Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Ras Suku Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Gejala Klinis

Gambar 5.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin penderita KNF Pada gambar 5.2 menunjukkan bahwa selama periode 3 tahun, jenis laki- laki lebih banyak dijumpai sebesar 230 74,7 dibandingkan perempuan dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2,9:1. Hasil ini sesuai dengan sumber lain yang mengatakan bahwa keganasan ini sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 2-3:1 Ganguly et al., 2003. Penelitian lain di RSUP H. Adam Malik yaitu Lutan 2003 mendapatkan perbandingan laki-laki dan perempuan 2,3:1, Henry 2006 mendapatkan perbandingan 2,4:1, Sihotang 2007 3,4:1, Hidayat 2009 2,1:1 dan Puspitasari 2011 2,7:1. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian lain di Indonesia, seperti oleh Muyassaroh et al. 1999 di RSUP dr. Kariadi Semarang mendapatkan perbandingan 3:1. Soehartono et al 2007 di RSU dr. Syaiful Anwar Malang mendapatkan perbandingan 2,5:1.

5.2.3 Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Ras Suku

Distribusi frekuensi ras suku Juli 2008 – Juli 2011 dapat dilihat pada gambar 5.3. 230 78 Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3 Distribusi suku penderita KNF Juli 2008 – Juli 2011 Suku Batak merupakan kelompok yang terbanyak, 174 orang 56,5, dapat dilihat pada gambar di atas, diikuti suku Jawa sebanyak 69 orang 22,4 dan terendah dijumpai pada suku Cina sebanyak 1 orang 0,3. Beberapa penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan mendapatkan hasil yang hampir sama seperti Lutan 2003 mendapatkan angka 43,1 pada suku Batak, Aliandri 2007 mendapatkan 51,9 penderita suku Batak, Zahara 2007 mendapatkan penderita suku Batak sebesar 54,2, Harahap 2009 42,9, Astuty 2010 sebesar 44,4 dan Puspitasari 2011 57,1 . Sebagai bandingan dengan hasil penelitian di sentra lain di Indonesia, Hadi dan Kusuma 1997 mendapatkan suku terbanyak adalah suku Jawa 73,6 di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan Punagi 2007 di Makassar mendapatkan angka 46,7 pada suku Bugis. Perbedaan yang didapat pada penelitian ini dibandingkan dengan sentra lain mungkin dipengaruhi oleh lokasi rumah sakit dan suku terbanyak di daerah tersebut. Pada suku Batak telah ditemukan alel gen yang potensial sebagai penyebab kerentanan timbulnya KNF yaitu alel gen HLA-DRB08 Munir, 2007.

5.2.4 Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Gejala Klinis

33 174 1 69 19 8 4 Ras Suku Aceh Batak Cina Jawa Melayu Minang Nias Universitas Sumatera Utara Distribusi frekuensi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan gejala klinis ditunjukkan pada gambar 5.4. Gambar 5.4 Distribusi Gejala Klinis Penderita KNF Berdasarkan Gambar 5.4 tampak bahwa pembesaran kelenjar limfe merupakan gejala yang tersering dijumpai pada pasien KNF, sebanyak 270 orang 87,7, diikuti dengan gangguan pada telinga 211 orang 68,5 dan gangguan pada hidung, 209 orang 67,9. Gangguan pada mata mempunyai kasus yang paling jarang, 87 orang 28,2. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian lain di Medan, Nurhalisah 2009 di RSU dr. Pirngadi mendapatkan hasil 88,9 dari 108 penderita, Dharishini 2010 di RSUP Adam Malik Medan mendapatkan hasil pembesaran kelenjar limfe sebesar 66,4, merupakan keluhan utama pasien KNF. 211 209 270 87 50 100 150 200 250 300 Gangguan pada Telinga Gangguan pada Hidung Pembesaran Kelenjar Limfe Gangguan pada Mata Jum la h o ra ng Gejala Klinis Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Penderita KNF Berdasarkan Gangguan pada Telinga Dari Gambar 5.5 dilihat telinga berdenging merupakan gangguan pada telinga yang paling sering, 173 orang 56,2, diikuti dengan pendengaran melemah, 16 orang 5,2. Gejala lain seperti telinga berair, telinga terasa penuh dan telinga terasa nyeri terdapat 10 orang 3,2, paling jarang dijumpai pada penelitian ini. Terdapat 12 orang penderita 3,9 mendapat kedua gangguan telinga berdenging dan pendengaran melemah. Dalam penelitian ini, sebanyak 97 orang 31,5 tidak ada gangguan pada telinga. Menurut Dhingra 2010, tinitis dan pendengaran melemah terjadi dapat disebabkan oleh obstruksi pada tuba Eustachian. 173 16 12 5 2 3 97 Berdenging Pendengaran berkurang Keduanya berdenging dan pendengaran berkurang Berair Nyeri Penuh Tidak ada gangguan telinga Universitas Sumatera Utara Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Penderita KNF Berdasarkan Gangguan pada Hidung Gambar 5.6 menunjukkan kasus yang paling banyak terjadi adalah penderita dengan kedua gangguan pada hidung yaitu epistaksis dan hidung sumbat, 83 orang 26,9, diikuti dengan gejala epistaksis sahaja 63 orang 20,5 dan hidung sumbat sahaja 61 orang 19,8. Gejala nyeri pada hudung ada 2 kasus 0,6. Sebanyak 99 orang 32,1 tidak ada gangguan pada hidung. Gejala epistaksis timbul pada penderita KNF akibat permukaan tumor rapuh sehingga iritasi ringan dapat terjadi perdarahan Cottrill dan Nutting, 2003. Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Penderita KNF Berdasarkan Pembesaran Kelenjar Limfe 61 63 83 2 99 Sumbat Darah Keduanya Sumbat dan Darah Nyeri Tidak ada 270 38 Ya Tidak Universitas Sumatera Utara Dilihat dari Gambar 5.7 bahawa 270 orang 87,7 mendapat gangguan pada pembesaran kelenjar limfe manakala 38 orang 12,3 tidak ada gejala tersebut. Gambar 5.8 Distribusi Frekuensi Penderita KNF Berdasarkan Gangguan pada Mata Antara gangguan pada mata yang paling sering dijumpai dalam penelitian ini dapat dilihar dari Gambar 5.8, yaitu penglihatan ganda, 41 orang 13,3, diikuti dengan penglihatan kabur, 20 orang 6,5. Sebanyak 3 orang 1,0 mempunyai kedua gejala tersebut. Terdapat 26 kasus 7,4 merupakan gangguan lain seperti anisiokor, mata bengkak, proptosis, mata juling, berbayang, gangguan pada kelopak mata, tidak dapat menglihat buta, dan paralise kelopak mata. Sebagian besar, 221 orang 71,8 tidak ada gangguan pada mata. Menurut Mark 2003, kanker ini selalu menyebar ke noda limfa pada leher. Namun, antara gejala klinis pada KNF boleh terjadi paralise pada sebagian wajah penderita dan mata penderita. 41 20 7 5 5 3 3 1 1 1 221 50 100 150 200 250 Universitas Sumatera Utara

5.2.5 Distribusi Frekuensi Penderita Karsinoma Nasofaring Berdasarkan Stadium Penyakit