hidup dari karya sastra
yang disampaikan pengarang melalui caranya yang khas. Cara penyampaian inilah yang membuat pengarang berbeda dengan penceramah. Konsekuensi model
pembelajaran seperti itu, menuntut guru pandai melakukan pilihan atas karya- karya yang baik dan bermutu. Oleh karena itu, setiap guru atau calon guru bahasa
dan sastra Indonesia wajib menyukai sastra dan membaca banyak karya sastra. Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran sastra adalah untuk
mengapresiasikan karya sastra dan memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya sastra tersebut.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini disebut juga sebagai tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan. Kajian terhadap hasil penelitian sebelumnya ini hanya akan dipaparkan beberapa penelitian sejenis yang berkaitan dengan permasalahan nilai-
nilai sosial. “Gaya Bahasa Kias dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari” oleh Verri
Yuliyanto, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 2012. Tujuan kajian ini mendeskripsikan jenis dan ciri gaya
bahasa kias yang digunakan pada novel Kubah karya Ahmad Tohari dan mendeskripsikan kekuatan gaya bahasa kias dalam membangun tokoh, watak,
penokohan, latar, dan amanat pada novel Kubah karya Ahmad Tohari. Kajian ini
47
Diah W indu Wulan, op. cit., h. 42.
27
menghasilkan 12 jenis dan ciri gaya bahasa kias yang terdapat dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari.
48
Selanjutnya, tesis berjudul “Analisis Struktur dan Religiusitas dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari
” oleh Shinta Dewi, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya 2011. Tesis
dengan judul ”Analisis Struktur dan Religiusitas dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari” berisi analisis tentang unsur intrinsik yang membangun
jalannya cerita, serta analisis tentang religiusitas yang terkandung di dalamnya. Sebelum melakukan analisis terhadap religiusitas, terlebih dahulu penulis
menganalisis unsur intrinsik berupa tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelataran, serta tema dan amanat pada novel Kubah dengan
menggunakan metode struktural. Untuk melakukan analisis terhadap religiusitas dalam novel Kubah, penulis tidak menggunakan metode khusus. Hanya dengan
pemahaman mendalam tentang analisis unsur intrinsik yang telah dilakukan. Hasil analisis novel Kubah yang penulis dapatkan adalah novel Kubah sarat dengan
ajaran agama Islam, baik ajaran tentang ketakwaan ataupun keimanan. Selain itu novel Kubah juga mengajarkan betapa pentingnya saling memaafkan terhadap
kesalahan orang lain agar tercipta rasa solidaritas yang tinggi. Seperti halnya sikap pemaaf warga masyarakat Pegaten ketika menerima kehadiran Karman dari
pengasingan. Masyarakat Pegaten sama sekali tidak menyimpan rasa dendam terhadap Karman dan kesalahannya pada masa lalu.
49
Selanjutnya, skripsi berjudul “Analisis Pesan Moral dalam Novel Kubah
karya Ahmad Tohari dan Aspek Pembelaj arannya di SMP” oleh Sri Budi,
mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Pancasakti Tegal 2011. Penelitian ini akan membahas pesan moral yang terdapat
dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari, dengan rumusan masalah; Bagaimana pesan moral yang terkandung dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari?
Tujuannya Mendeskripsikan pesan moral yang terkandung dalam novel Kubah
48
Verri Yuliyanto, Gaya Bahasa Kias Dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari, Skripsi pada Universitas Negeri Malang, Malang, 2012, tidak dipublikasikan.
49
Shinta Dewi, ANALISIS STRUKTUR DAN RELIGIUSITAS DALAM NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI, pada tesis Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang,
2011, tidak dipublikasikan.
28
karya Ahmad Tohari, dengan metode yang dipakai adalah penelitian kualitatif. Penelitian sastra dengan pendekatan struktural semiotik sesungguhnya
dikarenakan bahwa karya sastra itu merupakan struktur tanda-tanda yang bemakna tanpa memperhatikan struktur karya sastra atau novel, tanda maka sulit dimengerti
maknanya secara optimal. Berdasarkan analisis yang penulis lakukan, pesan moral dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari tidak lepas dari telaah heuristik untuk
analisis awal dan dengan analisis hermeneutik untuk analisis lanjutan.
50
Selanjutnya, tesis berjudul “Aspek Kejiwaan dan Nilai Pendidikan dalam
Novel Kubah Karya Ahmad Tohari Pendekatan Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan
” oleh M. Riyanton, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Solo, 2013. Penelitian
ini bertujuan untuk 1 mendeskripsikan proses kreatif penulisan novel Kubah 2 mendeskripsikan struktur novel Kubah karya Ahmad Tohari, meliputi: tema,
penokohan dan perwatakan, latar, alur 3 mendeskripsikan aspek kejiwaan yang terkandung dalam novel Kubah 4 mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang
terkandung dalam novel Kubah. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode content analysis.Sumber data penelitian ini adalah:
1 teks, yaitu novel Kubah 2 informan, yaitu Ahmad Tohari pengarang novel Kubah, 3 buku-buku referensi yang relevan. Penelitian ini mendapatkan
simpulan bahwa 1 latar belakang pengarang dalam penciptaan novel sangat menentukan hasil karyanya dalam hal ini keadaan sekitar yang mempengaruhi
proses kreatif novel Kubah 2 struktur meliputi tema, penokohan dan perwatakan, latar, alur 3 aspek kejiwaan, meliputi: perasaan dan emosi, konflik, persepsi,
sikap, dan respons 3 Nilai-nilai pendidikan dalam novel Kubah adalah pendidikan agama, moral, dan sosial budaya.
51
Penelitian sebelumnya membicarakan tentang analisis unsur intrinsik secara umum maupun secara khusus serta nilai yang terkandung dalam novel
50
Sri Budi, Analisis Pesan Moral dalam Novel Kubah karya Ahmad Tohari dan Aspek Pembelajarannya di SMP, pada skripsi Universitas Pancasakti Tegal , Tegal, 2011, tidak
dipublikasikan.
51
M. Riyanto, Aspek Kejiwaan dan Nilai Pendidikan dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari Pendekatan Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan, 2013 http:Program Pascasarjana
UNS Solo.htm