Teori Andersen Health System Model Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model

secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam mencapai kesejahteraan dan pemeliharaan penyembuhan penyakit sangat diperlukan pelayanan kesehatan yang bermutu dimana tanpa adanya pelayanan kesehatan yang bermutu dan menyeluruh di wilayah Indonesia ini tidak akan tercapai derajat kesehatan yang optimal Azwar, 1996. Dari beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pola- pola penggunaan pelayanan kesehatan pada beberapa daerah. Hal ini tidak dapat dijelaskan hanya karena adanya perbedaan morbidity rate atau karakteristik demografi penduduk, tetapi faktor-faktor sosial budaya atau faktor-faktor penting yang menyebabkan tidak digunakannya fasilitas kesehatan. Penggunaan pelayanan kesehatan tidak perlu diukur hanya dalam hubungannya dengan individu tetapi dapat diukur berdasarkan unit keluarga Sarwono, 1997. Banyak teori yang berkaitan dengan alasan seseorang ketika memilih dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, diantaranya :

2.3.1 Teori Andersen Health System Model

Menurut teori Anderson dalam Muzaham 1995, ada tiga faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan yaitu : 1. Mudahnya menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan karakteristik predisposisi 2. Adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada karakteristik pendukung Universitas Sumatera Utara 3. Adanya kebutuhan pelayanan kesehatan karakteristik kebutuhan Ilustrasi Model Anderson

2.3.2 Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model

HBM telah berkembang di tahun 1950 oleh para ahli psikologi sosial. Berkembangnya pelayanan kesehatan masyarakat akibat kegagalan dari orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider Glanz, 2002. Ada 5 variabel yang menyebabkan seseorang mengobati penyakitnya : 1. Kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility Persepsi seseorang terhadap resiko dari suatu penyakit. Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan terhadap penyakit tersebut. 2. Keparahan yang dirasakan perceived seriousness Tindakan seseorang dalam pencarian pengobatan dan pencegahan penyakit dapat disebabkan karena keseriusan dari suatu penyakit yang dirasakan misalnya dapat menimbulkan kecacatan, kematian, atau kelumpuhan, dan juga dampak sosial seperti dampak terhadap pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan sosial. 3. Keuntungan yang dirasakan perceived benefits Penerimaan seseorang terhadap pengobatan penyakit dapat disebabkan karena keefektifan dari tindakan yang dilakukan untuk mengurangi penyakit. Faktor Predisposing Enabling Need Health Service Use Universitas Sumatera Utara lainnya termasuk yang tidak berhubungan dengan perawatan seperti, berhenti merokok dapat menghemat uang. 4. Hambatan yang dirasakan perceived barriers Dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindakan pencegahan penyakit akan mempengaruhi seseorang untuk bertindak. Pada umumnya manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan atau hambatan yang mungkin ditemukan dalam melakukan tindakan tersebut. 5. Isyarat atau tanda-tanda untuk bertindak cues to action Kesiapan seseorang akibat kerentanan dan manfaat yang dirasakan dapat menjadi faktor yang potensial untuk melakukan tindakan pengobatan. Selain faktor lainnya seperti faktor lingkungan, media massa, atau anjuran dari keluarga, teman-teman dan sebagainya. 6. Keyakinan akan diri sendiri self efficacy Kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya dalam pengambilan tindakan Glanz, 2002.

2.3.3 Theory of Reasoned Action