50 – 59 tahun 82
26,6 ≥ 60 tahun
45 14,6
Total 308
100
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa kelompok usia tertinggi penderita
karsinoma nasofaring adalah 40–49 tahun yaitu sebanyak 88 orang 28,6 diikuti dengan kelompok umur 50–59 tahun yaitu sebanyak 82
orang 26,6. Kelompok usia yang paling rendah adalah kelompok usia di bawah 30 tahun yaitu sebanyak 40 orang 13,0 diikuti dengan
kelompok usia lebih dari 60 tahun yaitu sebanyak 45 orang 14,6.
5.1.4. Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini, distribusi frekuensi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan jenis kelamin diuraikan di tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring
Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
n
Laki – laki 230
74,7 Perempuan
78 25,3
Total 308
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.2 dapat terlihat bahwa proporsi tertinggi penderita karsinoma nasofaring dijumpai pada laki–laki yaitu sebanyak 230 kasus 74,7
sedangkan perempuan dijumpai sebanyak 78 kasus 25,3.
5.1.5. Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Suku
Pada penelitian ini, distribusi frekuensi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan suku diuraikan di tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Suku
Suku n
Cina 1
0,3 Nias
4 1,3
Minang 8
2,6
Universitas Sumatera Utara
Melayu 19
6,2 Aceh
33 10,7
Jawa 69
22,4 Batak
174 56,5
Total 308
100
Tabel 5.3 menunjukkan suku yang mempunyai proporsi tertinggi adalah suku Batak yaitu sebanyak 174 orang 56,5 diikuti suku Jawa sebanyak
69 orang 22,4, suku Aceh sebanyak 33 orang 10,7 dan suku Melayu sebanyak 19 orang 6,2. Suku Cina merupakan populasi yang
terendah sebanyak 1 orang 0,3, kemudian suku Nias, 4 orang 1,3 dan suku Minang 8 orang 2,6.
5.1.6. Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Gejala Klinis
Pada penelitian ini, distrubusi frekuensi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan gejala klinis ditunjukkan pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Gejala Klinis
Gejala Klinis n
Gangguan pada Telinga 211
68,5 Gangguan pada Hidung
209 67,9
Pembesaran Kelenjar Limfe 270
87,7 Gangguan pada Mata
87 28,2
Universitas Sumatera Utara
Satu pasien bisa dengan gejala klinis lebih dari satu. Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa 211 orang 68,5 dari 308 orang penderita mempunyai
gangguan pada telinga dan 209 orang 67,9 ada gangguan pada hidung. Gejala klinis yang paling banyak adalah pembesaran kelenjar limfe, 270
orang 87,7. Gangguan pada mata terdapat 87 orang 28,2, merupakan gejala klinis yang paling jarang.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring
Berdasarkan Gangguan pada Telinga Jenis
n
Berdenging 173
56,2 Pendengaran berkurang
16 5,2
Keduanya berdenging dan
pendengaran berkurang 12
3,9
Berair 5
1,6 Nyeri
2 0,6
Penuh 3
1,0 Tidak ada gangguan
telinga 97
31,5
Total 308
100
Universitas Sumatera Utara
Dari 308 orang penderita, gangguan pada telinga yang paling sering adalah telinga berdenging, 173 orang 56,2, diikuti dengan gejala pendengaran
berkurang, 16 orang 5,1. Terdapat 12 orang penderita 3,9 mempunyai kedua gejala tersebut. Gejala yang paling dijumpai adalah
pasien berasa nyeri pada telinga, 2 orang 0,6, kemudian diikuti dengan telinga terasa penuh, 3 orang 1,0 dan telinga yang berair, 5 orang
1,6. Dalam penelitian ini, 97 orang penderita 31,5 tidak ada gangguan pada telinga.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Gangguan pada Hidung
Jenis n
Sumbat 61
19,8 Berdarah
63 20,5
Keduanya Sumbat dan Berdarah 83
26,9 Nyeri
2 0,6
Tidak ada 99
32,1
Total 308
100
Dari tabel di atas dapat dibaca bahwa gejala klinis pada hidung yang paling adalah hidung berdarah epistaxis dan hidung terasa sumbat,
sebanyak 83 kasus 26,9. Terdapat 63 orang 20,5 mempunyai gejala
Universitas Sumatera Utara
hidung berdarah sahaja dan 61 orang 19,8 mendapat gejala hidung terasa sumbat sahaja. Gejala nyeri pada hidung terdapat 2 orang 0,6.
Sebanyak 99 orang 32,1 tidak ada gangguan pada hidung.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Pembesaran Kelenjar Limfe
Pembesaran KGB N
Ya 270
87,7 Tidak
38 12,3
Total 312
100
Tabel 5.7 menunjukkan 270 orang 87,7 mempunyai pembesaran kelenjar getah bening KGB. Daripada 308 kasus, 38 orang 12,3 tidak
ada pembesaran KGB.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Gangguan pada Mata
Jenis N
Ganda 41
13,3 Mata kabur
20 6,5
Mata juling 7
2,3 Buta
5 1,6
Paralise kelopak mata 5
1,6 Berbayang
3 1,0
Keduanya ganda dan mata kabur
3 1,0
Anisiokor 1
0,3 Mata bengkak
1 0,3
Proptosis 1
0,3 Tidak adagangguan
pada mata 221
71,8
Universitas Sumatera Utara
Total 308
100
Dari tabel 5.8 dapat dilihat gejala pada mata yang paling sering adalah penglihatan ganda, 41 orang 13,3, kemudian mata kabur, 20 orang
6,3. Sebanyak 3 orang penderita 1,0 mengeluhkan kedua gejala tersebut. Selanjutnya, gejala mata juling 7 orang 2,3, buta dan paralise
kelopak mata masing-masing 5 orang 1,6 dan berbayang 3 orang 1,0. Gejala yang paling jarang dijumpai terdapat tiga, yaitu anisiokor,
mata bengkak dan proptosis, masing-masing 1 orang 0,3. Dari 308 orang penderita, 221 orang 71,8 tidak mengeluh gangguan pada mata.
5.1.7. Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Stadium Penyakit