TEKNIK PENGUMPULAN DATA Deskripsi Data Identitas Informan

informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan penelitian tersebut. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah : 1. Yang menjadi informan kunci adalah masyarakat yang berhubungan dan mempunyai kepentingan dengan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP tersebut, yang berjumlah 35 orang yang disesuaikan dengan jenis izin yang diurus.: Izin Tempat Usaha 18 orang Izin Gangguan Tempat Usaha HO 3 orang Izin Mendirikan Bangunan IMB 4 orang Izin Usaha Jasa Kontruksi IUJK 4 orang Izin Rumah Sakit Bersalin 1 orang Izin Usaha Perdagangan 5 orang Total 35 orang 2. Yang menjadi informan biasa dalam penelitian ini adalah : Kepala kantor 1 orang Kepala Tata Usaha 1 orang Kasi Pelayanan Perizinan 1 orang Pegawai KPPTSP 2 orang Total 5 orang.

2.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data. Berikut ini diuraikan kedua teknik pengumpulan data tersebut :

1. Teknik Pengumpulan Data primer

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. data primer dilakukan dengan instrumen : a. Wawancara inteview Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait, dan berhadapan langsung dengan informan atau key informan yang dianggap mengerti mengenai permasalahan yang diteliti. b. Observasi. Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta emperik yang kasat mata dan guna memperoleh dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang diteliti yang terlihat di kancah penelitian. c. Quesioner angket Quesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2005:162.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh untuk mendukung data primer. Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori dari dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, Koran atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian. b. Dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan dokumen tertulis, gambar, foto atau benda-benda lain yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

2.5 TEKNIK ANALISA DATA

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data yang kualitatif. Analisa data kualitatif adalah analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan data, fakta dan informasi. Jadi teknik analisa data dilakukan dengan penyajian data yang terdapat melalui keterangan yang diperoleh dari informan selanjutnya dinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diinginkan. Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3. 1 Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Gayo Lues

Dengan berlakunya UU No. 5 Tahun 1974, maka status kewedanan diganti dengan sebutan Pembantu Bupati. Namun sejak tahun 1975 sampai dengan 1981 status Gayo Lues masih dalam status transisi karena Gayo Lues dijadikan daerah koordinator Pemerintahan untuk 4 kecamatan. Baru pada tahun 1982 kewedanan Gayo Lues dijadikan wilayah Pembantu Bupati Gayo Lues yang dipimpin oleh Pembantu Bupati. Berhubung keterbatasan wewenang dan ditambah lagi luasnya daerah yang harus dikoordinir dan lagi minimnya PAD Aceh Tenggara ada kesan kemajuan pembangunan Gayo Lues dianaktirikan. Pada pertengahan tahun 90-an transportasi Gayo Lues agak mendekati titik terang dengan berfungsinya sarana jalan sehingga menjadikan kota Blangkejeren simpang empat antar daerah kabupaten lainnya di lingkungan provinsi NAD yaitu Blangkejeren-Takengon, Blangkejeren-Aceh Selatan, Blangkejeren-Kutacane, Blangkejeren-Aceh Timur. Hal ini memicu percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah Gayo Lues yang mendukung PMDN dan PMDA untuk menanam modal. Faktor intern di atas ditambah lagi faktor ekstern dengan diresmikannya Pembantu Bupati Simelu menjadi Kabupaten Administratif, menyusul Pembantu Bupati Bireun dan Pembantu Bupati Singkil menjadi kabupaten. Hal inilah yang merangsang masyarakat Gayo Lues untuk mengikuti jejak dari daerah-daerah di atas. Universitas Sumatera Utara Atas pertimbangan tersebut di atas, maka pada akhir tahun 1997 beberapa orang tua bermusyawarah di Blangkejeren untuk memperjuangkan Gayo Lues menjadi kabupaten Administratif. Untuk itu dibentuk sebuah panitia kecil yang dinamakan Panitia Persiapan Peningkatan Status Wilayah Pembantu Bupati Gayo Lues Blangkejeren. Kabupaten Aceh Tenggara dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Drs.H. Maat Husin Wakil Ketua : H. Abdullah Wirasalihin Wakil Ketua : Ak Wijaya Wakil Ketua : Syahuddin Thamrin Sekretaris : H. M Saleh Adami Wakil Sekretaris : Drs. Bunyamin. S Bendahara : H. M Yakoeb Mas Dilengkapi dengan Biro-biro : Biro Keuangan : Drs. H Saniman M Biro Pendapatan : Drs. H Ramli S, MM Biro Humas : Syaril AW Biro Seni Budaya : H. Ibrahim Sabri Biro HukumDok : Drs. H Salim Wahab Biro Adat : A Rahim Biro Umum : Rajab Abdullah Maksud dan tujuan pembentukan panitia ini disampaikan kepada Bupati Aceh Tenggara. Bertepuk tidak sebelah tangan, Bupati sangat setuju dan Universitas Sumatera Utara mendukung gagasan yang baik ini. Panitia meminta Bupati agar menyurati Gubernur dan Ketua DPRD I Aceh. Permintaan ini disanggupi Bupati dan ketua DPRD II Aceh Tenggara dengan mengirim surat kepada Gubernur dan ketua DPRD Aceh. Petinggi Aceh lalu menyurati menteri yang terkait di Jakarta termasuk pimpinan DPR, pimpinan Parpol dan lain-lain yang di rasa patut. Proses di Jakarta sedikit agak terhambat mengingat kondisi negara pun belum begitu stabil. Karena itu panitia, Pemerintah Aceh Tenggara masyarakat Gayo Lues yang berdomisili di Jakarta berjuang terus tanpa mengenal lelah, tanpa biaya yang melimpah, bekerja tanpa pamrih demi terwujudnya sebuah Kabupaten. Tahun 2000 delegasi dikirim ke Jakarta dari Aceh Tenggara untuk penjajakan dan menemui Menteri Dalam Negeri, pimpinan DPR dan pimpinan Parpol untuk mohon bantuan. Setelah melalui proses yang agak panjang akhirnya pada tanggal 30 Agustus 2001 DPOD menetapkan 4 calon kabupaten dari Aceh dinyatakan lulus menjadi Kabupaten, sedangkan Gayo Lues dikaji ulang. Masyarakat Gayo Lues, Pemda Aceh Tenggara, Pemerintah Daerah Aceh, merasa tidak puas dan kecewa, lalu mengirim delegasi lagi ke Jakarta menemui Petinggi di Jakarta termasuk Wapres kepada mereka dimohon dengan hormat agar Gayo Lues dapat diluluskan menjadi Kabupaten dalam sidangnya pada tanggal 18 Oktober 2001. Tidak lama kemudian pemerintah mengusulkan RUU pembentukan Kabupaten Gayo Lues ke DPR-RI. Dalam sidang DPR-RI pada tanggal 11 Maret 2002 seluruh fraksi menyetujui Gayo Lues menjadi Kabupaten beserta 11 KabupatenKota lainnya. Setelah itu masyarakat Gayo Lues mengusulkan kepada Bupati Aceh Tenggara daftar 5 Calon Pelaksana Tugas Bupati yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Drs. Ramli S 2. Drs. H. Syamsul Bahri 3. Drs. H. Harun Al-Rasyid 4. Ir. Muhammad Ali Kasim, MM 5. Drs. Abdul Gafar Pada tanggal 2 Juli 2002 Gayo Lues beserta 21 KabupatenKota lainnya diresmikan oleh Mendagri Hari Sabarno sebagai sebuah Kabupaten. Pada tanggal 6 Agustus Gubernur NAD Ir. Abdullah Puteh melantik Ir. Muhammad Ali Kasim, MM menjadi Pejabat Bupati Gayo Lues di Kutacane. Dengan demikian selesai sebuah perjuang yang suci untuk mewujudkan sebuah Kabupaten yang dicita- citakan.

3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Gayo Lues

Kabupaten Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3º40’46,13”-4º16’50,45” LU 96º43’15,65”-97º55’24,29” BT

3.1.2 Profil Pemerintahan

Daerah Gayo Lues mencakup 57 dari wilayah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 kecamatan, dengan perincian sebagai berikut : 1. Kecamatan Blangkejeren 2. Kecamatan Kuta Panjang 3. Kecamatan Pining 4. Kecamatan Rikit Gaib 5. Kecamatan Terangon Universitas Sumatera Utara 6. Kecamatan Putri Betung 7. Kecamatan Blang Pegayon 8. Kecamatan Dabun Gelang 9. Kecamatan Blang Jerango 10. Kecamatan Tripe Jaya 11. Kecamatan Pantan Cuaca

3.1.3 Penduduk

Jumlah masyarakat kabupaten Gayo Lues 31.184 [1] dengan kepadatan penduduk 14 jiwa km 2 . Mayoritas penduduk Kabupaten Gayo Lues berasal dari etnik Gayo , bermukim pula di sana warga dari suku Aceh, Alas, Batak dan Jawa

3.2 Gambaran Umum KPPTSP Kabupaten Gayo Lues

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP dibentuk dengan Peraturan Bupati Gayo Lues Nomor : 03 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja KPPTSP Kabupaten Gayo Lues dan Peraturan Bupati Nomor : 04 Tahun 2007 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gayo Lues. Pejabat struktural pada KPPTSP dilantik pada tanggal 2 Juli 2007 berdasarkan SK Bupati Nomor : Peg. 821.3462007 Universitas Sumatera Utara

3.2.1 Letak Geografis Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gayo Lues

Kasntor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP Kabupaten Gayo Lues berada di Km 0,1 100 m dari pusat kota Blangkejeren yang merupakan ibukota dari Kabupaten Gayo Lues. Dengan batas-batas kantor sebagai berikut : 1. Sebelah barat berbatasan dengan Pendopo Bupati Gayo Lues. 2. Sebelah timur berbatasan dengan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat. 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Disperindagkop. 4. Dan sebelah selatan berbatasan dengan Lapangan Balai Musara Kabupaten Gayo Lues PT. Bank BPD Aceh Cabang Blangkejeren

3.2.2 Visi dan Misi KPPTSP Kabupaten Gayo Lues Visi

Pelayanan Yang Berkualitas dan Tuntas Masyarakat Puas Misi 1. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan kepada masyarakat. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangunan melalui perizinan. 3. Meningkatkan citra aparatur penerimaan dengan memberikan pelayanan yang mudah, cepat, aman, transparan, ramah dan pasti. Universitas Sumatera Utara 4. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia dibidang pelayanan perizinan.

3.2.3 Tugas Pokok dan fungsi KPPTSP Kabupaten Gayo Lues

A. Tugas Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP Kabupaten Gayo Lues mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan ketepatan. B. Fungsi Kantor Pelayanan Perizina Terpadu Satu Pintu KPPTSP mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan penyusunan program kantor. 2. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan. 3. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan. 4. Pelaksanaan administrsi pelayanan perizinan Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan. C. Tujuan 1. Mewujudkan pelayanan yang prima melalui peningkatan kualitas SDM aparatur dan sistem kinerja yang baik 2. Menciptakan kepuasan masyarakat sehingga masyarakat akan ikut aktif berperan serta dalam pelaksanaan pembangunan daerah Universitas Sumatera Utara D. Sasaran 1. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah PAD dari sektor perizinan 2. Meningkatnya kinerja layanan perizinan 3. Meningkatnya kualitas SDM layanan perizinan

3.2.4 Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Gayo Lues

Ada beberapa dasar hukum yang menjadi pertimbangan pembentukan KPPTSP di Kabupaten Gayo Lues sebagai berikut : 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terapadu Satu Pintu. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah. 3. Peraturan Bupati Gayo Lues Nomor : 03 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja KPPTSP Kabupaten Gayo Lues. 4. Peraturan Bupati Nomor : 04 Tahun 2007 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gayo Lues. 5. Qanun Kabupaten Gayo Lues Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP Kabupaten Gayo Lues. 6. Keputusan Bupati Gayo Lues Nomor : 180492009, tanggal 20 Februari 2009 tentang Pendelegasian Kewenangan Pelaksanaan Perizinan Kepada Universitas Sumatera Utara Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gayo Lues. 7. Keputusan Bupati Gayo Lues Nomor : 180502009, tanggal 20 Februari 2009 tentang Pendelegasian Wewenangan Menandatangani Perizinan Dalam Kabupaten Gayo Lues. 8. Komitmen Gubernur Provinsi NAD dan Bupati Gayo Lues dalam memberantas KKN serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

3.2.5 Jenis Perizinan Yang Ditangani Oleh KPPTSP Kabupaten Gayo Lues

Untuk saat ini izin yang ditangani, diterima dan diproses oleh KPPTSP berjumlah 49 jenis izin, adapun jenis izin tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan kewengan dari pejabat yang menanda tangani izin-izin tersebut, yaitu sebagai berikut : Izin yang ditanda tangani oleh Bupati Gayo Lues, yakni : 1. Izin Prinsip 2. Izin Lokasi Skala Besar 3. Izin Pendirian Rumah Sakit Bersalin 4. Izin Pendirian Balai Pengobatan 5. Izin Pendirian Apotik 6. Izin Pendirian Optik 7. Izin Pendirian Toko Obat 8. Izin Pengobatan Tradisional 9. Izin Produksi Makanan dan Minuman 10. Izin Pendirian Rumah Sakit Swasta Universitas Sumatera Utara 11. Izin Pendirian Pusat Kebugaran 12. Izin Praktek Dokter Spesialis 13. Izin Praktek Bersama Dokter Spesialis 14. Izin Usaha Perternakan IUP 15. Izin Usaha Jasa Konstruksi IUJK 16. Izin Gangguan Tempat Usaha HO Izin yang ditanda tangani oleh kepala SKPD terkait masing-masing, yaitu : 1. Izin Praktek Bersama Dokter UmumDokter Gigi 2. Izin Praktek Dokter Umum 3. Izin Tempat Praktek Bidan 4. Izin Praktek PerawatIzin Kerja Perawat 5. Izin Praktek Tukang Gigi 6. Izin Praktek Perawat Gigi 7. Izin Praktek Asisten Apoteker 8. Izin Praktek Fisiotrafi 9. Izin Praktek Refleksionis Optional 10. Izin Pendirian Laboratorium Kesehatan 11. Izin Tanda Daftar Gudang TDG 12. Izin Pendirian Penggunaan Katel Uap 13. Izin Usaha Pemotongan Hewan 14. Izin Depot Air Minum Isi Ulang 15. Izin Usaha Hotel 16. Izin Usaha Perdagangan Universitas Sumatera Utara Izin yang ditanda tangani oleh kepala KPPTSP Kabupaten Gayo Lues, yaitu sebagai berikut : 1. Izin Mendirikan Bangunan IMB 2. Izin Tempat Usaha Non HO 3. Izin Usaha Industri IUI 4. Izin Tanda Daftar Perusahaan ITDP 5. Izin Tanda Daftar Industri ITDI 6. Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum 7. Izin Usaha Rumah Makan 8. Izin Usaha Salon Kecantikan 9. Izin Usaha BiroAgen Perjalanan Wisata 10. Izin Pondok Wisata 11. Izin Penutupan Jalan 12. Izin Pemasangan Reklame 13. Izin Usaha Penggilingan PadiHuller dan Penyosotan Beras 14. Izin Pendirian Lembaga Pendidikan 15. Izin Penggunaan Instalasi Listrik 16. Izin Trayek Tetap 17. Izin Usaha Angkutan 18. Izin Kursus Dari pengklasifikasian jenis perizinan yang diproses di KPPTSP berdasarkan kewenangan dari pejabat yang menada tangani penerbitan surat-surat izin tersebut menjadi 50 izin, karena Izin Tempat Usaha dikelompokan menjadi dua yaitu Izin Tempat Usaha Non HO dan Izin Gangguan Tempat Usaha HO Universitas Sumatera Utara

3.2.6 Susunan Orgnisasi

Adapun Susunan organisasi pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP terdiri dari : 1. Kepala kantor 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi Pelayanan Perizinan 4. Seksi Pelayanan Non Perizinan 5. Seksi Pelaporan dan Evaluasi 6. Seksi Informasi dan Pengaduan 7. Tim Teknis 8. Kelompok jabatan Fungsional MEKANISME PELAYANAN PERIZINAN KPPTSP KABUPATEN GAYO LUES Proses Penyerahan Dokumen Izin Informasi Data Pemeriksaan Pemeriksaan Berkas Berkas Loket PelayananPendaftarann Retribusi Universitas Sumatera Utara STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KPPTSP KABUPATEN GAYO LUES KEPALA KANTOR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB. BAGIAN TATA USAHA SEKSI PELAYANAN PERIZINAN SEKSI PELAYANAN NON PPERIZINAN SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN SEKSI INFORMASI DAN PENGADUAN TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang telah diperoleh dari lapangan. Data primer ini merupakan hasil observasi, penyebaran kuesioner kepada 35 informan serta teknik wawancara secara mendalam yang dilakukan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan perizinan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP kabupaten Gayo Lues yang dijadikan sebagai informan kunci dalam penelitian ini serta wawancara kepada kepala KPPTSP dan para pegawai yang dijadikan sebagai informan tambahan yang dianggap mampu memberi penjelasan tentang permasalahan yang sedang diteliti. Penyajian data hasil penelitian ini akan menguraikan hasil-hasil penelitian yang meliputi penyajian data dalam bentuk distribusi tunggal. Melalui distribusi tunggal ini akan diketahui dengan jelas data-data yang terkumpul melalui angketkuesioner yang telah disebarkan pada saat penelitian dilakukan di KPPTSP Kabupaten Gayo Lues.

4.1 Deskripsi Data Identitas Informan

Data identitas informan mencakup distribusi data informan menurut jenis kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan dan pekerjaan sertaa jenis izin yang diajukan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka identitas informan dapat diuraikan seperti di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 1. Jenis Kelamin Jenis kelamin informan terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Distribusi jawaban berdasarkan jenis kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1. Laki-laki 27 77,1 2. Perempuan 8 22,9 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa mayoritas informan pada penelitian ini adalah kebanyakan berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 27 orang laki-laki 77,1, sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 8 orang 22,9. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa masyarkat yang menggunakan jasa perizinan di KPPTSP Kabupaten Gayo Lues adalah kebanyakan berjenis kelamin laki-laki. Dari penyajian data berdasarkan jenis kelamin di atas, tergambarkan bahwa khusus di masyarakat Kabupaten Gayo Lues sendiri, kebanyakan masyarakat yang mengunakan jasa pelayanan perizinan di KPPTSP mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Data ini menunjukkan bahwa memang laki-laki masih mendominasi pekerjaanaktivitas diluar urusan rumah tangga artinya kepercayaan masyarakat pada budaya yang merugikan kaum perempuan masih ada. Dan hasil data ini juga bukan berarti adanya persyaratan yang mendiskritkan perempuan sehingga persentase laki-laki lebih banyak ketimbang perempuan dalam hal pengurusan izin. Universitas Sumatera Utara 2. Status Perkawinan Di bawah ini merupakan hasil jawaban informan berdasarkan status perkawinan para informan yang persentase dapat di lihat di bawah ini : Tabel 2 Distribusi jawaban berdasarkan Status Perkawinan No. Status perkawinan Jumlah Persentase 1. Kawin 31 88,6 2. DudaJanda 1 2,8 3. Belum Kawin 3 8,6 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan status perkawinan, informan yang telah kawin sebanyak 31 orang 88,6, selanjutnya sisanya adalah informan yang berstatus jandaduda yakni sebanyak 1 orang 2,9, dan informan yang belum kawin sebanyak 3 orang 8,6 . Dari penyajian tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan informan sudah berstatus kawinmenikah. 3. Usiaumur Usia informan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bagian. Pembagian usia diberi jarak sembilan interval. Hal ini bertujuan mengklasifikasikan informan berdasarkan rentang jarak usia yang dimiliki oleh para informan. Mengenai mayoritas rentang usia dari para informan penelitian ini, dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 3 Distribusi jawaban berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Persentase 1. 20 0,0 2. 21-30 7 20,0 3. 31-40 19 54,3 4. 41-50 6 17,1 5. 50 3 8,6 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kebanyakan rentang usia informan adalah berusia 31-40 tahun sebanyak 19 orang 54,3, selanjutnya rentang usia informan 21-30 tahun yakni sebanyak 7 orang 20, sedangkan sisanya adalah 3 orang 8,6 adalah informan yang memiliki rentang usia di atas 50 tahun. 4. Pendidikan Terakhir Pendidikan merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan bernegara, dimana pendidikan bisa dijadikan sarana untuk mendukung bagi suatu pencapaian tujuan dalam meraih suatu kesuksesan. Pendidikan pada umumnya mempengaruhi pola pikir seseorang dan juga penafsiranpenalaran akan suatu hal. Berikut adalah tabel data informan berdasarkan pendidikan terakhir. Universitas Sumatera Utara Tabel 4 Distribusi jawaban berdasarkan Pendidikan terahir No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase 1. SD 1 2,8 2. SMPSederajat 2 5,7 3. SMASederajat 20 57,2 4. DIPLOMA II 1 2,8 5. DIPLOMA III 3 8,6 6. SARJANAS1 8 22,9 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari tabel 4 di atas mengenai distribusi jawaban informan yang dilihat dari pendidikan terakhir informan adalah kebanyakan lulusan SMAsederajat sebanyak 20 orang 57,1, untuk informan yang lulusan sarjana S1 sebanyak 8 orang 22,9 selanjutnya yang berlatar belakang pendidikan terakhirnya tamatan diploma III adalah sebanyak 3 orang juga 8,5, kemudian informan yang merupakan lulusan dari diploma II sebanyak 1 orang 2,9, sisanya adalah lulusan SMPsederajat sebanyak 2 orang 5,7 dan informan lulusan SD debanyak 1 orang 2,9, Dari hasil tabulasi data di atas menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan perizinan di KPPTSP masih berpendidikan SMAsederajat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dorongan dan minat dari mereka sendiri untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi serta juga diakibatkan oleh beberapa faktor seperti saat ini masih belum adanya intitusi pendidikan tinggi UniversitasSekolah Tinggi secara permanen di Kabupaten Universitas Sumatera Utara Gayo Lues, sehingga bagi mereka yang melanjutkan ke perguruan tinggi mereka harus pergi ke luar daerah. 5. Pekerjaan Informan Dari hasil penyebaran angket yang telah dilaksanakan kebanyakan masyarakat yang mengurus izin di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP di Kabupaten Gayo Lues adalah masyarakat yang melakoni pekerjaan sehari-harinya sebagai wiraswasta. Untuk Lebih jelasnya dapat di lihat dalam penyajian data dalam bentuk tabel di bawah ini : Tabel 5 Distribusi jawaban berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Jumlah Persentase 1. Pedagang 7 20,0 2. Wiraswasta 19 54,3 3. Pegawai Negeri Sipil PNS 6 17,1 3. Kontraktor 3 8,6 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan perizinan di KPPTSP Kabupaten Gayo Lues adalah masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta yakni sebanyak 19 orang 54,3, kemudian masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang sebanyak 7 orang 20, dan masyarakat yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 6 orang 45,7 sisanya adalah mereka yang berprofesi sebagai kontraktor sebanyak 3 orang juga 8,5 Universitas Sumatera Utara Kebanyakan masyarakat di Kabupaten Gayo Lues yang memakai jasa adalah mereka yang berprofesi sebagai wiraswasta yaitu masyarakt yang membuka usaha sendiri dan ini merupakan nilai yang sangat besar bagi kabupaten Gayo Lues untuk mendorong perkembangan usaha yang dilakoni oleh sebagian besar masyarakat di daerah tersebut, dengan mempermudah proses pelayanan izin-izin usaha dan serta izin-izin yang lainnya diharapkan perkembangan usaha dan investasi di Kabupaten Gayo Lues sendiri bakal berkembang dengan pesat. Yang membuat Pendapatan Asli Daerah PAD bisa lebih meningkat. 6. Pengurusan Jenis izin Berikut akan disajikan data mengenai jumlah informan yang mengurus izin di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gayo Lues, yang diklasifikasikan berdasarkan izin yang telah diurus oleh para informan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penyajian data dalam bentuk tabela di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 6 Distribusi jawaban berdasarkan Pengurusan Jenis Izin No. Pengurusan Jenis Izin Jumlah Persentase 1. Izin Tempat Usaha 18 51,4 2. Izin Gangguan Tempat Usaha HO 3 8,6 3. Izin Mendirikan Bangunan IMB 4 11,4 4. Izin Usaha Jasa Kontruksi IUJK 4 11,4 5. Izin Rumah Sakit Bersalin 1 2,8 6. Izin Usaha Perdagangan 5 14,4 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari tabel 6 di atas menunjukan bahwa masyarakat yang mengurus izin di Kabupaten Gayo Lues adalah kebanyakan mengurus Izin Tempat Usaha, yakni berjumlah 18 orang 51,4, kemudian masyarakat yang mengurus Izin Usaha Perdagangan berjumlah 5 orang 14,4, selanjutnya masyarakat yang mengurus Izin Mendirikan Bangunan IMB berjumlah 4 orang 11,4, dan masyarakat yang mengurus Izin Usaha Jasa Kontruksi IUJK juga berjumlah 4 orang 11,4 serta sisanya adalah masyarakat yang mengurus Izin Rumah Sakit Bersalin yang hanya 1 orang saja 2,8 Izin-izin yang banyak telah diurus oleh masyarakat di Kabupaten Gayo Lues ialah Izin Tempat Usaha, Izin Mendirikan Bangunan IMB, Izin Usaha Perdagangandan Izin Jasa Kontruksi IUJK. Dari 49 izin yang ditangani oleh KPPTSP masih banyak izin yaang belum dikeluarakan Perda Qanun sehingga KPPTSP belum mengefektifkan pemprosesan izin-izin yang lainnya. Hal ini Universitas Sumatera Utara sesuai dengan yang disampaikan oleh ibu Siti Sahrah, SE. Ak selaku Kepala Seksi Pelayanan Perizinan, beliau mengatakan bahwa : “Terhambatnya pelayanan untuk semua jenis pelayanan perizinan yang telah ditetapkan menjadi kewenangan kantor PPTSP adalah masih banyaknya Qanun yang belum dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, saat ini Qanun tentang perizinan yang telah disahkan hanya empat jenis izin saja diluar Izin Usaha Perdagangan SIUP karena khusus untuk SIUP yang menjadi landasan acuan kita adalah Peraturan Pemerintah yang dikeluarakan oleh Menteri Perdagangan.selebihnya belum disahkan yang membuat kami belum bisa bekerja secara efektif tapi kami tetap melayani pengurusan izin-izin tersebut dengan merujuk pada Peraturan dinasintansi yang menanginya sebelumnya dengan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat SKPD tersebut. Qanun yang telah disahkan yaitu baru untuk Izin Usaha Jasa konstruksi IUJK, Surat Izin Tempat Usaha SITU, Izin Mendirikan Bangunan IMB, Izin Gangguan Tempat Usaha HO”. 4.2 Data Variabel Penelitian Berdasarkan dari judul penelitian yang diteliti, yakni tentang “Efektivitas Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat”, bahwa variabel dalam penelitian ini yakni menggunakan variabel tunggal. Sebagaimana yang telah dibahas dalam bab II mengenai metode penelitian, untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan yang oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP dan untuk mengetahui bagaimana kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan KPPTSP di Kabupaten Gayo Lues tersebut, maka dilakukan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dengan para informan kunci dan informan biasa yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, dan observasi serta penyebaran angket quesioner. Universitas Sumatera Utara Tabel 7 Distribusi jawaban informan mengenai apakah dengan adanya KPPTSP sudah memberikan perubahan pelayanan di bidang perizinan sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Sudah mampu Tidak Mampu Kurang mampu 31 4 88,6 0,0 11,4 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari penyajian tabel 7 di atas tampak dengan jelas bahwa masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan di KPPTSP Kabupaten Gayo Lues menyatakan dengan adanya KPPTSP mampu memenuhi kebutuhan mereka dalam pengurusan izin yaitu dengan persentase masyarakat yang menyatakan sudah mampu memilih opsi jawaban a sebanyak 31 orang 88,6 , kemudian masyarakat yang menyatakan bahwa KPPTSP kurang mampu atau memilih opsi jawaban c sebanyak 4 orang 11,4 , sedangakan masyarakat yanga menyatakan bahwa KPPTSP tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tidak ada. Hasil penyajian data di atas juga diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Basirun yang merupakan salah satu masyarakat yang telah berulang kali menggunakan jasa pelayanan perizinan baik di dinas yang menanganinya sebelumnya maupun di KPPTSP, bapak Basirun mengatakan bahwa : “Mengenai pelayanan masih belum banyak yang berubah, tapi perubahan yang sangat jauh membedakannya yaitu hanya kalau dulu, untuk mengurus dan memperpanjang pengurusan izin saya harus mendatangi beberapa kantor untuk mengurus semua izin yang saya perlukan tapi sekarang saya cukup mendatangi satu kantor saja yaitu KPPTSP ini, kalau pun KPPTSP ini memiliki prosedur Universitas Sumatera Utara pelayanan yang berbeda dengan kantor-kantor sebelumnya, menurut saya tidak jauh berbeda sama sekali, mungkin jika dilihat dari perbedaannya sedikit hanya pada biaya pelayanan yang ditetapkan lebih transparan dan lebih murah dari sebelumnya, serta yang sangat disayangkan kantor ini masih belum berkoordinasi dengan baik dengan instansi lainnya yang terkait karena masih banyak izin yang prosesnya cuma dilakukan di kantor ini sehingga belum ada kepastian waktu penyelesain pengurusan karena yang saya alami dari penyelesaiannya tidak sama dengan waktu yang telah ditetapkan”. Tabel 8 Distribusi jawaban informan tentang apakah pelayanan yang diberikan KPPTSP sudah baik, tidak bertele-tele atau berbelit-belit? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Sudah baik Sama saja Kurang baik 20 4 11 57,1 11,4 31,5 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari tabel 8 di atas terlihat bahwa dari pengakuan masyarakat yang menjadi pengguna pelayanan di KPPTSP sebanyak 20 orang 57,1 menyatakan pelayanan sudah baik, kemudian sebanyak 11 orang 31,5 menyatakan bahwa pelayanan kurang baik memeilih jawaban c, sedangkan yang menyatakan bahwa pealayanan di KPPTSP sama saja dengan unit pelayanan sebelumnya sebanyak 4 orang 11,4. Data di atas juga didukung hasil wawancara dengan ibu Nia, ibu tersebut mengatakan bahwa : “Sebelum kantor KPPTSP dibentuk proses pengurusan izin sangat bertele-tele dan biaya yang cukup tinggi, hal ini saya alami saat saya akan mengurus Izin Mendirikan Bangunan dan izin untuk membuka praktek bersalin, saat itu saya harus melewati prosedur yang cukup rumit dan butuh satu tahun lebih sehingga izin tersebut bisa keluar”. Tabel 9 Universitas Sumatera Utara Distribusi jawaban informan mengenai apakan KPPTSP sudah menetapkan prosedur dan biaya pelayanan yang jelas adanya transparansi? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Sudah sangat jelas dan transparan Cukup jelas dan transparan Tidak adanya kejelasan dan transparansi 28 6 1 80,0 17,1 2,9 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukan bahwa tanggapan masyarakat di Kabupaten Gayo Lues tentang adanya atau tidak kejelasan prosedur dan biaya pelayanan di KPPTSP transparansi dalam mengurus perizinan di kantor tersebut. Yang menyatakan sudah sangat jelas dan transparan sebanyak 28 orang 80,0, selanjutnya masyarakat yang menyatakan cukup jelas dan transparan sebanyak 6 orang 17,1, sedangkan yang menyatakan bahwa tidak adanya kejelasan dan transparansi mengenai prosedur dan biaya perizinan di KPPTSP hanya 1 orang 2,9, Dari gambaran tabel distribusi di atas kebanyakan masyarakat menyatakan bahwa adanya kejelasan prosedur dan biaya pelayanan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP yakni sebanyak 28 orang dan yang menyatakan cukup jelas 6 orang, ini artinya telah adanya kejelasan dan transparanasi mengenai prosedur dan biaya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan bapak Muhammad Canto yang mengurus Izin Mendirikan Bangunan IMB di KPPTSP tersebut, beliau mengatakan bahwa : “Mengenai kejelasan prosedur dan biaya pelayanan KPPTSP sangat terbuka, ketika saya mengurus izin tersebut petugas di KPPTSP yang menangani proses izin saya, mereka memberikan semua prosedur dan persyaratan yang dibutuhkan dan rincian biaya pengurusan izin tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Qanun yang sesuai sehingga saya tidak cemas dan takut untuk ditipu oleh petugas di KPPTSP tersebut”. Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Risyad yang mengurus Izin Gangguan Tempat Usaha SITU HO, beliau menyatakan bahwa : “Khusus untuk pelayanan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Gayo Lues pelayanannya sudah sangat transparan karena petugas langsung menunjuk Peraturan Daerah Qanun yang mengatur izin tersebut yang membuat kami tidak bisa menyalahkan KPPTSP jika terjadi kesalahan dalam melengkapi berkas yang diperlukan juga tidak bisa meminta lagi pengurangan biaya karena telah ditetapkan dalam Qanun tersebut”. Tabel 10 Distribusi jawaban informan tentang apakah biaya resmi yang ditetapkan KPPTSP dalam pengurusan izin sudah sewajarnya dan tidak terlampau tinggi? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Ya, sudah sewajarnya Terlalu tinggi Tidak tahu 27 8 77,1 22,9 8,6 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari penyajian data di atas dapat di lihat bahwa masyarakat yang menyatakan bahwa penetapan biaya resmi pengurusan izin sudah sewajarnya memilih opsi jawaban a sebanyak 28 orang 77,1, kemudian masyarakat yang Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa penetapan biaya resmi di KPPTSP terlalu tinggi memilih opsi jawaban b sebanyak 8 orang 22,9 sedangkan yang menjawab opsi jawaban c tidak ada. Tabel 11 Distribusi jawaban informan mengenai untuk kelancaran administrasi pengurusan izin, apakah anda perlu mengeluarkanmembayar uang ekstra pungutan tidak resmi kepada para petugas pelayanan di KPPTSP? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Ya, perlu Tidak perlu Kadang-kadang 33 2 0,0 94,3 5,7 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari tabel 11 di atas terlihat bahwa jawaban masyarakat mengenai untuk kelancaran administrasi pengurusan izin, apakah mereka perlu membayar uang ekstra kepada para petugas demi mempercepat pelayanan, sebanyak 33 orang 94,3 menyatakan tidak perlu membayar, selanjutnya masyarakat yang menyatakan kadang-kadang perlu membayar petugas dengan mengeluarkan uang ekstra sebanyak 2 orang 5,7, sedangkan untuk opsi jawaban a tidak ada yang menjawab. Jika dilihat dari hasil penyajian tabel di atas bahwa persentase masyarakat yang menyatakn bahwa untuk memperlancar proses pelayanan, kebanyakan masyarakat tidak perlu membayar petugas dengan uang ekstra atau pungutan tidak resmi, karena masyarakat telah mengetahui banyaknya biaya yang diperlukan untuk mengurus izin yang mereka butuhkan melalui informasi saat penulisan Universitas Sumatera Utara permohonan. Sehingga hal-hal yang berdampak adanya permintaan pungutan tidak resmi bisa teratasi dengan adanya transparansi informasi yang telah diperlihatkan kepada masyarakat. Tabel 12 Distribusi jawaban informan mengenai apakah masyarakat memperoleh kejelasan informasi terlebih dahulu tentang pengurusana izin, sehingga memudahkan mereka dalam proses pengurusan izin tersebut? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Sangat jelas Cukup jelas Tidak memperoleh kejelasan 18 16 1 51,4 45,7 2,9 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Di lihat dari penyajian data di atas mengenai apakah masyarakat memperoleh kejelasan informasi tentang pengurusan izin, sehingga memudahkan masyarakat dalam pengurusan izin tersebut. Yang menyatakaan sangat jelas atau memilih alternatif jawaban a sebanyak 18 orang 51,4, kemudian yang menyatakan cukup jelas atau memilih alternatif jawaban b sebanyak 16 orang 45,7 dan yang menyatakan tidak memperoleh kejelasan informasi dalam pengurusan izin yakni hanya 1 orang 2,9 . Berdasarkan hasil pengamatan obervasi peneliti, di KPPTSP Kabupaten Gayo Lues bahwa ketika masyarakat yang datang hendak mengurus izin, masyarakat tersebut langsung diberi informasi sesuai dengan jenis izin yang hendak diurus dengan melihat Qanun yang mengatur tentang izin-izin tersebut. Sehingga masyarakat yang datang kesana tidak harus bolak-balik untuk mencari Universitas Sumatera Utara informasi tentang pengurusan izin yang dimakasud, karena pihak kantor sangat memberikan kejelasan tentang informasi yang diperlukan. Tabel 13 Distribusi jawaban informan mengenai apakah petugas pelayanan perizinan di KPPTSP sudah bekerja secara profesional, sopan ramah dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. . b. c. Sudah sangat profesional, sopan ramah dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya Belum profesional, sopan ramah dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya Kurang profesional, sopan ramah dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya 19 5 11 54,3 14,3 31,4 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdasarkan penyajian data di atas terlihat bahwa kebanyakan masyarakat menyatakan bahwa petugas di KPPTSP sudah profesional, sopan ramah dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya sebanyak 19 orang 54,3, kemudian masyarakat yang menyatakan bahwa petugas di KPPTS kurang profesional, sopan ramah dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya sebanyak 11 orang 31,4, sedangkan masyarakat yang menyatakan petugas Universitas Sumatera Utara belum profesional, sopan ramah dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya sebanyak 5 orang 14,3. Seperti yang telah diungkapkan oleh bapak Risyad juga bahwa pelayanan yang ada di KPPTSP sendiri sudah cukup bagus, baik itu mengenai sikap petugas maupun kejelasan biaya dan informasi lainnya, bapak risyad tersebut mengatakan bahwa : “Yang menjadi permasalahannya adalah sewaktu berkas izin tersebut dilimpahkan kepada instansi terkait serta Bupati untuk disetujui dan ditanda tangani, disitulah izin yang saya urus menjadi tersendat,karena kepastian kapan izin yang saya ajukan siap tidak jelas. Artinya mekanisme manajemen koordinasi serta pelayanan yang ada sekarang belum mengarah kepada usaha peningkatan pelayanan pengurusan izin. Harapan saya sebagai masyarakat yang telah menggunakan jasa ini yaitu untuk ke depannya sistem yang ada harus segera diperbaiki lagi sehingga bisa meningkatkan kualitas pelayanan di daerah ini khususnya untuk bidang perizinan ini”. Dari penjelasan informan di atas, memang pekerjaan yang telah dilimpahkan ke kantor pelayanan perizinan tersebut sudah baik ditangani oleh para petugas yang ada di kantor tersebut, namun sesuai yang dikatakan juga apabila berkas telah didisposisikan ke instansi di luar kantor tersebut, maka akan menjadi ketidak menentuan mengenai kejelasannya kapan siapnya izin tersebut. Tabel 14 Universitas Sumatera Utara Distribusi jawaban informan mengenai selama proses pelayanan berlangsung apakah masyarakat pernah mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari petugas berupa sindiran dan, sikap acuh tak acuh dan sebagainya? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Pernah Tidak pernah Kadang-kadang 1 31 3 2,8 88,6 8,6 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdasarkan tabel 14 di atas menunjukan bahwa masyarakat yang menyatakan tidak pernah mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari petugas berupa sindiran dan sebagainya memilih opsi jawaban b sebanyak 31 orang 88,6, selanjutnya masyarakat yang menyatakan kadang-kadang mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan atau memilih opsi jawaban c sebanyak 3 orang 8,6 dan masyarakat yang menyatakan pernah mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari petugas sebanyak 1 orang 2,8. Universitas Sumatera Utara Tabel 15 Distribusi jawaban informan mengenai apakah para petugas di KPPTSP dalam memberikan pelayanan sudah adil tidak diskriminatif serta tidak membedakan status sosial, ekonomi, golongan dan gender? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Ya, memandang Tidak memandang Tidak tahu 2 31 2 5,7 88,6 5,7 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdasarakan tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa masyarakat yang menyatakan bahwa para petugas di KPPTSP tidak memandang status sosial, ekonomi, golongan dan gender sebanyak 31 orang 88,6, selanjutnya masyarakat yang menyatakan pilihannya pada alternatif jawaban a bahwa para petugas memandang status sosial, ekonomi, golongan dan gender sebanyak 2 orang 5,7 sedangkan masyarakat yang menyatakan jawabannya pada opsi jawaban c sebanyak 2 orang 5,7 artinya lebih memilih tidak berkomentar mengenai masalah ini. Di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Kabupaten Gayo Lues, petugas yang melayani bidang perizinan di kantor tersebut, bekerja memang tidak memandang status sosial dari masyarakat yang menguruas izin, mereka siap memproses izin yan telah dilengkapi persyaratan oleh pemohon. Dan juga sebaliknya petugas akan menolak dan menghentikan proses perizinan jika persyaratan yang telah ditentukan belum lengkap. Para staf petugas pelayanan mempunyai komitmen tidak ada perbedaan bagi setiap masyarakat yang datang untuk mengurus izin di kantor tersebut, petugas berargumen bahwa pelayanan di Universitas Sumatera Utara KPPTSP adalah untuk semua masyarakat, bukan untuk golongan tertentu saja. Oleh karena itu banyak masyarakat yang menyatakan pelayanan di KPPTSP Kabupaten Gayo Lues sudah adil dan tidak memandang status sosial yang ada. Tabel 16 Distribusi jawaban informan mengenai apakah ketersediaan fasilitas kantor di KPPTSP Kabupaten Gayo Lues telah memadai sehingga bisa mempengaruhi percepatan proses pelayanan perizinan? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Ya, sudah sangat memadai Kurang memadai Tidak memadai 6 10 19 17,1 28,6 54,3 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari tabel 16 di atas dapat terlihat serta disimpulkan bahwa menurut pendapat masyarakat mengenai ketersediaan fasilitas di KPPTSP bahwa sebanyak 19 orang 54,3 menyatakan bahwa fasilitas di KPPTSP tidak lengkap dan memadai, kemudian sebanyak 10 orang 28,6 menyatakan bahwa fasilitas kantor kurang lengkap dan masyarakat yang menyatakan bahwa fasilitas kantor di KPPTSP sudah sangat lengkap dan memadai sehingga berpengaruh pada pemberian pelayanan perizinana tersebut. Memang dari hasil pengamatan peneliti selama melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Perizinan tersebut, masih banyak yang perlu dibenahi sehingga pelayanan pun menjadi lebih baik. Ketersediaan fasilitas kantor di KPPTSP memang sangat mmeperihatinkan, tapi KPPTSP mencoba menutupi keterbasan mereka dengan memberikan pola pelayanan yang baru dan lebih baik dari dinas Universitas Sumatera Utara yang menangani izin-izin tersebut sebelumnya. Adapun kekurangan fasilitas di KPPTSP kabupaten Gayo lues saat ini bahwa, dilihat dari gedung kantor saja kantor ini masih menggukan kantor bekas, yang jika dipertimbangkan tidak layak jika dilihat dari banyaknya jenis izin yang akan diproses. Kemudian mengenai sarana lainnya seperti masih kurangnya mesin printer yang hanya berjumlah tiga unit saja, dan yang berfungsi efektif hanya dua printer sehingga keterlambatan penyelesaian izin sering terjadi karena kapasitas sarananya belum mendukung. Tabel 17 Distribusi jawaban informan mengenai apakah waktu penyelesaian yang ditetapkan saat pengajuan permohonan sampai dengan penerbitan dokumen izin sudah selayaknya? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Sudah, karena pelayanannya cepat Belum, karena pelayanannya masih terlalu lambat Masih belum adanya kejelasan waktu 20 10 5 57,1 28,6 14,3 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dilihat dari penyajian data dalam bentuk tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan masyaarakat menyatakan waktu penyelesaianpemprosesan izin sudah cepat sebanyak 20 orang 57,1, kemudian masyarakat yang menyatakan pilihan jawabannya pada opsi jawaban b yakni belum cepat karena pelayanannya masih Universitas Sumatera Utara terlalu lambat sebanyak 10 orang 28,6, sedangkan masyarakat yang menyatakan bahwa masih tidak adanya kejelasan waktu penyelesaian pelayanan di KPPTSP sebanyak 5 orang 14,3, ini artinya pelayanan di KPPTSP sama seperti unit pelayanan sebelumnya. Waktu penyelesaian surat izin di kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu sangat tergantung dan dipengaruhi dari jenis izin yang diurus oleh pemohon karena beda izin yang diurus, beda juga persyaratan dan mungkin beda pihak yang mempunyai kewenangan untuk menanda tangani izin-izin tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari salah satu staf pegawai di KPPTSP, bapak Ahmadi, mengatakan bahwa : “Proses penyelesaian perizinan di KPPTSP ini tergantung dari jenis izin yang diurus oleh masyarakat, karena ada beberapa izin yang penandatangannya masih harus ditanda tangani oleh instansi pejabat SKPD atau dinas yang bersangkutan, juga masih ada beberapa izin yang harus ditanda tangani oleh bupati, sehingga terkadang penyelesaian izin tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti waktu penyelesaiannya. Mengenai proses pembayaran penerbitan dokumen izin tersebut, masyarakat yang mengurus langsung membayar kepada kasir yang telah ditentukan. Besarnya biaya yang harus dibayar sesuai dengan izin yang diurus dengan melihat berdasarkan Qanun Undang-Undang yang berlaku”. Oleh karena itu jawaban masyarakat di atas masih beragam atau belum 100 yang menyatakan bahwa pelayanan di KPPTSP khususnya di Kabupaten Gayo Lues sendiri masih belum sepenuhnya bisa dilakukan dengan waktu yang singkat dan cepat, karena ada yang seharusnya izin itu bisa selesai satu atau dua hari menjadi tertunda. Kejadian seperti juga dialami oleh bapak Suwardi yang mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan, bapak tersebut mengatakan bahwa : “Seharusnya izin yang saya urus bisa selesai dalam waktu satu hari karena sudah ditangani di kantor pelayanan terpadu, tetapi yang saya alami izin yang saya urus tersebut bisa siap selesai malah menjadi satu minggu”. Tabel 18 Universitas Sumatera Utara Distribusi jawaban informan tentang apakah setelah masyarakat mengurus perizinan yang mereka butuhkan, masyarakat memperoleh rasa aman dan perlindungan hukum dari Pemerintah Daerah setempat mengenai penggunaan izin yang mereka urus? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Ya, mendapatkan Sama sajatidak mendapatkan Kurang mendapatkan 23 7 5 65,7 20,0 14,3 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Berdaasarkan tabel 18 di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat yang telah mengguna jasa pelayanan di KPPTSP, mayoritas menyatakan bahwa setelah mereka mengurus izin usaha mereka mendapatkan jaminan hukum berkaitan dengan izin yang mereka urus, yaitu sebanyak 23 orang 65,7 menyatakan bahwa mereka telah mendapatkan perlindungan hukum dari Pemerintah Daerah setempat mengenai kegunaan izin yang mereka gunakan, selanjutnya masyarakat yang menyatakan bahwa sebelum dan sesudah mereka mengurus izin sama saja memilih opsi jawaban b sebanyak 7 orang 20,0, dan masyarakat yang menyatakan bahwa mereka kurang mendapatkan perlindungan hukum dari Pemerintah Daerah sebanyak 5 orang 14,3. Banyaknya masyarakat yang menyatakan bahwa mereka mendapatakan perlindungan hukum dari Pemerintah Daerah setelah mengurus izin, alasan masyarakat memilih bahwa mereka mendapat perlindungan hukum dari pemerintah yaitu karena banyaknya manfaat yang bisa digunakan dengan adanya surat izin tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Tata Usaha di KPPTSP tersebut, bapak Safe’i, SE yang mengatakan bahwa : Universitas Sumatera Utara “Disamping kita memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat yang telah mengurus izin tersebut agar tidak dinyatakan sebagai usaha ilegal oleh intansi pengawasan usaha seperti terantib satpol PP mngenai usaha yang dijalankan dan dilakoni oleh masyarakat pengguna jasa kami, masyarakat tersebut bisa menggunakannya sebagai jaminan peminjaman kredit ke Bank Daerah agar bisa meningkatkan kemajuan usaha masyarakat tersebut. Tabel 19 Distribusi jawaban informan tentang apakah masyarakat setuju jika KPPTSP tetap ada dan berjalan sesuai dengan mekanisme pelayanannya saat ini? No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase a. b. c. Sangat setuju Tidak setuju Kurang setuju 5 3 27 14,3 8,6 77,1 Total 35 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2010 Dari tabel 19 di atas menunjukkan bahwa jawaban masyarakat tentang apakah masyarakat setuju jika KPPTSP tetap ada dan berjalan sesuai dengan mekanisme pelayanannya saat ini, dari tabel di atas dapat disimpulkan kebanyakan masyarakat menjawab bahwa kurang setuju dengan keadaan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP saat ini yakni sebanyak 27 orang 77,1, kemudian masyarakat yang menyatakan bahwa mereka sangat setuju dengan mekanisme pelayanan di KPPTSP Kabuapten Gayo Lues saat ini sebanyak 5 orang 14,3, sedangkan masyarakat yang menyatakan tidak setuju dengan mekanisme pelayanan di KPPTSP saat ini jika tidak ada perubahan sama sekali hanya sebanyak 3 orang 8,6. : BAB V Universitas Sumatera Utara ANALISA DATA

5.1 Analisa Data