Flavonoid telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama beberapa abad dan diakui sebagai polifenol tanaman yang bersifat sebagai antioksidan yang
sangat kuat. Mengingat struktur polifenolnya, kemampuan menyumbangkan elektron dan hidrogen terhadap radikal bebas adalah fitur utama dari sifat
antioksidan Weber., dkk, 2009. Efek flavonoid terhadap macam-macam organisme sangat banyak
macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional. Aktivitas antioksidan flavonoid
tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengatasi gangguan fungsi hati. Flavonoid tertentu dalam makanan
tampaknya menurunkan agregasi platelet dan dengan demikian mengurangi pembekuan darah, tetapi jika dipakai pada kulit, flavonoid menghambat
pendarahan Robinson, 1995.
2.9 Ekstraksi
Ekstrasi adalah kegiatan penarikan kandungan senyawa kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Depkes, 2000. Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu: Depkes, 2000
1. Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman
menggunakan pelarut dengan pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus disebut maserasi kinetik sedangkan
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi.
2. Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian semplisia dengan pelarut yang selalu
baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaban bahan, tahap
perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus-menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
3. Refluks Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
4. Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada
temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
⁰C. 5. Sokletasi
Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakuakan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin baik. 6. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90
⁰C selama 15 menit.
Universitas Sumatera Utara
7. Dekok Dekok adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada
temperatur 90 ⁰C selama 30 menit.
2.10 Spektroforometri UV-Visibel
Spektrofotometri merupakan langkah lanjut pemeriksaan visual, yaitu dengan menggunakan alat untuk mengukur absorbansi energi radiasi bermacam-
macam zat kimia dan memungkinkan dilakukan dengan pengukuran kualitatif dan kuantitatif dari suatu zat dengan ketelitian yang lebih besar Day, dkk., 1986.
Spektrofotometer UV-Vis sangat berguna dalam usaha melengkapai data untuk elusidasi struktur menjadi lebih mudah, namun karena informasi penting
yang diperoleh kebanyakn hanya senyawa kromofornya tinggi seperti sistem polikromatik dan heterosiklik, maka hanya pada senyawa-senyawa tertentu saja
digunakan spektrofotometer UV-Vis Silverstein., dkk, 1991 Spektrofotometer serapan adalah pengukuran serapan radiasi
elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit, mendekati monokromatik, yang diserap zat. Spektrofotometri ultraviolet dengan panjang
gelombang 190-380 nm dan visibel cahaya tampak dengan panjang gelombang 380-780 Depkes, 1979
2.11 Metode DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl