b. Reduksi Data
Pada langkah ini data yang diperoleh dicatat dalam uraian yang terperinci. Dari data-data yang sudah dicatat tersebut, kemudian dilakukan
penyederhanaan data. Data-data yang dipilih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis, dalam hal ini tentang nilai-nilai sosial
dalam novel Kubah. Informasi-informasi yang mengacu pada permasalahan itulah yang menjadi data dalam penelitian ini.
c. Penyajian Hasil Identifikasi dan Klasifikasi Data
Pada langkah ini data-data yang sudah ditetapkan kemudian disusun secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Data-data tersebut
kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi tentang nilai-nilai sosial pada novel Kubah karya Ahmad Tohari.
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Novel
Kata novel berasal dari bahasa Latin novellas yang terbentuk dari kata novus berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Ada juga yang mengatakan
bahwa novel berasal dari bahasa Itali novella artinya sama dengan bahasa Latin. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek
daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian penting, menarik dari kehidupan seseorang dari
suatu episode. Perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja, tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya. Kejadian yang
digambarkan itu mengandung suatu konflik jiwa dan mengakibatkan adanya perubahan nasib.
1
Novel Inggris: novel merupakan bentuk karya sastra sekaligus disebut fiksi, bahkan dalam perkembangannya, kemudian novel dianggap bersinonim
dengan fiksi. Sebutan novel dalam bahasa Inggris —dan inilah yang kemudian
masuk ke Indonesia —berasal dari bahasa Italia novella dalam bahasa Jerman:
novelle. Secara harfiah novella berarti ‗sebuah barang baru yang kecil’, dan
kemudian diartikan sebagai ‗cerita pendek dalam bentuk prosa.
2
Ketika membaca novel hanya sebagian saja, hal seperti ini membuat si pembaca tidak akan dapat memahami keseluruhan makna cerita di dalam novel,
selain itu juga dikarenakan novel tersebut memang sukar dipahami. Dengan demikian, novel hanya dapat lebih dipahami oleh pembaca yang melakukan suatu
analisis ketika membacanya. Dalam hal ini, kegiatan menganalisis karya sastra hasilnya dapat digunakan untuk mencoba menerangkan peranan masing-masing
unsur yang terdapat dalam cerita, seperti bagaimana kaitan unsur-unsur tertentu seperti penokohan, pelataran, penyudutan, dan sebagainya.
1
Wijaya dan Sri Wahyuningtyas, Pengantar Apresiasi Prosa, Yuma Pustaka: Surakarta, 2010, h. 46
2
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Gadjah Mada Universty Press: Yogyakarta, 2000, h. 9