sistem mudharabah bagi hasil dalam pembagian hasil investasinya, hal ini memungkinkan untuk nasabah lebih menghemat pembiayaan ibadah
haji yang tidak dapat dirasakan bila dananya disimpan pada lembaga keuangan lain. Selain itu produk Mitra Mabrur juga memberikan
perlindungan asuransi bila terjadi sesuatu pada peserta, maka niat awal untuk menunaikan ibadah haji tetap terlaksana dengan haji badal ibadah
haji yang dilaksanakan dengan orang lain dengan uang santunan yang diberikan dari hasil tabarru uang derma.
Produk Mitra
Mabrur hanya
mempersiapkan biaya
penyelenggaraan ibadah haji saja bagi peserta yang ingin menunaikan ibadah haji dan peserta sendiri yang mendaftarkan dirinya sbagai calon
jamaah haji pada SISKOHAT Sistem Komputerisasi Haji Terpadu karena secara khusus Divisi Syariah AJB. BUMIPUTRA tidak
menyiapkan BPIH. Namun Peserta bisa mengambil sebagian nilai tunai dari premi yang berjalan sebagai uang muka untuk pendaftaran ibadah haji
kepada Departemen Agama instansi yang terkait untuk mendapatkan nomor kursi dan kepastian keberangkatan, sehingga peserta tetap bisa
melaksanakan ibadah haji sesuai dengan target yang diinginkan. Adapun proses pengambilan nilai tunai sebagai berikut :
a. Nilai tunai merupakan akumulasi tabungan ditambah dengan bagi hasil investasi masing-masing pemegang polis peserta.
b. Pengambilan sebagian nilai tunai dapat dilakukan setelah polis
berjalan 2 dua tahun sejak tanggal diterbitkan.
c. Peserta dapat mengambil nilai tunai maksimal 50 dari akumulasi premi tabungan untuk setiap pengambilan.
d. Pengambilan sebagian nilai tunai hanya dapat dilakukan satu kali pengambilan dalam tahun yang sama.
e. Selama masa asuransi pengambilan sebagian nilai tunai dapat dilakukan maksimal 3 kali.
f. Pengambilan sebagian nilai tunai hanya dapat dilakukan di kantor Cabang sesuai dengan debit penagihan polis ybs.
g. Dalam hal pengambilan sebagian nilai tunai dilakukan di luar kantor tagih, harus dimintakan mutasinya ke kantor tagih
yang lama.
B. Sistem Operasional Dan Aplikasi Produk Mitra Mabrur
1. Sistem Operasional Tabungan asuransi dana haji pada Divisi Syariah AJB
BUMIPUTRA, merupakan salah satu produk unggulan dalam produk- produk yang ada pada Divisi Syariah AJB BUMIPUTRA. Produk ini
menggunakan aqad taawun tolong menolong untuk hal asuransinya dan investasinya menggunakan aqad mudharabah bagi hasil.
4
Sistem operasional asuransi syariah dilandasi oleh tiga prinsip, yaitu rasa saling
bertanggung jawab, kerja sama dan saling membantu, serta saling
4
Wawancara Pribadi Dengan Bapak Asman HS, Kasubag Pemasaran
melindungi antara para peserta dan perusahaan.
5
Dengan mudharabah sebagai kerangka kerja asuransi syariah, yaitu kerja sama antara dua pihak
dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan 100 modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola mudharib. Apabila dalam
usahanya diperoleh keuntungan profit maka keuntungan tadi kemudian dibagi antara shahibul maal dan mudharib dengan persentase nisbah atau
rasio yang telah disepakati sejak awal perjanjian aqad.
6
Sebagaimana Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 50 DSN-
MUIIII2006 tentang aqad mudharabah musyakarah. Berdasarkan akad yang disepakati, perusahaan dan peserta mempunyai hak dan kewajiban
yang harus ditunaikan. Kewajiban tertanggung adalah membayar uang premi
sekaligus dimuka atau angsuran secara berkala. Uang premi yang di terima akan dipisahkan oleh perusahaan atas rekening tabarru dan
rekening tabungan. Dengan dibayarkannya kewajiban membayar premi maka tertanggung juga mempunyai hak diantaranya ialah mendapatkan
uang pertanggungan atau klaim serta bagi hasil jika ada. Keberadaan asuransi syariah di Indonesia secara konstitusi masih
sangatlah lemah dan masih perlu adanya political will kebijakan politik yang mendukung dari pemerintah Indonesia saat ini. Produk asuransi
syariah dipahami sebagai model jaminan proteksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat
5
Abdullah Amrin , Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: PT. Gramedia, 2006, h, 67.
6
Kuat Ismanto, Asuransi Syariah Tinjauan Asas- asas Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 57.
luas agar ikut serta berperan sebagai anggota peserta dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapat keamanan
bersama. Adapun produk asuransi syariah yang sering di pakai dalam operasional sebuah perusahaan asuransi syariah secara garis besar dapat
dipilih menjadi dua, yaitu: produk asuransi syariah dengan unsur saving, dan produk asurasnsi syariah non saving. Produk asuransi syariah dengan
unsur saving adalah sebuah produk asuransi yang didalamnya menggunakan dua buah rekening dalam setiap pembayaran premi, yaitu
rekening untuk dana tabarru’ sosial dan rekening untuk dana saving tabungan. Adapun status kepemilikan dana pada rekening saving masih
menjadi milik peserta anggota bukan menjadi milik perusahaan asuransi, perusahaan hanya berfungsi sebagai lembaga pengelola.
7
Keuntungan perusahaan di peroleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang
dikembangkan dengan prinsip mudharabah bagi hasil keuntungan yang di peroleh dari pengembangan dana itu di bagi antara peserta dan
perusahaan sesuai dengan ketentuan nisbah yang telah disepakati. a. Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan milik peserta,
yang dibayarkan bila: perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri, peserta meninggal dunia.
b. Rekening tabarru, yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling menolong
7
AM Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, Praktis Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 168.