36
mati, melainkan diasingkan disebuah penjara terpencil di Pulau Buru. Selama menjalani hukuman di Pulau Buru, Karman mulai menyadari perbuatannya yang
salah. Dalam dirinya timbul penyesalan yang amat dalam. Timbulnya kesadaran dalam dirinya juga berkat usaha yang tak kenal lelah dari Kapten Somad. Seorang
sipir penjara Pulau Buru, yang banyak memberikan bimbingan rohani kepada Karman.
Dengan kesadaran penuh, bekas kader PKI itu datang ke desanya. Sementara masyarakat desa Pegaten menerimanya dengan ikhlas tanpa sedikitpun
dendam. Penerimaan itu makin nyata ketika Tini anaknya menikah dengan Jabir anak Rifah yang tak lain adalah cucu Haji Bakir. Kemudian, kesadaran dan
tekad Karman bertobat diwujudkan dengan dipersembahkannya sebuah kubah untuk Masjid di desa itu. Karman telah bertobat dan masyarakat menerimanya
dengan sadar.
37
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Unsur Intrinsik dalam Novel Kubah Karya Ahmad
Tohari
Di bawah ini akan dipaparkan struktur novel Kubah karya Ahmad Tohari yang terdiri atas tema, tokoh, alur, latar setting, sudut pandang, dan
gaya bahasa.
1. Tema
Pada analisis ini, dapat berangkat dari tema yang merupakan ide dasar sebuah cerita. Tema merupakan sesuatu unsur penting dalam suatu
cerita karena tema merupakan inti cerita yang mendasari suatu cerita. Bertolak dari inti cerita, pengarang akan mengembangkan cerita menjadi
suatu bentuk yang lebih luas.
1
Tema yang diangkat dari novel ini adalah insyafnya seorang ekstapol setelah mengalami berbagai gejolak
kehidupan. Dilihat dari tema yang diangkat, isi cerita ini menggambarkan tokoh utama yang taat beragama hingga terjerumus ke dalam politik dan
diakhiri dengan sebuah penyesalan. Tema ini menonjol ketika peristiwa bertemunya Karman dengan
Kastagethek di Kali Sikura. Pertemuan inilah merupakan awal kesadaran Karman dalam kesalahannya terjerumus ke dalam politik. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan berikut: Dalam kesadaran ketika bayangan regu tembak sudah muncul di
depan mata, Karman merasa sangat iri terhadap Kastagethek dengan segala perilakunya yang amat tenang, mengalir, dan pasrah.
Karman dapat memastikan bahwa ketenangan hidup Kastagethek berkaitan dengan shalatnya, dengan zikirnya, dengan tasbihnya.
“Ah, ketiga ritus itu telah lama kuingkari dan kucampakkan.
2
Dari kutipan diatas tergambar bagaimana Karman menyadari bahwa politik telah menjauhkan dirinya kepada tiga hal yang selama ini
1
Sri Widati Pradopo, dkk, op. cit., h. 42.
2
Ahmad Tohari, Kubah, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1995, h. 152.