11
adalah beberapa aspek atau karakter dalam kehidupan ini, seperti ambisi, kesetiaan, kecemburuan, frustasi, kemunafikan, ketabahan, dan sebagainya.
2. Alur
Alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku
dalam suatu cerita. Ada beberapa pendapat tentang tahapan-tahapan peristiwa dalam suatu cerita. Tahapa-tahapan peristiwa tersebut antara lain:
pengenalan, konflik, klimaks, penyelesaian.
9
Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya mendasarkan diri pada urutan waktu saja belum merupakan alur. Agar menjadi sebuah alur,
peristiwa-peristiwa itu haruslah diolah dan disiasati secara kreatif, sehingga hasil pengolahan dan penyiasatannya itu sendiri merupakan sesuatu yang
indah dan menarik, khususnya dalam kaitannya dengan karya fiksi yang bersangkutan secara keseluruhan. Kegiatan ini dilihat dari sisi pengarang,
merupakan pengembangan plot atau dapat juga disebut sebagai pemplotan, pengaluran. Kegiatan pemplotan itu sendiri meliputi kegiatan memilih
peristiwa yang akan diceritakan dan kegiatan menata baca: mengolah dan menyiasati peristiwa-peristiwa itu ke dalam struktur linear karya fiksi.
10
Alur adalah suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan terorganisasi. Plot dalam pengertian ini dapat dijumpai dalam novel
bukannnya dalam kehidupan yang sewajarnya. Hidup memiliki cerita, tetapi novel memiliki cerita dan plot. Sebagaimana dikatakan oleh E.M. Forster,
cerita adalah pengisahan peristiwa-peristiwa yang disusun berdasar urutan waktu, sedangkan plot adalah pengisahan peristiwa-peristiwa dengan
penekanan kepada kausalitas.
11
Alur merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau karya sastra lainnya di samping tema, penokohan, latar, dan unsur lain.
Dalam suatu karya sastra, hal tersebut sebagai alur tidak sama dengan apa
9
Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, SINAR BARU. hlm. 83.
10
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 113.
11
Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi, Ghalia Indonesia: Bogor, 2010, h. 68
12
yang dikenal oleh orang awam sebagai cerita. Forster mengatakan bahwa sebuah cerita adalah suatu paparan peristiwa yang diatur menurut tahapan
waktu. Alur di lain pihak, juga merupakan paparan peristiwa, tetapi tekanan jatuh pada hubungan sebab akibat. Rangkaian pola alur suatu cerita pada
kenyataannya menampilkan susunan pola yang terdiri dari lima bagian.
12
a Situation: pengarang mulai melukiskan suatu keadaan.
b Generating Circumstances: peristiwa mulai bergerak.
c Rising Action: keadaan mulai memuncak.
d Climax: peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya.
e Denouement: pengarang memberikan pemecahan soal bagi semua
peristiwa. Sesungguhnya gambaran apa yang dimaksudkan dengan plot atau alur
akan menjadi jelas kalau kita menyadari bahwa cerita cerpen maupun novel dapat digolongkan dalam beberapa jenis, seperti: cerita ide, cerbung, cerpen.
Dapat disimpulkan dari berbagai pendapat bahwa plot atau alur adalah rangkaian kejadian dan perbuatan, rangkaian hal-hal yang diderita dan
dikerjakan oleh pelaku-pelaku sepanjang novel yang bersangkutan. Plot atau alur merupakan struktur penyusunan kejadian-kejadian dalam cerita tapi
yang disusun secara logis.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh cerita menurut Abrams adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan.
13
Penokohan adalah salah satu unsur yang penting dalam membina struktur. Penokohan sudah selayaknya ada
dalam setiap cerkan, karena tanpa tokoh cerita tidak akan terbentuk. Stanton mengungkapkan bahwa kebanyakan cerita menampilkan satu tokoh utama
yang berkaitan dengan setiap peristiwa yang terjadi dalam cerita. Dikatakan pula bahwa setiap pengarang ingin pembacanya memahami tokohnya dan
12
Sri Widati Pradopo, dkk, op. cit., h. 62 —63
13
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 166