Definisi Konsep Definisi Operasional

8. Jika hasil pemeriksaan berkas permohonan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku maka dilakukan peninjauan lapangan yang dilanjutkan dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan. 9. Jika hasil pemeriksaan lapangan tersebut tidak sesuai, maka tim me- ‘rekomendasi tidak layaktidak dapat’ dan mengembalikan berkas permohonan kepada pemohon. membuat surat penolakan. 10. Jika hasil pemeriksaan lapangan tersebut sesuai, maka tim me- ‘rekomendasikan layakdapat’ maka permohonan perizinan di lanjutkan untuk proses dengan : a. Naskah perizinan diterbitkan dicetak oleh PTSP. b. Naskah perizinan ditandatangani oleh kepala PTSP. c. Pemohon menerima informasi bahwa surat izin selesai. d. Pemohonan melakukan pembayaran di loket kasirbank. e. Petugas loket kasirbank memberi bukti pembayaran f. Pemohon mengambil surat izin. g. Petugas loket pengambilan menyerahkan tanda terima dan surat izin http:kpptsp.bandaaceh.kota.go.id

1.6. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:37. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Berdasarkan pengertian terdebut, maka penulis Universitas Sumatera Utara mengemukakan definisi dari beberap konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini : a. Efektivitas pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP adalah pengukuran mengenai tercapainya suatu sasaran dan tujuan organisasi KPPTSP sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, tepat waktu dan tepat hasil. b. Kualitas pelayanan publik adalah mutukualitas suatu produk barang atau jasa pelayanan yang diberikan oleh birokrasi atau aparat pemerintah dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, sehingga kebutuhan dan keinginan masyarakatpelanggan dapat terpenuhi dengan baik. Kualitas pelayanan publik erat hubungannya dengan pelayanan yang sistematis dan komprehensif yang dikenal dengan pelayanan prima. c. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah suatu kebijakan penyelenggaraan kegiatan pelayanan jasa perizinan dan nonperizinan yang prosesnya dilakukan secara terpadu dalam satu tempat.

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel sehingga dalam pengukuran dapat diketahui indikator-indikator pendukung apa saja yang dapat diukur dari variabel tersebut Singarimbun, 1995:46. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Efektivitas pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP, indikatornya : Universitas Sumatera Utara a. Sasarantujuan, dalam arti semua rencana atau program yang telah dirumuskaan dan dilaksanakan berjalan sesuai dengan yang telah diharapkanditetapkan. b. Adanya wewenang yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dalam mengelola dan memproses izin. c. Peraturan-peraturan, yang digunakan sebagai pedoman dan landasan kerja dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan perizinan. d. Ketersedian segala sarana dan prasarana yang mendukung, dalam arti terpenuhinya sarana, teknologi atau unsur-unsur teknis yang dapat menunjang kegiatan pemberian pelayanan perizinan di KPPTSP. e. Output, dalam arti adanya peningkatan jumlah pelanggankonsumen yang memakai jasa Kantor Palayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu itu. 2. Kualitas pelayanan yang diberikan, indikatornya : a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedurtata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit serta mudah dipahami dan dilaksanakan. b. Kompetensi SDM dan sikap yang sopan, ramah petugas pemberi pelayanan yang mampu memberikan pelayanan perizinan dengan baik. c. Ekonomis, dalam arti penetapan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar dan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan pelanggan masyarakat untuk membayar biaya pelayanan tersebut. Universitas Sumatera Utara d. Waktu pelayanan, bahwa adanya kejelasan atau keefektifan waaktu penyelesaian proses pelayanan perizinan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau bisa lebih cepat dati waktu yang telah ditetapkan. e. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN