Walaupun kolesterol essensial untuk kehidupan, jumlah yang tinggi dalam sirkulasi dihubungkan dengan aterosklerosis. Kolesterol dapat termasuk dalam
makanan, diolah dalam tubuh melalui reabsorpsi oleh empedu dalam saluran pencernaan dan menghasilkan de novo. Untuk orang dengan berat 68 kg, jumlah
total kolesterol tubuh sekitar 35 g, jumlah makanan sehari-hari yang dikomsumsi adalah 200-300 mg dalam pola diet Amerika Serikat dan 1 gr perhari disintesa
menjadi de novo. Nama asli kolesterol berasal dari bahasa Yunani chole empedu dan
stereos padat, dan akhiran -ol untuk sebuah alkohol sebagaimana François Poulletier de la Salle pertama sekali mengidentifikasi kolesterol dalam bentuk
padat dalam batu empedu pada tahun 1769. Namun, pada tahun 1815 seorang ahli kimia
Eugène Chevreul menamakan senyawa tersebut cholesterine.
Kolesterol dibentuk oleh sel-sel tubuh dan dikonsumsi dalam makanan. Setiap hari tubuh kita menghasilkan hingga 700 miligram kolesterol. Sekitar 10
dari kolesterol ini dihasilkan oleh hati. Dari 700 miligram, sekitar 400 miligram digunakan untuk membentuk asam empedu yang baru untuk menggantikan yang
hilang dalam feces, dan sekitar 50 miligram digunakan untuk membentuk hormone-hormon tertentu. Kolesterol merupakan komponen struktur yang
dibutuhkan dari sel dan lapisan luar partikel yang menghantarkan lipid dalam darah. Kandungan kolesterol di jantung, hati, ginjal dan otak cukup tinggi,
menggambarkan peran pentingnya di organ-organ ini. Wardlaw et al.,2004
2.4. Hiperkolesterolemia
Hypercholesterolemia didefinisikan sebagai tingkat kolesterol yang lebih tinggi dari normal. Peningkatan kolesterol ini dapat menjadi faktor resiko dari
Universitas Sumatera Utara
penyakit jantung koroner, yang dapat menuju pada serangan jantung. Meningkatnya tingkat dari kolesterol dalam sirkulasi menyebabkan penimbunan
pada bagian dalam dari pembuluh darah dan penimbunan ini disebut plaque. Ketika penimbunan dalam darah ini menjadi cukup besar, mereka menghambat
pembuluh darah dan kemudian menurunkan aliran darah. Penimbunan ini menghasilkan proses penyakit yang disebut atherosclerosis, yang dapat
mengakibatkan penggumpalan darah yang mampu menutup aliran darah. Penimbunannya juga dapat mengeraskan dinding pembuluh dan hal itu
meningkatkan tekanan darah. Hati memproduksi lebih banyak lipid dibanding organ tubuh yang lain.
Sumber karbon, hydrogen dan energi yang dibutuhkan untuk membuat senyawa seperti trigliserida dan kolesterol termasuk karbohidrat dan protein diambil dari
aliran darah. Asam lemak yang diambil dari aliran darah merupakan sumber utama dari sintesis trigliserida. Alcohol yang dikonsumsi dapat juga digunakan
untuk síntesis trigliserida dan colesterol. Hati menyelubungi kolesterol dan trigliserida dengan kulit protein dan lipid. Proses ini menghasilkan apa yang
disebut very low density lipoprotein VLDL. Ketika VLDL meninggalkan hati, enzim lipoprotein lipase pada pembuluh
darah menghancurkan trigliserida dalam VLDL menjadi asam lemak dan gliserol. VLDL yang masih tersisa menjadi partikel yang disebut low density lipoprotein
LDL. Kolesterol merupakan penyusun utama dari LDL. Wardlaw, 2003 Partikel LDL diabsorbsi dari aliran darah oleh receptor-receptor pada sel,
dimasukkan, dan dihancurkan dalam sel. Kebanyakan LDL diambil oleh receptor- receptor pada sel-sel hati. Makanan rendah lemak jenuh dan colesterol
Universitas Sumatera Utara
mendukung proses ini, makanan tinggi akan lipid ini dapat mengurangi pengambilan LDL oleh hati. Bagian dari colesterol dan protein diabsorbsi
kemudian dihantarkan melewati sel. Proses ini disebut receptor pathway for cholesterol uptake.
Proses kedua, disebut scavenger pathway for cholesterol uptake, dapat juga menghilangkan LDL dari sirkulasi. Jalur ini dilakukan oleh sel darah putih
‘scavenger’ tertentu, yang meninggalkan aliran darah dan menguburkan dirinya dalam pembuluh darah. Sel-sel scavenger ini mendeteksi, menghancurkan
oxidasi, menelan, dan mencerna LDL berlebih dalam sirkulasi darah. Ketika dalam sel scavenger, LDL yang dioksidasi dicegah memasuki aliran darah
kembali. Ketika sel scavenger telah mengumpulkan dan menyimpan kolesterol
bertahun-tahun pada titik berat, kolesterol dibangun dalam dinding pembuluh darah—terutama dalam arteri—dan plaque pun timbul. Atherosclerosis, juga
diartikan sebagai pengerasan dari arteri, terjadi sebagaimana plaque tumbuh dalam pembuluh darah. Hal ini biasanya menghambat supplai ke organ,
mengakibatkan tahap untuk serangan jantung dan masalah lain, atau dia koyak dan menuntun kepada pembentukan gumpalan bekupada arteri ini atau arteri lain.
Beberapa makanan memiliki sifat-sifat antioksidan, yang mengurangi oksidasi LDL dalam aliran darah dan kemudian mengurangi pengambilan LDL
oleh sel-sel scavenger. Buah dan sayuran kaya akan antioksidan seperti itu sebagaimana beragam karotenoid dan vitamin C dan E. Memakan buah-buahan
dan sayuran secara teratur merupakan salah satu langkah positif yang dapat diambil untuk menurunkan kolesterol yang merupakan sumber penyakit jantung.
Universitas Sumatera Utara
Buah-buahan dan sayuran yang kaya akan antioksidan termasuk plum kering, kismis, beragam berri, jeruk, anggur, bayam, brokoli, cabe merah dan bawang.
Wardlaw et al., 2004 Marmut adalah hewan asli amerika selatan. Hewan ini masih dapat
ditemukan liar di hutan dan padang rumput Peru dan pada umumnya disepakati hewan marmut percobaan merupakan keturunan dari Cavia aperea. Walaupun
mencit, tikus dan ayam lebih banyak dipakai dalam percobaan daripada marmut, hewan laboratorium ini masih sangat penting karena marmut mempunyai
beberapa sifat yang tidak terdapat pada hewan percobaan lain Smith, 1988. Terdapat beberapa kontroversi terhadap marmut Cavia porcellus
diklasifikasikan sebagai pengerat. Tidak ada aspek dari marmut yang membuat mereka berbeda dari hewan pengerat; tetapi fakta bahwa mereka membawa
mayoritas kolesterolnya dalam LDL. Marmut dipengaruhi oleh faktor makanan, perlakuan obat, kekurangan asam askorbat, tekanan oksidatif, latihan,jenis
kelamin, dan status hormonal yang tidak diragukan mirip dengan manusia. Sebagai tambahan, banyak mekanisme bagaimana regulasi marmut terhadap
metabolisme kolesterol dan Lipoprotein sebagai pengaruh dari makanan atau pemberian obat adalah analog dengan yang dilaporkan dalam percobaan klinis
Fernandez, 2001. Lemak dan Kolesterol menunjukkan jumlah lipid yang besar di dalam telur
dengan jumlah lemak yang mendekati jumlah protein. Kolesterol sebagai makanan sehari-hari menaikkan jumlah kolesterol serum dan asupan yang tinggi
menyebabkan atherosclerosis dalam berbagai jumlah model hewan percobaan. Penambahan kuning telur dalam studi makanan sehari-hari 1,3 kuning telurhari
Universitas Sumatera Utara
dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi kolesterol LDL sejumlah 8-11. Karena hal ini dihubungkan dengan total kolesterol plasma dan peristiwa penyakit
jantung, orang-orang dianjurkan mengkonsumsi tidak lebih dari 300 mg kolesterol tiap hari dan membatasi asupan telur yang mengandung sekitar 213 mg kolesterol
per satu telur Habibullah et al., 2007. Marmut meningkatkan ekskresi baik asam empedu maupun steroid netral
oleh pemberian 1 kolesterol. Mereka dapat mempertahankan kolesterol hanya bila asupan dari kolesterol relatif sedikit, karena mereka tidak dapat mengontrol
absorpsinya. Marmut yang diberi 1 kolesterol mengabsorpsi 100 mg cholesterol per hari lebih dari berbagai bentuk apapun yang mereka ekskresikan. Marmut
mengabsorpsi sepuluh kali lebih banyak kolesterol ketika diberi 0,1 kolesterol, tetapi mengekskresikan hanya dua kalinya 69 dan 37 mgKg per hari untuk
pemberian kolesterol 1 dan 0,1 masing-masingnya Traber dan Ostwald, 1978.
Pemberian asam lemak jenuh pada marmut menghasilkan efek hiperkolesterolemia. Efek hiperkolesterolemia dari asam lemak jenuh
dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh ganda dapat dijelaskan dengan kombinasi dari peristiwa regulasi di hati : 1 pengurangan kolesteryl ester hati,
yang akan meningkatkan kemungkinan regulasi dari kolesterol bebas. 2 pengurangan receptor apo BE. 3 peningkatran aktifitas ACAT, yang akan
meningkatkan kolesteryl ester yang tergabung ke dalam VLDL Very Low Density Lipoprotein dan menghasilkan partikel LDL yang lebih besar yang
dihubungkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi LDL plasma Fernandez and Mc Namara, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Asupan asam lemak jenuh menunjukkan FCR Fractional Catabolic Rate lambat. Namun sebaliknya asam lemak tak jenuh ganda memiliki LDL FCR yang
cepat dan jumlah reseptor LDL yang besar. Asam lemak tak jenuh ganda menghasilkan partikel VLDL kecil yang sudah matang. Marmut dengan
pemberian asam lemak jenuh memiliki LDL yang diperkaya kolesteril ester, yang dihubungkan dengan konsentrasi LDL kolesterol yang lebih tinggi. Sebaliknya,
marmut dengan makanan mengandung asam lemak tak jenuh ganda memiliki partikel LDL dengan kolesteril ester rendah. Penambahan asam askorbat telah
dilaporkan menurunkan kerusakan oksidatif endogenous dalam hati marmut Fernandez, 2001.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah metode eksperimental berdasarkan rancangan acak lengkap. Penelitian meliputi penyiapan sampel, karakterisasi simplisia,
pembuatan ekstrak, penyiapan hewan percobaan dan pengujian efek penurun kadar kolesterol pada hewan percobaan. Data hasil penelitian dianalisis secara
Anava analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan meggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 13.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Sintesa Bahan Obat Fakultas Farmasi USU Medan.
3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat-alat