Latar Belakang Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU 09 tentang Merokok sebagai Faktor Resiko Utama PPOK

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak penyakit dikaitkan secara langsung dengan kebiasaan merokok, dan salah satu yang harus diwaspadai ialah Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK Chronic Obstructive Pulmonary Disease COPD, karena belum banyak diketahui masyarakat luas. Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya. Terdapat beberapa faktor penyebab bagi PPOK dan merokok merupakan faktor risiko terpenting terjadinya PPOK. NHLBI 2009 Menurut the Global Burden of Disease Study, prevelensi PPOK di dunia pada tahun 1990 diperkirakan 9,34 per 1000 laki-laki dan 7,33 per 1000 perempuan. Barnes, 2000 Prevelensi PPOK di beberapa Negara bekisar 9-10. Pena, 2000 PPOK merupakan penyebab kematian ke-5 di Amerika dengan angka kematian sebesar 3,6, 90 terjadi pada usia di atas 55 tahun Redline S, 1991 dikutip dari Amin 1966. Pada SKRT 1995, PPOK dan asma menduduki peringkat ke-5 penyebab tersering kematian. Penelitain COPD Working Group tahun 2002 di 12 negara Asia Pasifik menunjukkan estimasi prevalensi PPOK di Indonesia sebesar 5,6 persen. Charoenratanakul S. 2002 PPOK paling banyak ditemukan pada perokok aktif. Insiden PPOK meningkat pada umur lebih dari 45 tahun. WHO meramal morbiditas dan mortalitas PPOK semakin tinggi pada dekad mendatang. NHLBI 2009 Sementara itu, Prof Wiwien Heru Wiyono dalam pidato mengatakan, saat ini belum ada data yang tepat prevalensi serta mortalitas akibat PPOK di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT Depkes 1992, angka kematian Universitas Sumatera Utara akibat asma, bronkitis kronik dan emfisema menempatai urutan ke-6 dari 10 penyebab kematian utama di Indonesia. Menurut Prof Wiwien, berhenti merokok terbukti paling efektif dalam upaya menurunkan risiko berkembangya PPOK, mencegah atau memperlambat hambatan aliran udara serta menurunkan progresivitas PPOK. Berhenti merokok sepertinya merupakan satu-satunya intervensi yang diketahui dapat memodifikasi perjalanan penurunan faal paru pasien PPOK, antara lain dengan stretegi edukasi 5 A yaitu ask tanyakan, advise nasehat, assist bantu dan arrange atur, katanya. Ia menegaskan, PPOK adalah penyakit kronik dan progresif. Perjalanan penyakit tetap berlangsung dan cenderung memburuk, meskipun dengan pengobatan yang masksimal, karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengurangi progresitivitas yang terus berlangsung pada PPOK. Statistik Perokok dari kalangan anak-anak dan remaja • Pria = 24.1 anakremaja pria • Wanita = 4.0 anakremaja wanita • Atau 13.5 anakremaja Indonesia Statistik Perokok dari kalangan dewasa • Pria = 63 pria dewasa • Wanita = 4.5 wanita dewasa • atau 34 perokok dewasa Indonesia Universitas Sumatera Utara Indonesia = 65 juta perokok atau 28 per penduduk ~225 miliar batang per tahun. Indonesia merupakan Negara ketiga tertinggi yang mengkonsumsi rokok. WHO 2008.

1.2 Rumusan masalah