Pembiayaan TEORI PEMBIAYAAN TABUNGAN ASURANSI SYARIAH

19 produksi perusahaan. Pembiayaan modal kerja merupakan pembiayaan yang dicairkan untuk mendukung pembiayaan investasi yang sudah ada. b Dilihat dari Segi Tujuan Pembiayaan Pembiayaan jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu pembiayaan, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperlauan pribadi jenis pembiayaan ini dilihat dari segi tujuan adalah 4 : 1. Pembiayaan Produktif Pembiayaan yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi atau investasi. Pembiayaan ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Artinya pembiayaan ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan suatu baik berupa barang maupun jasa. 2. Pembiayaan Konsumtif Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam pembiayaan ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. 4 Ibid., h.77. 20 3. Pembiayaan Perdagangan Pembiayaan perdagangan merupakan pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan dagangan tersebut. Pembiayaan ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. 3. Pembiayaan Pada Asuransi Syariah Pada dasarnya prinsip asuransi syariah tidak jauh berbeda dengan perbankan dalam hal mengelola dana dari masyarakat untuk di investasikan, yaitu dengan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil yang digunakan dalam asuransi syariah ini adalah mudharabah dan musyarakah . Kedua prinsip tersebut biasanya dipakai untuk pembiayaan modal usaha terhadap pihak ketiga. Guna meningkatkan investasi perusahaan. 1. Pembiayaan Mudharabah Mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Dengan aplikasi pembiayaan modal, pembiayaan proyek dan pembiayaan eksport. 21 Aplikasi mudharabah dalam asuransi syariah ini, menurut Karnaen A. Perwataatmadja, memiliki tiga unsur. Pertama, dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan asuransi, perusahaan diberikan amanah untuk menginvestasikan dan mengusahaakan pembiayaan ke dalam proyek- proyek yang dibenarkan syariat Islam, seperti dalam bentuk mudharabah, musyarakah, murabahah dan wadiah . Kedua, perjanjian peserta dengan perusahaan asuransi berbentuk perserikatan untuk bersama-sama menanggung resiko usaha dengan prinsip bagi hasil yang porsi bagi masing- masing pihak telah disepakati. Ketiga, dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan asuransi telah ditetapkan bahwa sebelum bagian keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha dan investasi terlebih dahulu diselesaikan klaim manfaat takaful dari para peserta yang mengalami musibah. 5 5 Yadi Janwari, Asuransi Syariah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005 h.152. 22 Aplikasi Pembiayaan Mudharabah pada Asuransi Syariah 6 6 Ibid,. h. 152 23 24 Hubungan Mudharabah 25 Pesrta premi Bagian Perusahaan Surplus Opersional Seluruh Peserta Beben Asuransi Kumpulan Dana Peserta 2. Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah perjanjian diantara para pemilik dana modal untuk mencampurkan dana modal mereka pada suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan diantara pemilik dana modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Dengan aplikasi pembiayaan modal kerja dan pembiayaan eksport. Dalam pembiayaan musyarakah pada asuransi syariah. Perusahaan dan investor bertindak sebagai syarikayn, sedangkan modal dalam musyarakah berasal dari kedua belah pihak, yakni sebagian dari perusahaan asuransi dan sebagian lagi dari investor. Hal ini berbeda dengan mudharabah, di mana modal sepenuhnya berasal dari perushaan asuransi sebagai rab al-mal. Apabila investor dalam Total Dana 26 investasinya mendapatkan keuntungan, maka keuntungan itu akan dibagi oleh pihak-pihak yang berserikat sesuai dengan sahamnya masing-masing, baik berupa modal maupun usaha atau kerja yang dilakukan. 7 Aplikasi Pembiayaan Musyarakah Pada Asuransi Syariah 8 Perusahaan Asuransi Hubungan Musyarakah Investor Pengusaha

B. Tabungan

1. Pengertian Tabungan Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seseorang Muslim mempersiapkan diri dari untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. 9 Dahulu orang menyebut tabungan sebagai hasil mengumpulkan uang yang disimpan dalam tabung yang dibuat dari 7 Ibid., h. 156. 8 Ibid., h. 157 9 M, Syafi’i Antonio, Bank Syariah Status Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institut, 1999, h. 205. Keuntungan Modal Usaha Melakukan Usaha 27 tanah liat, peti dan tabung lainnya. Hasil tabungannya ini adalah kelebihan penghasilan seseorang setelah dikonsumsi setelah digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Setelah terkumpul dan jumlahnya cukup, maka tabungan tersebut dimanfaatkan untuk keperluan yang biasanya sudah direncanakan terlebih dahulu seperti membeli sawah, untuk modal usaha, untuk biaya pergi haji dan sebagainya. 10 Kebiasaan seperti itu terus menerus berlangsung sampai saat ini. Bedanya ialah apabila waktu lampau pengumpulan uang secara fisik kertas maupun logam masih sering dilakukan, maka saat ini masih jarang terjadi, kecuali pada anak-anak yang oleh orang tua atau gurunya dilatih untuk menabung sejak dini. Dewasa ini orang lebih memilih bank atau lembaga keuangan lainnya sebagai cara menabung yang jauh lebih aman dan efektif. Menurut hukum, tabungan di bank diartikan sebagai titipan dana nasabah dengan tujuan untuk disimpan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, dengan frekuensi beberapa hal dibatasi pengambilan dapat dilakukan atau secara bebas atau penabung menarik uangnya setiap saat dan atas titipan dana tersebut bank memberikan pada nasabah bunga yang dihitung berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh bank. Pengertian tabungan menurut akadnya, tabungan dibedakan menjadi dua yaitu tabungan wadiah dan tabungan mudharabah. Tabungan wadiah 10 Siti Hajar Yanti. “Kepuasan Nasabah Terhadap Tabungan Haji Mabrur di Bank Syariah Mandiri Cabang Pamulang”, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009, h. 42 28 merupakan tabungan yang bersifat titipan murni yang harus dijaga oleh bank dan dikembalikan disetiap saat pemiliknya menghendaki, sedangkan tabungan mudharabah adalah tabungan yang pengelolaannya berdasarkan akad mudharabah sehingga penarikannya harus memenuhi syarat dan tata cara yang disepakati antara nasabah dan bank. 2. Landasan Hukum Tabungan