Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ekstraksi

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah infus dari kelopak bunga rosella Hibiscus sabdariffa L. dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah marmut yang mengalami hiperkolesterolemia. 2. Apakah ada perbedaan efek yang signifikan antara pemberian infus dari kelopak bunga rosella segar dengan kelopak bunga rosella yang dikeringkan terhadap penurunan kadar kolesterol dalam darah marmut yang mengalami hiperkolesterolemia.

1.3 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Infus dari kelopak bunga rosella Hibiscus sabdariffa L. dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah marmut yang mengalami hiperkolesterolemia. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara infus dari kelopak bunga rosella segar dengan kelopak bunga rosella yang dikeringkan terhadap penurunan kadar kolesterol dalam darah marmut yang mengalami hiperkolesterolemia. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini: 1. Untuk mengetahui apakah infus dari rosella yang kering dan yang segar dapat menurunkan kadar kolesterol darah marmut yang mengalami hiperkolesterolemia. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efek antikolesterol dari kelopak bunga rosella segar dan kering.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi penggunaan kelopak bunga rosella yang lebih efisien untuk pengobatan hiperkolesterolemia. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Tumbuhan

Rosela Hibiscus sabdariffa L. merupakan species dari Hibiscus alami dunia tropis. Rosela merupakan tumbuhan tahunan atau herba perennial atau semak dengan struktur berkayu, tumbuh hingga tinggi 2-2,5 m. daunnya berjari 3 sampai lima, dengan panjang 8-15 cm. Bunganya berdiameter 8-10cm, putih hingga kuning pucat dengan noda merah pada dasar di setiap lembaran bunga, dan memiliki kelopak berdaging gemuk pada dasarnya; 1,5-2 cm lebarnya; bertumbuh hingga 3-3,5 cm; berdaging dan merah terang seperti matang buah. en.wikipedia.com

2.1.1. Sistematika Tumbuhan

Sistematika tumbuhan rosela : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Malvales Suku : Malvaceae Marga : Hibiscus Species : Hibiscus sabdariffa L. Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Nama Lain Sinonim

Sinonim : Asam paya Nama umum : Rosela Nama daerah : Dalam bahasa Melayu, tanaman ini dikenal dengan nama Asam Paya, Asam Kumbang atau Asam susur.

2.1.3. Kandungan Kimia

Kelopak bunga rosela mengandung protein, serat, dan asam askorbat. Kandungan mineral dari kelopak rosela kalsium, magnesium, kalium, natrium, besi dan zinc Babalola, 2001. Asam hidroksisitrat, asam hibiscus, asam klorogenik, Myricetin 3-arabinogalactoside, Quercetin 3-sambubioside, 5-O- Caffeoylshikimic acid, Quercetin 3-rutinoside, Quercetin 3-glucoside, Kaempferol 3-O-rutinoside, N-Feruloyltyramine, Kaempferol 3-p-coumarylglucoside, Quercetin, Delphinidin 3-sambubioside, Cyanidin 3-sambubinoside, 7- Hydroxycoumarin Rodríguez-Medina, 2009.

2.1.4. Khasiat dan Penggunaan

kelopak bunga Rosella dapat mengatasi berbagai macam penyakit, di antaranya: antioksidatif, antimutagenik, antikanker, hipolipidemik, protektif hati Tzu Li Lin et al., 2007 antihipertensif, retensi garam pada urin Hussaini, 2004 Hipokolesterolemik Habibullah, 2007 pengobatan terhadap infeksi saluran kencing en.wikipedia.com Universitas Sumatera Utara

2.2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang disari mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat DitJen POM, 2000. Hasil ekstraksi disebut ekstrak. Ekstrak bisa dalam bentuk sediaan kering, kental dan cair. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk DitJen POM, 1979. Ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. Maserasi Maserasi adalah proses pangekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus-menerus Ditjen POM, 2000. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan Ditjen POM, 2000. Universitas Sumatera Utara 3. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu selama dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna Ditjen POM, 2000. 4. Soxhletasi Soxhletasi adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus yang sampelnya dibungkus dengan kertas saring sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Ditjen POM, 2000. 5. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pangadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C Ditjen POM, 2000. 6. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit Ditjen POM, 2000. 7. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000. Universitas Sumatera Utara 8. Destilasi Uap Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap, bahan simplisia benar-benar tidak tercelupkan ke air yang mendidih, namun dilewati oleh uap air sehingga kandungan senyawa menguap ikut terdestilasi DitJen POM, 2000.

2.3. Kolesterol

Dokumen yang terkait

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

DAYA ANTIBAKTERI REBUSAN KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN Lactobacillus acidophilus

0 5 15

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH DAN BERAT BADAN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

1 12 77

FORMULASI SEDIAAN COMPRESS LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn.) FORMULASI SEDIAAN COMPRESS LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-PEG 6000.

0 0 20

FORMULASI SEDIAAN SOFT LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn.) DENGAN BASIS FORMULASI SEDIAAN SOFT LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn.) DENGAN BASIS GELATIN DAN GLISERIN.

0 0 15

Pengaruh Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Galur Wistar yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 2 16

Efek Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 19

Pengaruh Pemberian Infus Kelopak Kering Rosella (Hibiscus sabdariffa) Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus | Octavia | Jurnal Farmasi Sains dan Terapan 1 SM

0 0 5

Macam dan Dosis Pupuk Organik terhadap Hasil dan Kadar Antosianin Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa)

0 0 6