untuk memperbaiki iklim usaha di daerah tersebut. Dari hasil pemaparan ini bisa terlihat bahwa dengan adanya pembentukan KPPTSP kurang mendapatkan
perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah kabupaten Gayo Lues serta disinyalir pembentukan KPPTSP di kabupaten Gayo Lues hanya ingin mematuhi
dan menuruti kemauan dari Pemerintah Pusat untuk membentuk dan menerapkan pola pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
5.2.4 Ketersediaan FasilitasSarana dan Prasarana Pelayanan
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas dalam memberikan pelayanan. Jika dinilai dari
ketersediaan tasilitas-fasilitas di KPPTSP kabupaten Gayo Lues cukup memprihatinkan, dimana fasilitas-fasilitas yang ada sangat tidak terbatas dan
kurang bisa diharapkan untuk menunjang kelancaran administrsi pelayanan perizinan karena memang kuraang memadai.
Saat ini KPPTSP Gayo Lues merupakan sebuah kantor kecil yang berukuran sekitar 13 x 6 meter, dengan status disewa, yang dianggap kurang layak
menjadi tempat pelayanan perizinan, ditambah lagi tidak didukung oleh beberapa fasilitas-fasilitas lainnya seperti komputer yang berjumlah 6 unit, mesin printer
yang hanya berjumlah 3 unit tetapi yang dapat beroperasi hanya 2 unit saja dan alat-alat perlengkapan kantor lainnya.
Jika ditinjau dari banyaknya proses izin yang ditangani, merupakan hal yang tidak tak masuk akal karena dari 49 jenis izin yang akan ditangani,
kemungkinan tidak memenuhi standar pelayanan yang akan diberikan, karena bisa merugikan pihak pengguna jasa perizinan tersebut. Kondisi inilah yang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan banyaknya masyarakat yang menyatakan bahwa ketersediaan fasilitas di KPPTSP sangat kurang memadai, yang membuat mereka tidak
mendapat kenyamanan dalam pengurusan izin tersebut. Faktor-faktor seperti inilah yang menyebabkan turunnya kualitas pelayanan perizinan.
5.2.5 Peningkatan Jumlah Masyarakat Yang Mengurus Izin
Untuk melihat efektivitas pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Gayo Lues adalah salah satunya dengan melihat adanya
peningkatan masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan perizinan di KPPTSP tersebut, setelah dibentuknya kantor tersebut.
Adanya suatu peningkatan jumlah masyarakat dalam mengurus izin usaha di kabupaten Gayo Lues merupakan indikator yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bahwa setelah dibentuknya KPPTSP membawa perubahan yang signifikan terhadap pelayanan dibidang perizinan. Dengan bertambahnya
masyarakat yang mengurus perizinan di kabupaten Gayo Lues merupakan keadaan yang bisa menjelaskan gambaran perkembangan iklim usaha serta
investesi masyarakat dalam rangka implementasi pembangunan daerah di kabupaten Gayo Lues. Jika hal ini bisa terwujud merupakan kabar gembira bagi
peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Di bawah ini akan dijelaskan perkembangan peningkatan masyarakat
yang mengurus perizinan di KPPTSP di Kabupaten Gayo Lues selama 3 bulan terakhir yakni pada bulan Oktober, November dan Desember, untuk lebih jelas
lihat tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20 Perkembangan Peningkatan Jumlah Masyarakat Yang Mengurus Izin
Selama Bulan Oktober, November dan Desember 2009
No. Jenis Pelayanan
BULAN Oktober November Desember
1. Izin Mendirikan Bangunan
IMB 6
3 7
2. Izin Gangguan Tempat Usaha
HO 15
7 19
3. Izin Tempat Usaha
24 11
4 4.
Izin Usaha Perdagangan 14
3 2
5. Izin Praktek Dokter Umum
- 1
- 6.
Izin Usaha Penggilimgan Padi IUPP
- -
14
Total
59 25
46 Sumber : Laporan Kinerja Triwulan IV KPPTSP kabupaten Gayo Lues
Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan peningkatan jumlah masyarakat yang mengurus perizinan di KPPTSP kabupaten
Gayo Lues yaitu pada bulan Oktober total keseluruhan perizinan yang diurus oleh masyarakat berjumlah 59 izin, selanjutnya pada bulan November jumlah izin yang
diurus sebanyak 25 izin, kemudian pada bulan Desember berjumlah 46 izin. Untuk memperjelas perkembangan peningkatan jumlah masyarakat
yang telah mengurus izin berdasarkan dari jenis masing-masing izin tersebut, berikut akan digambarkan dalam bentuk grafik agar perkembangannya bisa
terlihat dengan jelas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Grafik Perkembangan Jumlah izin yang telah diurus oleh masyarakat selama
Bulan Oktober, November dan Desember 2009 di KPPTSP kabupaten Gayo Lues
Dari gambar grafik di atas terlihat bahwa untuk bulan Oktober, izin Tempat usaha merupakan izin yang paling tinggi frekuensinya yaitu berjumlah 24
orang yang mengurus izin tersebut, tetapi pada bulan November menurun menjadi 11 orang yang mengurus izin tersebut, kemudian pada bulan Desember
masyarakat yang mengurus Izin Tempat Usaha menurun lagi menjadi hanya 4 orang. Untuk Izin Gangguan Tempat Usaha HO pada bulan Oktober banyaknya
izin tersebut diurus oleh masyarakat berjumlah 15 orang, selanjutnya pada bulan November menurun menjadi hanya berjumlah 7 orang saja, pada bulan Desember
pengurusan izin tersebut kembali meningkat yaitu menjadi 19 orang. Untuk Izin Usaha Perdagangan frekuensi masyarakat yang mengurus izin tersebut tinggi
hanya pada bulan Oktober yaitu berjumlah 14 orang kemudian pada bulan November menuruna drastis menjadi 3 orang dan pada bulan Desember menurun
lagi menjadi 2 orang saja. Untuk Izin Mendirikan Bangunan IMB frekuensi
5 10
15 20
25 30
Bulan Izin Usaha Mendirikan
Bangunan Izin Gangguan Tempat Usaha
Izin Tempat Usaha Izin Usaha Perdagangan
Izin Usaha Penggilingan Padi IUPP
Izin Praktek Dokter Umum
Oktober Nopember
Desember
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang mengurus izin tersebut pada bulan Oktober berjumlah 6 orang, pada bulan berikutnya menurun menjadi berjumlah 3 ornag, kemudian pada bulan
Desember meningkat kembali menjadi 7 orang yang mengurus izin tersebut. Selanjutnya untuk Izin Usaha Penggilingan Padi IUPP baru ada yang
mengurusnya yaitu pada bulan Desember dengan jumlah 14 orang begitu juga dengan Izin Praktek Dokter Umum baru ada yang mengurusnya pada bulan
November yaitu hanya 1 orang saja. Penjelasan tabel dan grafik di atas telah menjelaskan bahwa kehadiran
KPPTSP di kabupaten Gayo Lues untuk melayani bidang perizinan masih belum bisa membawa perubahan pada peningkatan jumlah masyarakat untuk mengurus
perizinan, setelah selama 8 bulan kantor tersebut menerima pelimpahan wewenang untuk melayani perizinan. Dan dari selama tiga bulan tersebut izin
yang berjalan hanya 6 jenis perizinan. Dari gambaran tersebut, adanya peningkatan untuk sebagian perizinan
yang frekuensinya meningkat, bukanlah usaha atau program kerja dari KPPTSP melainkan keinginan dan kesadaran masyarakat sendiri untuk mengurus izin
tersebut. Yang mulanya masyarakat tersebut merupakan pelanggan dari instansidinas yang melayani izin sebelumnya, yang dialihkan ke KPPTSP.
Hal ini terjadi karena semenjak KPPTSP berdiri, belum ada program kerja kantor tersebut yang memberi informasi atau melakukan sosialisasi kepada
msyarakat untuk mendorong minat dan kesadaran masyarakat untuk mengurus perizinan sehingga kemajuan perkembangan jumlah masyarakat yang mengurus
perizinan dapat meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Oleh sebab itu, banyak diantara masyarakat memiliki usaha tetapi tidak memiliki izin disebabkan karena banyak diantara masyarakat tidak mengetahui
pembentukan KPPTSP yang menerapkan pola pelayanan terpadu dalam pengurusan izin. Ketiadaan sosialisai kepada masyarakat dan tidak berfungsinya
lembaga pengawasan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap perkembangan iklim usaha di masyarakat, sehingga menjadikan
konsumenpelanggan KPPTSP tidak banyak bertambah. KPPTSP tersebut dibiarkan berjalan tanpa adanya program dan terobosan yang dapat mendorong
keinginan masyarakat untuk mengurus izin usahanya. Seharusnya baik Pemerintah Daerah, KPPTSP serta institusi lainnya
melakukan sebuah program yang dapat menarik minat dari masyarakat untuk mengurus izin dengan menjelaskan manfaat dan kegunaan dari adanya izin legal
tentang usaha yang mereka jalankan sehingga masyarakat yang belum mengurus izin dapat segera mengurus izin usahanya.
5.3 Kualitas Pelayanan di KPPTSP