tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merepakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek Notoatmodjo, 2003.
2.2.1 Pembentukan Sikap
Manusia mempunyai dua sumber dasar informasi tentang “dunia”, yaitu pengalaman kita sendiri dan apa yang dikatakan orang lain. Penelitian menunjukkan
bahwa pengalaman memang mempengaruhi sikap, namun kadang-kadang tidak begitu jelas pengaruhnya. Misalnya, kebiasaan melakukan sesuatu karena sikap
positif terhadap hal itu. Karena sikap positif, maka hal itu kemudian lebih sering dilakukan sehingga stimulus yang didapatkan menjadi lebih sering juga. Lalu
dikatakan bahwa hal itu lebih disenangi dibandingkan hal lain. Karena sikap kita mengenai banyak aspek lingkungan tidak berdasarkan pada pengalaman langsung,
maka banyak “informasi” yang diberikan oleh orang lain mengenai hal itu mungkin merupakan penentu paling penting dalam sikap kita. Sikap kita terhadap hal-hal yang
belum pernah kita temui atau alami dipengaruhi oleh informasi dari orang lain, mungkin orang-orang yang dekat dengan kita, orang tua, saudara, atau mungkin
Universitas Sumatera Utara
sumber berita yang lebih jauh, seperti surat kabar, majalah maupun internet Maramis, 2006
2.2.2 Ciri-ciri dan Fungsi Sikap
Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapat dikatakan
bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap menurut Ahmadi dalam Gultom 2006 adalah sebagai
berikut: a.
Sikap itu dipelajari learnability Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu perlu dibedakan dari motif-motif
psikologi lainnya, misalnya : lapar, haus adalah motif psikologis yang tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada salah satu jenis makanan adalah sikap. Beberapa
sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu
mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik untuk dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.
b. Memilik kestabilan stability
Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap stabil, melalui pengalaman, misalnya; perasaan suka dan tidak suka terhadap warna tertentu
spesifik yang sifatnya berulang-ulang atau memiliki frekuensi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
c. Personal-sociaetalsignificance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dengan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain
menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya. d.
Berisi kognisi dan afeksi Komponen kognisi daripada sikap berisi informasi yang faktual, misalnya
objek itu dirasakan menyenangkan dan tidak menyenangkan. e.
Approach-avoidance directionality Bila seseorang memiliki sikap yang favorable terhadap suatu objek, mereka
akan mendekati dan membantunya. Sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang unfavorable, maka akan menghindarinya.
Pendekatan fungsional terhadap sikap berusaha menerangkan mengapa kita mempertahankan sikap-sikap tertentu. Hal ini dilakukan dengan meneliti dasar
motivasi, yaitu kebutuhan apa yang terpenuhi bila sikap itu dipertahankan. Katz 1960 dalam Maramis 2006 mengemukakan empat fungsi dasar sikap yaitu sebagai
berikut: Fungsi penyesuaian
Suatu sikap dapat dipertahankan karena mempunyai nilai menolong yang berguna, memungkinkan individu untuk mengurangi hukuman dan menambah
ganjaran bila berhadapan dengan orang-orang di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan teori proses belajar.
Fungsi pembelaan ego
Universitas Sumatera Utara
Fungsi ini berhubungan dengan teori Freud. Di sini sikap itu “membela” individu terhadap informasi yang tidak menyenangkan atau yang mengancam.
Lain daripada sikap dengan fungsi penyesuaian, sikap dengan fungsi pembelaan ego keluar dari konflik internal individu dan bukan dari
pengalaman dengan objek sikap yang sebenarnya. Fungsi ekspresi nilai
Beberapa sikap dipegang seseorang karena mewujudkan nilai-nilai pokok dan konsep dirinya. Kita semua menganggap diri kita sebagai orang yang seperti
ini dan itu apakah sesungguhnya demikian atau tidak adalah soal lain; dengan mempunyai sikap tertentu anggapan itu ditunjang. “Ganjaran” yang
diterima dari itu bukan datang dari lingkungan atau respon dari orang-orang lain, tetapi dari dalam diri kita sendiri.
Fungsi pengetahuan Kita harus dapat memahami dan mengatur dunia sekitar kita. Suatu sikap yang
dapat membantu fungsi ini memungkinkan individu untuk mengatur dan membentuk beberapa aspek pengalamannya.
Sikap yang sama dapat mempunyai berbagai fungsi bagi orang yang berbeda. Sikap prasangka rasial dapat membantu fungsi pembelaan ego bagi beberapa orang.
Untuk orang lain sikap itu dapat membantu fungsi penyesuaian, yaitu sikap prasangka dipertahankan karena dipuji oleh orang-orang lain. Selanjutnya, sikap yang sama
dapat mempunyai lebih dari satu fungsi bagi satu orang.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Perubahan Sikap