Profil Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Stambuk 2008 Tentang Diabetes Gestational

(1)

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA

FK USU STAMBUK 2008 TENTANG DIABETES GESTASIONAL.

Oleh :

BHARATHI GANATHIPAN 080100259

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK……….. ii

ABTRACT…... iii

KATA PENGANTAR……… iv

DAFTAR ISI….…..……… vi

DAFTAR TABEL...……….... ix

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR SINGKATAN………. x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang………. 1

1.2.Rumusan Masalah………. 3

1.3.Tujuan Penelitian………... 4

1.3.1.Tujuan Umum……… 4

1.3.2.Tujuan Khusus……….….. 4

1.4.Manfaat Penelitian ………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Definisi diabetes mellitus gestasional... 5

2.2. Etiologi diabetes mellitus gestasional... 5

2.3. Faktor risiko diabetes mellitus gestasional………..…… 6

2.4. Patogenesis diabetes mellitus gestasional……… 6

2.5. Gejala Klinis diabetes mellitus gestasional………..…… 7

2.6. Pemeriksaan diabetes mellitus gestasional……….…... 8

2.7. Diagnosa diabetes mellitus gestasional……… 10

2.8. Komplikasi diabetes mellitus gestasional……… 13


(3)

2.9.1. Manajeman Farmakologi………. 14

2.9.2. Manajeman Non-farmakologi………. 15

2.9.3. Monitor / Surveilans (Antenatal Care)……… 16

2.10. Prognosis diabetes mellitus gestasional………. 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…… 19

3.1. Kerangka Konsep... 19

3.2. Definisi Operasiona... 20

3.3. Cara Ukur………... 21

3.4. Alat Ukur………... 21

3.5. Kategori………... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN... 22

4.1. Rancangan Penelitian………... 22

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 22

4.2.1. Lokasi Penelitian………... 22

4.2.2. Waktu Penelitian………... 22

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………... 22

4.3.1. Populasi………... 22

4.3.2. Sampel………... 22

4.4. Metode Pengumpulan Data... 23

4.4.1. Data Primer………... 23

4.4.2. Data Sekunder... 23

4.4.3. Instrumen Penelitian………... 24

4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas………... 24


(4)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 26

5.1. Hasil Penelitian………... 26

5.1.1. Dekskripsi Lokasi Penelitian ………... 26

5.1.2. Distribusi tentang Jawaban Responden pada variable pengetahuan ... 27

5.1.3. Distribusi Tingkat pengetahuan responden berdasarkan pertanyaan ………... 28

5.2. Pembahasan………... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………... 39

6.1. Kesimpulan ………... 39

6.2. Saran…….. ………... 40

DAFTAR PUSTAKA... 41 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Kriteria Diabetes Mellitus Gestasional (GDM) 12 5.1 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable 27 5.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden 28 berdasarkan pertanyaan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian 19

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Lampiran 1 Penelitian Awal

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 K uesioner

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 5 Graf & SPSS


(6)

ABSTRAK

Kata kunci: Pengetahuan, Diabetes Mellitus Gestasional

Latar Belakang. Kira-kira 135,000 wanita hamil akan mengalami diabetes mellitus gestasional (GDM) setiap tahun yaitu kira-kira 3-5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan para mahasiswa tentang GDM dari segi faktor risiko, komplikasi dan antenatal care.

Metode dan Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Hasil. Terdapat 204 orang mahasiswa sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang GDM mayoritas berada dalam kategori kurang baik yaitu sebesar 43,6%. Kategori cukup baik sebesar 40,7% dimana kategori baik sebesar 15,7%.

Kesimpulan. Dari hasil penelitian ini didapati bahwa pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU banyak berada pada kategori kurang baik. Dengan penelitian ini diharapkan Fakultas Kedokteran USU akan mengadakan pelajaran tentang diabetes mellitus gestasional dengan lebih mendalam lagi.


(7)

ABTRACT

Introduction. It is estimated there are 135,000 pregnant women whom are

diagnosed with gestational diabetes mellitus (GDM), which is roughly around 3 – 5% per year. The knowledge on GDM determines whether the students have awareness over these issu like risk factors, complication and antenatal care.

Methods. The research was aimed to determine the knowledge about GDM

among the students of Medical Faculty in the Universitas Sumatera Utara (USU). Data were collected using a self administered questionnaire. The study was undertaken between February 2011 and November 2011. This is a descriptive research method. Tthe sample withdrawal is done by using a stratified random sampling technique

Results. A total of 204 students participated in the study. The results show that the majority of the respondent’s knowledge towards GDM is below average which is 43,6%. The average category is 40,7% and the excellent category is 15,7%.

Conclusion. From the results mentioned above, we can conclude that the

students have an below average knowledge. By doing this research, hopefully this will be an input to the USU Medical Faculty so that in the future, there will be a topic on gestational diabetes mellitus in more depth and for longer duration classes.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kurnia dan izinNya skripsi yang berjudul Profil Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Stambuk 2008 Tentang Diabetes Gestational ini dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa semua usaha yang telah dilakukan merupakan hasil kerjasama yang baik dari semua pihak yang telah membantu. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. dr. Deske Mahudi Rangkuti, Sp.PD sebagai pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Seluruh Staf Pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak, ibu tercinta (Bapak En.Ganathipan dan Ibu Puan.Veejeyah) dan adik tersayang atas doa, motivasi dan kasih sayangnya.

5. Senior-senior yang telah membimbing dengan mengajar dalam melakukan skripsi.

6. Seluruh teman-teman stambuk 2008, atas dukungan dan bimbingan serta junior-junior tercinta yang telah membantu dalam bentuk doa, motivasi dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung, namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Seluruh bantuan baik moral maupun material yang diberikan kepada penulis selama ini , penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang sebesar-besarnya.


(9)

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi sesiapa pun yang membacanya.

Medan, November 2011

Penulis

Bharathi Ganathipan


(10)

ABSTRAK

Kata kunci: Pengetahuan, Diabetes Mellitus Gestasional

Latar Belakang. Kira-kira 135,000 wanita hamil akan mengalami diabetes mellitus gestasional (GDM) setiap tahun yaitu kira-kira 3-5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan para mahasiswa tentang GDM dari segi faktor risiko, komplikasi dan antenatal care.

Metode dan Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Hasil. Terdapat 204 orang mahasiswa sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang GDM mayoritas berada dalam kategori kurang baik yaitu sebesar 43,6%. Kategori cukup baik sebesar 40,7% dimana kategori baik sebesar 15,7%.

Kesimpulan. Dari hasil penelitian ini didapati bahwa pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU banyak berada pada kategori kurang baik. Dengan penelitian ini diharapkan Fakultas Kedokteran USU akan mengadakan pelajaran tentang diabetes mellitus gestasional dengan lebih mendalam lagi.


(11)

ABTRACT

Introduction. It is estimated there are 135,000 pregnant women whom are

diagnosed with gestational diabetes mellitus (GDM), which is roughly around 3 – 5% per year. The knowledge on GDM determines whether the students have awareness over these issu like risk factors, complication and antenatal care.

Methods. The research was aimed to determine the knowledge about GDM

among the students of Medical Faculty in the Universitas Sumatera Utara (USU). Data were collected using a self administered questionnaire. The study was undertaken between February 2011 and November 2011. This is a descriptive research method. Tthe sample withdrawal is done by using a stratified random sampling technique

Results. A total of 204 students participated in the study. The results show that the majority of the respondent’s knowledge towards GDM is below average which is 43,6%. The average category is 40,7% and the excellent category is 15,7%.

Conclusion. From the results mentioned above, we can conclude that the

students have an below average knowledge. By doing this research, hopefully this will be an input to the USU Medical Faculty so that in the future, there will be a topic on gestational diabetes mellitus in more depth and for longer duration classes.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Definisi diabetes mellitus gestational (GDM) menurut World Health Organization (WHO) dengan sedikit modifikasi yang telah dilakukan oleh American Diabetes Association (ADA), adalah intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan. Estimasi kasus diabetes mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun 1995 adalah kira-kira 135 juta orang manakala projeksinya ke tahun 2025 akan menunjukkan angka peningkatan yaitu kira-kira 300 juta. Kira-kira 135,000 wanita hamil yang mengalami GDM setiap tahun yaitu kira-kira 3-5%. Bagi data statistik bagi kasus GDM di Indonesia , penulis tidak bisa mendapat datanya karena tidak ada penelitian yang sahih telah dilakukan di negara Indonesia mengenai GDM.

Faktor risiko dapat mempengaruhi insidensi GDM. Menurut data skrining dan diagnosis GDM yang dikeluarkan oleh ADA,2008 Standard of Medical Care, pada wanita ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur dan Asia Selatan mempunyai risiko mendapat GDM berada di kategori sedang. Mereka perlu melakukan melakukan tes gula darah pada kehamilan 24 - 28 minggu. Ditambah lagi, risiko mendapat GDM pada ibu hamil yang umurnya kurang dari 21 tahun adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah 14%, umur ibu diantara 21 – 30 tahun adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang umurnya lebih dari 30 tahun adalah 8 -14% mengikut statistik yang didapatkan dari buku Diabetology of Pregnancy, oleh M.Porta, F.M. Matschinsky Vol 17 dengan tahun publikasi 2005. Dengan ini, kita bisa merangkupkan wanita di Negara Asia atau di Negara Indonesia sendiri menpunyai risiko untuk mendapat GDM dan pada lingkupan usia lebih dari 25 tahun mempunyai risiko tinggi mendapat GDM.


(13)

Teknik skrining dianjurkan bagi semua wanita hamil menurut American Diabetes Association (2005) dengan memberikan pasien dengan 50 g beban glukosa oral, dan kadar gula darahnya diperiksa 1 jam kemudian. Bila kadar glukosa plasma lebih dari 140 mg/dl maka perlu dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa 3 jam. Tes ini cukup efektif untuk mengidentifikasikan wanita dengan diabetes gestational. Tes toleransi glukosa oral adalah tes dimana pasien diberikan 100 g beban glukosa oral, kemudian diperiksa kadar gula darahnya dengan hasil pada pasien normal. Standar-standar pengukuran kadar gula darah yang telah ditentukan oleh American Diabetes Association adalah pada keadaan puasa ialah < 95 mg/dl, pada jam 1 ialah <180mg/dl, pada jam 2 <155mg/dl dan akhirnya pada jam 3 <140mg/dl. Bila ditemukan 2 nilai abnormal maka ibu tersebut menderita diabetes mellitus. Tes tesebut dilakukan pada awal kehamilan kemudian diulangi pada usia kehamilan 34 minggu.

Dengan ini, komplikasi yang bakal yang dihadapi oleh ibu GDM berdasarkan statistik yang dipublikasi di buku A Practical Manual of Diabetes In Pregnancy, oleh David R. McCance, Micheal Maresh dan Davis A. Sacks dengan tahun publikasi 2010 menyatakan bahwa ibu-ibu GDM, kira-kira 1,7% dapat menyebabkan mortilitas perinatal, 4,3% melahirkan anak secara cesarean, 7,3% melahirkan anak yang berat badan lahirnya lebih dari 4,5kg dan 23,5 % bisa menimbulkan kasus distosia bahu saat dilahirkan bayi. Tambahan lagi, komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi kepada neonates yang ibunya mengalami GDM adalah gangguan pada sistem saraf pusat (18,4%), penyakit jantung congenital (21,0%), penyakit respiratori (7,9%), atresia intestitum (2,6%), defek pada kandung kemih dan ginjal (11,8%), atresia anal (2,6%), defisiensi anggota gerak atas (3,9%), defisiensi anggota gerak bawah (6,6%), kelainan di spinal bagian atas dan bawah (6,6%) dan disgenesis kaudal (5,3%). Penelitian ini telah dibahaskan oleh Dr. Nam-Han Cho, Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For Clinical Epidemiology dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea.


(14)

Akhirnya dari segi antenatal care bagi ibu yang menghidap GDM, mengikut data dari buku A Practical Manual of Diabetes In Pregnancy, oleh David R. McCance, Micheal Maresh dan Davis A. Sacks dengan tahun publikasi 2010; Tempe et al, tahun 2006 yang penelitiannya dilakukan pada ibu dengan diabetes tipe 1 mendapati ibu yang tidak lakukan antenatal care mempunyai kecederungan 14,2% partus kurang dari 34 minggu berbanding yang melakukan antenatal care yaitu 5 % sahaja. 43,4 % bayi dilahirkan makrosomia bagi ibu yang tidak melakukan antenatal care berbanding yang melakukan antenatal care adalah 44% dan bagi kasus pre-eklampsia pula 12,7% kasus bisa ditemui kalau ibunya tidak melakukan antenatal care manakala yang melakukan antenatal care adalah 13,1%.

Berdasarkan data-data yang dikumpul dari pelbagai penelitian , jelas sekali ibu hamil di negara ASEAN mempunyia risiko tinggi untuk mendapat GDM. Hal ini telah menarik perhatian penulis dan mendorong penulis melakukan penelitian mengenai GDM pada mahasiswa kedokteraan yang bakal memasuki dunia kedokteran. Penulis berharap penelitian ini dapat menilai tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran angkatan 2008 yang telah memasuki kuliah reproduksi pada semester tiga dan bakal memasuki koas pada semester lapan serta meningkatkan kesadaran mahasiswa kedokteraan mengenai kasus GDM pada ibu hamil. Penulis berharap penelitian ini juga dapat membantu mahasiswa kedokteran untuk memberi perhatian yang lebih pada kasus GDM yang bakal mereka temui di dunia koas dan setelah mereka mula berkerja di rumah sakit. Mereka juga dapat mengurangkan prevalensi dan insidensi kasus GDM ini dengan memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil mengenai GDM dan sekaligus dapat menurukan kasus GDM yang sering berlaku di kalangan ibu hamil di negara ASEAN atau di Indonesia sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sejauh manakah pengetahuan mahasiswa FK USU tentang diabetes mellitus gestasional dari segi faktor risiko, komplikasi dan antenatal care yang harus diberikan kepada ibu mengandung.


(15)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengetahuan para mahasiswa fakultas kedokteraan tentang diabetes mellitus gestasional. 1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteraan tentang faktor risiko seseorang ibu hamil untuk mendapat GDM.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteraan tentang diagnosa dan pemeriksaan yang harus ditegakan bagi kasus ibu hamil yang mendapat GDM.

3. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteraan mengenai komplikasi yang bakal dihadapi oleh ibu hamil dan pada janin kalau GDM tidak ditangani pada tahap awal lagi.

4. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai antenatal care yang perlu diberikan pada ibu GDM.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

1. Membantu Universitas untuk menilai efektifitas dari sistem pengajaran di Universitas Sumantera Utara.

2. Meningkatkan lagi tahap kesadaran mahasiswa kedokteraan tentang GDM yang kurang diberikan perhatian di negara-negara Asian.

3. Mengurangkan prevalensi dan insidensi berlakunya GDM yang bisa menyebabkan komplikasi yang berat dengan mengedukasi mahasiswa kedokteraan.

4. Dapat dijadikan bahan rujukan tambahan untuk topik pengajaran gestational diabetes di kuliah mahasiswa kedokteraan


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai derajat apapun intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. (WHO-World Health Organisation 2011). Hal ni berlaku baik insulin atau modifikasi diet hanya digunakan untuk pengobatan dan apakah atau tidak kondisi tersebut terus berlangsung setelah kehamilan. Ini tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa intoleransi glukosa yang belum diakui mungkin telah dimulai bersamaan dengan kehamilan.

2.2. Etiologi

Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon tertentu dibuat dalam plasenta (organ yang menghubungkan bayi dengan tali pusat ke rahim) nutrisi membantu pergeseran dari ibu ke janin. Hormon lain yang diproduksi oleh plasenta untuk membantu mencegah ibu dari mengembangkan gula darah rendah.

Selama kehamilan, hormon ini menyebabkan terganggunya intoleransi glukosa progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi). Untuk mencoba menurunkan kadar gula darah, tubuh membuat insulin lebih banyak supaya sel mendapat glukosa bagi memproduksi sumber energi.

Biasanya pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga kali jumlah normal) untuk mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah. Namun, jika pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi efek dari peningkatan hormon selama kehamilan, kadar gula darah akan naik, mengakibatkan GDM.


(17)

2.3. Faktor Risiko

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko terkena GDM selama kehamilan:

 Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).

 Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black, penduduk asli Amerika, atau Asia).

 Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).

 Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki diabetes).

 Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.

 Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.

 Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.

 Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut polihidramnion).

Banyak wanita yang mengalami GDM tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

2.4. Patogenesis

Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi insulin dengan peningkatan kompensasi sebagai respon β-sel dan hyperinsulinemia. Resistensi insulin biasanya dimulai pada trimester kedua dan memaju ke seluruh sisa dari kehamilan. Plasenta sekresi hormon seperti progesteron, kortisol laktogen, plasenta, prolaktin, dan hormon pertumbuhan, merupakan penyumbang utama kepada resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan. Resistensi pada insulin mungkin berperan dalam memastikan bahwa janin memiliki tenaga yang cukup dari glukosa dengan mengubah metabolisme energi ibu dari karbohidrat ke lemak.

Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi insulin dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan normal. Mereka juga memiliki penurunan dari peningkatan kompensasi dalam sekresi insulin,


(18)

khususnya pada fase pertama sekresi insulin. Penurunan pada insulin fase pertama mungkin menandakan kerusakan fungsi sel β. Xiang et al menemukan bahwa wanita dengan GDM Latino meningkat resistensi terhadap pengaruh insulin pada

clearance glukosa dan produksi dibandingkan dengan wanita hamil normal. Selain itu, mereka menemukan bahwa wanita dengan GDM mengalami penurunan 67% sebagai kompensasi β-sel mereka dibandingkan dengan normal peserta kontrol hamil.

Ada juga kebanyakan wanita dengan GDM yang memiliki bukti autoimun sel islet. Prevalensi dilaporkan antibodi sel islet pada wanita dengan GDM berkisar 1,6-38%. Prevalensi autoantibodi lain, termasuk autoantibodi insulin dan antibodi asam glutamat dekarboksilase, juga telah variabel. Wanita-wanita ini mungkin menghadapi risiko untuk mengembangkan bentuk autoimun diabetes di kemudian hari. Akhirnya, dalam 5% dari semua kasus GDM, β-sel ketidakmampuan untuk mengkompensasi resistensi insulin adalah hasil dari cacat di β -sel, seperti mutasi pada glukokinase. (Sumber : Journal Clinical Diabetes January 2005 Vol 23) 2.5 Gejala Klinis

Diabetes mellitus gestasional adalah bentuk sementara (dalam banyak kasus) diabetes dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk menangani gula selama kehamilan. Hal ini juga bisa disebut intoleransi glukosa atau intoleransi karbohidrat. Tanda dan gejala dapat termasuk:

 Gula dalam urin

 Sentiasa rasa haus

 Sering buang air kecil

 Kelelahan

 Mual

 Sering infeksi kandung kemih, vagina dan kulit


(19)

2.6 Pemeriksaan

Tes Tolenrasi Glukosa Oral (TTGO) adalah rutin untuk semua wanita hamil. Tes ini juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional). Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan gejala, tetapi menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil.

 Prosedur pemeriksaan bagi Tes Tolenrasi Glukosa Oral (TTGO)

Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi sekitar 150 gram karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium harus dihentikan hingga tes dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison), kontrasepsi oral, estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat. Selain itu penderita juga tidak boleh minum alkohol.

Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan pengambilan darah setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah jam ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada ½ jam dan 1½ jam setelah pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah pengambilan darah pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam. Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam. Pengambilan sampel darah dilakukan sebagai berikut :

 Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji glukosa darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya.

 Penderita diberikan minum glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam segelas air (250ml). Lebih baik jika dibumbui dengan perasa, misalnya dengan limun.


(20)

 Pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam, penderita diambil darah untuk pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya secara terpisah.

Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan permen, merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang berat. Minum air putih yang tidak mengandung gula masih diperkenankan.

 Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil laboratorium

 Penggunaan obat-obatan tertentu

 Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat meningkatkan kadar glukosa darah.

 Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.

 Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi insulin menurun karena proses penuaan.

 Intepretasi hasil Lab TTGO bagi GDM

 Puasa: 95 mg / dL atau lebih tinggi

 Jam Pertma: 180 mg / dL atau lebih tinggi

 Jam Kedua: 155 mg / dL atau lebih tinggi

 Jam Ketiga: 140 mg / dL atau lebih tinggi


(21)

2.7 Diagnosa

Tes Toleransi glukosa oral (TTGO) yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis GDM di Amerika Serikat adalah TTGO, 3-jam-g 100. Menurut kriteria diagnostik yang direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA), GDM didiagnosa jika kadar plasma dua atau lebih glukosa memenuhi atau melebihi ambang batas berikut: konsentrasi glukosa puasa 95 mg / dl, kadar glukosa 1-jam 180 mg / dl , 2-jam glukosa konsentrasi 155 mg / dl, atau 3 jam konsentrasi glukosa 140 mg / dl. Tetapi nilai-nilai ini lebih rendah daripada batas yang direkomendasikan oleh National Diabetes Data Group dan didasarkan pada Carpenter dan modifikasi Coustan. Rekomendasi ADA juga mencakup penggunaan-g OGTT-jam 75 2 dengan batas glukosa yang sama terdaftar untuk berpuasa, 1-jam, dan jam nilai 2.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kriteria diagnostik, yang digunakan hanya di negara di luar Amerika Utara, didasarkan pada TTGO 75-g 2-jam. GDM didiagnosa oleh WHO kriteria jika baik glukosa puasa> 126 mg / dl atau glukosa 2 jam adalah> 140 mg / dl.

Penilaian risiko untuk GDM harus dilakukan pada kunjungan prenatal pertama. Wanita dengan karakteristik klinis yang konsisten dengan risiko tinggi GDM (obesitas ditandai, sejarah pribadi GDM, glikosuria, atau riwayat keluarga yang kuat diabetes) harus menjalani pengujian secepat mungkin. Jika mereka ternyata tidak memiliki GDM pada skrining awal, mereka harus diuji ulang antara minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28. Perempuan risiko sedang harus memiliki pengujian dilakukan pada minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28.


(22)

Status pasien yang mempunyai risiko rendah tidak memerlukan pengujian glukosa, tapi kategori ini terbatas pada wanita-wanita yang memenuhi seluruh karakteristik berikut:

 Usia <25 tahun.

 Berat badan normal sebelum hamil.

 Anggota kelompok etnis dengan prevalensi rendah GDM.

 Tidak ada riwayat keluarga yang mempunyai diabetes.

 Tidak ada riwayat toleransi glukosa abnormal.

 Tidak ada riwayat hasil obstetri buruk.

Jika tingkat glukosa plasma puasa > 126 mg / dl (7,0 mmol / l) atau glukosa plasma santai> 200 mg / dl (11,1 mmol / l) memenuhi ambang batas normal untuk diagnosis diabetes, dan dapat dikonfirmasi pada hari seterusnya, maka tidak perlu untuk lakukan test menentukan kadar glukosa yang lain. Maka bagi pasien tidak menunjukan sebarang tanda hiperglikemia, evaluasi untuk GDM pada wanita dengan karakteristik risiko sedang atau risiko tinggi harus mengikuti salah satu dari dua pendekatan:

 Lakukan tes diagnostik toleransi glukosa oral (TTGO) tanpa plasma sebelumnya atau skrining serum glukosa. Pendekatan langkah pertama ini adalah paling efektif pada pasien berisiko tinggi atau populasi (misalnya, beberapa kelompok asli-Amerika).

 Melakukan pemeriksaan awal dengan mengukur plasma atau serum glukosa 1 jam setelah beban glukosa 50-g oral (glucose challenge test

[GCT]) dan melakukan TTGO diagnostik pada subset dari perempuan yang mempunyai nilai ambang glukosa yang lebih tinggi dari di GCT tersebut. Ketika dua langkah pendekatan yang digunakan, nilai ambang glukosa> 140 mg / dl (7,8 mmol / l) mengidentifikasi sekitar 80% wanita dengan GDM, dan hasil yang meningkat menjadi 90% dengan menggunakan cutoff dari> 130 mg / dl (7,2 mmol / l).


(23)

Dengan pendekatan baik, diagnosis GDM didasarkan pada sebuah TTGO. Kriteria Diagnostik untuk-g TTGO 100 berasal dari karya asli O'Sullivan dan Mahan, dimodifikasi oleh Carpenter dan Coustan, dan ditampilkan dalam Jadual 2.1. Atau, diagnosis dapat dibuat dengan menggunakan beban glukosa g-75 dan daftar nilai ambang glukosa puasa, jam 1, dan jam 2, namun tes ini tidak serta divalidasi untuk deteksi-risiko bayi di atau ibu sebagai TTGO100-g.

Tabel 2.1: Kriteria Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)

ADA, American Diabetic Association; WHO, World Health Organization; NDDG, National Diabetes Data Group

: Perlukan dua nilai elevasi untuk diagnosis

: Perlukan satu nilai elevasi untuk diagnosis

(Sumber : David R. McCance, Micheal Maresh, David A. Sacks, 2010. A Practical Manual of Diabetes in Pregnancy)

Kriteria

1964

O’Sullivan & Mahan

1979 NDDG

1999 WHO

2000 ADA 2001 ADA

Medium dan Waktu Darah lengkap 100g-3j (mmol/l, (mg.dL))† Plasma 100g-3j (mmol/L (mg/dL))† Plasma 100g-3j (mmol/L (mg/dL))† Plasma 75g-2j (mmol/L (mg/dL))‡ Plasma 100g-3j (mmol/L (mg/dL))† Plasma 72g-2j (mmol/L (mg/dL))†

Puasa ≥5.0 (90) ≥5.8 (105) ≥5.8 (105) <7.0 (126) ≥5.3 (95) ≥5.3 (95)

Jam

Pertama

≥9.2 (165) ≥10.6 (190) ≥10.6 (190) ≥10.0 (180) ≥10.0 (180)

Jam

Kedua

≥8.1 (145) ≥9.2 (165) ≥9.2 (165) >7.8 (140), ≤11.1 (200)

≥8.6 (155) ≥8.6 (155)

Jam

Ketiga


(24)

2.8 Komplikasi

Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada ibu.

Komplikasi janin termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal, kematian perinatal, kelainan bawaan, hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia, dan sindrom gangguan pernapasan. Makrosomia, yang didefinisikan sebagai berat lahir> 4.000 g, terjadi pada 20-30% bayi yang ibunya menderita GDM. Faktor-faktor lain yang dapat diperlihat pada ibu yang memicukan peningkatan insiden kelahiran janin makrosomia termasuk hiperglikemia, Body Mass Index (BMI) tinggi, usia yang lebih tua, multiparitas. Dengan ini, kasus makrosomia dapat menyebabkan untuk morbiditas janin meningkat sewaktu dilahirkan, seperti distosia bahu, dan meningkatkan risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipoglikemia neonatal dapat terjadi dalam beberapa jam setelah dilahirkan . Hal ini adalah karena ibu yang hiperglikemia dapat menyebabkan janin hiperinsulinemia Komplikasi jangka panjang pada janin dengan ibu GDM termasuk peningkatan risiko intoleransi glukosa, diabetes, dan obesitas.

Komplikasi pada ibu GDM meliputi hipertensi, preeklampsia, dan peningkatan risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipertensi ini mungkin terkait dengan resistensi insulin. Oleh karena itu, intervensi yang menunjukkan peningkatkan sensitivitas insulin dapat membantu mencegah komplikasi ini. Selain itu, wanita dengan riwayat GDM memiliki peningkatan risiko diabetes setelah kehamilan dibandingkan dengan populasi umum, dengan tingkat konversi hingga 3% per tahun.


(25)

2.9 Penatalaksanaan

2.9.1. Manajemen Farmakalogi

 Insulin adalah terapi farmakologis yang paling konsisten yang telah ditunjukkan untuk mengurangi morbiditas janin ketika ditambahkan dengan evaluasi Terapi Nutrisi Medis (MNT). Pemilihan kehamilan untuk terapi insulin dapat didasarkan pada ukuran glikemia ibu dengan atau tanpa penilaian karakteristik pertumbuhan janin. Ketika kadar glukosa ibu digunakan, terapi insulin dianjurkan ketika MNT gagal untuk mempertahankan glukosa dipantau berdasarkan kadar glukosa berikut:

 Glukosa darah puasa seluruh : ≤ 95 mg / dl (5,3 mmol / l)

 Glukosa plasma puasa : ≤ 105 mg / dl (5,8 mmol / l) atau

 Glukosa darah postprandial 1-jam keseluruhan : ≤ 140 mg / dl (7,8 mmol / l)

 Glukosa 1-jam postprandial plasma : ≤ 155 mg / dl (8,6 mmol / l) atau

 Glukosa darah postprandial 2-jam keseluruhan: ≤ 120 mg / dl (6,7 mmol / l)

 Glukosa postprandial plasma 2-jam : ≤ 130 mg / dl (7,2 mmol / l)

 Insulin harus digunakan bila insulin yang diresepkan, dan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri Harian (SMBG) harus dibimbing dan waktu dosis regimen insulin. Penggunaan insulin analog belum cukup teruji di GDM.

 Pengukuran lingkar perut janin awal pada trimester ketiga dapat mengidentifikasi sebagian besar bayi tanpa risiko kelebihan makrosomia dengan tidak adanya terapi insulin ibu. Pendekatan ini telah diuji terutama pada kehamilan dengan ibu kadar glukosa serum puasa <105 mg / dl (5,8 mmol / l).

 Agen penurun glukosa oral secara umum tidak dianjurkan selama kehamilan. Namun, dalam satu percobaan klinis yang membandingkan penggunaan insulin dan glyburide pada wanita dengan GDM menunjukkan


(26)

ia tidak mampu memenuhi tujuan glikemik pada MNT . Semua pasien berada di luar trimester pertama kehamilan di inisiasi terapi. Glyburide tidak disetujui FDA untuk pengobatan GDM dan studi lebih lanjut diperlukan dalam populasi pasien yang lebih besar untuk membukti keamanannya.

2.9.2. Manajemen Non-Farmakalogi

 Semua wanita dengan GDM harus mendapat konseling gizi, oleh seorang ahli diet terdaftar bila mungkin, sesuai dengan rekomendasi oleh American Diabetes Association. Individualisasi terapi nutrisi medis (MNT) tergantung pada berat badan ibu dan tinggi dianjurkan. MNT harus mencakup penyediaan kalori dan nutrisi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan dan harus konsisten dengan tujuan glukosa darah ibu yang telah ditetapkan. Diet kurang kalori dapat digunakan bagi tahap sedang.

 Untuk wanita gemuk (BMI> 30 kg / m 2). Pembatasan kalori 30-33% (25 kkal / kg berat aktual per hari) telah terbuktikan dapat mengurangi hiperglikemia dan kadar plasma trigliserida tanpa menunjukkan peningkatan pada ketonuria. Pembatasan karbohidrat untuk 35-40% dari kalori telah terbukti menurunkan kadar glukosa ibu dan membaikan kondisi ibu dan janin

 Program latihan fisik yang sedang telah terbukti dapat menurunkan konsentrasi glukosa ibu pada wanita dengan GDM. Meskipun dampak latihan komplikasi neonatal menunggu uji klinis yang ketat, efek penurun glukosa menguntungkan menjamin rekomendasi bahwa perempuan tanpa kontraindikasi medis atau obstetri didorong untuk memulai atau melanjutkan program latihan sederhana sebagai bagian dari pengobatan untuk GDM.

 GDM tidak dengan sendirinya merupakan indikasi untuk kelahiran certio cesearan atau untuk partus sebelum 38 minggu kehamilan. Perpanjangan masa kehamilan 38 minggu meningkatkan risiko makrosomia janin tanpa


(27)

mengurangi tingkat bedah caesar, sehingga melahirkan janin pada minggu 38 dianjurkan tetapi kondisi obstetric harus pertimbangan.

 Menyusui, seperti biasa, harus didorong pada wanita dengan GDM.

2.9.3. Monitor / Surveilans (Antenatal Care)

 Surveilans metabolik ibu harus diarahkan dalam mendeteksi hiperglikemia parah cukup untuk menentukan kadar risiko efek pada janin. Pemantauan diri glukosa darah harian (SMBG) tampaknya lebih unggul mengetahui kadar gula darah yang benar. Bagi wanita yang diobati dengan insulin, bukti-bukti terbatas menunjukkan bahwa pemantauan postprandial lebih unggul dari pemantaun preprandial.

 Pemantauan keton urin mungkin berguna dalam mendeteksi kalori yang tidak memadai atau asupan karbohidrat pada wanita diperlakukan dengan pembatasan kalori.

 Surveilans ibu harus mencakup tekanan darah dan protein urin pemantauan untuk mendeteksi gangguan hipertensi.

 Surveilans harus dipertingkatkan bagi kehamilan berisiko tinggi kerana dapat menyebabakan kematian pada janin , terutama ketika kadar glukosa puasa melebihi 105 mg / dl (5,8 mmol / l) atau jangka masa kehamilan berlanjut. Inisiasi, frekuensi, dan teknik khusus yang digunakan untuk menilai kesejahteraan janin akan tergantung pada risiko kumulatif janin bergantung dari GDM dan kondisi medis lain / kondisi obstetri yang hadir.

 Penilaian pertumbuhan janin asimetris dengan ultrasonografi, terutama di awal trimester ketiga, dapat membantu dalam mengidentifikasi janin yang dapat manfaat dari terapi insulin ibu.


(28)

 ADA merekomendasikan semua wanita dengan GDM harus diskrining untuk intoleransi glukosa dari pada minggu ke enam sampai ke dua belas setelah melahirkan. Pada wanita yang mendapat kelainan pada kadar glukosa darah selama kehamilan memiliki risiko terbesar untuk mendapat intoleransi glukosa postpartum. Semua wanita dengan riwayat gestational diabetes harus dididik tentang modifikasi gaya hidup dan risiko akibat resistensi insulin.

 Jika hasil pada minggu ke enam setelah melahirkan janin menunjukkan gangguan glukosa puasa atau toleransi, pasien harus diuji ulang setiap tahun. Semua wanita dengan GDM harus menerima intensif terapi dan latihan program individu ditentukan karena mereka mempunyai risiko tinggi terkena diabetes. Mereka perlu dirujukan pada para medis dengan keahlian dalam pendidikan dan perawatan diabetes dewasa untuk wanita dengan kelainan kadar glukosa pada postpartum.


(29)

2.10. Prognosis

Kehamilan kedua dalam waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang mempunyai GDM memiliki tingkat kekambuhan tinggi. Wanita didiagnosa dengan GDM memiliki peningkatan risiko terkena diabetes melitus di masa depan.

Wanita yang membutuhkan insulin pengobatan sewaktu kehamilan kerana didiagnosa dengan GDM mempunyai risiko tinggi untuk mendapat diabetes kerana telah mempunyai antibodi yang terkait dengan diabetes (seperti antibodi terhadap dekarboksilase glutamat, islet sel antibodi dan / atau antigen insulinoma-2), berbanding wanita dengan dua kehamilan sebelumnya dan pada wanita yang gemuk.

Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola gestational diabetes memiliki resiko 50% terkena diabetes dalam lima tahun ke depan. Tergantung pada populasi yang diteliti, kriteria diagnostik dan panjang tindak lanjut, risiko dapat bervariasi sangat besar. Risiko tampaknya tertinggi dalam 5 tahun pertama, mencapai dataran tinggi setelahnya. Penelitian lain menemukan risiko diabetes setelah GDM lebih dari 25% setelah 15 tahun.

Ada data statistik terhadap risiko kondisi lain pada wanita dengan GDM, dalam studi Perinatal Yerusalem, 410 dari 37.962 pasien dilaporkan telah GDM, dan ada kecenderungan lebih mendapat kanker payudara dan kanker pankreas , tetapi lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU

Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)

 Faktor Risiko

 Komplikasi


(31)

3.2 Defenisi Operasional

 Diabetes mellitus gestasional (GDM) :

Didefinisikan sebagai derajat apapun intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan.

 Faktor Risiko : Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadi suatu penyakit atau faktor-faktor yang dapat memperberatkan lagi penyakit tersebut.

 Komplikasi : Merupakan sesuatu yang dapat memburukkan lagi kondisi pasien kalau tindakan medis tidak diberkan atau lain kata kalau penyakit tersebut tidak dapat ditanganni pada tahap awal lagi.

 Antenatal Care : Perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun

bayinya dengan alan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasin yang dapat

mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.

 Mahasiswa : Adalah yang mengikuti program studi kedokteraan di Fakultas Kedokteraan, USU dalam angkatan 2008.

 Pengetahuan : Ilmu tentang diabetets mellitus gestational mengenai faktor risiko, komplikasi dan antenatal care yang perlu diberkan


(32)

pada ibu hamil.

3.3 Cara Ukur : Wawancara

3.4 Alat Ukur : Kuesioner, dengan pertanyaannya sebanyak 20 soalan.  Mahasiswa yang menjawab dengan benar/tepat

diberi skor 2.

 Mahasiswa yang menjawab dengan salah/tidak tepat diberi skor 1

3.5 Kategori : Dengan memakai skala pengukuran Menurut Arikunto (2006), yaitu :

 Baik, bila jawaban responden benar 76-100% dari total nilai angket pengetahuan.

 Cukup, bila jawaban responden benar 60-75% dari total nilai angket pengetahuan.

 Kurang, bila jawaban responden benar < 60% dari total nilai angket pengetahuan.


(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, cross sectional yaitu studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi maupun hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit atau karakteristik terkait kesehatan lainnya secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada satu saat.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan, propinsi Sumatera Utara.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama 6 bulan yaitu mulai dari penentuan judul proposal, menyusun proposal hingga seminar hasil yang berlangsung dari bulan Februari 2011 hingga November 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, angkatan tahun 2008.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi mahasiswi.

n = N 1+N(d²) n = jumlah sampel


(34)

N = jumlah populasi

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relative adalah sebesar 5%, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 204 orang sampel. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan memaharata pada mahasiswa FK USU secara umum.

Mahasiswi angkatan 2008:417 orang

n = 417 1 + 417(0,05²) n = 204

Jadi sekurang-kurangnya 204 siswa diperlukan untuk mengikuti penelitian ini.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket berupa kuisioner yang dibagikan kepada responden yang berisi 20 pertanyaan tentang faktor risiko, komplikasi dan antenatal pada ibu hamil.

4.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuisioner.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak universitas yang berhubungan dengan jumlah mahasiswi angkatan 2008 di fakultas tersebut.


(35)

4.4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah angket yang berupa kuesioner (daftar pertanyaan) yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variable-variabel yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian iaitu untuk melihat tingkat pengetahuan di kalangan mahasiswi Fakultas Kedokteran USU. Informed Consent akan diberi bersamaan dengan kuisioner tersebut yang akan menjelaskan tujuan dilakukan penelitian. Pengisian kuesioner oleh mahasiswi akan dilakukan secara langsung, sambil diperhatikan peneliti untuk memastikan tidak ada kecurangan yang berlaku. Data yang diperoleh akan dianalisa, setelah kuisioner dikembalikan oleh mahasiswi kepada peneliti.

4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

Kuisioner yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan menggunakan rumus:

R = N (∑xy)-(∑x∑y)


(36)

Uji Reliabilitas

Kuisioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya dengan

menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan rumus: k

k ∑ S = 1

α = 1- k- 1 ST²

α = koefisien alpha

k = banyaknya butir pertanyaan Sᵢ² = ragam skor butir pertanyaan ke-i ST² = ragam skor total

4.5. Metode Analisis Data

Data dari setiap responden akan dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS (Statistical product and service solution) versi 17. Data hasil akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, yang berlokasi di jalan dr.Mansyur No.5 Medan, Indonesia di mana Fakultas ini merupakan salah satu Fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan.

Fakultas ini menerima mahasiswa baru sebanyak 400 lebih orang setiap tahunnya . Mahasiswa akan mempelajari teori dari semester satu hingga ke semester tujuh dan seterusnya memasuki kepaniteraan klinik senior yaitu kuliahnya tidak di kampus lagi bahkan dapat merawati pasien pada semester delapan sehingga semester keduabelas. Tambahan lagi, pada fase teori, mahasiswa juga akan mengikuti praktikum, skill lab dan juga tutorial. Mahasiswa akan mempelajari 16 blok yang utama sebelum memasuki fase kepaniteraan klinik senior. Pada semester ketiga, mereka akan mempelajari tentang obstretik dan ginekologi pada blok reproduksi dan blok growth and development. Pada semester ini kuliah mengenai gestasional diabetes akan diberikan oleh dosen obstretik dan ginekologi selama 2 jam bersama dengan topik-topik lain pada kuliah kehamilan dengan penyakit endokrin.


(38)

5.1.2 Distribusi tentang Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Pada penelitian ini,dalam lembar kuesioner ada ditanyakan pengetahuan responden. Data lengkap bila didistribusikan berdasarkan pengetahuan tentang diabetes gestasional.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.1. di atas, dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menjawab dengan kurang baik ialah 89 orang dengan persentase 43,6% yang berbanding yang cukup baik ialah 83 orang dengan persentase 40,7%. Dengan ini jelas menunjukkan lebih banyak mahasiswa fakultas kedokteraan USU stambuk 2008 mempunyai pengetahuan kurang baik mengenai kasus GDM.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 32 15,7

Cukup Baik 83 40,7

Kurang Baik 89 43,6


(39)

5.1.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pertanyaan Pada penelitian ini,dalam lembar kuesioner ditanyakan responden pengetahuan tentang keputihan. Data lengkap didistribusikan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pertanyaan

Pertanyaan Tipe Jawaban Frekuensi

(n)

Persentase (%)

1. Apakah yang dimaksudkan dengan gestasional diabetes mellitus (GDM) menurut WHO?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

46 158

22,5 77,5 2. Berapakah persentase kelebihan

berat badan hamil dari berat badan ideal yang bisa

meningkatkan risiko seorang ibu mendapat GDM?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

76 128

37,3 62,7

3. Ibu hamil yang mempunyai ______________ mendapat risiko tinggi menderita GDM.

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

135 69

66,2 33,8 4. Ibu hamil yang digolongkan

dalam kelompok risiko tinggi mendapat GDM terdiri dari kriteria berikut…

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

142 62

69,6 30,4


(40)

5. Ibu hamil yang digolongkan dalam kelompok risiko sedang mendapat GDM terdiri dari kriteria berikut…

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

25 179

12,3 87,7

6. Ibu-ibu yang mempunyai riwayat berikut mempunyai risiko tinggi mendapat GDM…

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

41 163

20,1 79,9

7. Apakah gejala klinis yang tampak pada ibu GDM?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

59 145

28,9 71,1 8. Kadar gula darah puasa yang

normal bagi wanita hamil menurut WHO adalah...

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

59 145

28,9 71,1 9. Apakah pemeriksaan GOLD

standard bagi kasus GDM?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

51 153

25,0 75,0 10. Komplikasi yang sering

dijumpai pada janin dari ibu GDM adalah…

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

40 164

19,6 80,4 11. Kelainan kongenital merupakan

salah satu komplikasi yang bisa dijumpai pada janin dengan ibu GDM. Kelainan konginetal yang sering dijumpai pada janin adalah…

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

107 97

52,5 47,5


(41)

12. Janin pada ibu GDM mungkin mengalami komplikasi

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

20 184

9,8 90,2

13. Apakah komplikasi yang sering terjadi pada ibu GDM?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

3 201

1,5 98.5 14. Ibu dengan risiko tinggi

disarankan memeriksa gula darahnya pada kehamilan minggu ke berapa ?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

45 159

22,1 77,9

15. Ibu dengan risiko sedang disarankan melakukan tes gula darah pada minggu kehamillan ke berapa?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

103 101

50,5 49,5

16. Berapa persentase pembatasan gizi karbohidrat dari kalori ibu dapat menurukan kadar glukosa darah ibu?\

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

34 170

16,7 83,3 17. Apakah tindakan selanjutnya

kalau Terapi Nutrisi Medis tidak dapat membantu ibu hamil mengontrol kadar gula

darahnya?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

36 168

17,6 82,4

18. Insulin mula diberikan kepada ibu GDM apabila glukosa darah puasanya…

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

43 161

21,1 78,9


(42)

19. Ibu dengan riwayat GDM disaran melakukan tes skrining pada minggu keberapa setelah melahirkan anak?

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

43 161

21,1 78,9 20. Ibu yang menunjukan tes positif

pada tes gula darah setelah terminasi kehamilan dianjurankan…

Jawaban Benar : Jawaban Salah :

57 147

27,9 72,1


(43)

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan tentang gestasional diabetes mellitus (GDM) di kalangan mahasiswa angkatan 2008 di Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari 2011 dan didapatkan 204 responden dengan dengan menggunakan kuesioner .

Pertanyaan 1 menanyakan definsi gestational diabetes mellitus (GDM) menurut World Health Organisation (WHO) 2011. Pertanyaan ini dibuat sekadar hanya untuk memberikan pengenalan pada kasus yang telah dibahas dalam penelitian ini kepada mahasiswa sebelum menjawab paertanyaan-pertanyaan berikutnya.

Pertanyaan no. 2, 3, 4, 5 dan 6 menilai pengetahuan mahasiswa tentang faktor risiko bagi kasus GDM. Secara keseluruhan, lebih banyak mahasiswa telah menjawab pertanyaan no 3 dan 4 dengan benar sedangkan pertanyaan no 2, 5 dan 6 banyak mahasiswa memberikan jawaban yang salah. Ini kerana pertanyaan no 3 dan 4 merupakan faktor risko yang sering tampak pada kasus gestasional diabetes dan juga merupakan jawaban lebih logis mengenai faktor risko berbanding pertanyaan no 2, 5 dan 6 yang faktor risikonya mahasiswa tidak ingat lagi.

Pertanyaan 2 telah diambil dari buku Diabetology of Pregnancy vol 17 yang menyatakan suatu jurnal berjudul A Prospective Study of Pregravid Determinants of Gestational Diabetes Mellitus JAMA 1997 telah melakukan penelitian mengenai hubungan Body Mass Index(BMI) dengan GDM. Menurut hasil penelitiannya, wanita dengan BMI lebih dari 30 mempunyai risiko mendapat GDM tiga kali ganda berbanding wanita yang BMI 20 atau lebih rendah dari itu.

Seterusnya pertanyaan no. 3, 4, 5 dan 6, teorinya telah diambil dari

Journal Clinical Diabetes January 2005Vol 23 tambahan lagi faktor-faktor risiko GDM ini juga telah dirilis oleh American Diabetic Association (ADA). Pertanyaan no 3 menjelaskan polihidramnion adalah salah satu faktor risiko pada


(44)

pasien GDM. Menurut jurnal Clinical Obstetric & Gynecology June 1997 Vol 40, 20% kasus polihidramnion sering dihubungkan dengan anamoli janin termasuk 40% pada sistem gastrointestinal, 26 % pada sistem saraf pusat dan 22 % pada sistem kardiovaskular serta 13 % kelanian genitourinari. Diantara kasus-kasus polihidramnion, kehamilan multipel terjadi pada 7,5%, 5% adalah karena GDM, dan 8,5% sisanya karena penyebab lain.

Seterusnya pertanyaan no 4 adalah mengenai salah satu kriteria ibu hamil yang digolongkan dalam kelompok risiko tinggi mendapat GDM yang telah diriliskan oleh ADA ialah riwayat keluarga yang menderita diabetes tipe 2. Pada studi yang dilaksanakan oleh O'Reilly MW, Avalos G, Dennedy MC, O'Sullivan EP, Dunne F. Atlantic DIP: high prevalence of abnormal glucose tolerance post partum is reduced by breast-feeding in women with prior gestational diabetes mellitus. Eur J Endocrinol. Dec 2011 telah menyimpulkan bahwa ibu yang menggunakan insulin sewaktu kehamilan, etnis non-Eropa, riwayat keluarga diabetes mellitus tipe 2, dan indeks massa tubuh meningkat (BMI) adalah faktor yang terkait dengan disglikemia persisten pada wanita yang memiliki diabetes mellitus gestasional.

Pertanyaan no 5 pula menanyakan tentang kriteria kelompok risiko sedang mendapat GDM menurut ADA. Ibu dari kelompok etnis risiko tinggi yaitu populasi Afrika-Amerika, Hispanik dan Asia memasuki kelompok risiko sedang. Menurut studi yang telah dilakukan oleh Spong CY, Guillermo L, Kuboshige J, Cabalum T. Recurrence of gestational diabetes mellitus: identification of risk factors. Am J Perinatol. Jan 1998 dalam populasi Afrika-Amerika, Hispanik, dan Asia, kejadian ini 5-8%. Dalam populasi berisiko tinggi, risiko kekambuhan pada kehamilan seterusnya telah dilaporkan setinggi 68%. Selain itu, sekitar sepertiga akan berkembang menajadi diabetes mellitus yang nyata dalam waktu 5 tahun setelah partus memiliki risiko hampir kira-kira 50%.


(45)

Pertanyaan no 6 adalah mengenai riwayat ibu hamil dan kaitannya dengan GDM. Ibu hamil dengan riwayat melahirkan anak lahir mati mempunyai risiko tinggi untuk mendapt GDM. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sedigheh Soheilykhah, Mahdie Mogibian, Sodabeh Rahimi-Saghad, Maryan Rashidi, Saedeh Soheilykhah, Maryam Piroz : Incidence of gestational diabetes mellitus in pregnant women. Iranian J of Reproductive Medicine Vol 8, Jan 2010

menyatakan terdapat peningkatan insidensi wanita hamil di Iran yang menderita GDM yang mempunyai riwayat melahirkan anak lahir mati, makrosomia, dan megamalmi aborsi serta mempunyai riwayat GDM.

Pertanyaan no 7, 8, dan 9 menilai pengetahuan mahasiswa tentang diagnosa yang perlu ditegakan untuk menetukan kasus gestasional diabetes. Bagi ketiga pertanyaan, lebih banyak mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan salah. Ini kerana mahasiswa sering mengabaikan kasus GDM dan memberikan lebih kepentingkan kepada kasus diabetes melitus sehingga tidak tahu diagnosa yang benar bagi kasus GDM.

Bagi pertanyaan no 7 literatur yang digunakan adalah dari

MedlinePlus.com yang koten situs webnya terakreditasi oleh American Accreditation HealthCare Commission (ADAM). Pertanyaan no 7 adalah gejala klinis yang tampak pada kasus GDM, salah satu gejala khas pada ibu GDM adalah terdapat penurunan berat badan walaupun nafsu makan ibu itu meningkat. Salah satu fungsi insulin adalah untuk merangsang nafsu makan, yang berarti bahwa tingkat insulin yang lebih tinggi mengarah ke kelaparan meningkat. Jika sel tidak dapat menggunakan insulin, tingkat glukosa dalam darah akan terus meningkat, sehingga tubuh mengunakan lemak adipose dan di otot sebagai cara untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk sel-sel. Wanita hamil dapat menurunkan berat badan sebagai jaringan ini menyusut serta merasa terus-menerus lelah atau lesu, karena tindakan ini menyebabkan tubuh untuk menggunakan lebih banyak energi.


(46)

Pertanyaan no 8 dan 9 merupakan berdasarkan uji diagnostik yang telah disarankan oleh WHO. Pertanyaan no 8 adalah gula darah puasa bagi wanita hamil yang telah ditetapkan oleh WHO ialah >126mg/dl yang banyak digunakan di negara-negara di luar Amerika Utara, berdasarkan Tes Toleransi Glukosa Oral (OGTT) -75g Jam 2. Nilai ini juga digunakan oleh ADA.

Pertanyaan no 9 mengenai GOLD standard bagi kasus ini. Walaupun metode terbaik untuk skrining untuk GDM terus menjadi kontroversial. Tes Toleransi Glukosa Oral-75g Jam 2 merupkan GOLD standard bagi wanita yang hamil dan juga bagi wanita dewasa yang tidak hamil.

Pertanyaan no. 10, 11, 12, dan 13 menilai pengetahuan mahasiswa tentang komplikasi yang tampak pada bayi dan juga ibu yang menderita GDM. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pertanyaan no. 10 dan 11 lebih banyak mahasiswa manjawab pertanyaannya dengan benar berbanding pertanyaan lain. Hal ini kerana pertanyaan no 11 itu agak mudah dan jelas GDM tidak bisa menyebabkan sindroma down, suatu penyakit kongenital yang berlaku karena kelainan pada kromosom 21 yang diturunkan secara genetik.

Literatur yang telah menjadi rujukan untuk membetuk pertanyaan-pertanyaan 10, 11, dan 12 adalah dari bahasan Dr. Nam-Han Cho, Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For Clinical Epidemiology dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea. Pertanyaan no 10 menanyakan komplikasi yang paling sering dijumpai pada janin ibu GDM. Menurut National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health

prevelansi untuk setiap setiap 100 kelahiran, bagi kelainan kongenital di jantung (transposisi arteri utama, defek septum ventricular(VSD), defek septum artial(ASD) dan hipertrophi septum assimetrik) adalah 3,0-10,0.


(47)

Pertanyaan no 11 juga mengenai komplikasi yang bisa tampak pada janin. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Nam-Han Cho, Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For Clinical Epidemiology dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea, kira-kira 5,3% janin menderita disgenesis kaudal manakala atresia intestinum kira-kira 2,6%.

Pertanyaan no 12 menguji pengetahuan mahasiswa mengenai komplikasi yang sering tampak pada janin yang gangguan sistem saraf pusat. Dr.Nam telah membahas dalam penelitiannya kira-kira 18,4 % kasus GDM, janinnya menderita gangguan saraf pusat.

Pertanyaan no 13 pula teorinya telah diambil dari A Practical Manual of Diabetes In Pregnancy, oleh David R. McCance, Micheal Maresh dan Davis A. Sacks dengan tahun publikasi 2010. Komplikasi yang sering terjadi pada ibu GDM ialah melahirkan bayi dengan distosia bahu kerana GDM ialah 23.5%, seterusnya diikuti oleh melahirkan bayi makrosomia yaitu ≥ 4,5kg ialah 7,3%, 4.3% secara sesio cesarean dan terakhirnya 1.7% menyebabkan mortilitas perinatal .

Terakhirnya, pertanyaan no 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20 merupakan pertanyaan-pertanyaan yang menilai pengetahuan mahasiswa mengenai antenatal care yang perlu disarankan dan dilakukan pada ibu dengan GDM. Bagi semua pertanyaan, lebih banyak mahasiswa telah memberikan jawaban yang salah. Hal ini karena mahasiswa tidak ingat lagi mengenai GDM yang terakhir kali kuliahnya telah diberikan pada semester ke-3. Selaras itu, kebanyakkan mahasiswa mula menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir dengan kondisi terburu-buru kerana terlalu banyak pertanyaannya yang perlu dijawab serta menjadi cemas apabila kebanyakan pertanyaannya tidak ingat lagi jawabannya walaupun telah mengikuti kuliah mengenai GDM.


(48)

Pertanyaan no 14 dan 15 adalah berdasarkan American College of Obstetric and Gynecologist (ACOG). Pertanyaan no 14 adalah mengenai skiring yang perlu dilakukan bagi ibu yang berada pada risiko tinggi mendapat GDM ialah sejurus setelah konfirmasi kehamilan. Skiring ini juga telah disarankan oleh

Fourth International Workshop-Conference.

Pertanyaan 15 juga telah disarankan oleh ACOG dan ADA dimana bagi ibu risiko sedang disarankan melakukan skrining pada minggu kehamilan 24 – 28 kecuali pada ibu hamil yang berada risiko rendah, tidah disarankan skrining. Data ini telah dikeluarkan oleh Cutchie W, Simmons D, Cheung NW.: Comparision of international and New Zealans guidelines fore the care of pregnant women with diabetes. Diabet Med 2006.

Bagi pertanyaan no 16 dan 17, soalannya berdasarkan literatur Clinical Diabetes January 2005 Vol 23 yang telah diterbitkan oleh ADA. Pertanyaan no 16 mengenai pembatasan gizi kadbohidrat dari kalori ibu dapat menurukan glukosa darah ibu. Berdasarkan jurnal Nutritional Management of Gestational Diabetes and Nutritional Management of Women With a History of Gestational Diabetes

1999 Vol 17 oleh Deborah Thomas-Dobersen telah merangkupkan 35 %- 40 % adalah batasan kadbohidrat yang perlu disarankan pada kasus GDM. Tambahan lagi, pada pembahasan jurnal ini juga telah menyatakan tidak semua wanita dengan GDM yang sama untuk merespon batasan karbohidrat , konsumsi karbohidrat secara sederhana (tidak kurang dari 50% kalori) didistribusikan di antara 3 porsi kecil makan bersama 3 porsi snack .Ini dapat membantu untuk mengurangi sampai 45% dari kalori.

Pertanyaan no 17 adalah mengenai tindakan selanjutnya jika terapi nutrisi medis(MNT) tidak efektif dalam penurunan kadar gula darah. Terapi insulin diberikan apabila MNT tidak bisa menurukan gula darah pasien. Terdapat suatu penelitian yang telah dilakukan berhubungan pemberian insulin kepada kasus GDM, pada akhir penelitian jelas dengan pemberian insulin dapat mengurangi


(49)

kadar makrosomia, sesio cesarean, distosia bahu, dan komplikasi system pernafasan pada janin. Penelitian ini telah dilakukan oleh Langer O, Rodriguez DA, Xenakis E, Mcfarland MB, Berkus MD, Arredondo F : Intensified versus conventional management of gestational diabetes. Am Juornal Obestet Gynecol 1994.

Pertanyaan no 18, 19 dan 20 juga berdasarkan terapi anteranatal care tang telah disarankan oleh ADA yang telah diterbitkan di jurnal Diabetes Care,

January 2003 Vol 26. Pertanyaan no 18 menanyakan kapan perlu dimulai terapi insulin mengikut kadar gula darah puasanya. Menurut jurnal Diabetst Care January 2003 Vol 26 atau lain kata menurut ADA, telah menyarankan apabila gula darah puasa > 128 mg/dl.

Pertanyaan no 19 mengenai tes skrining pada minggu keberapa setelah melahirkan anak. Bagi pasien GDM sering mengambaikan untuk terus melakukan tes skrining gula darahnya setalah melahirkan anak, ADA telah menyarankan untuk melakukan tes skrining pada miggu ke 6 – 12 setelah melahirkan bayi.

Report of Expert Committee on Diagnosis and Classification of Diabtes Mellitus 2003 juga telah memberikan pendoman mengenai tes skrining yang dilakukan setalah partus.

Pertanyaan no 20 berkaitan dengan terapi yang dianjurkan apabila tes OGTT menunjukkan positif setelah terminasi kehamilan. Menurut Report of Expert Committee on Diagnosis and Classification of Diabtes Mellitus 2003 telah menyarankan untuk memberikan terapi nutrisi medis yang intensif bersama dengan olahraga kerana ibu-ibu ini mempunyai risiko tinggi untuk mendapat diabetes.


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus gestasional pada mahasiswa FK USU stambuk 2008 adalah :

- 43,7 % pengetahuan kurang baik - 40,7% pengetahuan yang cukup baik - 15,7% pengetahuan yang baik

Pengetahuan mahasiswa tentang gestasional diabetes mellitus kurang baik, mereka tidak ingat lagi tentang penyakit ini yang telah dikuliahkan pada semester ketiga dan tidak dilakukan pengkajian ulang pada setelah blok reproduksi

Berdasarkan frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa mengikut pertanyaan. - Pertanyaan no 13 yiatu ’Apakah komplikasi yang sering terjadi pada ibu

GDM’, 98.5% mahasiswa telah memberikan jawaban salah.

- Pertanyaan no 12 yaitu ’Komplikasi lain yang bisa berlaku pada janin dengan ibu GDM adalah’, 90.2% mahasiswa telah memberikan jawaban salah.

- Pertanyaan no 5 yaitu ’Ibu hamil yang digolongkan dalam kelompok risiko sedang mendapat GDM terdiri dari kriteria berikut…’, 87.7% telah memberikan jawaban yang salah.

Kelemahan pada penelitian :

- Kebanyakan mahasiswa telah menjawab pertanyaan-pertanyaan di kuosiner secara terburu-buru kerana terbatasnya waktu.


(51)

6.2 Saran

a) Diperlukan penekanan pada kasus diabetes mellitus gestasional dengan menjadikannya sebagai kasus tutorial supaya mahasiswa dapat sadar bahwa kasus ini sangat penting.

b) Perlu tindakan-tindakan untuk memastikan pengulangan pelajaran tentang diabetes mellitus gestasional tersebut.

c) Kebanyakan mahasiswa tidak memasuki kuliah diabetes mellitus gestasional kerana merasakan topiknya kurang menarik maka disarankan dosen untuk mengkuliahkan topik ini kepada mahasiswa dengan cara pengajaran yang lebih menarik.

d) Mahasiswa juga disarankan untuk memberikan lebih perhatian pada faktor-faktor risiko dan komplikasi bagi kasus GDM semasa melakukan pengkajian ulang.

e) Mahasiswa juga disarankan untuk mengambil insiatif sendiri untuk membaca jurnal-jurnal gestational diabetes yang sering diterbitkan oleh ADA dan tidak hanya bergantung dengan bahan-bahan kuliah saja sebagai bahan rujukan.

f) Ketika memberi kuesioner dipastikan bahwa situasi responden baik dan tidak terburu-buru menjawab kuesioner tersebut.

g) Dianjurkan bagi penelitian seterusnya, ditambahkan karakteristik mahasiswa seperti jenis kelamin, dan IPK mahasiswa untuk mendapat hasil yang lebih akurat.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2009. Gestational diabetes mellitus. Diabetes Care, 45(1):234-235.

American Diabetes Association .2008. Executive Summary: Standards of Medical Care in Diabetes . Diabetes Care, 46(1): 234-237.

American Diabetes Association, 1999. Gestational diabetes mellitus. Diabetes Care. Uppl, 22(2):174-S76.

Arikunto,S.2006. Presedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik, Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Carr, D.B. , Newton, K.M., Utzscneider, K.A. , et al. 2008. Modestly elevated glucose levels during pregnancy are associated with a higher risk of future diabetes among women without gestational diabetes mellitus. Diabetes Care, 43(2):124-125.

Catherine, Kim, Diana, K., Breger, Chamany, S., May 2007. Recurrence of Gestational Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 30(2):404-406.

Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.2003. Report of the expert committee on the diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care, 26(3):321-333.

Cutchie W, Simmons D, Cheung NW.: Comparision of international and New Zealans guidelines fore the care of pregnant women with diabetes. Diabet Med 2006.: 10-12


(53)

David, R., McCance, Maresh.M., David, A., 2010. A Practical Manual Of Diabetes In Pregnancy. 1st ed. London, Blackwell Publishing Ltd:44-46.

Deborah, T, 1999. Nutrutional Management of Gestational Diabetes and Nuttional Management of Women With a History of Getational Diabetes : Two

Different Therapies or the Same? Vol 17 J Clinical Diabetes

Djelmis, J., Desoye, G.,Ivanisevic,M., 2005. Diabetology of Pregnancy. Frontiers in Diabetes, 17(4):1-8.

Dr. Nam-Han Cho, Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For Clinical Epidemiology dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea 2009

Engelgau MM, Herman WH, Smith PJ, et al: The epidemiology of diabetes and pregnancy in the US. Diabtes Care 1995;18:1029

Kim. C ., Berger ,D.K. ,Chamany. S., 2007. Recurrence of gestational diabetes mellitus. A systematic review, Diabetes Care, Volume 123(4):235-236. King, H., Aubert, R.E., Herman, W.H., 1998. Global burden of diabetes 1995– 2025. Diabetes Care, 23(2):234-235.

Kuhl, C., 1998. Etiology and pathogenesis of gestational diabetes. Diabetes Care.7th edition. Geneva, WHO:100-103.

Langer, O., Conway, D.L., Berkus, M.D., Xenakis, E., Gonzales, O., 2000. A comparison of glyburide and insulin in women with gestational diabetes mellitus. N Engl J Med, 133(4): 133-134.


(54)

Langer O, Rodriguez DA, Xenakis E, Mcfarland MB, Berkus MD, Arredondo F :

Intensified versus conventional management of gestational diabetes. Am Juornal Obestet Gynecol 1994. 52-57

O'Reilly MW, Avalos G, Dennedy MC, O'Sullivan EP, Dunne F. Atlantic DIP: high prevalence of abnormal glucose tolerance post partum is reduced by breast-feeding in women with prior gestational diabetes mellitus. Eur J Endocrinol. Dec 2011:345(5):15-17

National Diabetes Data Group. 1979. Classification and diagnosis of diabetes mellitus and other categories of glucose intolerance Diabetes, 134(1): 23-25. Nutritional Management of Gestational Diabetes and Nutritional

Management of Women With a History of Gestational Diabetes 1999 Vol 17 oleh Deborah Thomas-Dobersen: 67(3):23-29

Moise, Kenneth J. JR. MD Clinical Obstetric & Gynecology June 1997 Vol 40 23(2):20-24

Pearson, D.W. , Kernaghan, D. , Lee, R ., Penny, G.C. , 2007. Scottish diabetes in pregnancy study group. The relationship between pre - pregnancy care and early pregnancy loss, major congenital anomaly or perinatal death in diabetes mellitus .BJOG, 34(1):122-123.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia .2002. Konsensus pengelelolaan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. PB Perkeni, Jakarta: 1-19.

Sudigdo.S., Sofyan.,I., 2008. Dasar-Dasar metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. CV, Sagung Seto, Jakarta: 59-71.


(55)

Schmidt, M.I., et al., 2001. for the Brazilian Gestational Diabetes Study Group: Gestational diabetes mellitus diagnosed with a 2-h 75-g oral glucose tolerance test and adverse pregnancy outcomes. Diabetes Care, 100(3):43-44.

Sedigheh Soheilykhah, Mahdie Mogibian, Sodabeh Rahimi-Saghad, Maryan Rashidi, Saedeh Soheilykhah, Maryam Piroz : Incidence of gestational diabetes mellitus in pregnant women. Iranian J of Reproductive Medicine Vol 8, Jan 2010:124(2):12-19

Spong CY, Guillermo L, Kuboshige J, Cabalum T. Recurrence of gestational diabetes mellitus: identification of risk factors. Am J Perinatol. Jan 1998:34-37

Thomas, A., Buchanan, Anny, Xiang.H., 2005. The Journal of Clinical Investigation. Gestational Diabetes Mellitus, 115(6):23-26.

Tracy, L., Setji, M.D., Ann, J., Brown, MD., Mark N.F., 2005, Gestational Diabetes Mellitus. Clinical Diabetes, 23(2):121-125.

World Health Organization .1999. WHO Consultation: Definition,Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and Its Complications:Report of a WHO Consultation. Part 1: Diagnosisand Classification of Diabetes Mellitus. WHO/NCD/NCS/99.2. Geneva: WHO.


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus gestasional pada mahasiswa FK USU stambuk 2008 adalah :

- 43,7 % pengetahuan kurang baik - 40,7% pengetahuan yang cukup baik - 15,7% pengetahuan yang baik

Pengetahuan mahasiswa tentang gestasional diabetes mellitus kurang baik, mereka tidak ingat lagi tentang penyakit ini yang telah dikuliahkan pada semester ketiga dan tidak dilakukan pengkajian ulang pada setelah blok reproduksi

Berdasarkan frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa mengikut pertanyaan. - Pertanyaan no 13 yiatu ’Apakah komplikasi yang sering terjadi pada ibu

GDM’, 98.5% mahasiswa telah memberikan jawaban salah.

- Pertanyaan no 12 yaitu ’Komplikasi lain yang bisa berlaku pada janin dengan ibu GDM adalah’, 90.2% mahasiswa telah memberikan jawaban salah.

- Pertanyaan no 5 yaitu ’Ibu hamil yang digolongkan dalam kelompok risiko sedang mendapat GDM terdiri dari kriteria berikut…’, 87.7% telah memberikan jawaban yang salah.

Kelemahan pada penelitian :

- Kebanyakan mahasiswa telah menjawab pertanyaan-pertanyaan di kuosiner secara terburu-buru kerana terbatasnya waktu.


(2)

6.2 Saran

a) Diperlukan penekanan pada kasus diabetes mellitus gestasional dengan menjadikannya sebagai kasus tutorial supaya mahasiswa dapat sadar bahwa kasus ini sangat penting.

b) Perlu tindakan-tindakan untuk memastikan pengulangan pelajaran tentang diabetes mellitus gestasional tersebut.

c) Kebanyakan mahasiswa tidak memasuki kuliah diabetes mellitus gestasional kerana merasakan topiknya kurang menarik maka disarankan dosen untuk mengkuliahkan topik ini kepada mahasiswa dengan cara pengajaran yang lebih menarik.

d) Mahasiswa juga disarankan untuk memberikan lebih perhatian pada faktor-faktor risiko dan komplikasi bagi kasus GDM semasa melakukan pengkajian ulang.

e) Mahasiswa juga disarankan untuk mengambil insiatif sendiri untuk membaca jurnal-jurnal gestational diabetes yang sering diterbitkan oleh ADA dan tidak hanya bergantung dengan bahan-bahan kuliah saja sebagai bahan rujukan.

f) Ketika memberi kuesioner dipastikan bahwa situasi responden baik dan tidak terburu-buru menjawab kuesioner tersebut.

g) Dianjurkan bagi penelitian seterusnya, ditambahkan karakteristik mahasiswa seperti jenis kelamin, dan IPK mahasiswa untuk mendapat hasil yang lebih akurat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2009. Gestational diabetes mellitus. Diabetes Care, 45(1):234-235.

American Diabetes Association .2008. Executive Summary: Standards of Medical Care in Diabetes . Diabetes Care, 46(1): 234-237.

American Diabetes Association, 1999. Gestational diabetes mellitus. Diabetes Care. Uppl, 22(2):174-S76.

Arikunto,S.2006. Presedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik, Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Carr, D.B. , Newton, K.M., Utzscneider, K.A. , et al. 2008. Modestly elevated glucose levels during pregnancy are associated with a higher risk of future diabetes among women without gestational diabetes mellitus. Diabetes Care, 43(2):124-125.

Catherine, Kim, Diana, K., Breger, Chamany, S., May 2007. Recurrence of Gestational Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 30(2):404-406.

Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.2003. Report of the expert committee on the diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care, 26(3):321-333.

Cutchie W, Simmons D, Cheung NW.: Comparision of international and New Zealans guidelines fore the care of pregnant women with diabetes. Diabet Med 2006.: 10-12


(4)

David, R., McCance, Maresh.M., David, A., 2010. A Practical Manual Of Diabetes In Pregnancy. 1st ed. London, Blackwell Publishing Ltd:44-46.

Deborah, T, 1999. Nutrutional Management of Gestational Diabetes and Nuttional Management of Women With a History of Getational Diabetes : Two

Different Therapies or the Same? Vol 17 J Clinical Diabetes

Djelmis, J., Desoye, G.,Ivanisevic,M., 2005. Diabetology of Pregnancy. Frontiers in Diabetes, 17(4):1-8.

Dr. Nam-Han Cho, Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For Clinical Epidemiology dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea 2009

Engelgau MM, Herman WH, Smith PJ, et al: The epidemiology of diabetes and pregnancy in the US. Diabtes Care 1995;18:1029

Kim. C ., Berger ,D.K. ,Chamany. S., 2007. Recurrence of gestational diabetes mellitus. A systematic review, Diabetes Care, Volume 123(4):235-236.

King, H., Aubert, R.E., Herman, W.H., 1998. Global burden of diabetes 1995– 2025. Diabetes Care, 23(2):234-235.

Kuhl, C., 1998. Etiology and pathogenesis of gestational diabetes. Diabetes Care.7th edition. Geneva, WHO:100-103.

Langer, O., Conway, D.L., Berkus, M.D., Xenakis, E., Gonzales, O., 2000. A comparison of glyburide and insulin in women with gestational diabetes mellitus. N Engl J Med, 133(4): 133-134.


(5)

Langer O, Rodriguez DA, Xenakis E, Mcfarland MB, Berkus MD, Arredondo F :

Intensified versus conventional management of gestational diabetes. Am Juornal Obestet Gynecol 1994. 52-57

O'Reilly MW, Avalos G, Dennedy MC, O'Sullivan EP, Dunne F. Atlantic DIP: high prevalence of abnormal glucose tolerance post partum is reduced by breast-feeding in women with prior gestational diabetes mellitus. Eur J Endocrinol. Dec 2011:345(5):15-17

National Diabetes Data Group. 1979. Classification and diagnosis of diabetes mellitus and other categories of glucose intolerance Diabetes, 134(1): 23-25.

Nutritional Management of Gestational Diabetes and Nutritional

Management of Women With a History of Gestational Diabetes 1999 Vol 17

oleh Deborah Thomas-Dobersen: 67(3):23-29

Moise, Kenneth J. JR. MD Clinical Obstetric & Gynecology June 1997 Vol 40 23(2):20-24

Pearson, D.W. , Kernaghan, D. , Lee, R ., Penny, G.C. , 2007. Scottish diabetes in pregnancy study group. The relationship between pre - pregnancy care and early pregnancy loss, major congenital anomaly or perinatal death in diabetes mellitus .BJOG, 34(1):122-123.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia .2002. Konsensus pengelelolaan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. PB Perkeni, Jakarta: 1-19.

Sudigdo.S., Sofyan.,I., 2008. Dasar-Dasar metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. CV, Sagung Seto, Jakarta: 59-71.


(6)

Schmidt, M.I., et al., 2001. for the Brazilian Gestational Diabetes Study Group: Gestational diabetes mellitus diagnosed with a 2-h 75-g oral glucose tolerance test and adverse pregnancy outcomes. Diabetes Care, 100(3):43-44.

Sedigheh Soheilykhah, Mahdie Mogibian, Sodabeh Rahimi-Saghad, Maryan Rashidi, Saedeh Soheilykhah, Maryam Piroz : Incidence of gestational diabetes mellitus in pregnant women. Iranian J of Reproductive Medicine Vol 8, Jan 2010:124(2):12-19

Spong CY, Guillermo L, Kuboshige J, Cabalum T. Recurrence of gestational diabetes mellitus: identification of risk factors. Am J Perinatol. Jan 1998:34-37

Thomas, A., Buchanan, Anny, Xiang.H., 2005. The Journal of Clinical Investigation. Gestational Diabetes Mellitus, 115(6):23-26.

Tracy, L., Setji, M.D., Ann, J., Brown, MD., Mark N.F., 2005, Gestational Diabetes Mellitus. Clinical Diabetes, 23(2):121-125.

World Health Organization .1999. WHO Consultation: Definition,Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and Its Complications:Report of a WHO Consultation. Part 1: Diagnosisand Classification of Diabetes Mellitus. WHO/NCD/NCS/99.2. Geneva: WHO.